Home / Romansa / KASTA HARTA DAN CINTA / Bab 3. Pantai Tebing Perjanjian

Share

Bab 3. Pantai Tebing Perjanjian

Author: Dwik Novel
last update Last Updated: 2022-01-31 20:55:19

Keesokan harinya, di sebuah pantai berpasir putih yang terletak di bawah sebuah tebing, 

terlihat 2 orang pria duduk diatas bebatuan berwarna coklat. 

Mereka berdua sedang memancing ikan.

"Entah kenapa, setiap kali aku duduk disini, aku merasa sedih," ucap De Arya. 

"Memangnya kenapa komandan?" tanya Parto. 

"Mungkin karena cerita sedih dipantai ini.

Konon katanya, ada sepasang kekasih yang meninggal di sini setelah mengikat sumpah setia satu sama lain. 

Karena cerita itu, penduduk disini menamai tempat ini Pantai Tebing Perjanjian."

"Oh begitu… ," Parto mengangguk- anggukan kepalanya. 

"Eh, bagaimana? apakah kamu berhasil mendapatkan nomor cewek tadi malam?"  

"Kalau nomor sih, tidak dapat komandan, tapi kalau namanya saya tahu." 

"Siapa?"

"Dayu."

"Yaah! Dayu! " keluh komandan polisi itu. 

"Memangnya kenapa kalau namanya Dayu?" Parto telihat heran. 

"Sudah berapa lama kamu di Bali?"

"Baru 4 tahun komandan."

"Kamu tahu siapa nama lengkap ku? awas ya, kalau jawaban kamu salah, push-up 50 kali!"

"Ya tahulah komandan, AKP I Made Aryajaya, alias De Arya!" Jawab Parto percaya diri. 

Kapten polisi itu menghela nafas, lalu melanjutkan kata katanya"

"Dayu itu singkatan dari Ida Ayu, artinya dia orang dari Griya."

"Griya apa maksudnya komandan? saya tidak paham…."

"Griya adalah rumah keluarga pendeta, alias golongan kasta brahmana, kasta tertinggi disini. 

Sedangkan aku, namaku diawali dengan huruf I, yang artinya aku hanyalah orang biasa,  orang dari kasta paling rendah. Jadi jelasnya, kami ini tidak sederajat," komandan itu menjelaskan panjang lebar. 

Mendengar itu, Parto mengangguk -anggukan kepalanya lagi. Lalu ia berkata;

"Tapi keluarga komandan kan cukup kaya, punya beberapa hotel berbintang. Apakah tetap tidak bisa menikah dengan kasta yang lebih tinggi?"

"Belum tentu bisa, karena masih banyak orang tua yang tidak setuju anak perempuannya turun derajat.

Aturan kasta di Bali ini masih dipegang erat Parto, ini bukan guyonan.

Ah sudahlah! lupakan saja, toh kami belum saling mengenal…. " ucap sang komandan. 

"Iya masih banyak gadis lain… "sahut sangat ajudan. 

"Ayo pulang, aku capek, mau tidur," kata De Arya. 

"Yaah komandan, ini baru dapat dua, kecil-kecil lagi!"

"Ya sudah, bawa saja pulang, kasih kucing!" komandan polisi itu bangkit dari tempat duduknya. 

Tanpa ia sadari, dompetnya terjatuh di sela- sela bebatuan. 

De Arya melangkah menjauhi tempat itu diikuti oleh Parto yang langkahnya terlihat terseok-seok karena pasir putih yang ia pijak cukup tebal. 

Ajudan itu berusaha berjalan cepat menyusul pimpinannya yang telah menjadi sahabat karibnya sejak beberapa tahun terakhir. 

 ***

Sore harinya, setelah selesai mengajar di kampus, Dayu menghentikan mobilnya di pantai Tebing Perjanjian. 

Gadis itu terlihat keluar dari kendaraannya bersama sahabat karibnya, Gek Trisha. 

Kedua gadis cantik itu berjalan menuju ujung daratan. Mereka berdiri diatas tebing untuk menikmati pemandangan laut yang luas dan pantai pasir putih yang terletak dibawah tebing itu. 

"Ah...sudah lama sekali aku tidak kesini," ujar Gek Trisha.

"Iya aku juga, tempat ini tidak berubah banyak, masih belum banyak turis datang kesini."

"Ayo turun ke pantai," ajak Gek Trisha. 

" Ayo!"

