BAB KE : 181DOKTER SOMBONG NAN ANGKUH 16+"Ya, sebenarnya kamu telah pulih, tapi kita harus tetap memerlukan dokter untuk memeriksa secara berkala. Jadi jangan kabur dulu dari sini, Bung!" Naufal ikut bergurau sambil menonjor lengan Faiz dengan tinjunya. Setelah tawa mereka reda, Naufal memberi tahu Faiz apa yang harus mereka perbuat ke depan untuk keamanan Faiz sendiri. Kini mereka berdiskusi bertiga. Naufal begitu yakin kasus Faiz akan hilang begitu saja. Tapi, andai memang tetap ada yang mengungkap, Naufal akan siap membela Faiz di pengadilan. Bahkan dia akan mengajak teman-teman pengacaranya yang lain. Tidak hanya itu, Naufal juga akan mengkoordinir wong cilik yang pernah ditolong kelompok Sang Pengadil. Menurut pemahaman Naufal, tidak salah minta pembelaan wong cilik, jika kita telah berkontribusi dalam meningkatkan taraf hidup mereka atau menolong mereka. Justru sangat memalukan, jika kita meminta pertolongan wong cilik untuk mendukung kita dengan janji-janji manis, tap
BAB KE : 182PERBEDAAN NASIB DUDUN DAN NAUFAL 16+Semua waktu di masa lalu Dudun, benar-benar dia curahkan untuk belajar dan bekerja. Cita-cita dan jenjang karier yang dia tempuh, benar-benar telah membuatnya lupa, untuk apa sebenarnya lelaki dan perempuan diciptakan Tuhan. Soal cinta?Jangan ditanya!Dudun bahkan tidak pernah tahu, seperti apa rasanya jatuh cinta.Aneh? Memang! Seperti itulah hidup yang dijalani Dudun selama ini. Keinginannya untuk menangkap pembunuh kedua orang tuanya, telah menenggelamkan Dudun dalam ambisi, sehingga hal apapun dia abaikan demi cita-citanya tersebut. Tidak hanya terhadap perempuan, bahkan sahabat kecilnya sendiri, seperti Faiz yang sama-sama mengalami nasib tragis dengannya, pun terabaikan. Sehingga komunikasinya dengan Faiz, putus sama sekali sejak mereka berpisah. Dorongan paman dan bibinya, agar Dudun menjadi police dan Naufal menjadi pengecara, benar-benar telah mengorbankan masa indah kanak-kanak mereka, bahkan masa remaja mereka ju
BAB KE : 183NIAT DUDUN YANG MULIA 16+Akhirnya Dudun memutuskan untuk menyelidiki dokter itu selama Faiz dirawat, Dudun mencari kesempatan untuk mencari tahu, siapa sebenarnya dokter Sisilia Carlina. Setelah dia menyelidiki Sisilia Carlina. Dudun menyimpulkan bahwa Sisilia Carlina memang punya hubungan khusus dengan Faiz, dan hubungan khusus itu adalah soal asmara.Mereka dulu saling jatuh cinta, tapi berakhir dengan sesuatu yang menyakitkan hati Sisilia Carlina, tapi Sisilia Carlina masih mencintai Faiz. Karena masih ada rasa cinta, maka dia bersedia menolong Faiz.Seperti itu analisa Dudun, dan dia berkesimpulan, bahwa hubungan Faiz dengan Sisilia Carlina-lah yang membuat dokter itu sempat mengganggu pikirannya. Dudun seakan ditugaskan untuk menyatukan Faiz dengan Sisilia Carlina kembali, dan itu yang sedang diusahakannya. Dia ingin memberi kejutan pada Faiz dan Naufal, tapi usahanya itu belum juga terealisasi, sampai Faiz telah keluar dari rumah sakit, bahkan sampai saat in
