Share

BAB 43. Ayah Gila.

Penulis: Kencana Ungu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

🌸🌸🌸🌸

“Nah, ini dia sudah pulang. Kenapa kamu lama sekali, sih!” ucap Nindi saat aku baru saja membuka pintu rumah.

“Eh, bisu ya! Itu mulut kenapa diam saja!” serunya lagi.

Aku malas menanggapi ucapan Nindi kuayunkan kaki menuju tempat makan rasanya aku lapar sekali padahal tadi aku sudah makan di kantin.

“Mbok, aku mau makan!” teriakku saat kudapati tidak ada satu asisten pun di rumah ini. Mendengar teriakanku justru Nindi tertawa terbahak-bahak.

“Mau kamu teriak sampai tenggorokanmu rusak tidak akan ada yang menyahut. Mereka sudah dipecat Om Hendra. Pekerjaan rumah kamu yang kerjakan sendiri.” Sebenarnya aku terkejut mendengar pengakuanku Nindi, tapi berusaha untuk biasa saja. Aku tahu sifatnya, dia akan sangat puas jika lawan bicaranya kalah.

“Kamu akan jadi Upik abu di istanamu sendiri, Al. Duh, kasihan deh!” ejeknya.

“Kamu berisik banget sih, sudah seperti kaleng rombeng. Pergi sana aku mau makan!” Usirku.

“Heh, Upik abu. Kamu enggak usah berlagak Nyonya lagi ya, di sini. Seka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 44. Tak sengaja melihat Ayah dengan Om Jeep.

    ~K~U🌸🌸🌸Sejak Perdebatanku dengan ayah kemarin membuat keluarga ayah pun ikut diam. Ha, baguslah. Nindi pun banyak diam.“Aaa sakit! Ampun!” Mendengar teriakan Bik Siti, kami gegas menuju kamarnya.Tante Anin sedang menjambak rambut Bik Siti. Ayah segera melarai ke duanya.Plak!Tante Anin menampar ayah. Aku senang sekali melihat mereka bertengkar. Aku memang sengaja membuat kekacauan ini. Aku sengaja mengirimkan pesan romantis ke nomor ayah dari ponsel Bik Siti untuk menggoda ayah dan itu berhasil. Dasar ayah juga mata keranjang. Mereka masuk perangkapku tanpa aku bersusah payah action.“Ada apa, Bik?” tanyaku sok polos.“Itu Non, Bu Anin menuduhku menggoda Tuan,” jawab Bik Siti terbata.“Menuduh kamu bilang? Heh, babu! Aku tahu sendiri ya, tadi kalian di dapur saling menggoda. Dan kamu, Mas! Apa tidak cukup punya aku, hah!” Tante Anin menuding wajah ayah.“Jangan asal menuduh!” Ayah tidak terima dipermalukan oleh Tante Anin. Ayah balik menampar Tante Anin.“Sudah malam jangan ber

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 45. Ayah berusaha membunuhku.

    “Lepas, Ayah!” Aku berontak sekuat tenaga saat ayah menyeret paksa ke luar rumah.Pagi ini aku bangun tidur tidak seperti biasanya. Tanganku sudah diikat ke belakang oleh ayah.Di sana, di halaman rumah Om Jeep sudah menungguku untuk dibawa pergi.“Kamu jangan banyak membantah, Al. Anak harus berbakti pada orang tuanya!” seru ayah. Tatapannya tajam! Aku sama sekali tidak mengenal sosok ayah yang lembut dalam dirinya.“Ayah, Kakak mau dibawa ke mana?” Aldi muncul dari arah dapur.“Mbook!” Sekali teriakan mbok sudah muncul untuk membawa Aldi ke dalam. Meski Aldi berontak dan mbok juga menangis ayah sama sekali tidak peduli.“Lepas!” teriakku lagi. Ayah hanya menanggapi dengan senyuman licik.“Nurut sama Ayah maka kamu akan selamat,” ujarnya.Kini mulutku disumpal kain dan tanganku diikat ke belakang. Tangisan dan permohonanku diabaikannya.“Akhirnya anak ingusan sok kuasa ini kamu bawa pergi juga, Hen. Ibu senang sekali,” ucap oma menghampiriku.“Hanya sementara, Bu. Nanti kalau urusan

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 46. Berusaha menyelamatkan diri.

