Beranda / Young Adult / KAPAN AYAH PULANG / KESETIAAN BU SITI MENPAR TINA

Share

KESETIAAN BU SITI MENPAR TINA

Penulis: SRP
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-29 22:16:20

KAPAN AYAH PULANG?

BAB KE : 40

KESETIAAN BU SITI MENPAR TINA

Setelah menghela napas panjang, barulah dengan perlahan awan di wajah Bu Siti menghilang. Namun, kedua bola matanya terlihat berkaca-kaca.

"Riki melakukan hal tersebut setelah bapaknya meninggal, sementara waktu itu saya bermasalah dengan keuangan. Jangankan untuk jajan Riki dan adiknya, untuk makan saja kesulitan."

Kini bening mulai menggantung di pelupuk mata Bu Siti. Tangannya terangkat mengusap bagian kedua matanya dengan lengan. Terlihat dia seakan sedang berjuang mengusir gejolak di hatinya. Sehingga dia diam sesaat. Tak ada suara yang keluar dari mulut kedua perempuan itu.

Hening.

"Karena ketiadaan biaya, Riki keluar dari sekolah. Setelah cukup lama menganggur akhirnya hal itulah yang ditempuh Riki untuk mengisi waktu dan mencari uang jajan" lanjutnya memecah keheningan.

Kali ini suara Bu Siti terdengar serak, mungkin karena tenggorokannya yang kering. Kenangan masa lalu kembali menghadirkan kesedihan di hati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KAPAN AYAH PULANG    TINA MENJADI WARGA KOLONG JEMBATAN

    BAB KE : 41TINA JADI WARGA KOLONG JEMBATAN Langkah terbaik yang harus ditempuh Tina, tentu saja mengikuti saran yang disampaikan Bu Siti. Seandainya dia masih bersikeras mencari kos-kosan. Tentu uangnya akan cepat habis, bagaimana kalau terjadi lagi peristiwa seperti di tempat Bang Kalit dulu. Keadaannya pasti akan lebih buruk lagi. Jika dia membangun gubuk di sini, setidaknya dia dekat dengan Bu Siti. Kalau terjadi apa-apa, ada Bu Siti dan warga sini, tentu mereka akan membantu. Selama di sini Tina merasakan betapa baik perlakuan Bu Siti terhadapnya. Seperti sikap seorang kakak terhadap adik saja layaknya. Begitupun dengan Faiz, dia terlihat nyaman berada di lingkungan ini. Riki dan Yoki juga memperlakukan Faiz seperti adiknya sendiri. Bahkan kedua orang anak Bu Siti tersebut terlihat begitu menyanyangi Faiz. Akhirnya, itulah keputusan Tina, dia akan membangun gubuk di bawah jembatan ini dan menjadi Warga Kolong seperti Bu Siti dan masyarakat yang lainnya. Itulah pilihan ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-30
  • KAPAN AYAH PULANG    MENCARI KERJA KE PASAR INDUK

    BAB KE : 42 MENCARI KERJA KE PASAR INDUK Tina memang tidak memiliki uang lagi setelah dia membangun gubuk. Uang yang dia punya habis semua terpakai. Sejak saat itu, Bu Siti yang memenuhi semua kebutuhan Tina. "Kalau mau sebaiknya ikut kerja dengan Maryati. Di tempat dia kerja banyak lowongan," usul Bu Siti. Maryati adalah orang yang ikut membantu Tina waktu dia pingsan dulu. Dia dan suaminya tinggal hanya berjarak beberapa gubuk saja dari tempat Bu Siti. Cuma Maryati jarang berada di rumah, karena dia berangkat kerja sebelum jam enam pagi, kadang pulang sehabis magrib. Tina pernah berapa kali sempat ngobrol dengan wanita yang hampir sesuai dengannya itu, tapi mereka belum pernah membicarakan tentang pekerjaan. "Mau, Mbak! Kalau tahu dari kemaren-kemaren, mendingan dengan dia saya ikut, tidak perlu membuang waktu untuk mencari pekerjaan seperti sekarang," jawab Tina antusias. "Saya sengaja tidak mau memberi tahu, karena kerjanya seperti itu. Pergi pagi dan pulangnya malam. Saya

