Beranda / Romansa / KASTA HARTA DAN CINTA / 6. Mobil Offroad Hitam

Share

6. Mobil Offroad Hitam

Penulis: Dwik Novel
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-09 10:48:20

Ayo Dayu, sedikit lagi!” kata De Arya melenyapkan lamunan Dayu. 

Gadis itu menatap pria yang berjalan di depannya. Namun, bayangan matahari yang sebentar lagi terbenam itu menyilaukan matanya. Ia tak dapat melihat wajah pria itu. 

Sesampainya di atas batu yang paling atas, De Arya membantu gadis itu berdiri, dan mereka berdua menatap matahari yang sedang terbenam. 

Lalu mereka berdua duduk diatas batu itu. 

"Entah mengapa, setiap kali aku berada disini, aku merasa seperti sudah berdiri disini lama sekali…

Dan setiap kali aku duduk disini, aku merasa kesepian, aku seperti menunggu seseorang yang tidak kunjung datang… " ucap perwira muda itu memecahkan keheningan diantara mereka.

"Apa kamu sedang berusaha merayuku?" sahut Dayu sambil melirik ke arah pria di sampingnya. 

"Tidak, bukan begitu, aku serius! aku bahkan sering bermimpi sedang berdiri disini… "

"Mimpi?" Dayu mengernyitkan alisnya.

"Iya, kembang tidur yang aneh-aneh, terkadang aku bermimpi sedang berdiri disini, terkadang aku bermimpi pergi berperang dengan menaiki kuda, he.. he… mungkin aku terlalu banyak nonton film," ujar polisi itu  sambil terkekeh kekeh. 

"Tidak semua mimpi itu bunga tidur, aku yakin beberapa diantaranya adalah sebuah isyarat," 

ucap Dayu sambil menatap pemuda itu.

Lalu pria itu beringsut, dan menghadapkan badannya ke arah gadis itu. 

“Katakan padaku, mimpi seperti apa yang merupakan sebuah isyarat?” tanyanya sambil mencondongkan badannya ke arah Dayu. Matanya tak bisa berpaling dari wajah gadis cantik itu.

“Aku…aku tidak bisa bilang sekarang, mungkin suatu hari aku akan memberitahumu,” jawab gadis itu gugup.

"Dayu, apakah kita bisa lebih sering bertemu? Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu… " 

Mendengar pertanyaan yang seperti ajakan kencan itu. Dayu hanya tertunduk. Lalu ia berkata;

"Aku bisa berteman dengan kamu, tapi tidak bisa lebih dari itu... " ucapnya dengan sangat hati-hati. 

"Mengapa? apakah karena aku orang biasa?" tanya pemuda itu dengan tenang. 

"Bukan itu, aku… aku tidak ingin berkencan dengan aparat, hidup kalian seperti selalu dalam bahaya, aku tidak nyaman dengan itu… " jawab Dayu.. 

Mendapat penolakan yang tiba-tiba, De Arya tidak mau kehilangan harga dirinya. 

"Ha..ha.. kamu terlalu serius!, aku tidak bermaksud mengajak berkencan, tapi ingin menjadikanmu teman untuk bertukar pikiran he…he, " ujar polisi itu cekikan.

Mendengar gurauan itu, seketika muka Dayu memerah. Untuk menutupi rasa malunya ia berkata;

"Oh begitu ya? Maaf, tadinya aku kira kamu ingin mengajakku berpacaran. 

Ya, maklumlah, belakangan ini memang ada beberapa pria yang mendekatiku. Jadi…, maaf ya, kalau aku menjadi terlalu percaya diri… " kata gadis itu santai. 

"Iya wajarlah, kamu cantik, memiliki karir yang bagus, sudah cukup umur tapi belum menikah, pasti banyak pria yang mau melamar," ucap De Arya pelan. 

Pria itu menundukkan kepalanya, ia berusaha menyembunyikan rasa kecewa yang melandanya. 

Setelah diam sejenak, ia mengamati para pengunjung yang sedang menikmati suasana tempat itu. 

"Eh, bagaimana kalau kita berfoto disini?  anggap saja sebagai kenang- kenangan?" pinta De Arya. 