    “Pakai ini, Kak!” Aldi memberikan secarik kertas dan spidol.Segera kutulis permohonan minta tolong. Lalu menggulungnya. Mbok dan Aldi berusaha menahan daun jendela. Aku akan melempar kertas ini ke luar tembok pagar.Nihil percobaan hingga lebih dari 10 kali gagal. Lemparanku kurang kuat hingga tidak bisa sampai ke luar pagar.Jarak bangunan rumah dengan tembok pagar samping cukup jauh sekitar 2 meter dan temboknya juga cukup tinggi membuatku kesusahan.“Istirahat dulu, Mbok dengar suara Siti. Cepat tutup jendelanya.” Kami gegas menutup dan mengunci kembali jendela kamar ini.Teriakan Bik Siti menggema itu menandakan dia pun tidak dalam keadaan baik-baik saja. Pasti mereka berusaha mencelakai Bik Siti.Aldi makin ketakutan. Rasanya aku ingin sekali berputus asa.“Tidak, aku hanya mencari Mbok saja.” Samar kudengar ucapan Bik Siti.“Mereka sedang kami hukum, jadi kamu jangan coba-coba untuk memberi mereka makanan ataupun minum!” Ancam oma.Oma sudah bau tanah, tapi masih saja berbuat j

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 47. Adikku sayang , Adikku malang.

    “Kak, ini HP-nya ketemu!” teriakan Aldi bak air hujan saat tengah terik matahari. Menyegarkan.Kusambar ponsel Aldi lalu menekan nomor Kakek. Lama sekali tidak dijawab. Sudah 4 kali panggilan, tapi tidak dijawab.Api makin besar Mbok dan Aldi sibuk menyiram hordeng menggunakan air. Sayangnya alat pemadam kebakaran ada di ruang tengah.Tak mau menyerah aku segera menelepon Lusi. Syukurlah Lusi langsung menanggapi.“Aku segera ke sana Al. Kalian harus bertahan!” Kuakhiri panggilan dan kembali menelepon kakek.Dijawab, kakek sedang ada di kebun. Beliau berjanji akan segera datang. Lalu kutelepon Om Ardi.“Tolong!”“Tolong!”Kami berteriak sekuat tenaga. Aldi sudah lemas karena asap juga sudah masuk kamar kebetulan Aldi punya riwayat sakit asma. Nafasku pun mulai tersengal.Mbok sibuk mencari alat kecil yang biasa dihisap Aldi saat asmanya kambuh. Beruntung meski sudah tua fisik mbok cukup kuat.Setelah memberikan Inhaler pada Aldi. Mbok menyuruh Aldi masuk kamar mandi.“Aa. Panas!” pekik

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 48. Ayah bersandiwara.

    “Jadi, kapan keadaannya akan pulih?” tanya ayah lagi.“Belum bisa dipastikan, Pak. Pasien memang sudah sadar dan berhasil melewati masa kritisnya, tapi bukan berarti pasien bisa cepat-cepat pulih, semuanya butuh proses,“ jawab dokter.Sekilas ayah melirikku tidak suka. Aku merasakan seperti diintai iblis pencabut nyawa. Aku punya firasat ayah tidak akan pernah membiarkan aku hidup bebas.Ayah benar-benar sosok yang sangat mengerikan bagiku saat ini.“Terima kasih, Dokter, saya akan jaga anak saya baik-baik.” Dokter paruh baya itu mengangguk lalu pergi meninggalkan ruangan ini disusul dua asistennya.Kini hanya ada aku dan ayah di ruangan ini. Cepat-cepat kupejamkan mata. Aku tidak mau melihat wajah jahat di hadapanku ini.Tiba-tiba ponsel ayah berdering. Saat tangan kekarnya membelai wajahku yang teramat perih ini.“Sabar dong! Kamu kira gampang. Ini juga gara-gara kamu semuanya jadi kacau!” teriak ayah.“Oke, diel! Sampai jumpa,” ucap ayah lagi.Aku tidak tahu ayah bicara dengan siap

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 49. Kebohongan ayah terbongkar.