Kedua gadis itu berjalan menyusuri jalan setapak kemudian mereka menuruni tangga yang merupakan satu satunya akses menuju pantai. 

Gek Trisha berjalan di depan, diikuti oleh Dayu dibelakangnya.  Dengan hati-hati mereka menapaki anak tangga itu satu per satu, sambil berpegangan pada pagar bambu yang sudah terlihat lapuk. 

"Aaaaah!" Dayu menjerit kaget. 

Tiba-tiba bambu yang dipegang gadis itu terlepas dari ikatannya. Ia kehilangan keseimbang dan hampir jatuh. 

Beruntung saat itu juga ada sepasang tangan yang kekar menarik pinggangnya dari belakang. 

"Sorry sorry!" pria yang berkulit gelap itu segera mengangkat tangan setelah Dayu menemukan keseimbangannya kembali. 

"Oh tidak apa-apa, saya malah harus berterima kasih kepada Bli," ucap gadis itu sambil menenangkan diri 

"Ada apa?" tanya Gek Trisha. 

"Aku hampir jatuh, untung Bli ini menahanku," Jawab Dayu sambil menunjuk pria yang berdiri di belakangnya. Bli adalah panggilan terhadap pria yang lebih tua di Bali. 

"Makasih Bli," ucap Gek Trisha. 

Pemuda berbadan kekar dan berkulit gelap itu itu hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Kalau turun lewat sini, memang harus berhati-hati karena bambu nya banyak yang lapuk. Maaf saya duluan ya, saya sudah ditunggu murid surfing!"

Dengan bergegas, pria itu segera melewati kedua gadis itu. Rupanya, dia adalah seorang  guru selancar air. 

Setelah kedua gadis itu sampai dipantai, mereka berjalan pelan menapaki pasir berwarna kuning keputihan. Sesekali Gek Trisha memungut kulit kerang yang terdampar. 

Setelah beberapa saat mereka berjalan, langkah mereka terhenti di depan reruntuhan tebing batu berwarna coklat yang merupakan pemisah antara pantai itu dengan pantai yang lain. 

Dayu memandangi tempat itu dengan perasaan aneh, perasaan tidak tenang yang tak bisa ia jelaskan dengan kata kata. 

"Hei lihat! ada dompet!" teriak Gek Trisha menunjuk sebuah benda diantara bebatuan. 

Dosen itu langsung berjalan mendekat dan mengambil dompet berwarna coklat itu. 

Ia mengeluarkan isinya satu persatu. 

Yang pertama ia temukan adalah SIM A milik seorang pria bernama I Made Aryajaya. 

Setelah melihat nama dan foto yang tertera diatas kartu itu, gadis itu tertegun. 

Tangannya terasa dingin, ia merasa sedih dan hampir menangis.

"Kamu tidak apa-apa kan?" tanya Gek Trisha terlihat cemas. 

"Oh… ng-nggak apa-apa kok," jawabnya sedikit terbata-bata. 

Kemudian ia menghela nafasnya dalam dalam, dan melanjutkan memeriksa isi dompet itu. 

Ia menemukan STNK mobil dengan nama yang sama dan di bagian dalamnya terdapat sejumlah uang yang nilainya cukup banyak.

Kedua gadis itu menghitung jumlah tersebut. 

" Wah lumayan ada 1,7 juta, lumayan buat shopping," ucap Gek Trisha sambil tertawa kecil. 

"Hus! Ini bukan milik kita, kalau kita berani memakai uang ini, karma jelek akan mengikuti kita. Aku tidak mau terlahir kembali menjadi babi ngepet," Dayu segera memasukkan dompet itu ke dalam tas nya. 

"Aku cuma bercanda," Gek Trisha menyenggol lengan sahabatnya itu. 

"Aku akan pasang pengumuman di f******k untuk mencari pemilik dompet ini," kata Dayu.

Mereka berdua bangkit dari tempat itu, dan berjalan ke arah semula. Di perjalanan mereka melihat guru surfing itu sedang beristirahat. 

Dayu segera mendekati pria itu. 

"Bli, maaf mengganggu sebentar, boleh tanya?"

"Iya, ada apa?"

"Bli kenal orang ini?" Dayu mengeluarkan SIM A dari dompet itu dan menyerahkannya kepada guru selancar air itu.

Setelah memeriksa kartu itu sejenak.  Ia berkata;

"Saya sering melihat orang ini sedang memancing di sebelah sana, tapi saya tidak mengenal orangnya," katanya sambil menyerahkan kembali kartu itu. 