"Aku rasa sih tidak perlu, tapi kalau kamu mau, pakai saja hape kamu! " ucap Dayu sambil melengos. 

"Oke nggak masalah!" polisi itu mengeluarkan ponsel dengan teknologi tercanggih pada waktu itu. Lalu ia meminta seorang turis untuk mengambil foto mereka berdua. 

Setelah selesai, De Arya membimbing gadis itu untuk menuruni bebatuan itu dan kemudian menemui Gek Trisha. 

"Ih, kalian tega ya, aku ditinggal sendiri disini," rajuk gadis itu.

"Kami cuma melihat matahari terbenam saja kok," ujar De Arya. 

"Iya, pemandangannya bagus sekali, sayang kamu sibuk sama tunangan kamu," sahut Dayu. 

"Oh ya, boleh nggak aku minta selfie bertiga? tunanganku agak cemburuan, dia minta bukti kalau aku bertiga sama kalian… " pinta Gek Trisha. 

"Boleh, ayolah!" jawab De Arya semangat. 

Dan mereka bertiga sibuk membuat potret diri mereka dengan berbagai macam gaya. Lalu mereka saling membagikan foto foto itu melalui saluran chatting. 

Hari menjelang malam, Dayu dan Gek Trisha pamit untuk pulang. De Arya mengantar mereka sampai tempat parkir dan melambaikan tangannya. 

Dayu mengendarai mobilnya menuruni bukit dipinggir pantai itu. Mobil itu melalui jalan kecil diantara hutan jati. Di kejauhan, tampak lampu kelap kelip dari rumah-rumah penduduk. 

Sesekali Dayu melihat ke belakang melalui kaca tengah mobilnya. 

Ia melihat ada sebuah mobil offroad hitam sedang mengikutinya. Awalnya Dayu bersikap santai, namun setelah sampai di pedesaan, ia mulai penasaran. Mobil itu tetap berada di belakangnya. 

Baru setelah ia memasuki halaman parkir Puri Ngawetan, mobil itu menghilang. Gadis itu bernafas lega. 

"Kamu yakin mobil itu tidak akan mengikuti kamu?" tanya Gek Trisha. 

"Yakin, mungkin tadi dia cuma penasaran, setelah tahu bahwa yang naik mobil ini adalah Putri dari Kerajaan Ngawetan, siapa berani macam-macam?" ujar Dayu sambil tersenyum. 

"Kita kan tidak tau siapa yang dia ikuti, aku atau kamu? bagaimana kalau aku minta Gung Yoga untuk mengantarmu pulang?"

"Nggak ah! sepupumu itu lebih seram daripada siapapun. Aku pulang sendiri saja! sudah ya aku pergi dulu!"

Gadis itu memasuki mobilnya dan segera mengendalikannya keluar dari gapura istana kecil itu. Setelah mini cooper milik dosen itu 

menghilang, seorang penjaga segera menutup gerbang kembali. 

Mobil kecil itu meluncur perlahan menyusuri jalanan desa. Jam menunjukkan pukul 9 malam, namun jalanan di bukit selatan memang sudah sangat sepi. 

Dayu terkejut ketika ia mendapati mobil offroad hitam itu sudah berada di belakangnya lagi. 

Ia menjadi merasa was-was, ini sebuah kebetulan atau mereka sengaja mengikutinya? 

Karena cemas, gadis itu membawa laju mobilnya ke arah desa yang lebih ramai. Dan ia menjadi lebih takut ketika ternyata, mobil itu juga mengambil arah yang sama dengannya.

Pikiran gadis itu berkecamuk, siapakah mereka? apa maunya? apakah mereka ingin melakukan hal jahat? perasaan khawatir yang berlebihan mulai menggerogoti gadis itu. 

Merasa bahwa dirinya dalam bahaya, akhirnya Dayu memutuskan untuk berhenti di sebuah minimarket 24 jam dan segera masuk untuk berpura pura belanja. Dari balik kaca ia mengamati, ternyata mobil itu juga berhenti tak jauh dari tempat itu. 

"Gawat! rupanya mobil itu benar benar mengikutiku, apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus telpon polisi?" gumamnya

Setelah bimbang dan ragu sejenak, akhirnya gadis itu memutuskan menghubungi De Arya, seorang polisi yang baru saja ia kenal. 