    🌸🌸🌸“Iya, benar! Ini semua gara-gara Alya, kalau dia tidak egois pasti Aldi masih ada!” Nindi ikut-ikutan nangis. Drama sekali mereka.“Sudah, jangan ribut! Aku pusing. Setidaknya beri aku ketenangan. Kalian tahu kan, aku masih dalam keadaan berduka.” Ayah ikut angkat suara.“Kalian kenapa sih? Bukannya senang ya, kalau Aldi sama aku enggak ada?” Mendengar penuturanku mereka semua saling berpandangan.“Enggak usah ngada-ngada deh, Al! Mana ada orang tua yang bahagia kalau kehilangan anak,” ucap Nindi membela ayah.“Ck, aku ingin istirahat, kalian silakan keluar!” Usirku.“Dikasih hati minta jantung! Sudah benar diperhatiin keluarga malah main usir!” omel Tante Devi.“Eghem!” Om Ardi berdehem.“Maafkan Alya, ya, mungkin Alya tidak bermaksud begitu, apalagi sampai ngusir segala. Alya sedang tidak baik-baik saja, dia pasti syok banget karena adik tercintanya meninggal,” ucap Om Ardi seraya mengedipkan sebelah matanya padaku.“Kita ikuti permain mereka,” bisik Tante Eni.“Makanya diaja

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 50. Ayah ditangkap Polisi.

    Kini hanya ada aku, kakek, nenek, Tante Eni, dan juga Lusi.Tante Eni bilang, saat hari pertama aku dirawat setelah melewati masa kritis ada seseorang yang berusaha mencelakaiku, itu sebabnya aku kembali kritis.Aku ingat saat itu aku pura-pura tidur. Hanya ada aku dan ayah di ruangan tempat aku dirawat. Tidak lama kemudian aku merasakan gelap dan juga sesak. Seperti ada orang yang menutup wajahku dengan bantal dan juga melepas selang oksigen. Aku yakin sekali itu pasti perbuatan ayah.“Om Ardi sudah berhasil mengantongi rekaman cctv-nya,” celetuk Lusi.“Kenapa tidak langsung ditangkap saja, Kek?” tanyaku kesal.“1x24 jam, Al. Kamu tidak usah khawatir. Pasti mereka akan mendapatkan ganjaran yang setimpal,” jawab kakek.“Kakek kenapa lama sekali tidak datang ke rumah andai Kakek datang lebih awal mungkin Aldi masih hidup,” protesku. Aku masih tidak terima Aldi meninggal gara-gara kejahatan mereka.“Kakek banyak kerjaan, Nak. Maafkan Kakek. Ada penyusup. Kebun Kakek tidak aman. Hasilnya

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 51. Haruskah balas dendam.

    Assalamualaikum everyone Alhamdulillah bisa up lagi. Bantu follow akunku yaaaaa ....💕🌸🌸🌸Astaghfirullah yang benar saja kenapa tiba-tiba tidak ada tukang ojek. Biasanya selalu ada yang mangkal di sana.“Hallo, Om. Aku dikejar Om Jeep aku di makam Ibu.”Pemakaman di kota memang tidak sesepi di kampung, tapi tetap saja areanya luas.Aku lari sampai depan masjid. Alhamdulillah banyak jamaah Masjid baru selesai salat asar.“Toloong! Pak, tolong saya!” teriakku sekuat tenaga saat lari memasuki halaman Masjid.Jamaah yang sedang sibuk mencari sandal dan sepatu berbondong-bondong menghampiriku.Tenagaku nyaris habis aku telah lari ratusan meter tanpa pemanasan terlebih dahulu. Telapak kakiku pun memar merah sebalah kanan karena tadi aku tidak sempat memakai sepatuku yang sebelah kanan.Bruk!Kurasakan tubuhku jatuh, sakit sekali. Aku masih sadarkan diri.“Ayo, tolong bawa ke teras, bawa cepat angkat!”“Kasihan sekali!”Dan masih banyak lagi ucapan yang terlontar dari para jamaah masjid

Bab terbaru

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 189. TAMAT. Pelabuhan hati.