BAB KE : 184HARAPAN FAIZ 16+Bukankah membalas kejahatan dengan kejahatan, sama saja jahatnya? Mungkin karena itulah Tuhan menciptakan hukum, agar manusia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan dengan mengatas namakan keadilan. Itulah yang membuat Faiz merasa bahwa dia adalah bagian dari kejahatan itu sendiri. Hal ini yang membuat dirinya seakan tidak berarti, sehingga rasa bahagia terasa jauh. Kegundahan yang dirasakannya selama ini, ingin dia sudahi dengan segera, dia ingin hidup normal seperti orang lain, tapi sampai detik ini, Faiz belum mampu mengakhirinya. Sejak bertemu dengan Dudun dan Naufal, kebahagiaan itu mulai hadir, karena dia merasa telah kembali memiliki saudara. Dia merasa ada yang memperhatikan, dan dia merasa ada yang mengharapkan. Terkadang dengan adanya perhatian seseorang terhadap kita, justru membuat hidup ini semakin berarti, dan semangat dalam hidup pun semakin tinggi. Apalagi perhatian itu datang dari seseorang yang kita cintai. Seperti Sisilia
BAB KE : 185KEJUTAN BUAT DUDUN DAN NAUFAL 16+Ada kebanggaan di wajah Dudun ketika melontarkan pertanyaan terakhir. Sementara muka Faiz semakin merah dengan bibir bergetar. Naufal tidak sempat berandai-andai lagi, bahwa ini sedang di ruang sidang. Dia merasa terkejut mendengar apa yang disampaikan oleh Dudun. Sungguh sesuatu yang tidak dia sangka. Hati Faiz bergemuruh, dengan degup jantung semakin cepat. Dari cerita Dudun, Faiz bisa memastikan bahwa dokter itu adalah Sisilia Carlina, teman satu kelasnya.Teman satu kelas yang telah menyentuh lubuk hatinya yang paling dalam dengan kelembutan sebuah cinta. Faiz tidak dapat lagi membendung rasa yang semakin membuncah di dalam dadanya. Mendengar apa yang disampaikan Dudun, sungguh dia sangat terharu. Bola mata lelaki itu berkilat seperti kaca, seperti ada genangan air yang siap meleleh dari sana. Ternyata Sisilia masih mengenalnya, bahkan mau berkorban sedemikian rupa ... menyerahkan jantung yang merupakan lambang kehidupan manu
BAB KE : 186KEINGINAN YANG RUMIT 16+Ada perubahan yang drastis di wajah Naufal dan Dudun. Muka kakak-beradik itu mengelam seketika. Dudun langsung merasa gagal dalam mempridiksi hubungan antara Faiz dan Sisilia. Ternyata inilah penyebab, kenapa muncul perasaan yang aneh didirinya terhadap dokter tersebut.Bukan karena cinta yang sempat dia tebak sebelumnya, bahkan tadi, dia sangat yakin dengan keakuratan tebakannya itu, tapi ternyata salah. Faiz masih diam, dia kembali hanyut dengan pikirannya, sehingga pertanyaan Naufal dan Dudun terabaikan. Begitu pula dengan Naufal dan Dudun, mereka juga hanyut dengan pikiran mereka masing-masing. Seakan tidak lagi membutuhkan jawaban dari Faiz. Apa yang baru mereka dengar seperti hantaman petir yang tiba-tiba mengejutkan mereka, yang membuat mereka tidak mampu mengeluarkan kata sepatah pun. Ruangan itu menjadi sunyi. Hening ....Ada kesamaan dalam pikiran Dudun dan Naufal. Mereka sama-sama berpikir, jika sikap Sisilia Carlina seperti i
BAB KE : 187ANTARA SAUDARA DAN GADIS YANG DICINTA 16+Naufal juga merasa sungkan untuk mengatakan bahwa ada niat di hatinya untuk balas dendam, karena itu dia ingin melihat reaksi Dudun dan Faiz terlebih dahulu. "Setiap kesalahan tentu ada sangsi hukumnya. Begitu atauran negara, bahkan agama. Sebaiknya saya menyelidiki kasus ini, dan setelah bukti-bukti yang cukup kuat saya dapatkan, saya akan membawanya ke ranah hukum."Mendengar apa yang disampakan temanya itu, ada kesedihan yang menyeruak di hati Faiz. Sedih, karena memikirkan Sisilia yang pasti akan menelan kekecewaan kembali. Seperti apapun salah orang tuanya, tetap saja anak akan sedih bila orang tuanya dihadapkan ke meja hijau dengan ancaman hukuman yang sangat berat, hukuman mati. Sikap Faiz ini terbaca oleh Naufal dan Dudun. Sebenarnya Dudun memang sengaja berkata seperti itu untuk memancing reaksi Faiz dan sekaligus memberi jalan untuk menjawab pertanyaan Naufal. Dudun paham ada niat untuk membalas dendam di hati k
