Share

Bab 1 - Awal Mula

Author: Almirah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

KISAH ini bermula di sebuah apartemen di daerah Jakarta Selatan. Waktu itu Heru, seorang pemuda berusia sekitar 25-an, sedang duduk santai di pinggir kolam renang yang ada di kompleks apartemen, menonton orang-orang yang sedang mandi.

Heru sedang galau, bosan di kamarnya, bahkan bosan dengan gadgetnya. Dia tidak punya acara keluar, dan juga tidak punya pacar!

‘Mending gue nonton orang mandi,’ pikirnya. ‘Pemandangannya lebih nyata, dan tidak kurang seksi dan menggairahkan,’ katanya dalam hati.

Diteropongnya orang-orang yang sedang mandi atau berenang, memindai siapa yang pantas menjadi tontonannya. Ada ibu-ibu, gadis-gadis, bapak-bapak, dan anak-anak. Tentu Heru lebih senang memperhatikan cewek-cewek yang masih muda, karena badan mereka lebih indah dan seksi.

Di antara mereka ada sekumpulan cewek yang selalu bersama, bergerombol, bercanda dan tertawa-tawa. Mungkin mereka sekumpulan teman, namun cantik dan seksi semua.

Ketika Heru lagi asyik memilih-milih siapa yang paling cantik dan seksi, ponselnya berdering. Di layar, terpampang nama Rudi, sahabatnya.

“Ya, hallo,” sapa Heru sambil tetap santai.

“Her, kamu di mana?” tanya Rudi.

“Di apartemen, Rud. Ada apa?”

Heru lalu menceritakan kegiatannya yang lagi nonton orang mandi, dan tentu saja tentang sekelompok cewek yang cantik dan seksi.

“Oh, ya? Kebetulan aku lagi dekat apartemen kamu, nih,” kata Rudi. “Sebentar aku ke situ.”

Rudi adalah sohib Heru yang paling baik dan paling dekat dengannya. Mereka dulu kuliah di kampus yang sama, dan sama-sama hobi main basket. Di lapangan basketlah mereka betemu untuk pertama kali.

Ketika Rudi sudah sampai dan duduk bersamanya, Heru lalu menunjuk ke arah cewek-cewek yang diceritakannya tadi.

“Wow…” gumam Rudi. Matanya lalu sibuk melihat-lihat dan memilih-milih mana yang paling cantik dan seksi. Begitulah ‘mata lelaki’, lagu Nicky Astria yang terkenal di era 80-an.

“Nah, yang itu paling cantik,” tunjuk Rudi.

“Hush! Jangan main tunjuk-tunjuk, ah!” protes Heru. Walaupun dia suka melihat wanita cantik, namun masih malu kalau terang-terangan dan diketahui orang.

Rudi tertawa. “Tapi benar, kan, yang aku bilang?”

“Iya sih, mirip-mirip Luna Maya gitu, ya?”

“Yoi. Matanya, mulutnya, rambutnya. Tingginya juga, coy!” kata Rudi menimbang-nimbang.

Heru memperhatikan gadis itu. Benar yang dikatakan Rudi. Gadis itu semakin diperhatikan semakin mirip dengan Luna Maya, artis Indonesia yang multi talenta, bisa menyanyi dan bermain sinetron.

Tetapi gadis yang satunya juga menarik perhatian Heru. Gadis itu mirip-mirip BCL, Bunga Citra Lestari, yang sekarang menjadi janda setelah suaminya yang orang Malaysia meninggal.

“Kalau yang itu mirip BCL,” kata Heru sambil mengisyaratkan dengan pandang matanya.

Rudi mengikuti pandangan Heru. “Hmm…” gumamnya. “Kenapa artis-artis pada mandi di sini, ya?” celetuk Rudi sambil tersenyum lebar.

Sebelum Heru menjawab, Rudi menambahkan, “tetapi, artis-artisnya mantan si Arie semua… hahaha.”

Heru ikut tertawa mendengar selorohan Rudi. Dalam hati dia memuji keberuntungan Arie, pemain band yang terkenal, dan lebih terkenal lagi karena selalu berhubungan dengan wanita cantik idola kaum muda.

“Ngomong-ngomong, kita kenalan yuk,” ajak Rudi membuyarkan lamunan Heru.

“Ah, gimana caranya?” tanya Heru bingung.