    Sejujurnya aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menerima Angga karena aku tidak ingin menyakiti hati Lusi. Ya, walaupun sekarang Lusi sudah bahagia bersama suami dan anak-anaknya, tapi aku yakin jika dia tahu aku menikah dengan Angga pasti di dalam dasar lubuk hatinya ada rasa kecewa padaku dan aku tidak mau itu terjadi. Aku tidak ingin menyakiti hati orang lain apalagi itu Lusi, sahabatku sendiri walaupun itu setitik nila.“Aku tahu Al, kalau kamu pun sebenarnya mencintai aku. Semua kutahu itu dari Lusi dan aku tahu kamu menolakku pasti karena Lusi. Al, Lusi, sudah bahagia dengan suaminya dan anak-anaknya bahkan Lusi merasa sangat bersalah karena telah menuliskan perasaannya di dalam buku diary-nya yang akhirnya kamu baca. Kalau kamu tidak percaya dengan apa yang aku ucapkan ini kamu bisa tanyakan sendiri pada Lusi. Tolong jangan tinggalkan aku lagi, Al. Aku sangat mencintaimu dari dulu hingga kini.”“Angga, tapi aku, aku ....”“Tidak perlu kamu jawab Alya karena aku ta

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 188. Meyakinkanku.

    “Alya, tunggu! Kamu mau ke mana?” Angga menarik ujung jilbabku. Seketika aku menghentikan langkahku.“Kamu pikir aku mau ke mana Ngga? Pulanglah, ngapain aku di sini? Jagain Cafe kamu?” jawabku ketus.“Ya, kali aja mau juga kamu jagain cafeku. Jangan jagain kafekulah, jagain hatiku aja,” jawab Angga lagi. Dia ini benar-benar membuat aku salah tingkah.“Apaan, sih, Ngga ... sudahlah aku mau pulang. Lain kalu aku main ke sini lagi, oke ... aku ada banyak kerjaan yang harus aku selesaikan,” pamitku pada Angga. Sejujurnya aku sangat malu padanya karena bukan hanya sekali ini saja Angga memergokiku gagal bertemu dengan seseorang. Dulu bahkan saat pernikahanku gagal dan Anggalah yang tahu pertama kali setelah keluargaku.Kenapa harus dia aku kan, jadi malu seolah aku ini adalah gadis terkutuk yang tidak bisa mendapatkan jodoh. Apalagi umurku sekarang menjelang kepala tiga bulan depan. Kalau perempuan di luaran sana mungkin sudah punya anak dua ataupun tiga, sedangkan aku boro-boro punya

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 187. Bukan laki-laki baik.

    “Hilda!” Suara bariton seseorang memanggil perempuan di depanku.Ternyata perempuan di depanku ini namanya Hilda. Lantas dia tahu namaku dari mana?“Oh, jadi ini, Put, yang kamu lakukan di belakangku? Diam-diam kamu cari perempuan lain untuk jadi pendamping hidupmu, lalu aku ini kamu anggap apa, Put! 8 tahun aku nemenin kamu dari nol, giliran kamu sudah sukses kamu cari perempuan lain yang kata kamu lebih soliha dan lebih cantik dari aku! Picik kamu, Put! Dan kamu Alya, asal kamu tahu bahwa 2 hari ini yang menghubungimu bukan Putra, tapi aku. Hilda Widyani, calon istri Putra yang entah kenapa laki-laki brengsek itu tergoda oleh kamu. Aku yakin kamu tidak menggoda Putra, tapi aku minta sama kamu sebagai sesama perempuan jauhi dia kalau tidak aku akan hancurkan nama baikmu,” ucap perempuan itu berapi-api.“Hilda, kamu ngomong apa, sih! kita sudah putus dan kita sudah sepakat untuk mengakhiri hubungan kita. Lalu kenapa sekarang kamu mau merusak hubunganku dengan perempuan lain? Ingat ya

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 186. Ekstra Part. Pertemuan tak terduga.