"Ada apa? " Suara De Arya dari kejauhan. 

"Aku diikuti orang, aku sudah putar arah beberapa kali, tapi orang itu tetap mengikuti aku, aku harus bagaimana?" ucap gadis itu dengan nada sangat cemas. 

"Kirim lokasimu sekarang, dan tunggu aku disana!" perintah sang perwira polisi. 

Gadis itu menjalankan apa yang diperintahkan kepadanya, ia mengirimkan lokasinya dan tetap berdiam di dalam bangunan toko swalayan itu. 

Bab terkait

  • KASTA HARTA DAN CINTA   7. Antar Aku Pulang

    De Arya yang mendapatkan panggilan mendesak dari Dayu, segera memutar arah mobilnya, untuk menemukan gadis itu. Tak lama kemudian, ia sampai pada minimarket yang dituju. Setelah keluar dari mobil, De Arya segera menuju ke dalam minimarket dan mencari Dayu yang bersembunyi di balik rak. "Yang mana mobilnya?" "Mobil offroad berwarna hitam di seberang jalan," jawab Dayu dengan sedikit berbisik. De Arya berpura-pura melihat barang yang di dekat kaca, lalu melihat ke arah seberang jalan. Dan benar saja, mobil yang dimaksud gadis itu masih berada disana. Polisi itu melihat ada beberapa pria didalam mobil itu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-09
  • KASTA HARTA DAN CINTA   8. Perjodohan

    "Dayu, bersiaplah, siang ini jam 11 kita akan kedatangan tamu istimewa, "ucap seorang pria yang sangat berwibawa.Pria berumur 60 tahun, berbadan tegak, dan masih terlihat gagah itu adalah Pak Bagus. ayah dari Dayu."Siapa tamunya?" tanya Dayu penasaran."Kamu akan lihat sendiri, pokoknya, nanti berpakaianlah yang sopan, kalau perlu, pakailah kebaya yang mama belikan kemarin." sahut nyonya Amara, wanita yang telah melahirkan dan membesarkan gadis itu.Mendengar perkataan ibundanya, Dayu hanya menganggukan kepalanya sambil menikmati sarapan yang dihidangkan oleh ibunya.Tepat jam 11 siang, sebuah mobil sport mewah&

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-09
  • KASTA HARTA DAN CINTA   9. Perjanjian Kencan Sehari

    Melihat nama De Arya yang muncul di layar ponselnya, tanpa pikir panjang lagi, Dayu segera mengangkat panggilan itu. "Halo De, apakah kamu sedang sibuk ?" "Tidak, memangnya kenapa?" jawab pemuda itu di kejauhan. " Apakah kamu bisa datang kerumahku secepatnya? oh ya,pakai seragam polisi dan bawa mobil mercy mu kesini." "Memangnya kenapa?" De Arya terdengar bingung. "Apakah kamu mau menjadi pacarku? kalau iya, laksanakan saja perintahku!" ucap Dayu tegas. Mendengar kata-kata gadis itu, De Arya tertegun seperti tidak percaya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • KASTA HARTA DAN CINTA   10. Cinta sejati tidak memandang harta

    "Dayu duduklah!" ucap Pak Bagus malam itu. "Iya Ayah," sahut Dayu. Ia terlihat gelisah, sesekali, ia memainkan rambutnya yang panjang. "Kamu sudah mengenal keluarga De Arya?" "Belum Ayah, karena kami menjalani hubungan kami dengan hati-hati, kami tidak ingin melibatkan keluarga terlalu cepat." "Berapa umurnya?" Dayu berpikir sejenak, ia tidak pernah menanyakan umur polisi itu. Tapi akhirnya dia ingat akan tahun kelahiran De Arya yang tertera pada SIM yang ia temukan. "Sekitar 30 tahun Ayah," jawab gadis itu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-15
  • KASTA HARTA DAN CINTA   11. Ciuman Pertama