“Tenang saja, lihat…” Rudi lalu bangkit dan berjalan menuju cewek-cewek itu yang duduk dan bercanda di pinggir kolam.

‘Gila nih si Rudi!’ pikir Heru. ‘Berani benar dia…’

Dari kejauhan Heru melihat Rudi jongkok dekat cewek-cewek itu dan berbicara kepada mereka. Sesekali Rudi menoleh ke arahnya, yang diikuti oleh pandangan cewek-cewek itu. ‘Apa-apaan Rudi itu,’ bathin Heru curiga.

Tak berapa lama, Rudi dan beberapa cewek itu bangkit dan berjalan ke arah Heru sambil tertawa-tawa.

Salah seorang, yang wajahnya mirip BCL, sambil tersenyum mendatangi Heru. Heru terpana, atau lebih tepatnya: bengong, karena otaknya mendadak tidak berfungsi. Hanya matanya yang terbelalak menatap gadis itu, bahkan mulutnya pun terbuka.

“Mas, ayo berenang,” kata gadis itu sambil menarik tangan Heru.

“Berenang?” tanya Heru membeo karena otaknya mogok.

“Iya, ayok…” Si BCL mulai menarik tangan Heru.

Heru merasakan dingin air yang membasahi tangan si BCL, sehingga dia jadi sadar. Dipandanginnya gadis itu, masih tak percaya. Cantik sekali! Huh, mirip banget dengan BCL, bahkan yang ini lebih muda dan centil.

“A-aku tidak bisa berenang…” sahut Heru asal.

Bukan! Bukan dia tidak bisa berenang, tetapi lidahnya kaku sehingga kata-kata yang keluar itu asal saja.

Sekarang, selain si BCL, gadis-gadis yang lain mulai ikut menariknya dari tempat duduk, menyeretnya ke arah kolam. Heru melirik Rudi yang tertawa melihatnya.

Karena tidak begitu sadar, setiba di pinggir kolam, Heru belum bisa memikirkan apa yang akan terjadi. Tiba-tiba, “byurr…” air kolam itu muncrat karena Heru sudah didorong masuk ke dalam kolam!

Heru gelagapan, berusaha muncul dari dalam air dan berenang ke pinggir. Dilihatnya gadis-gadis itu tertawa terpingkal-pingkal sambil menunjuknya, begitu juga Rudi.

“Sialan kalian,” maki Heru spontan. “Aduh, basah deh gue!”

Heru keluar dari kolam dalam keadaan basah kuyup. Sebentar dia celingukan mencari-cari ponselnya. Astaga, ponselnya jatuh di dalam air! Menyadari itu Heru kembali lompat ke dalam kolam, menyelam mencari ponselnya.

Ketika di dalam air itu otak Heru mulai bisa bekerja kembali. ‘Sialan si Rudi, pasti dia yang menyuruh cewek-cewek itu menceburkannya ke dalam kolam. Akan aku balas dia!’

Setelah mendapatkan ponselnya, Heru berenang ke pinggir lalu naik ke pinggiran kolam. Kali ini dia tidak tergesa-gesa. Dia berusaha menyusun sebuah rencana.

Perlahan dia bangkit dan mendatangi kawanan yang menceburkannya ke dalam kolam. Tetapi, lagi-lagi dia malah terpesona pada gadis-gadis itu. ‘Astaga, apakah mereka ini para bidadari? Cantik-cantik dan seksi,’ kata bathin Heru.

Gadis-gadis itu tertawa melihat sikap Heru, begitu juga Rudi.

“Siapa tadi yang mendorong saya?” tanya Heru pura-pura kesal.

Seperti dikomando, semua jari menunjuk kepada BCL.

“Bukan… bukan aku!” teriak BCL berusaha menghindar. Tetapi Heru sudah menangkap tangannya dan menariknya. Karena tarikan Heru cukup kuat, gadis itu tersedot ke arahnya sehingga badan mereka bertabrakan. Tidak sengaja muka keduanya pun bertemu, dan hidung Heru mengenai pipi si gadis!

“Hahaha…” terdengar suara tawa yang ramai.

“Cium… cium… cium…” serentak para gadis itu berteriak seakan-akan memberi semangat agar mereka berciuman.

“Ih, apaan sih…” teriak si BCL cemberut, lalu mendorong badan Heru sehingga kembali tercebur ke dalam kolam.