    Ekstra part.“Hai! Ngalamun aja serius banget kayaknya. Lagi mikirin aku, ya?” Aku dikagetkan dengan kedatangan Angga yang tiba-tiba saja sudah duduk di sampingku.Aku merasa entah kenapa dunia ini begitu sempit. Aku melalang buana ke mana pun pasti ujung-ujungnya bertemu dengan Angga. Padahal jujur bertahun-tahun aku berusaha untuk melupakan dia.“Enggak .... kok, kamu bisa di sini, ngikutin aku, ya?” tebakku asal. Habisnya aku bingung mau bilang apa.“Ye, ge-er banget, deh! Ngapain juga ngikutin kamu enggak penting kayaknya. Eh, tapi sepertinya waktu dan keadaanlah yang mempertemukan kita. mungkin kita berjodoh,” jawab Angga. Senyum khasnya membuatku ingat tentang masa lalu.“Angga, ihh, ngaco, deh! Ngomong-ngomong apa kabar? Terus kamu di sini ada kegiatan apa?” tanyaku. Sebenarnya aku sedikit salah tingkah, tapi ya, Angga tidak boleh tahu. Kalau sampai dia tahu yang ada nanti aku akan dibully dia habis-habisan.Sejujurnya aku sangat bahagia bertemu dengan Angga karena selama 2 t

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 185. Tamat.

    POV Alya. “Otewe mulu, kapan dong, sampainya?”“Nanti, Ngga ... jika Allah sudah berkehendak.” Angga hanya mengangguk saja.Entah kenapa kami merasa canggung sebenarnya ingin bersikap seperti biasanya saja, tapi tidak bisa. Seperti ada jarak yang memisahkan antara kami berdua.Angga memang terlihat semakin berwibawa mungkin itu yang membuatku merasa canggung dan juga dia suami orang maka dari itu aku harus jaga image jangan sampai nantinya ada kesalahpahaman di antara kami.“Non, ada Mas Akmal di luar.” Mbok memberi tahuku.“Em, kalau begitu aku permisi ya, Al. Takut ganggu. Kalau ada waktu main ke rumah ya, Gulsen pasti senang sepertinya memang dia sudah menyukaimu buktinya tadi langsung akrab,” pamit Angga. Aku mengiyakan.“Gulsen, pulang, yuk! Sudah siang nanti Kakek nyariin kita, loh,” ajak Angga. Gulsen menggeleng lucu sekali.“Gulseeenn ....” Lagi-lagi anak itu hanya menggeleng.“Biar nanti aku yang mengantar Gulsen,” sahutku.“Beneran?”“Iya, Ngga ... bolehkan?”“Oke, boleh-bo

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 184. Mustahil Angga tidak tahu.

    POV ALYA.Hati yang bimbang.“Tante boleh minta tolong ambilkan bola itu. Bolanya kotor aku jijik mau ambilnya,” pinta anak kecil di depanku seraya menarik-narik ujung jilbabku. Aku yang sedang fokus menatap layar HP terpaksa memandangnya. Ekspresinya menggemaskan sekali.“Please ....” pintanya lagi. Senyumnya menampilkan deretan gigi kecil-kecil yang rapi.“Boleh, tunggu sebentar.”Aku mengambil bola yang tercebur pada kubangan lumpur bekas hujan semalam.“Tante cuci dulu ya, di kran sebelah situ. Kamu bisa menunggu Tante di sini?” Anak kecil itu mengangguk.Oke, fine Alya. Ini sungguh menggelikan karena untuk pertama kalinya aku dipanggil tante oleh orang lain. Anak kecil pula. Biasanya mereka akan memanggilku kakak dan yang memanggilku tante hanya Alika anak tante Eni dan adik-adiknya saja. Ke mana orang tua anak itu kenapa dibiarkan main sendirian di taman. Meski taman kompleks perumahan tetap saja bahaya.Akan tetapi lucu juga anak kecil itu. Keberaniannya membuatku berhasil meni

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 183. Kembali.