"Baiklah bli, terima kasih banyak. Oh ya, kenalkan saya Dayu, ini Gek Trisha," 

"Saya De Raga, salam kenal," pria itu menjabat tangan kedua gadis itu satu per satu. 

"Apa kita pernah bertemu ya? rasanya seperti tidak asing… "ucap Dayu. 

"Iya, saya juga merasa pernah melihatmu, tapi dimana?" guru selancar itu menggaruk kepalanya. 

Sesaat setelah keduanya terdiam, Dayu berkata;

"Ah sudahlah, mungkin kita salah orang, maaf bli, kami permisi dulu."

"Eh tunggu dulu!, pasanglah pengumuman di grup F******k Pantai Tebing.

Disana ada banyak anggota; ada pedagang, pemancing, peselancar… nah, siapa tahu orang yang kehilangan itu sudah membuat pengumuman lebih dahulu." jelas si guru selancar panjang lebar. 

"Oh iya, terima kasih banyak untuk informasinya bli! kami pamit ya, sampai ketemu lagi!"

Kedua gadis itu membungkuk dan kemudian berlalu dari tempat itu.

De Raga menatap kepergian mereka dengan perasaan takjub dan penasaran. 

"Dimana aku melihatnya ya? mengapa dia seperti tidak asing bagiku?" gumam guru surfing itu. Ia menyilangkan tangannya, keningnya berkerut, ia sedang mencoba-coba untuk mengingat sesuatu.

Related chapters

  • KASTA HARTA DAN CINTA   Bab 4. Pertemuan Pertama

    Malam harinya di kantor polisi."komandan, lihat!" Parto tergopoh gopoh sambil menunjukkan layar ponselnya."Ada yang menemukan dompet komandan, lihat ini nomor whatsapp nya," sambungnya.Kapten muda itu memeriksa postingan itu dengan cermat. Lalu ia mencatat nomor orang yang memasang pengumuman itu, dan menulis pesan kepadanya.Selamat malam, saya Made Aryajaya, apakah benar bapak/ibu menemukan dompet saya?Tak lama kemudian terlihat ada jawaban.Iya, saya memang menemukan dompet bapak, tapi untuk memastikan bahwa dompet ini milik bapa

    Last Updated : 2022-01-31
  • KASTA HARTA DAN CINTA   Bab 5. Deja Vu, Penglihatan masa lalu

    Bab 5. Deja Vu, Penglihatan masa lalu.Waktu menunjukkan jam 4 sore. Tak sabar lagi, De Arya segera keluar dari kantornya dengan mengendarai mobilnya.Sesaat kemudian, mobil kecil itu memasuki gerbang sebuah rumah megah. Lalu ia memarkirkannya diantara beberapa mobil mewah yang lain.Setelah keluar dari pintu kendaraan itu, Ia terburu-buru menuju biliknya.Ia tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang telah memperhatikan kehadirannya.Ia adalah Nyonya Rai, Ibu kandung De Arya yang sedang menyiram bunga. Seorang wanita berumur sekitar 60 tahun, yang masih terlihat cantik dan terawat untuk wanita seusianya.

    Last Updated : 2022-01-31
  • KASTA HARTA DAN CINTA   6. Mobil Offroad Hitam

    “Ayo Dayu, sedikit lagi!” kata De Arya melenyapkan lamunan Dayu.Gadis itu menatap pria yang berjalan di depannya. Namun, bayangan matahari yang sebentar lagi terbenam itu menyilaukan matanya. Ia tak dapat melihat wajah pria itu.Sesampainya di atas batu yang paling atas, De Arya membantu gadis itu berdiri, dan mereka berdua menatap matahari yang sedang terbenam.Lalu mereka berdua duduk diatas batu itu."Entah mengapa, setiap kali aku berada disini, aku merasa seperti sudah berdiri disini lama sekali…Dan setiap kali aku duduk disini, aku merasa kesepian, aku seperti menunggu sese

    Last Updated : 2022-02-09
  • KASTA HARTA DAN CINTA   7. Antar Aku Pulang

    De Arya yang mendapatkan panggilan mendesak dari Dayu, segera memutar arah mobilnya, untuk menemukan gadis itu. Tak lama kemudian, ia sampai pada minimarket yang dituju. Setelah keluar dari mobil, De Arya segera menuju ke dalam minimarket dan mencari Dayu yang bersembunyi di balik rak. "Yang mana mobilnya?" "Mobil offroad berwarna hitam di seberang jalan," jawab Dayu dengan sedikit berbisik. De Arya berpura-pura melihat barang yang di dekat kaca, lalu melihat ke arah seberang jalan. Dan benar saja, mobil yang dimaksud gadis itu masih berada disana. Polisi itu melihat ada beberapa pria didalam mobil itu.