“Kalian ini!” teriak si BCL kepada teman-temannya. “Kenapa aku yang jadi sasaran?”

Dia lalu berusaha meraih teman-temannya yang serta merta berhamburan menyelamatkan diri. Tetapi dasar kebetulan, mereka bergerak ke arah Rudi, dan tanpa dikomando lagi mereka semua mendorong Rudi ke dalam kolam!

Di saat itu Heru sudah berhasil naik. Melihat adegan Rudi diceburkan ke kolam, dia lalu ikutan mendorong gadis-gadis itu ke dalam kolam, sehingga mereka semua berada di dalam kolam, termasuk Heru yang ditarik oleh salah seorang dari mereka.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Haer Talib
cewek suka cowok berani
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 2 - Pizza Untuk Mila

    GADIS-gadis itu, berjumlah lima orang, adalah teman-teman sejak SMA. Setelah mereka berpisah untuk melanjutkan kuliah masing-masing, hari ini mereka mengadakan reuni kecil-kecilan. Yang tinggal di apartemen Kalimaya, tempat Heru tinggal, bernama Mila. Anaknya cukup manis, namun tidak secantik teman-temannya yang mirip artis. Tetapi, yang Heru rasakan, Mila mempunyai sex appeal yang tinggi. Memandanginya saja sudah membuat pucuk hidung Heru berdenyut, ingin memeluk dan menciumnya. Yang mirip BCL memang bernama Bunga Lestari, alias BL saja. “Kok nama dan mukanya mirip banget, sih?” tanya Rudi menggoda. “Gak tahu tuh, mami yang memberi nama,” jawab Bunga. Yang mirip Luna Maya bernama bernama Astrid. “Kok beda namanya?” tanya Rudi lagi, yang memang tidak bisa diam tidak berkomentar. “Kenapa harus sama?” Astrid balik bertanya. “Ya biar asyik gitu,” jawab Rudi sembarangan, sambil tertawa. “Enak saja, emang gue gak asy

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 3 - Hantu di Apartemen

    SEJAK hari Selasa itu, hubungan Heru dan Mila semakin akrab. Mereka sering bertemu, karena masih dalam satu apartemen, hanya beda lantai saja. Kadang mereka bertemu di apartemen Mila, kalau orang tua Mila tidak ada. Kadang di apartemen Heru, yang walaupun kecil, hanya berbentuk studio saja, namun mereka lebih leluasa. Tetapi Mila kurang suka di apartemen Heru, katanya apartemen itu berhantu! “Ah, Mila. Ada-ada saja kamu,” protes Heru. “Bener, sumpah! Aku melihatnya.” “Melihat apa?” “Sosok perempuan, masih muda, namun wajahnya pucat sekali. Rambutnya hitam terurai, ya seperti di film-film hantulah.” “Masak sih?” “Ya aku tidak begitu jelas juga, sih. Namanya juga hantu,” seloroh Mila. “Tapi aku jadi takut kalau dia menatapku, kayaknya dia benci banget melihat aku. Apa dia istrimu?” “Hah, istri? Aku kan belum punya istri.” “Yah siapa tahu hantu itu naksir sama kamu, hahaha…” Namun kerinduan di antara mereka

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 4 - Bertemu Bunga

    DI LANTAI dasar Tower A terdapat mall yang cukup besar sehingga penghuni kompleks apartemen Kalimaya tidak perlu jauh-jauh jika ingin berbelanja. Mall itu bahkan cukup terkenal sehingga pengunjung dari luar pun berbelanja di situ. Heru jika tidak ada kegiatan sering main ke mall. Kadang hanya nongkrong di salah satu café yang ada di situ, atau melihat-lihat barang atau pakaian yang lagi trend sekaligus cuci mata melihat SPG atau penjaga toko yang lumayan cantik-cantik dan seksi. “Hallo bang, lagi nyantai, nih,” sapa seorang satpam yang sudah dikenal Heru. “Hehe, biasalah pak,” jawab Heru. Satpam itu, bernama Sriyono, sudah sering melihat Heru sehingga mereka pun berkenalan. Heru bahkan sudah tidak perlu malu lagi ketahuan sering cuci mata di situ, dan pernah juga kong-kali-kong dengan pak satpam untuk berkenalan dengan seorang penjaga toko yang ‘aduhai cantik manis dan seksinya’. “Gak ada yang baru, bang,” celetuk Sriyono menggoda Heru.