BAB KE : 18816+Kecerdasan akan membuat orang mampu bersabar dalam menghadapi musibah. Kecerdasan dan kesabaran, juga dapat mengundang keikhlasan. Bila keikhlasan telah menguasai jiwa, maka akan lahirlah celah untuk bahagia, jika mau memasuki celah tersebut, maka kebahagiaan pun akan didapatkan. Seperti itu pula yang dialami Sisilia Carlina. Ujian dan musibah yang menerpa dirinya, dia kelola dengan cerdas. Kekecewaan dan luka teramat dalam yang menghadang, dia jadikan cambuk untuk mandiri dan berprestasi. Kekecewaan dan kemarahannya, dia lampiaskan dalam bentuk kerja keras menuntut ilmu dan bekerja. Akhirnya berujung pada kesuksesan. Begitu pula dengan kesabaran ... Sisilia Carlina kembali diuji untuk bersabar atas kematian mama tercinta. Tak ada pilihan lain baginya, kecuali harus ikhlas. Keikhlasan itu pula yang membuat Sisilia Carlina bisa menerima dan siap untuk menjalani hidup. Siap menjalani hidup bersama papanya yang sedang tidak berdaya karena lumpuh. Bersama papanya,
BAB KE : 19716+Setelah pertemuan itu, hubungan mereka pun semakin membaik, malah Dudun dan Faiz hampir tiap minggu bertandang ke rumah Sisilia. Setiap hari libur, mereka berkumpul di rumah Sisilia, ada-ada saja yang mereka lakukan untuk menuai kebahagiaan. Tidak hanya Dudun dan Faiz. Naufal dan istrinya juga suka ikut berkumpul bersama mereka. Satu hal yang paling membuat Sisilia terharu. Perhatian Naufal, Dudun dan Faiz sangat luar biasa kepada papanya. Padahal Sisilia telah mengetahui bahwa orang tua Naufal dan Dudun juga termasuk korban kejahatan papanya di masa lalu, walau hal ini masih mereka rahasiakan pada Karta Setiawan. Anak-anak dari korban pembunuhan Karta Setiawan itu malah paling senang mendorong kursi roda Karta Setiawan, bahkan mereka tidak pernah bosan melatih Karta Setiawan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kesehatan papa Sisilia tersebut. Pertemuan demi pertemuan, telah membuat cinta mereka semakin mekar, bahkan Faiz tidak sungkan lagi menyusul S
BAB KE : 19616+Faiz merasa heran dengan perubahan sikap Dudun dan Naufal itu, padahal jelas sekali betapa besar keinginan Dudun untuk balas dendam beberapa hari yang lalu. "Kita tidak perlu lagi menuntutnya, karena Tuhan telah memberi teguran pada beliau, dan beliau telah menyesali perbuatannya," jawab Naufal. "Lalu, bagaimana dengan kamu, Dun?" Faiz mengalihkan pertanyaan pada Dudun yang sedang mengemudi. "Sebelum ke sini, kami telah membicarakan tindakan apa yang akan kami lakukan, dan inilah yang terjadi. Kalau mau detilnya, tanya saja pada Mas Naufal, apa yang dilakukan Mas Naufal tadi adalah keputusan Mas Naufal sendiri. Tapi saya mendukung, karena memang itu yang terbaik," jawab Dudun sambil melirik kaca spion dalam. Dia menatap wajah Faiz sekilas dari sana. Saat ini Faiz dan Naufal duduk berdua di bangku tengah, sedangkan Dudun sendirian di depan memegang kemudi. Rupanya sebelum menemui Sisilia, Naufal dan Dudun sempat berdiskusi. Naufal meminta Dudun untuk menjaga per