    Perlahan De Arya tersadar dari mimpinya.Ia bangun dan duduk sambil mengusap-usap mukanya. Setelah itu ia terdiam, matanya menerawang dan ia tersenyum sendiri."Dasar kembang tidur, mungkin aku terlalu berharap untuk mendapatkan Dayu, sehingga wajah gadis itu terbawa mimpi. Tapi lucunya, kok namanya Iluh ya?" gumamnya sambil tertawa kecil.Teng! Teng! Teng!Terdengar suara lonceng jam. De Arya menengok ke arah jam dinding kamarnya. Seketika itu juga ia melonjak dari tempat tidurnya."Apa?! sudah jam 10! sial aku pasti terlambat menjemput Dayu!" teriaknya sambil berlari ke arah kamar mandi.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-18
  • KASTA HARTA DAN CINTA   12. Mang Selly

    Mang Selly Kedua insan itu tenggelam dalam hangatnya ciuman itu. Bibir mereka beradu dan saling melumat satu sama lain. Tanpa sadar Dayu telah merengkuh leher pria itu. Sementara De Arya memeluk gadis itu dengan erat. Setelah ciuman yang bergairah itu berakhir, keduanya saling berpelukan dengan erat, seolah-olah tidak ingin saling melepaskan lagi. Sesekali De Arya mengecup kening dan membelai rambut gadis itu. Dayu pun hanya menyambutnya dengan senyuman dan tetap membenamkan dirinya di dalam dekapan polisi tampan itu. Matahari akhirnya tenggelam. Suasana berubah menjadi gelap. De Arya menggandeng mesra tangan Dayu untuk menuj

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-22
  • KASTA HARTA DAN CINTA   13. Penculikan

    Dengan mata yang masih mengantuk, polisi itu meneguk segelas air putih. Lalu ia duduk di pinggir tempat tidurnya."Aku benar-benar sedang jatuh cinta, bahkan di dalam mimpi pun, wajah Iluh Suci menjadi tambah mirip dengan Dayu.Ah sial! kenapa Pak Petrus harus ke Jawa hari ini? huuuh… Dayu!"Perwira muda itu berguling-guling dan menghentakkan kedua kakinya diatas kasur. Rasa jengkel menghinggapinya karena ia tidak dapat menemui kekasih barunya hari itu.Namun apa mau dikata, ketika tugas memanggil, tidak ada yang bisa dilakukan oleh perwira polisi itu. Ia pun bangkit dan mempersiapkan dirinya.Beberapa jam setelahnya, di kampus Sanjaya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24
  • KASTA HARTA DAN CINTA   14. Perkelahian dengan preman

    Melihat wajah wajah yang tidak ramah mendekat, De Raga dengan sigap menghalangi mereka."Mau apa kalian?!" teriak De Raga lantang."Kalau kamu tidak mau mati, jangan ikut campur!" jawab salah seorang dari mereka yang berkepala botak dan berbadan paling besar. Kemungkinan, ia adalah pemimpin kelompok preman itu."Orang ini sudah meminta bantuan kepadaku, sekarang, dia menjadi tanggung jawabku!" jawab De Raga sambil menghalangi mereka untuk mendekati pintu mobil Dayu.Melihat sikap De Raga yang protektif, pria berkepala botak itu memberikan isyarat kepada komplotannya agar menyingkirkan si penghalang itu.Tiga orang

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-02

Bab terbaru

  • KASTA HARTA DAN CINTA   38. Hubungan Tanpa Status

    Melihat tubuh yang molek, ranum, lekuk yang indah dan tak mengenakan sehelai benang pun bergerak condong ke arahnya dan mulai membuka kancing baju yang ia kenakan satu per satu. Gung Yoga segera merengkuh tubuh gadis itu dan mencium bibirnya dan tangannya membelai kulit halusnya. Wanita yang sudah dibutakan nafsu itu membalas ciuman itu dengan semangat. "Ayo, kita bersenang-senang malam ini, sebagai pembalasan atas perbuatan mereka, puaskanlah aku Gung Yoga, malam ini aku milikmu… " kata Mang Selly dengan nafasnya yang memburu.Tanpa pikir panjang lagi, Gung Yoga segera melucuti pakaiannya dengan dibantu oleh gadis itu. Setelahnya, keduanya berciuman, berpelukan sambil berbansa menikmati musik romantis yang mengalun pelan bagaikan dua insan yang jatuh cinta. Ruangan gelap yang dihiasi kelap kelip lampu diskotik, membuat suasana tempat itu menjadi tempat yang sempurna untuk bercinta. Setelah puas berdansa, Gung Yoga mengangkat tubuh wanita itu, dan membaringkannya di sofa. Mang Sel