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 5 - Hendra Marah

    BUNGA Lestari, nama gadis itu, bukan Bunga Citra Lestari atau BCL yang menjadi artis. Tetapi, wajahnya memang mirip sekali dengan BCL. Wajahnya lonjong, hidungnya panjang, dan rambutnya lurus dengan ujung bergelombang. Tetapi yang membuatnya mirip banget dengan BCL adalah tatapan mata dan bentuk bibirnya yang sangat sensual. Mirip banget dengan BCL, apalagi jika bibir itu sedikit terbuka. Heru yang memandangnya tidak bisa menahan untuk tidak menelan ludah. Bibir itu seksi banget, seakan mengandung madu yang manis dan segar sehingga kalau dikecup bisa melepaskan dahaga seorang perindu! Tatap matanya agak-agak sayu, membuat orang yang memandangnya akan merasa iba, merasa sayang, dan tidak ingin membiarkannya menderita. Mata itu dihiasi oleh bulu mata yang lentik, dan alis tipis yang melengkung indah. “Bunga, kamu cantik sekali…” desis Heru sambil memandang gadis itu tanpa berkedip. Bunga mengangkat matanya menatap Heru, namun tetap diam dan kemb

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 6 - Heru Dikeroyok

    BUNGA dan Heru berjalan tergesa-gesa keluar dari mall dan Tower A, menghindari pandangan orang-orang yang melihat keributan yang terjadi di kafe tadi. Langkah keduanya seakan tidak ragu mengarah ke Tower C, tempat apartemen Heru berada. “Sialan si Hendra itu,” sungut Bunga. Bagaimana pun, dia dibuat malu di tempat umum, dan merasa tidak enak dengan Heru yang baru dikenalnya. ‘Tukang selingkuh? Hendra bilang aku tukang selingkuh? Sialan bener!’ Menyadari langkahnya yang menuju ke Tower C, Bunga tiba-tiba berhenti. “Ngapain kita ke sini?” tanyanya bingung. “Tidak apa-apa,” sahut Heru. “Kita ke tempatku saja.” “Tempatmu? Kamu tinggal di sini?” “Iya, ayo kita naik.” “Ah!” Bunga tampak ragu-ragu. Melihat itu, Heru segera menarik tangannya dan menggandengnya menuju ke lift. Teteapi Bunga tetap ragu. “Aku tidak mau, aku mau pulang saja!” Heru tidak ingin memaksanya, nanti malah menimbulkan salah pengertian. “Oke, apaka

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 7 - Rudi Mencari Hendra

    RUDI langsung datang ke apartemen Heru setelah mendapat khabar dari temannya itu bahwa dia dikeroyok orang dekat mall. Heru menceritakan kronologi kejadian itu. “Kamu punya nomor telepon Bunga?” tanya Rudi. Heru memberikan nomor telepon Bunga. “Tetapi jangan kasih tahu Bunga kalau aku dikeroyok!” pinta Heru. “Hmm, gimana aku bisa cari tahu siapa si Hendra kalau nggak tanya sama Bunga?” tanya Rudi bingung. Tetapi dia kemudian mendapat akal. “Aku akan minta bantuan Astrid, kebetulan aku punya nomor teleponnya.” Heru ingat, Astrid adalah teman Bunga yang mirip artis Luna Maya. ‘Wah, rupanya Rudi sudah menjalin kontak dengan si Luna Maya itu…’ pikir Heru. Heru mengubungi Astrid. “Hallo sayang…” ‘Gila, udah sayang-sayangan saja!’ bathin Heru hampir tidak dapat menahan ketawanya. Dia kenal sifat Rudi, orangnya memang tidak panjang sungkan, mudah akrab dengan orang, dan tidak banyak tedeng aling-aling. Cukup lama juga

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 8 - Hendra Mendapat Ganjaran