    Last Updated : 2022-02-09
  • KASTA HARTA DAN CINTA   8. Perjodohan

    "Dayu, bersiaplah, siang ini jam 11 kita akan kedatangan tamu istimewa, "ucap seorang pria yang sangat berwibawa.Pria berumur 60 tahun, berbadan tegak, dan masih terlihat gagah itu adalah Pak Bagus. ayah dari Dayu."Siapa tamunya?" tanya Dayu penasaran."Kamu akan lihat sendiri, pokoknya, nanti berpakaianlah yang sopan, kalau perlu, pakailah kebaya yang mama belikan kemarin." sahut nyonya Amara, wanita yang telah melahirkan dan membesarkan gadis itu.Mendengar perkataan ibundanya, Dayu hanya menganggukan kepalanya sambil menikmati sarapan yang dihidangkan oleh ibunya.Tepat jam 11 siang, sebuah mobil sport mewah&

    Last Updated : 2022-02-09
  • KASTA HARTA DAN CINTA   9. Perjanjian Kencan Sehari

    Melihat nama De Arya yang muncul di layar ponselnya, tanpa pikir panjang lagi, Dayu segera mengangkat panggilan itu. "Halo De, apakah kamu sedang sibuk ?" "Tidak, memangnya kenapa?" jawab pemuda itu di kejauhan. " Apakah kamu bisa datang kerumahku secepatnya? oh ya,pakai seragam polisi dan bawa mobil mercy mu kesini." "Memangnya kenapa?" De Arya terdengar bingung. "Apakah kamu mau menjadi pacarku? kalau iya, laksanakan saja perintahku!" ucap Dayu tegas. Mendengar kata-kata gadis itu, De Arya tertegun seperti tidak percaya.

    Last Updated : 2022-02-13
  • KASTA HARTA DAN CINTA   10. Cinta sejati tidak memandang harta

    "Dayu duduklah!" ucap Pak Bagus malam itu. "Iya Ayah," sahut Dayu. Ia terlihat gelisah, sesekali, ia memainkan rambutnya yang panjang. "Kamu sudah mengenal keluarga De Arya?" "Belum Ayah, karena kami menjalani hubungan kami dengan hati-hati, kami tidak ingin melibatkan keluarga terlalu cepat." "Berapa umurnya?" Dayu berpikir sejenak, ia tidak pernah menanyakan umur polisi itu. Tapi akhirnya dia ingat akan tahun kelahiran De Arya yang tertera pada SIM yang ia temukan. "Sekitar 30 tahun Ayah," jawab gadis itu.

    Last Updated : 2022-02-15
  • KASTA HARTA DAN CINTA   11. Ciuman Pertama

    Perlahan De Arya tersadar dari mimpinya.Ia bangun dan duduk sambil mengusap-usap mukanya. Setelah itu ia terdiam, matanya menerawang dan ia tersenyum sendiri."Dasar kembang tidur, mungkin aku terlalu berharap untuk mendapatkan Dayu, sehingga wajah gadis itu terbawa mimpi. Tapi lucunya, kok namanya Iluh ya?" gumamnya sambil tertawa kecil.Teng! Teng! Teng!Terdengar suara lonceng jam. De Arya menengok ke arah jam dinding kamarnya. Seketika itu juga ia melonjak dari tempat tidurnya."Apa?! sudah jam 10! sial aku pasti terlambat menjemput Dayu!" teriaknya sambil berlari ke arah kamar mandi.

    Last Updated : 2022-02-18

Latest chapter

  • KASTA HARTA DAN CINTA   38. Hubungan Tanpa Status

    Melihat tubuh yang molek, ranum, lekuk yang indah dan tak mengenakan sehelai benang pun bergerak condong ke arahnya dan mulai membuka kancing baju yang ia kenakan satu per satu. Gung Yoga segera merengkuh tubuh gadis itu dan mencium bibirnya dan tangannya membelai kulit halusnya. Wanita yang sudah dibutakan nafsu itu membalas ciuman itu dengan semangat. "Ayo, kita bersenang-senang malam ini, sebagai pembalasan atas perbuatan mereka, puaskanlah aku Gung Yoga, malam ini aku milikmu… " kata Mang Selly dengan nafasnya yang memburu.Tanpa pikir panjang lagi, Gung Yoga segera melucuti pakaiannya dengan dibantu oleh gadis itu. Setelahnya, keduanya berciuman, berpelukan sambil berbansa menikmati musik romantis yang mengalun pelan bagaikan dua insan yang jatuh cinta. Ruangan gelap yang dihiasi kelap kelip lampu diskotik, membuat suasana tempat itu menjadi tempat yang sempurna untuk bercinta. Setelah puas berdansa, Gung Yoga mengangkat tubuh wanita itu, dan membaringkannya di sofa. Mang Sel