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-01
  • KAPAN AYAH PULANG    MENJADI TUKANG KUPAS BAWANG

    BAB KE : 43 MENJADI TUKANG KUPAS BAWANG Gudang itu sangat besar berdinding geribik dan beratap hasbes. Di dalam gudang tersebut menumpuk karungan bawang merah. Mungkin jumlahnya puluhan ton. Di gudang itu sekarang Tina berada. Belasan Ibu-ibu duduk berjejer mengupas bawang sambil bersenda gurau. Tangan mereka begitu cekatan memainkan pisau. Diantara Barisan ibu-ibu itu juga ada Tina. Dialah satu-satunya pekerja yang masih kelihatan kagok. Hasil yang dia peroleh sangat sedikit dibanding dengan ibu-ibu yang lainnya. Mata Tina merah dengan tidak henti-hentinya meneteskan air bening. Hampir setiap saat ibu Faiz itu mengusap matanya dengan punggung tangan. Belum sampai dua jam, rasanya Tina sudah ingin menyerah, tapi ingatannya pada Faiz membuat dia tetap harus bertahan. Apa lagi bila ingat betapa susahnya mencari kerja. Air mata Tina meleleh di pipi, tapi air mata itu keluar bukan hanya sekedar karena pedasnya bawang. Tapi bercampur dengan air mata karena tangisan. Ya, tanpa ada y

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-06
  • KAPAN AYAH PULANG    SUSAHNYA MENCARI UANG

    BAB KE : 44 SUSAHNYA MENCARI UANG Hari pertama bekerja, penghasilan Tina sangat sedikit, ada rasa kecewa di hati ketika melihat hasil kupasannya setelah di timbang. Uang yang dia peroleh, bahkan tidak sampai sepertiga dari yang didapat Maryati. Jumlah yang tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup satu hari. Tapi, untunglah teman-temannya memberi semangat yang membuat rasa kecewa Tina berkurang. Karena hal itu, Tina berniat akan tetap bekerja. Apa yang dikatakan teman-temannya benar, penghasilan akan meningkat seiring waktu. Setiap hari kemampuan dan kecepatan kerja pasti akan bertambah asal tidak putus asa dan tetap optimis. Rasa haru kembali dirasakan Tina ketika Maryati lagi-lagi membayarkan ongkosnya. Ini berarti pulang pergi Maryati-lah yang membayar biaya transportasi Tina. Tina berusaha menolak ketika Maryati membayar sewa angkutan kota yang mereka tumpangi. Tapi Maryati keukeh, dengan alasan bahwa penghasilan Tina masih sedikit. Wajar saja jika sikap Maryati ini m

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07
  • KAPAN AYAH PULANG    KEINGINAN FAIZ UNTUK MEMBANTU IBU

    BAB KE : 45 KEINGINAN FAIZ UNTUK MEMBANTU IBU Keesokkannya Faiz melarang Tina berangkat kerja, karena Faiz melihat mata ibunya masih merah. Faiz khawatir ibunya akan sakit. "Tidak apa-apa, mata Ibu memang masih merah, tapi rasa perihnya sudah hilang. Sudah tidak berasa lagi," kata Tina memberi alasan pada Faiz. "Ibu tidak usah lagi bekerja di sana. Mata Ibu merah, gara-gara Ibu bekerja kemarin." Faiz tetap berusaha mencegah kepergian ibunya. "Kalau kita tidak kerja, kita tidak punya uang. Lalu kita harus makan apa? Sekarang kita tidak tinggal bersama Bu Siti lagi. Untuk makan dan keperluan lainnya, kita harus beli sendiri. Karena itulah Ibu harus kerja." Tina menerangkan dengan lembut, berharap Faiz bisa mengerti. Faiz hanya diam mendengar apa yang dikatakan Tina. Faiz merasa percuma bicara lagi, karena dia menebak ibunya tetap akan berangkat kerja. Sikap diam Faiz diartikan Tina, bahwa anaknya tersebut memahami apa yang barusan dia sampaikan. Faiz memang memahami, tapi kekec

