"Naya, maafin kakak. Tolong kasih kesempatan kakak menebus semua kesalahan kakak, Nay. Kakak tanggung jawab dengan apa yang sudah kakak ke kamu, Sayang."Leon berhasil mengikuti Ayunda. Leon juga berhasil memaksa gadis itu untuk jujur padanya setelah memberikan banyak ancaman pada gadis itu.Kini, di hati Leon dihinggapi rasa benci juga takut akan kehilangan Kanaya lagi. Leon tak menduga, kalau Fardan telah menyembunyikan Kanaya. Benci pada Fardan yang ternya menyembunyikan Kanaya. Dan Leon semakin yakin, kalaua adiknya pun mencintai Kanaya."Nay nggak mau, biarkan Naya sendiri. Naya kecewa sama kakak. Kenapa tega rusak Naya, Kak?" Kanaya terus berontak.Ayunda hanya bisa terdiam. Dia bingung harus berbuat apa. Ayunda akhirnya tau, ternyata Leon yang dia kenal itu ternyata ayah dari janin yang di kandung Kanaya."Sayang dengerin kakak. Kakak akui salah, kakak cinta sama kamu, Naya. Kakak Cinta. Kakak gak mau kamu jadi milik orang lain!" pekik Leon. Akhirnya dia mengutarakan apa yang se
Fardan duduk termenung di tepi pantai sembari menyaksikan deburan ombak di lautan. Tatapan anak muda itu lurus kedepan. Rasa sakit di dalam hati yang sulit ia ungkapkan sangat sulit untuk ia buang. Pemandngan yang menjijikan antara abang serta adiknya seakan susah sekali ia enyahkan dari ingatan.Fardan berpikir kalau Kanaya akan marah dengan Leon atas perbuatan bejat abangnya. Namun nyatanya, gadis itu kini terbuai akan semua pujuk rayu Leon, laki - laki yang dianggap saingan oleh Fardan."Ikhlaskan dia untuk abang kamu. Nggak lucu dua bersaudara mencintai satu gadis dan parahnya gadis itu adalah adik sendiri." Ujar seseorang.Fardan refleks menoleh ke sumber suara. "Kamu? Ngapain ada di sini? Kamu nguntit saya?" tuduh Fardan. Ia menatap benci wajah cantik itu. Gara - gara kebodohannya Leon bertemu Kanaya lagi."Ck, ngapain aku nguntit kamu. Kaya nggak ada kerjaan baru ajah," sungutnya.Fardan mendesah kasar. Sudah jelas gadis itu tau keberadan dirinya di pantai ini. Masih saja ngel
"Kenapa bisa jadi seperti ini, Fardan ya, Pa?" Rossa menangis dalam pelukan suaminya."Papa kurang tau, Ma. Kamu sabar dan berdoa. Semoga Fardan bisa melewati masa kritisnya. Dia tengah ditangani para dokter."Akibat stress berat. Fardan mengemudikan mobil hilang kendali hingga Fardan kecelakaan. Kini, putra kedua Arga itu tengah berjuang antara hidup dan mati di ruang operasi. Rossa tak henti - hentinya menangis. Sebagai ibu, Rossa dapat menebak kalau Fardan masih belum bisa ikhlas melepas Kanaya untuk abangnya."Mama bingung, Pa. Ini pasti diakibatkan Fardan memikirkan Kanaya. Dia mencintai putri bungsu kita, mama yakin itu," ujar Rossa disela tangisnya."Iya mau gimana lagi, Ma. Papa juga nggak nyangka kalau kedua putra kita mencintai gadis yang sama dan gadis itu malah adik sendiri." Tukas Arga yang juga sama - sama bingung dengan apa yang terjadi dengan keluarganya.Tak lama seorang dokter keluar dari ruang operasi masih menggunakan masker lengkap dengan pakaian kusus. "Keluarga
Kanaya yang hendak mendekati kedua orang tuanya terhenyak mendengar ucapan Rossa dari dalam sana. Perkataan ibu angkatnya itu laksana petir menggelegar di siang hari dan menyambar telinga Kanaya yang mendengar."Mama!" Kanaya menggelengkan kepala tak percaya akan ucapan Rossa. Ibu yang selama ini sangat menyayangi kini telah berubah membencinya bahkan mengatakan kalau Kanaya adalah pembawa sial untuk keluarga Arga. Leon sendiri tak mengetahui apa yang telah terjadi di ruangan berbeda sebab, Leon kini tengah menunggu Fardan di ruang rawat VIP. Sementara Rossa dan Arga berada di bangsal lainnya. Karena Rossa masih sering histeris. Wanita itu mendadak tak terima akan semua masalah yang terjadi dalam keluarganya. Rossa sangat menyayangi Fardan selain Kanaya juga Leon. Namun Rossa berpikir Bahwa apa yang terjadi, Kanaya lah penyebabnya. Gara - gara anakanya berebut cinta gadis itu. Banyak musibah datang menghampi keluarganya."Apa yang harus aku lakukan? Kak Leon sekarang udah suamiku.