    POV Nindi. Ternyata omongannya hanya bualan semata untuk memperdayaku. Pernikahan yang baru seumur jagung menjadi taruhannya.Kurasakan pergerakan dipan. Mas Aris memelukku dalam tidurnya setelah menciumku berkali-kali.Aku biarkan saja dia menciumku mungkin ini untuk yang terakhir kalinya. Barang kali esok aku sudah pergi dari sini dan kembali ke rumahku seorang diri. Jujur aku tidak siap dimadu. Aku tidak siap berbagi suami. Tidak! Aku tidak siap.Membayangkannya saja hatiku begitu ngilu dan sakit apa lagi menjalaninya. Pastilah aku kurus kering karena setiap hari makan hati. Perempuan itu salah satu anak dari guru ngajinya Mas Aris. Aku pun mengenalnya. Usianya 5 tahun lebih muda dariku. Namanya Yesi, meski tidak secantik dan semenarik diriku, tapi dia perempuan subur yang siap melahirkan banyak anak demi baktinya pada seorang suami. Itu yang dia katakan padaku juga pada Mas Aris.Aku akui keberanian dan juga misi hidupnya patut diacungi jempol, tapi kenapa harus rumah tanggaku y

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 182. Berpisah.

    POV Nindi.POV Nindi.“Apa tidak ada cara lain, Mas? Apa kamu setega itu padaku?” tanyaku pada Mas Aris, suamiku.Lelaki yang terkenal bijak dan baik hati itu perlahan membelai rambutku.“Maafkan aku, Dik. Aku tak kuasa menolak permintaan Ibu,” jawab Mas Aris.“Kamu benar, Mas, mungkin ini jalan yang terbaik untuk rumah tangga kita. Aku bisa apa? Rahimku bermasalah dan kita tidak bisa punya keturunan, tapi please lepaskan aku dulu sebelum kamu menikahi perempuan pilihan ibumu,” tegasku.Mata Mas Aris berkaca-kaca. Manik hitam itu dalam hitungan detik dipenuhi air mata. Lalu lolos. Kembali aku direngkuh dalam pelukannya.“Tidak, Dik. Aku tidak mau berpisah denganmu. Aku tidak sanggup. Aku sudah berjanji pada mamahmu untuk menjagamu seumur hidupku. Aku mencintaimu Dik, ada atau tidaknya anak bagiku hanya pelengkap saja. Cintaku padamu tulus, Dik. Tolong jangan pernah katakan perkataan yang sangat aku benci. Aku tidak bisa hidup tanpamu, Dik,” ucap Mas Aris seraya mempererat pelukannya.

  • KARMA PERSELINGKUHAN AYAH    BAB 181.

    POV Angga.Alyaku, aku tahu dia masih sendiri di usianya yang ke 29 tahun. Aku tahu semuanya dari Lusi dan juga Nindi.Entah seberapa berat hidup yang dijalaninya, tapi Alya masih tetap seperti dulu. Ayu dan masih muda. Mungkin karena dia tidak pernah menyikapi permasalahan dengan berlebihan. Dia tetap bersikap manis pada siapa pun meski aku tahu luka di hatinya sangatlah dalam.Alya, tetap baik pada bundaku, adikku, dan orang-orang di sekelilingnya termasuk pada keluarga mantan calon suaminya. Aku salut padanya. Aku tahu semua itu tentu saja dari cerita orang-orang terdekatku.Hari ini pertama kali aku menginjakkan kakiku ke lapak pecel buk Siti sejak 4 tahun yang lalu pergi ke Kalimantan. Pecel legendaris kenanganku bersama Alya. Ya, aku kembali pulang untuk tujuan hidup agar lebih baik lagi.Sedang Dita tetap di Kalimantan mengembangkan bisnis orang tuanya. Tak ada drama tangis perpisahan antara Gulsen dan ibunya. Biasa saja seperti hari-hari biasa. Gulsen pun tidak pernah menanyak

DMCA.com Protection Status