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • KAPAN AYAH PULANG    FAIZ MENJADI PEMULUNG

    BAB KE : 46 FAIZ MENJADI PEMULUNG Rupanya suara ajakan itu keluar dari mulut Radit. Radit adalah anak lelaki satu-satunya dari Ujang Gempol, pedagang gorengan yang sudah cukup lama menetap di bawah kolong ini. Di antara teman Faiz, Radit-lah yang paling sering mengajak Faiz ke rumahnya. Faiz tidak pernah menolak jika Radit yang mengajak. Mungkin karena bapak Radit yang suka membagi Faiz gorengan setiap Faiz main ke sana. Entahlah!"Bu dhe! Aku boleh main ke rumah Radit?"Belum sempat Bu Siti menyapa Radit, Faiz telah bertanya terlebih dahulu. "Ya nggak apa-apa. Tapi jangan nakal ya!" Bu Siti mengijinkan dengan syarat. "Ya, Bu dhe," jawab Faiz. Rumah Radit tidak begitu jauh dari gubuk Bu Siti. Faiz juga pernah main ke sana beberapa kali, jadi tidak ada keraguan di hati Bu Siti melepas Faiz main ke rumah anak penjual gorengan tersebut.Setelah Faiz mendapat izin, kedua bocah itu pun berlalu. Sebelum mereka meninggalkan gubuk Bu Siti, mata Faiz sempat celingukkan ke samping dapur

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • KAPAN AYAH PULANG    FAIZ MELANGKAH MAKIN JAUH

    BAB KE : 47 FAIZ MELANGKAH MAKIN JAUH Langkah Faiz semakin jauh meninggalkan gang tempat dia terakhir berpisah dengan Radit tadi. Dia begitu asyik berjalan sambil mencari dengan ujung matanya barang bekas apa saja yang bisa dijadikan uang.Walau hasilnya masih sedikit, namun, itu telah membuat hati Faiz sangat gembira. Menurutnya isi karung yang menggandul di punggungnya sudah sangat banyak, terbukti dengan terasa beratnya beban yang bergelayut di punggungnya tersebut. Sekarang karung yang ada di punggung Faiz hampir terisi setengahnya. Walau itu adalah karung yang paling kecil bagi Riki dan Yoki, namun, cukup besar buat bocah seumur Faiz. Kalau di lihat dari belakang, hampir seluruh tubuh Faiz tertutup oleh karung tersebut. Sehingga tidak kelihatan siapa orang yang sedang memanggulnya. Persis seperti karung menggantung yang berjalan. Walau bagian betis ke bawah dan bagian kepala Faiz masih tampak menyembul. Langkah Faiz makin tertatih-tatih, tapi belum ada niat di hatinya unt

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-18
  • KAPAN AYAH PULANG    FAIZ DIBAWA ORANG YANG TAK DIKENAL

    BAB KE : 48 FAIZ DIBAWA ORANG YANG TAK DIKENAL "Pelanin mobilnya, Nela!" teriak Neli sedikit keras. Nela memperlambat mobil setelah melirik Neli. "Berhenti di depan anak itu!" perintah Neli kemudian, sambil menunjuk seorang anak kecil yang sedang berdiri di pinggir jalan. Hanya beberapa meter dari mereka terlihat seorang anak berusia sekitar tujuh tahun sedang memperhatikan jalan dari ujung ke ujung. Rupanya dia ingin menyebrang. Di punggung anak itu terlihat sebuah karung yang menggantung. Anak itu adalah Faiz. Kecepatan mobil itu pun melambat, kemudian berhenti pas di depan Faiz. Neli yang berada di sebelah kiri segera turun setelah mobil berhenti dengan sempurna. “Selamat sore, Dedek! Mau menyebrang, ya?” tanya Neli ramah dengan senyum terukir. Setelah dia berhadapan dengan Faiz. Wanita itu duduk berjongkok di depan Faiz, sehingga membuat tinggi mereka hampir sama. "Iya, aku mau menyebrang," jawab Faiz dengan penuh keheranan pada wanita yang ada di depannya. Kenapa orang in