Beberapa bulan telah berlalu. Kondisi Fardan sudah cukup membaik. Namun ingatan anak muda itu belum pulih. Fardan tak tau dirinya siapa. Ia seperti telahir kembali dengan tak mengenal siapa - siapa lagi yang ada di sekitar kecuali Rossa sang bunda yang ia kenali.Leon yang kehilangan Kanaya tuk kesekian kali menjadi sosok dingin nyaris tak tersentuh oleh siapapun juga. Apalagi semenjak tau keterangan terakhir dari Arga yang kini pria tua itupun jadi sering sakit - sakitan setelah Kanaya memilih kembali pergi.Baik Arga maupun Leon. Kedua lelaki itu merasa kecewa akan perubahan sikap Rossa yang membenci Kanaya. "Pa, aku berangkat dulu ya," ucap Leon saat berpapasan dengan Arga di tangga."Kamu mau kemana, Leon?" Arga melihat Leon tak memakai baju kerja. Akan tetapi, Leon belum mau menjawab pertanyaan ayahnya. Semenjak Kanaya tak ada. Sikap Leon kembali ke semula tak ada lagi sikap manja nan hangat ketika Kanaya di sampingnya."Mau ada ketemu teman, Pa." Jawab Leon pada akhirnya. Suara
Waktu terus berlalu. Tak terasa Kanaya berada di Kanada sudah 3 tahun lamanya. Kanaya kini tinggal dengan kakeknya yang masih hidup. Ternyata benar, Kenzie adalah kakak kandung Kanaya putri dari Damian.Bayi yang di kandung Kanaya pun telah lahir ke dunia dengan berjenis kelamin laki - laki yang sangat tampan nan menggemaskan. Wajahnya sangat mirip dengan Leon ayahnya. Kenzie memberikan nama Keanu Athar Malik Azhar. Kenzie yang memberikan nama sang keponakan. Meskipun wajah bocah itu sangat mirip dengan Leon ayah kandungnya. Tetapi Kenzie tak mau keponakan memakai nama ayahnya."Kek, kapan Naya boleh ke Indonesia lagi?" tanya Kanaya. Kanaya tengah menemani kakeknya di ruang tengah menonton TV. Sementa Athar ditemani pelayan bermain di taman luar rumah.Bocah tampan itu begitu lincah berlari ke sana kemari. Terkadang membuat Kanaya lelah menjaga dan mengawasi. "Kakakmu tak membolehkan kamu balik ke negara ayahmu, Nay," jawab sang kakek dengan bahasa negaranya. Namun Kanaya sudah mula
"Kean, mama ke toilet dulu ya. Keanu mau ikut ke dalam?" tanya Kanaya. Ya, karena Athar meminta dipanggil Keanu. Maka Kanaya membiasakan lagi dengan memanggil Athar menjadi Kean. Bukankah sama ajah. Toh nama lengkapnya Athar Keanu Athar Malik Azhar. Tapi ya sudahlah. Pikir Kanaya. Sementara Keanu tengah memakan es krim kesukaannya. Kean disini ajah, Ma." Bocah itu masih asyik dengan makanan di tangannya. "Ya udah, tapi jangan kemana-mana ya! Mama mau ke toilet dulu," pinta Kanaya. "Oke, Ma. Tapi mama juga nggak boleh lama - lama! Kean takut diculik," kata Keanu tanpa menoleh ke arah Kanaya.Keduanya kini berada di Bandara. Kanaya hendak menuju rumah Kenzie. Sementara Kenize sendiri belum balik ke Indonsesia sebab masih ada urusan yang harus ia selesaikan di negara kakeknya.Keanu menunggu mamanya keluar dari toilet dengan ketidak sabaran. Dan saat dia melihat seorang wanita muda keluar dari toilet. Keanu mengira kalau wanita itu mamanya karena memakai baju dengan warna dan model sa