    MEMANG sih Rudi anak orang kaya, bos perusahaan properti yang memiliki perumahan dan apartemen di mana-mana. Tetapi mana bisa dia menyerahkan mobil seperti itu begitu saja? Kawan sih kawan, tetapi apa keuntungan bagi Rudi sehingga begitu baiknya kepada Heru? Tiba-tiba ponsel Rudi berdering. “Ya, hallo?” Sejenak Rudi mendengarkan berita via telepon itu, lalu katanya, “Catcha!!” “Dapat?” tanya Heru. “Yoi! Dia lagi pesta di daerah Tebet, sama kawan-kawannya.” Mobil mereka pun meluncur ke daerah Tebet, masih di area Jakarta Selatan. Oleh karena sudah malam, sudah jam sebelas malam, jalanan sudah mulai sepi sehingga tidak lama mereka sudah sampai di TKP. Seorang lelaki tinggi besar dan beberapa orang lainnya menghampiri mobil mereka. Lelaki tinggi besar itu layaknya si BA di dalam film jadul “The A Team”. Pantas saja namanya Samson! Tetapi ketika berbicara, si Samson ini berlogat seperti orang Batak (sebuah suku di Sumatera Utara, I

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 9 - Mila Datang

    RUDI mengantar Heru kembali ke apartemen. Di dalam mobil, Heru hanya diam, tidak tahu harus ngomong apa. Peristiwa tadi benar-benar mencekam bathinnya. Walaupun dia yang menjadi korban pengeroyokan dan mengalami sakitnya, namun dia tidak akan memberikan hukuman sekeras itu. “Sudahlah, Her. Nanti kamu akan terbiasa juga,” kata Rudi memecahkan kekakuan di antara mereka. “Aku tidak tahu kamu bisa sekejam itu,” sahut Heru dengan suara yang tercekat. Rudi menyeringai. “Aku terlalu kejam, ya?” Heru tidak menjawab, jadi Rudi melanjutkan ucapannya, “bukan aku yang melakukannya, kan?” “Tapi atas perintahmu,” tukas Heru. “Her, dunia ini lebih kejam lagi. Samson dan anak buahnya itu hanya mencari makan dengan cara itu, mereka tidak bisa yang lain. Mereka mau kerja kantoran tidak bisa. Lalu siapa yang memberi makan mereka? Aku hanya memanfaatkan jasa mereka, memberi mereka pekerjaan. Aku juga mendidik anak-anak kurang ajar macam Hendra itu agar ti

Latest chapter

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   EPILOG

    Demikianlah kisah KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati), harus diakhiri sampai di sini. Cinta Heru yang terombang-ambing di antara sekian wanita mendapatkan muara pada seseorang melalui perjodohan. Namun cinta yang tumbuh bisa jadi adalah cinta yang sejati, bukan karena harta dan tahta. Mungkin pembaca menyadari bahwa salah satu bab, yaitu bab 37, tidak ada di buku ini. Bab itu terpaksa dicopot agar pembaca merangkai sendiri adegan demi adegan yang ada dalam bab itu. Bisa, kan? Hehe… Tentu masih banyak pertanyaan yang harus dijawab. Bagaimana nasib pak Kusuma? Bagaimana nasib Bunga? Bagaimana nasib Rara? Dan bagaimana kehidupan Heru dan Laksmi selanjutnya? Mudah-mudahan kisah KALIMAYA 2 (Cinta Yang Hilang) bisa segera hadir, karena akan disela oleh kisah yang lainnya, seperti BELLANOVA. Ditunggu saja, sampai jumpa…

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 60 - Keputusan Heru

    LAKSMI menatap Heru yang baru datang. Matanya sudah sembab karena menangis. “Sorry, sayang… tadi aku segera ke sini, cuma jalanan benar-benar padat,” bujuk Heru sambil meraih dan memeluk Laksmi. “Gimana, mas… papi ditangkap polisi…” Laksmi kembali menangis di pelukan Heru. “Kamu tenang dulu, ya, nanti kita mengurusnya. Ini mungkin hanya kesalahan saja…” Heru lalu menelepon Rudi. Dalam situasi seperti ini, tidak ada orang yang mampu mengatasinya selain sahabatnya itu. “Rud, pak Kusuma ditangkap polisi,” lapor Heru. “Iya, aku tahu,” jawab Rudi di ujung sana. “Kenapa, Rud?” “Tindak pidana, Her. Sebaiknya kita ketemu untuk membicarakan ini, kurang baik kalau bicara di telepon.” “Oke, aku akan ke tempatmu.” … Heru tampak tegang sekali ketika menemui Rudi. “Kamu harus menolongnya, Rud,” pinta Heru. Tetapi Rudi langsung menepisnya. “Sorry, kali ini tidak bisa, Her. Pak Kusuma telah mengg