  • KASTA HARTA DAN CINTA   37. Curhatan Ranjang

    Melihat kemesraan De Arya dan Dayu, hati pria yang duduk di bangku taman yang gelap di kebun hotel King Lotus bergejolak penuh amarah.Setelah yakin bahwa kedua orang yang diamati nya tidak menyadari kehadirannya. Pria itu pergi meninggalkan tempat itu.Dengan mobil mewahnya, ia keluar dari parkiran hotel King Lotus dengan ugal-ugalan.Mobil sport berkecepatan tinggi itu melaju kencang.Gung Yoga duduk di balik kursi kemudian itu marah, dan air mata yang berderai.Tak sanggup mengendalikan amarah.Pria itu menepi dan menendang ban mobilnya.

  • KASTA HARTA DAN CINTA   36. Mencari Titisan Gung Arya 2

    Malam itu, De Arya dan Dayu terlihat duduk berdua diatas tempat tidur hotel King Lotus. Sesaat keduanya terlihat saling memandang mesra. Kedua tangan mereka saling bergenggaman. Kemudian mereka saling berpelukan. "Dayu, aku bahagia sekali bisa kembali padamu," kata De Arya. "Aku juga De Arya, aku sangat sedih ketika kau meninggalkan aku seperti itu. Tolong… jangan pernah lagi, percayalah, hatiku sepenuhnya milikmu," kata Dayu dengan memeluk pria itu erat. Setelah puas saling melepas rindu. Dayu meraih beberapa benda dari tasnya. Benda benda kecil itu dibungkus dengan kertas tissue. Lalu ia membukanya satu persatu dan menaruhnya di atas tempat tidur. De Arya menatap deretan koin dan cincin itu dengan heran. Benda-benda itu tampak kusam dan kuno. "Coba lihat dan pegang benda ini, katakanlah padaku kalau kau ingat sesuatu," kata Dayu. De Arya meraih satu per satu benda itu, tetapi dia tidak menunjukkan expresi apapun. "Jujur Dayu… aku tidak mengenali benda- benda ini, maaf… ," k

  • KASTA HARTA DAN CINTA   35. Mencari Titisan Gung Arya

    "Om Swastiastu! benarkan ini rumah De Raga?" terdengar suara pak Bagus."Ayah! mengapa dia kemari?" sahut Dayu panik."Akulah yang menghubungi bos, anak gadis satu-satunya pingsan di rumah orang, tentu saja aku hari memberi kabar kan?" jawab Robertus.Dayu bergegas bangkit dari kamar itu dan keluar untuk menyambut ayahnya yang sudah bersama De Raga."Ayah… !" serunya."Dayu! apakah kamu tidak apa-apa?" sahut pria itu sambil memeluk putri satu-satunya.Pria tua itu mengelus pundak Dayu dengan penuh kasih sayang. Namun ketika tatapan matanya menangkap sosok

  • KASTA HARTA DAN CINTA   34. Dewa Yang Marah

    Mang Selly membiarkan dirinya sekali lagi didalam pelukan Gung Yoga. Entah mengapa ia juga tidak ingin menolak pria itu yang sepertinya sangat peduli dengan perasaannya. Setelah puas menangis, perlahan gadis itu melepaskan diri dan menyeka air matanya. "Aku mau pulang dulu Gung Yoga, aku harus mengurus usaha ku. Sampai ketemu lagi.""Berhati-hatilah, bila kau perlu teman bercerita hubungi saja aku. Aku berjanji hal seperti semalam tidak akan terjadi lagi," kata pria itu sambil memasukkan tangan kedalam saku baju tidur nya. Mang selly mengangguk, lalu kemudian berlalu dari tempat itu. ***Ditempat yang jauh, tampak Dayu yang berdiri disamping De Raga sedang menyaksikan upacara Ngaben kakek dari Mang Arini. Suasana upacara yang terjadi di kuburan yang sama sejak ratusan tahun lalu itu, telah membuatnya teringat akan beberapa kejadian yang telah terjadi dimasa lampau. Ia masih ingat ketika neneknya, pamannya, dan beberapa orang lain yang telah lebih dahulu meninggal daripada dia, s