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-24

Bab terbaru

  • KAPAN AYAH PULANG    BIARLAH YANG LALU BERLALU JIKA MASIH ADA CINTA DI HATIMU

    BAB KE : 19716+Setelah pertemuan itu, hubungan mereka pun semakin membaik, malah Dudun dan Faiz hampir tiap minggu bertandang ke rumah Sisilia. Setiap hari libur, mereka berkumpul di rumah Sisilia, ada-ada saja yang mereka lakukan untuk menuai kebahagiaan. Tidak hanya Dudun dan Faiz. Naufal dan istrinya juga suka ikut berkumpul bersama mereka. Satu hal yang paling membuat Sisilia terharu. Perhatian Naufal, Dudun dan Faiz sangat luar biasa kepada papanya. Padahal Sisilia telah mengetahui bahwa orang tua Naufal dan Dudun juga termasuk korban kejahatan papanya di masa lalu, walau hal ini masih mereka rahasiakan pada Karta Setiawan. Anak-anak dari korban pembunuhan Karta Setiawan itu malah paling senang mendorong kursi roda Karta Setiawan, bahkan mereka tidak pernah bosan melatih Karta Setiawan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kesehatan papa Sisilia tersebut. Pertemuan demi pertemuan, telah membuat cinta mereka semakin mekar, bahkan Faiz tidak sungkan lagi menyusul S

  • KAPAN AYAH PULANG    UNTUK APA DENDAM BERKARAT PADA ORANG YANG TELAH BERTOBAT

    BAB KE : 19616+Faiz merasa heran dengan perubahan sikap Dudun dan Naufal itu, padahal jelas sekali betapa besar keinginan Dudun untuk balas dendam beberapa hari yang lalu. "Kita tidak perlu lagi menuntutnya, karena Tuhan telah memberi teguran pada beliau, dan beliau telah menyesali perbuatannya," jawab Naufal. "Lalu, bagaimana dengan kamu, Dun?" Faiz mengalihkan pertanyaan pada Dudun yang sedang mengemudi. "Sebelum ke sini, kami telah membicarakan tindakan apa yang akan kami lakukan, dan inilah yang terjadi. Kalau mau detilnya, tanya saja pada Mas Naufal, apa yang dilakukan Mas Naufal tadi adalah keputusan Mas Naufal sendiri. Tapi saya mendukung, karena memang itu yang terbaik," jawab Dudun sambil melirik kaca spion dalam. Dia menatap wajah Faiz sekilas dari sana. Saat ini Faiz dan Naufal duduk berdua di bangku tengah, sedangkan Dudun sendirian di depan memegang kemudi. Rupanya sebelum menemui Sisilia, Naufal dan Dudun sempat berdiskusi. Naufal meminta Dudun untuk menjaga per

  • KAPAN AYAH PULANG    KALIMAT NAUFAL YANG MENGEJUTKAN

    BAB KE : 195 16+Seketika dada Faiz bergemuruh, gemuruh itu bertalu dengan rasa cemas yang kembali hadir. Faiz dapat menebak apa maksud ucapan Dudun itu. Naufal pun tertegun ketika mendengar apa yang disampaikan Dudun, dia menatap Dudun sesaat, seakan sedang memikirkan sesuatu. "Oh, iya. Hampir lupa," jawab Naufal kemudian, lalu ujung matanya melirik pada Faiz.Naufal tercenung dengan raut serius, seperti ada sesuatu yang sedang dipikirkannya, kemudian dia bangkit, membuat semua yang ada di ruangan itu mengarahkan mata pada Naufal. "Kamu berdiri, Dun!" perintah Naufal pada Dudun. Dudun pun mengikuti titah kakaknya. "Dorang kursimu ke belakang!" Naufal kembali memerintah yang segera dilaksanakan Dudun. Hati Faiz semakin cemas melihat tingkah kedua kakak-beradik itu. Raut heran juga tergambar di wajah Vira, Sisilia dan Karta Setiawan. Naufal berjalan di antara celah meja dan kursi yang didorong Dudun tadi.Setelah posisinya berada antara Faiz dan adiknya, Naufal mendorong meja