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 59 - Telepon Dari Rara

    HERU bukan tidak tahu Bunga sangat merindukannya, begitu pun dia, sangat merindukan Bunga. Gadis centil itu telah merampas hatinya, membuatnya selalu terkenang, membuatnya menatap matahari yang bersinar di antara bunga-bunga di taman indah. Tetapi jika dia terus berhubungan dengan Bunga sementara dia akan menikah dengan Laksmi, pasti akan lebih menyakitkan lagi. Dia telah membuat keputusan, orang tuanya pun sudah datang melamar Laksmi secara resmi, pernikahan sudah disiapkan. Tidak ada jalan mundur lagi. ‘Cinta… Apakah itu cinta…Bertanya… tanpa sengaja…’ Kembali alunan lagu itu mengiang di telinganya. Apakah benar dia telah jatuh cinta kepada Bunga? Apakah Bunga yang menjadi cintanya? Ah, sulitnya meramalkan jodoh, siapa yang dicinta dan siapa yang dinikahi… ‘Tetapi, berikanlah Bunga sedikit kesempatan untuk bertemu,’ teriak hati Heru sendiri. ‘Jangan biarkan dia, kasihan, jangan didiamkan. Apa salahnya? Kamu harus bertan

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 58 - Bunga Galau

    SEBENARNYA, Heru dan Laksmi tidak ingin merayakan pernikahan mereka secara besar-besaran. Bahkan mereka ingin menikah di luar negeri saja, tanpa pesta. Tetapi pak Kusuma mempunyai keluarga besar yang ningrat dari Yogyakarta, tidak mungkin anak tunggalnya menikah begitu saja tanpa perayaan yang melibatkan keluarga besar. Sementara dari keluarga Heru yang di Malang, tidak terlalu mempersoalkan pesta pernikahan. Heru sudah merantau sejak tamat SMA ke Jakarta, dan jarang pulang. Heru sudah seperti ‘anak hilang’. Dalam rangka pernikahan ini, orang tua Heru hanya sekali datang ke Jakarta untuk melakukan prosesi lamaran. Sesuai janjinya, pak Kusuma mengatur semua pesta pernikahan di sebuah hotel mewah di Jakarta, termasuk seluruh biayanya. Bagi pak Kusuma, pesta pernikahan putri tunggalnya ini adalah show atas keberhasilannya di ibukota. Seluruh keluarga besarnya tidak boleh memandang rendah kepadanya! Laksmi menjadi repot sekali dengan urusan w

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 57 - Ungkapan Rudi

    BERITA tentang rencana pernikahan Heru dengan Laksmi ternyata disampaikan oleh pak Kusuma kepada Rudi. “Jadi, kamu memutuskan untuk nikah dengan Laksmi,” kata Rudi ketika mereka bertemu di sebuah kafe. Heru tidak segera menjawabnya, dia ingin tahu dulu bagaimana sikap Rudi. Hal ini terkait dengan banyak hal, termasuk ‘misi’nya menjadi direktur di perusahaan Rudi, serta --dugaan Heru-- hubungannya dengan Bunga yang menjadi sahabat Astrid! Tetapi karena Rudi sendiri memilih diam tidak berkomentar lagi, Heru akhirnya bertanya, “apakah kamu keberatan?” Rudi menatap Heru dan tersenyum. Entah kenapa, senyum Rudi kali ini terasa misterius bagi Heru. “Memangnya kenapa aku keberatan, brother!” kata Rudi. Tetapi Heru yakin, kata-kata Rudi itu hanyalah lip service belaka. Ada hal lain yang seharusnya dia katakan, sehingga dia meminta Heru untuk bertemu. “Katakan, Rud! Apa menurutmu?” desak Heru. Rudi menyeruput kopinya, b

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 56 - Pernyataan Heru

    MINGGU pagi, sudah cukup siang, Heru iseng mengunjungi lapak bu Ratna. “Selamat pagi mas, butuh Bunga lagi?” sapa bu Ratna ceria. Heru tersenyum. “Tidak bu, saya butuh secangkir cairan hangat,” jawab Heru berteka-teki. Bu Ratna mengerenyit, mencoba berpikir apa yang dimaksud Heru. “Secangkir kopi?” “Tidak bu Ratna cantik…” sahut Heru nakal menggoda, membuat wajah bu Ratna merona merah. Efek pujian gombal itu ternyata masih mengena pada bu Ratna. Memang bu Ratna belum terlalu tua, dan masih selalu berdandan. “Saya mau bu Ratna membuatkan saya secangkir coklat panas, mau kan bu?” Coklat panas tidak ada dalam menu yang dijual bu Ratna, tetapi siapa tahu bu Ratna mau berbaik hati mebuatkannya? Heru hanya mencari sesuatu yang tidak biasa saja. “Oh, tentu saja!” ternyata bu Ratna menyanggupinya. Ketika Heru sedang menikmati coklat panas spesial itu, tiba-tiba Laksmi muncul dan mendatangi. Laksmi berpakaian olah raga, terlihat

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 55 - Heru Songong!