BAB KE : 195 16+Seketika dada Faiz bergemuruh, gemuruh itu bertalu dengan rasa cemas yang kembali hadir. Faiz dapat menebak apa maksud ucapan Dudun itu. Naufal pun tertegun ketika mendengar apa yang disampaikan Dudun, dia menatap Dudun sesaat, seakan sedang memikirkan sesuatu. "Oh, iya. Hampir lupa," jawab Naufal kemudian, lalu ujung matanya melirik pada Faiz.Naufal tercenung dengan raut serius, seperti ada sesuatu yang sedang dipikirkannya, kemudian dia bangkit, membuat semua yang ada di ruangan itu mengarahkan mata pada Naufal. "Kamu berdiri, Dun!" perintah Naufal pada Dudun. Dudun pun mengikuti titah kakaknya. "Dorang kursimu ke belakang!" Naufal kembali memerintah yang segera dilaksanakan Dudun. Hati Faiz semakin cemas melihat tingkah kedua kakak-beradik itu. Raut heran juga tergambar di wajah Vira, Sisilia dan Karta Setiawan. Naufal berjalan di antara celah meja dan kursi yang didorong Dudun tadi.Setelah posisinya berada antara Faiz dan adiknya, Naufal mendorong meja
BAB KE : 19416+Kemudian kalimat itu juga dapat dijadikan bamper oleh Faiz. Seandainya Naufal mengatakan akan menuntut Karta Setiawan, atas apa yang telah dia lakukan pada orang tua mereka. Faiz punya kesempatan untuk membela Karta Setiawan, tentu perasaan Sisilia akan terobati dengan pembelaan Faiz nantinya, karena Sisilia telah mengetahui isi hati Faiz berdasarkan ucapan Naufal tadi."Berarti mereka memang sehati. Sisilia juga seperti itu, dia tidak akan menikah kalau tidak dengan Faiz." Tawa Vira kembali meledak di ujung kalimatnya. "Saya tidak ada berkata seperti itu!" Cubitan Sisilia langsung mendarat di lengan Vira, yang membuat Vira meringis.Ruangan itu kembali penuh oleh suara tawa Naufal, Dudun dan Vira. Karta Setiawan juga ikut tertawa walau tawanya belum begitu jelas."Yang sehati, sebenarnya saya dengan kamu! Saya tidak nikah-nikah, kamu juga ikutan menjomblo sampai sekarang," balas Sisilia dengan mulut geregetan. Tangan Sisilia kembali bergerak untuk mencubit Vira,
BAB KE : 19316+Karta Setiawan duduk berhadapan dengan Dudun. Mereka juga dipisahkan oleh meja yang sama, dari ujung ke ujung, mungkin jaraknya sekitar satu meter.Setelah beberapa saat, Naufal mulai berbicara untuk menyampaikan apa sebenarnya tujuan dan maksud mereka datang. "Nama saya Naufal dan ini adik saya Dudun Suparman. Kami adalah keluarga Faiz." Naufal mengawali dengan memperkenalkan diri pada Sisilia dan Karta Setiawan, setelah melirik ke arah Faiz, dan memastikan bahwa Faiz telah siap mendengar apa yang akan dia sampaikan. Perkenalan Naufal hanya dijawab dengan anggukan oleh Sisilia dan Karta Setiawan. "Sebenarnya tujuan kami ke sini, memang membawa maksud tertentu yang ingin kami sampaikan, tapi ijinkan kami terlebih dulu mengucapkan terima kasih pada Sisilia yang telah bersedia merawat Faiz, walaupun pada saat itu keadaan rumah sakit sangat sibuk, tapi Sisilia bersedia menangani Faiz dengan cepat."Naufal menatap Sisilia sesaat, lalu beralih pada Vira yang ada di s
BAB KE : 19216+Meskipun Dudun seorang police yang bermental baja, tapi rasa haru juga menyeruak ke dalam hatinya menyaksikan adegan yang terjadi di depan matanya. Begitu pula dengan Naufal.Bola mata kakak-beradik itu memerah dengan kilauan seperti kaca. Mereka berusaha keras agar air yang ada di bola mata mereka tidak merembes keluar. Begitu pula dengan perawat Karta Setiawan, walau tidak mengetahui peristiwa apa sebenarnya yang terjadi, tapi melihat adegan tersebut, dia pun tidak mampu menahan tangis.Faiz masih terpaku di samping Sisilia, dia hanya menunduk tanpa berani menatap siapa pun. Sementara air matanya ikut berlinang di pipi. Entah sudah berapa kali Faiz mengusap wajah, demi mengapus air yang ada di sana. "Su-su-ruh-lah me-me-reka ma-masuk!" ucapan Karta Setiawan menyadarkan mereka semua, sehingga apa yang sedang menumpuk di pikiran mereka langsung buyar. "Eh, iya! Ayo masuk, Mas!" Vira menghadap Naufal dan Dudun. Terdengar suara Vira agak serak dalam isak, mungkin