  • KASTA HARTA DAN CINTA   37. Curhatan Ranjang

    Melihat kemesraan De Arya dan Dayu, hati pria yang duduk di bangku taman yang gelap di kebun hotel King Lotus bergejolak penuh amarah.Setelah yakin bahwa kedua orang yang diamati nya tidak menyadari kehadirannya. Pria itu pergi meninggalkan tempat itu.Dengan mobil mewahnya, ia keluar dari parkiran hotel King Lotus dengan ugal-ugalan.Mobil sport berkecepatan tinggi itu melaju kencang.Gung Yoga duduk di balik kursi kemudian itu marah, dan air mata yang berderai.Tak sanggup mengendalikan amarah.Pria itu menepi dan menendang ban mobilnya.

  • KASTA HARTA DAN CINTA   36. Mencari Titisan Gung Arya 2

    Malam itu, De Arya dan Dayu terlihat duduk berdua diatas tempat tidur hotel King Lotus. Sesaat keduanya terlihat saling memandang mesra. Kedua tangan mereka saling bergenggaman. Kemudian mereka saling berpelukan. "Dayu, aku bahagia sekali bisa kembali padamu," kata De Arya. "Aku juga De Arya, aku sangat sedih ketika kau meninggalkan aku seperti itu. Tolong… jangan pernah lagi, percayalah, hatiku sepenuhnya milikmu," kata Dayu dengan memeluk pria itu erat. Setelah puas saling melepas rindu. Dayu meraih beberapa benda dari tasnya. Benda benda kecil itu dibungkus dengan kertas tissue. Lalu ia membukanya satu persatu dan menaruhnya di atas tempat tidur. De Arya menatap deretan koin dan cincin itu dengan heran. Benda-benda itu tampak kusam dan kuno. "Coba lihat dan pegang benda ini, katakanlah padaku kalau kau ingat sesuatu," kata Dayu. De Arya meraih satu per satu benda itu, tetapi dia tidak menunjukkan expresi apapun. "Jujur Dayu… aku tidak mengenali benda- benda ini, maaf… ," k

  • KASTA HARTA DAN CINTA   35. Mencari Titisan Gung Arya

    "Om Swastiastu! benarkan ini rumah De Raga?" terdengar suara pak Bagus."Ayah! mengapa dia kemari?" sahut Dayu panik."Akulah yang menghubungi bos, anak gadis satu-satunya pingsan di rumah orang, tentu saja aku hari memberi kabar kan?" jawab Robertus.Dayu bergegas bangkit dari kamar itu dan keluar untuk menyambut ayahnya yang sudah bersama De Raga."Ayah… !" serunya."Dayu! apakah kamu tidak apa-apa?" sahut pria itu sambil memeluk putri satu-satunya.Pria tua itu mengelus pundak Dayu dengan penuh kasih sayang. Namun ketika tatapan matanya menangkap sosok

  • KASTA HARTA DAN CINTA   34. Dewa Yang Marah

    Mang Selly membiarkan dirinya sekali lagi didalam pelukan Gung Yoga. Entah mengapa ia juga tidak ingin menolak pria itu yang sepertinya sangat peduli dengan perasaannya. Setelah puas menangis, perlahan gadis itu melepaskan diri dan menyeka air matanya. "Aku mau pulang dulu Gung Yoga, aku harus mengurus usaha ku. Sampai ketemu lagi.""Berhati-hatilah, bila kau perlu teman bercerita hubungi saja aku. Aku berjanji hal seperti semalam tidak akan terjadi lagi," kata pria itu sambil memasukkan tangan kedalam saku baju tidur nya. Mang selly mengangguk, lalu kemudian berlalu dari tempat itu. ***Ditempat yang jauh, tampak Dayu yang berdiri disamping De Raga sedang menyaksikan upacara Ngaben kakek dari Mang Arini. Suasana upacara yang terjadi di kuburan yang sama sejak ratusan tahun lalu itu, telah membuatnya teringat akan beberapa kejadian yang telah terjadi dimasa lampau. Ia masih ingat ketika neneknya, pamannya, dan beberapa orang lain yang telah lebih dahulu meninggal daripada dia, s