  • KAPAN AYAH PULANG    KECEMASAN BELUM BERAKHIR

    BAB KE : 19416+Kemudian kalimat itu juga dapat dijadikan bamper oleh Faiz. Seandainya Naufal mengatakan akan menuntut Karta Setiawan, atas apa yang telah dia lakukan pada orang tua mereka. Faiz punya kesempatan untuk membela Karta Setiawan, tentu perasaan Sisilia akan terobati dengan pembelaan Faiz nantinya, karena Sisilia telah mengetahui isi hati Faiz berdasarkan ucapan Naufal tadi."Berarti mereka memang sehati. Sisilia juga seperti itu, dia tidak akan menikah kalau tidak dengan Faiz." Tawa Vira kembali meledak di ujung kalimatnya. "Saya tidak ada berkata seperti itu!" Cubitan Sisilia langsung mendarat di lengan Vira, yang membuat Vira meringis.Ruangan itu kembali penuh oleh suara tawa Naufal, Dudun dan Vira. Karta Setiawan juga ikut tertawa walau tawanya belum begitu jelas."Yang sehati, sebenarnya saya dengan kamu! Saya tidak nikah-nikah, kamu juga ikutan menjomblo sampai sekarang," balas Sisilia dengan mulut geregetan. Tangan Sisilia kembali bergerak untuk mencubit Vira,

  • KAPAN AYAH PULANG    SUASANA YANG BERUBAH ARAH

    BAB KE : 19316+Karta Setiawan duduk berhadapan dengan Dudun. Mereka juga dipisahkan oleh meja yang sama, dari ujung ke ujung, mungkin jaraknya sekitar satu meter.Setelah beberapa saat, Naufal mulai berbicara untuk menyampaikan apa sebenarnya tujuan dan maksud mereka datang. "Nama saya Naufal dan ini adik saya Dudun Suparman. Kami adalah keluarga Faiz." Naufal mengawali dengan memperkenalkan diri pada Sisilia dan Karta Setiawan, setelah melirik ke arah Faiz, dan memastikan bahwa Faiz telah siap mendengar apa yang akan dia sampaikan. Perkenalan Naufal hanya dijawab dengan anggukan oleh Sisilia dan Karta Setiawan. "Sebenarnya tujuan kami ke sini, memang membawa maksud tertentu yang ingin kami sampaikan, tapi ijinkan kami terlebih dulu mengucapkan terima kasih pada Sisilia yang telah bersedia merawat Faiz, walaupun pada saat itu keadaan rumah sakit sangat sibuk, tapi Sisilia bersedia menangani Faiz dengan cepat."Naufal menatap Sisilia sesaat, lalu beralih pada Vira yang ada di s

  • KAPAN AYAH PULANG    KEKAKUAN FAIZ DAN SISILIA

    BAB KE : 19216+Meskipun Dudun seorang police yang bermental baja, tapi rasa haru juga menyeruak ke dalam hatinya menyaksikan adegan yang terjadi di depan matanya. Begitu pula dengan Naufal.Bola mata kakak-beradik itu memerah dengan kilauan seperti kaca. Mereka berusaha keras agar air yang ada di bola mata mereka tidak merembes keluar. Begitu pula dengan perawat Karta Setiawan, walau tidak mengetahui peristiwa apa sebenarnya yang terjadi, tapi melihat adegan tersebut, dia pun tidak mampu menahan tangis.Faiz masih terpaku di samping Sisilia, dia hanya menunduk tanpa berani menatap siapa pun. Sementara air matanya ikut berlinang di pipi. Entah sudah berapa kali Faiz mengusap wajah, demi mengapus air yang ada di sana. "Su-su-ruh-lah me-me-reka ma-masuk!" ucapan Karta Setiawan menyadarkan mereka semua, sehingga apa yang sedang menumpuk di pikiran mereka langsung buyar. "Eh, iya! Ayo masuk, Mas!" Vira menghadap Naufal dan Dudun. Terdengar suara Vira agak serak dalam isak, mungkin