BAB KE : 19116+Sebelumnya, jangankan untuk mengangkat tangan, untuk menggerakannya saja Karta Setiawan sudah kesulitan. Tidak hanya itu, pertemuannya dengan Faiz, juga telah membuat Karta Setiawan mampu berbicara, walaupun dengan susah payah dan terbata-bata, serta perlu waktu yang cukup lama untuk menyampaikan sepotong kalimat, tapi apa yang disampaikannya dapat dimengerti. Wajar, jika hal itu merupakan sesuatu yang sangat menggembirakan bagi Vira, bahkan dia menganggap kejadian ini adalah sebuah keajaiban. "Papa ...! Heiiiyyy, apa yang kalian lakukan pada papa saya?!"Sebuah bentakan mengejutkan mereka yang ada di halaman. Perawat, Vira, Dudun dan Naufal serentak menoleh ke sumber suara tersebut. Faiz melepaskan pelukannya dari Karta Setiawan, kemudian ikut menoleh ke arah Sisilia yang telah berada di depan pintu. Dengan susah payah Karta Setiawan juga memalingkan mukanya ke arah Sisilia. "Naak-nak!" cukup keras suara yang keluar dari mulut Karta Setiawan memanggil anaknya
BAB KE : 19016+"Saya baik-baik aja Faiz .... " Vira menjawab pertanyaan Faiz setelah mereka berhadapan. "Eh, ya. Sampai lupa! Ayo masuk!" lanjut Vira ketika matanya menoleh pada Naufal dan Dudun. Vira sedikit kikuk menatap ke dua lelaki yang ada di depannya. Dia merasa malu karena belum sempat menyapa atau sekedar mengangguk pada dua lelaki yang posisinya jauh lebih dekat dengannya.Karena keterkejutannya ketika melihat Faiz, membuat Vira mengabaikan kedua lelaki tersebut. "Kenalkan. Saya Naufal dan ini Dudun, adik saya. Kami masih saudaranya Faiz." Sebelum melangkahkan kaki, Naufal memperkenalkan dirinya dan Dudun. "Saya Vira," jawab Vira sambil merangkapkan kedua tangan di depan dada dengan sedikit menundukan kepala tanda hormat, kemudian matanya kembali melirik pada Faiz. "Kalau Faiz, tidak perlu saya perkenalkan lagi, kan?" Senyum lepas dari bibir Naufal sambil ikut melirik ke arah Faiz. Dudun juga ikut tersenyum, hanya wajah Faiz saja yang masih terlihat agak tegang, b
BAB KE : 18916+Sejak kedatangan Vira, hampir setiap hari terdengar gelak tawa dari dalam rumah tersebut. Bahkan hampir saban hari mereka pergi jalan-jalan untuk menikmati indahnya Ibu Kota. Setiap pergi jalan-jalan, Sisilia selalu membawa semua orang yang bekerja di rumahnya, Disamping untuk berbagi kebahagiaan, tenaga mereka juga bermanfaat untuk memindahkan Karta Setiawan dari kursi roda ke dalam mobil, begitu pula sebaliknya. Ketika Sisilia menceritakan pertemuannya dengan Faiz pada Vira, tentu saja hal tersebut membuat Vira sangat terkejut, yang bahkan membuat dia sulit mempercayainya. Vira tidak pernah menyangka, Sisilia akan bertemu lagi dengan Faiz yang telah sekian lama menghilang, tapi itulah kekuasaan Tuhan, apa-apa yang tidak kita sangka, bisa saja menjadi kenyataan. Akhirnya Sisilia berkonsultasi dengan Vira tentang banyak hal, terutama tentang Faiz dan rasa yang ada di hatinya. Sisilia dan Vira adalah dua orang sahabat yang sama-sama berhasil menggapai impianny