  • KASTA HARTA DAN CINTA   33. Pelampiasan

    Dipeluk oleh gadis yang setengah telanjang. Itulah yang dialami Gung Yoga. Alam bawah sadarnya masih bekerja, sehingga dengan ragu ia berusaha melepaskan diri dari pelukan gadis itu. “ Mang Selly, apa yang kau lakukan? Kau akan menyesali ini…”“ Apa kau memang tidak menganggapku menarik juga Gung Yoga? Jadi tidak ada lagi yang tertarik denganku? Sungguh malang nasibku…hu..hu..hu…” tangis Mang Selly menjadi pecah lagi dengan keras.“Bukan itu Mang Selly,...kamu cantik dan menarik, tetapi kita berteman, tidak selayaknya kita berbuat hal seperti ini…aku yakin kau akan menyesal…” kata Gung Yoga dengan berusaha menenangkan gadis itu. Sungguh hal yang ironis, selama ini dia dengan mudahnya meniduri gadis-gadis, namun entah mengapa, dengan Mang Selly, ia sedikit lebih berhati-hati.Apabila perempuan itu adalah wanita malam, mungkin tanpa ragu lagi ia akan menggilasnya habis-habisan diatas ranjanganya. Namun gadis ini bukanlah wanita seperti itu. Jadi ia berusaha keras agar tidak terjadi s

  • KASTA HARTA DAN CINTA   32. Curhatan Yang Berakhir di Tempat tidur

    De Arya hanya bisa memandang Mang Selly dengan tatapan aneh. Ia tidak benar-benar memahami maksud gadis itu yang telah meninggalkannya lima tahun yang lalu. Sekilas masih diingatnya ketika ia mengejarnya dan Mang Selly tampak tidak peduli dengan perasaannya, dan sekarang ia bilang masih mencintainya? sungguh tidak masuk di akal! Sesaat De Arya tampak tersenyum mengejek pada gadis cantik itu. "Mengapa kau tersenyum seperti itu?" "Omong kosong apa yang kau punya Mang Selly? Aku masih ingat bagaimana aku mengejarmu lima tahun yang lalu namun kau sama sekali tidak peduli. Sekarang kau menyerahkan dirimu kepadaku? aneh sekali!" jawab De Arya sambil meneguk whisky di tangannya.

  • KASTA HARTA DAN CINTA   31. Bujukan Mang Selly

    Dayu tertegun melihat pria itu, dengan busana yang mirip dan sapu tangan yang mirip. Sungguh sebuah kejadian yang terulang kembali. Untuk beberapa detik, gadis itu hanya terdiam bengong, sementara Pak Ardi dan Bu Werni tersenyum mendengar ucapan De Raga, yang terdengar sedikit berselorohTersadar, Dayu segera mengambil sapu tangan milik De Raga. Sungguh unik dan jarang. Orang jaman sekarang lebih sering membawa tisu ke mana-mana, tetapi pria ini malah membawa sapu tangan.Setelah menyeka air matanya, Dayu duduk di sebuah sudut ruangan jauh dari Penduduk desa yang lain. Sesaat dipandanginya sapu tangan yang ada di tangannya.Sepotong kain dengan rajutan mawar merah itu mirip sekali dengan yang ia buat untuk De Raga dua ratus tahun yang la

  • KASTA HARTA DAN CINTA   30. Kehilangan

    "Iya kak Dayu, beliau baru saja menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelumnya ia sempat bertanya kapan kakek akan datang kemari lagi," ucap Mang Arini di kejauhan.Berita tentang meninggalnya kakek gadis itu membuat Dayu shock. Dia tidak menyangka pertemuan pertamanya dengan orang yang mengenalinya sebagai Iluh Suci, juga menjadi pertemuan terakhirnya.Padahal ia masih sangat ingin bercerita dan bercengkrama dengan sosok tua renta itu."Kapan upacara Ngaben nya?" tanya Dayu." Menurut pak Mangku, bisa dilaksanakan dua hari lagi," jawab Mang Arini."Aku akan kesana besok pagi untuk melihat beliau terakhir kalinya, Terima kasih Man

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status