  • KAPAN AYAH PULANG    PERANAN VIRA YANG CERDAS

    BAB KE : 19116+Sebelumnya, jangankan untuk mengangkat tangan, untuk menggerakannya saja Karta Setiawan sudah kesulitan. Tidak hanya itu, pertemuannya dengan Faiz, juga telah membuat Karta Setiawan mampu berbicara, walaupun dengan susah payah dan terbata-bata, serta perlu waktu yang cukup lama untuk menyampaikan sepotong kalimat, tapi apa yang disampaikannya dapat dimengerti. Wajar, jika hal itu merupakan sesuatu yang sangat menggembirakan bagi Vira, bahkan dia menganggap kejadian ini adalah sebuah keajaiban. "Papa ...! Heiiiyyy, apa yang kalian lakukan pada papa saya?!"Sebuah bentakan mengejutkan mereka yang ada di halaman. Perawat, Vira, Dudun dan Naufal serentak menoleh ke sumber suara tersebut. Faiz melepaskan pelukannya dari Karta Setiawan, kemudian ikut menoleh ke arah Sisilia yang telah berada di depan pintu. Dengan susah payah Karta Setiawan juga memalingkan mukanya ke arah Sisilia. "Naak-nak!" cukup keras suara yang keluar dari mulut Karta Setiawan memanggil anaknya

  • KAPAN AYAH PULANG    PERTEMUAN SI PEMBUNUH DENGAN ANAK-ANAK KORBAN PEMBUNUHANNYA

    BAB KE : 19016+"Saya baik-baik aja Faiz .... " Vira menjawab pertanyaan Faiz setelah mereka berhadapan. "Eh, ya. Sampai lupa! Ayo masuk!" lanjut Vira ketika matanya menoleh pada Naufal dan Dudun. Vira sedikit kikuk menatap ke dua lelaki yang ada di depannya. Dia merasa malu karena belum sempat menyapa atau sekedar mengangguk pada dua lelaki yang posisinya jauh lebih dekat dengannya.Karena keterkejutannya ketika melihat Faiz, membuat Vira mengabaikan kedua lelaki tersebut. "Kenalkan. Saya Naufal dan ini Dudun, adik saya. Kami masih saudaranya Faiz." Sebelum melangkahkan kaki, Naufal memperkenalkan dirinya dan Dudun. "Saya Vira," jawab Vira sambil merangkapkan kedua tangan di depan dada dengan sedikit menundukan kepala tanda hormat, kemudian matanya kembali melirik pada Faiz. "Kalau Faiz, tidak perlu saya perkenalkan lagi, kan?" Senyum lepas dari bibir Naufal sambil ikut melirik ke arah Faiz. Dudun juga ikut tersenyum, hanya wajah Faiz saja yang masih terlihat agak tegang, b

  • KAPAN AYAH PULANG    KUNJUNGAN FAIZ, DUDUN DAN NAUFAL KE RUMAH SISILIA CARLINA

    BAB KE : 18916+Sejak kedatangan Vira, hampir setiap hari terdengar gelak tawa dari dalam rumah tersebut. Bahkan hampir saban hari mereka pergi jalan-jalan untuk menikmati indahnya Ibu Kota. Setiap pergi jalan-jalan, Sisilia selalu membawa semua orang yang bekerja di rumahnya, Disamping untuk berbagi kebahagiaan, tenaga mereka juga bermanfaat untuk memindahkan Karta Setiawan dari kursi roda ke dalam mobil, begitu pula sebaliknya. Ketika Sisilia menceritakan pertemuannya dengan Faiz pada Vira, tentu saja hal tersebut membuat Vira sangat terkejut, yang bahkan membuat dia sulit mempercayainya. Vira tidak pernah menyangka, Sisilia akan bertemu lagi dengan Faiz yang telah sekian lama menghilang, tapi itulah kekuasaan Tuhan, apa-apa yang tidak kita sangka, bisa saja menjadi kenyataan. Akhirnya Sisilia berkonsultasi dengan Vira tentang banyak hal, terutama tentang Faiz dan rasa yang ada di hatinya. Sisilia dan Vira adalah dua orang sahabat yang sama-sama berhasil menggapai impianny

DMCA.com Protection Status