  • KASTA HARTA DAN CINTA   33. Pelampiasan

    Dipeluk oleh gadis yang setengah telanjang. Itulah yang dialami Gung Yoga. Alam bawah sadarnya masih bekerja, sehingga dengan ragu ia berusaha melepaskan diri dari pelukan gadis itu. “ Mang Selly, apa yang kau lakukan? Kau akan menyesali ini…”“ Apa kau memang tidak menganggapku menarik juga Gung Yoga? Jadi tidak ada lagi yang tertarik denganku? Sungguh malang nasibku…hu..hu..hu…” tangis Mang Selly menjadi pecah lagi dengan keras.“Bukan itu Mang Selly,...kamu cantik dan menarik, tetapi kita berteman, tidak selayaknya kita berbuat hal seperti ini…aku yakin kau akan menyesal…” kata Gung Yoga dengan berusaha menenangkan gadis itu. Sungguh hal yang ironis, selama ini dia dengan mudahnya meniduri gadis-gadis, namun entah mengapa, dengan Mang Selly, ia sedikit lebih berhati-hati.Apabila perempuan itu adalah wanita malam, mungkin tanpa ragu lagi ia akan menggilasnya habis-habisan diatas ranjanganya. Namun gadis ini bukanlah wanita seperti itu. Jadi ia berusaha keras agar tidak terjadi s

  • KASTA HARTA DAN CINTA   32. Curhatan Yang Berakhir di Tempat tidur

    De Arya hanya bisa memandang Mang Selly dengan tatapan aneh. Ia tidak benar-benar memahami maksud gadis itu yang telah meninggalkannya lima tahun yang lalu. Sekilas masih diingatnya ketika ia mengejarnya dan Mang Selly tampak tidak peduli dengan perasaannya, dan sekarang ia bilang masih mencintainya? sungguh tidak masuk di akal! Sesaat De Arya tampak tersenyum mengejek pada gadis cantik itu. "Mengapa kau tersenyum seperti itu?" "Omong kosong apa yang kau punya Mang Selly? Aku masih ingat bagaimana aku mengejarmu lima tahun yang lalu namun kau sama sekali tidak peduli. Sekarang kau menyerahkan dirimu kepadaku? aneh sekali!" jawab De Arya sambil meneguk whisky di tangannya.

  • KASTA HARTA DAN CINTA   31. Bujukan Mang Selly

    Dayu tertegun melihat pria itu, dengan busana yang mirip dan sapu tangan yang mirip. Sungguh sebuah kejadian yang terulang kembali. Untuk beberapa detik, gadis itu hanya terdiam bengong, sementara Pak Ardi dan Bu Werni tersenyum mendengar ucapan De Raga, yang terdengar sedikit berselorohTersadar, Dayu segera mengambil sapu tangan milik De Raga. Sungguh unik dan jarang. Orang jaman sekarang lebih sering membawa tisu ke mana-mana, tetapi pria ini malah membawa sapu tangan.Setelah menyeka air matanya, Dayu duduk di sebuah sudut ruangan jauh dari Penduduk desa yang lain. Sesaat dipandanginya sapu tangan yang ada di tangannya.Sepotong kain dengan rajutan mawar merah itu mirip sekali dengan yang ia buat untuk De Raga dua ratus tahun yang la

  • KASTA HARTA DAN CINTA   30. Kehilangan

    "Iya kak Dayu, beliau baru saja menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelumnya ia sempat bertanya kapan kakek akan datang kemari lagi," ucap Mang Arini di kejauhan.Berita tentang meninggalnya kakek gadis itu membuat Dayu shock. Dia tidak menyangka pertemuan pertamanya dengan orang yang mengenalinya sebagai Iluh Suci, juga menjadi pertemuan terakhirnya.Padahal ia masih sangat ingin bercerita dan bercengkrama dengan sosok tua renta itu."Kapan upacara Ngaben nya?" tanya Dayu." Menurut pak Mangku, bisa dilaksanakan dua hari lagi," jawab Mang Arini."Aku akan kesana besok pagi untuk melihat beliau terakhir kalinya, Terima kasih Man

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status