Share

BAB 20-KABUT PUTIH

Aku langsung terbangun, tepat ketika Toni membangunkanku di pagi itu. Meskipun kepalaku sedikit pusing dan mulutku yang masih mual-mual hingga saat ini karena mimpi yang aku rasakan terasa sangat nyata bagiku.

Namun aku tetap berdiri dan mengikuti Toni ke arah luar untuk melihat keadaan rumah itu yang tidak berubah saat pagi tiba.

Tempat yang seharusnya berubah menjadi tempat yang nyaman ketika di huni oleh Toni dan keluarganya, kini masih sama seperti ketika aku memasukinya pada malam hari.

Dindingnya masih kusam, bahkan beberapa darinya terasa lapuk ketika aku sentuh. Apalagi masih banyak pintu-pintu yang di dalamnya banyak ruangan kosong seperti ketika aku masuk pertama kali ke rumah ini.

Aku mengikuti Toni yang berlari kecil ke arah pintu rumah, dan menunjukan bahwa kini Kampung Halimun dipenuhi oleh kabut putih tebal yang menutupi pandanganku pada saat itu.

Kabut itu terasa sangat terang, karena sepertinya sinar matahari pagi sudah muncul sehingga suasana tidak seseram ketika
pujangga manik

misterinya lebih dalam di dalam cerita ini ingat baik-baik setiap lokasi, setiap tempat, setiap petunjuk karena semuanya berkaitan di akhir

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status