    “BAIKLAH Heru, kamu menang,” berkata pak Kusuma akhirnya. Heru bimbang, karena tidak paham maksud pak Kusuma itu. “Apa maksud bapak?” tanyanya. “Aku tidak akan mencampuri hubungan kalian, hubunganmu dengan Laksmi. Tapi aku mohon, sebagai bapaknya, jangan permainkan anakku! Dia anak kami satu-satunya, kami besarkan dia dengan sepenuh hati, kami sekolahkan dia di luar negeri, dan kini kami support dia dalam bisnisnya. Dia anak yang sangat baik, penurut kepada orang tua. Dan juga… sudah waktunya kami mempunyai cucu! Maka kalian… segeralah kalian menikah!” Walaupun sudah berusaha menyimak kata-kata pak Kusuma, Heru masih belum paham juga maksud di balik kata-kata itu. Kata-kata itu terlihat sederhana. Lebih merupakan kata-kata seorang bapak biasa. Tetapi, ini yang mengucapkannya adalah seorang direktur utama perusahaan besar, seorang direktur senior. Tidak mungkin sesederhana kedengarannya! Tetapi apa yang bisa dia lakukan sekarang? Membatalkan perjodohan

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 54 - Alasan Perjodohan

    HARI sudah siang ketika ponsel Heru berteriak, ada telepon dari kantor! “Pak, maaf. Apakah bapak masuk kerja hari ini?” tanya Lia, sekretarisnya. Heru mengucek-ucek matanya agar penglihatannya menjadi terang. Sudah lewat jam sebelas siang! Dia bangun kesiangan, gara-gara tidak bisa tidur semalaman. “Masuk, mbak Lia,” jawab Heru meyakinkan. “Tadi pak dirut ke ruang bapak…” “Oh ya, nanti saya akan menemuinya,” sahut Heru. Telepon ditutup. ‘Ada apa lagi dia mau menemuiku? Laksmi pasti sudah melapor ke papinya!’ gerutu Heru dalam hati. Masih terasa berat otaknya untuk bekerja. Dia masih lelah karena mimpinya, di tengah suasana pernikahannya, seorang wanita datang menuntutnya untuk membatalkan pernikahan itu, dia bilang lebih berhak untuk dinikahi karena telah memiliki anak darinya! Keluarga wanita itu mengejarnya, ingin menangkapnya untuk dinikahkan dengan wanita itu… Pas jam 13, Heru masuk ruangan pak Kusuma. “Selamat siang, pak,”

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 53 - Heru Galau

    KETIKA kembali ke apartemennya, Heru tidak bisa tidur. Hari ini terasa paling berat dari seluruh hari yang pernah dilaluinya. Dilabrak sama calon mertua, masih bisa dia atasi dengan mudah. Tetapi menghadapi seriusnya hubungan dengan anaknya, barulah dunia ini terasa sangat berat. Dia sekarang dihadapkan pada kenyataan bahwa dalam perjalanan hidupnya, dia harus KAWIN! Dia harus memilih dengan siapa dia akan kawin, dan menghabiskan seluruh sisa hidupnya dengan perempuan itu saja. Jika dia bersama perempuan lain, maka itu perbuatan selingkuh, perbuatan tidak setia dengan pasangan, dan akan mengancam keharmonisan keluarga, bukan hanya rumah tangga. Kapan dia akan kawin? Selama ini dia belum punya rencana, bahkan belum memikirkan akan kawin. Hubungannya dengan perempuan-perempuan masih sebatas ketertarikan biologis, kekaguman terhadap kecantikan, dan kadang-kadang (atau lebih sering?) karena keberuntungan melibatkan dia dengan perempuan-perempuan yang tidak mampu

DMCA.com Protection Status