Kanaya benar - benar seperti orang sudah sakit jiwa. Sehari - harinya histeris memanggil Keanu. Kenzie sudah diberi kabar oleh bi Wati juga supir yang bekerja di rumah. Kenize segera melakukan penerbangan ke Indonesia. Dan kini telah berada bersama Kanaya."Nada, ini semua karena keras kepalanya kamu. Kakak sudah bilang, tunggu kakak, tunggu kakak. Tapi kamu gak mau gubris. Dan ini akibat kebodohan kamu sendiri," bentak Kenzie. Ia kesal akan sikap adiknya."Kakak nyalahin aku. Semua ini gara- gara kak Kenzie. Aku dulu kakak ajak pergi. Sementara suamiku mungkin mencariku. Dan berhenti panggail aku Nada! Aku Kanaya, bukan Nada. Mungkin adikmu bukan aku." Kanaya tak mau dirinya disalahkan. Karena memang menurut Kanaya, Kenzie lah yang salah. Dimana dulu Kenzie menjauhkan Kanaya dari Leon."Halah, otak kamu itu yang ada cuma si Leon dan Leon terus, Nada. Kau lupa, kau sendiri yang bilang, pria brengsek itu yang menodai kau. Kenapa sekarang malah seperti tergila - gila sama dia?" Kenize m
"Kamu serius?" Leon menatap anaknya penuh selidik. Begitupun dengan Kanaya yang duduk di sebelahnya.Keanu mengangguk. Beberapa saat yang lalu, setelah mengantar Audy pulang, Keanu memberitahukan niatnya pada Leon juga Kanaya untuk melamar tunangannya. Sebenarnya, ketika mengatakan hal tersebut pada Audy, dia belum bicara dengan dua orang tuanya itu."Mama pikir kamu mau nunggu usia kalian matang dulu baru menikah," ujar Kanaya."Memangnya umur 24 masih terbilang muda untuk menikah, Ma?" Keanu menatap penuh tanya mamanya."Nggak, sih, udah cukup malah. Cuma 'kan yang Mama tau, biasanya para artis itu suka nunda-nunda buat nikah muda. Mereka lebih memilih mengembangkan karier dulu, baru memikirkan kehidupan pribadinya.""Itu 'kan orang lain, Kean nggak ada pikiran begitu. Kalo udah ada gadis yang cocok dan sepemikiran, ngapain ditunda-tunda? Kalo dia kabur karena kelamaan nunggu, bisa-bisa Kean yang gigit jari.""Betul itu, Papa setuju. Jangan lepas gadis yang sudah cocok dengan hatimu
Rasa tak percaya menyelimuti hati Audy saat laki-laki yang duduk di depannya itu mengucapkan kata-kata yang tak pernah ada dalam pikirannya, dan dia bingung harus menjawab apa. Karena dia sendiri belum tahu dengan perasaannya pada Keanu. Memang, selama bersama laki-laki itu, Audy merasakan kenyamanan dan dia juga merasa terlindungi. "Aku tau mungkin ini terlalu mendadak, dan kamu nggak harus menjawabnya sekarang. Kamu bisa memikirkannya lebih dulu. Cuma satu yang pasti, aku nggak main-main dengan apa yang aku katakan barusan," ucap Keanu sambil menatap Audy yang terdiam di tempat.Audy mengerjapkan mata, lalu berkata, "Mmm ... Iya, ini memang terlalu mendadak. Aku butuh waktu buat berpikir.""Oke, tapi jangan terlalu lama," sahut Keanu tersenyum tipis.Audy mengangguk. "Dan cincin ini, sebaiknya kamu simpen dulu. Aku belum pantas untuk menerimanya.""Kenapa?""Di antara kita belum ada ikatan yang pasti. Sebaiknya nanti aja kalo aku udah kasih jawaban.""Baiklah," sahut Keanu memasukk
Audy menarik tubuh Shela sekuat tenaga supaya terlepas dari Keanu yang juga sedang berusaha melepaskan kaitan tangan yang melingkar di pinggang."Aww ...!" jerit Shela terpekik saat dirinya jatuh ke belakang dengan pantat menyentuh lantai lebih dulu. Rupanya Audy dan Keanu berhasi melepaskan jeratan gadis ber-make up tebal itu."Masih punya nyali kamu buat bikin masalah sama aku?" Keanu menatap nyalang gadis yang kini sedang meringis sambil mengusap-usap bagian belakang tubuhnya, tapi masih dalam posisi terduduk di lantai.Shela mendongak demi melihat Keanu. "Jahat kamu, Kean! Gara-gara penolakan kamu di setiap produksi film yang aku terlibat di dalamnya, sekarang aku nggak pernah mendapat tawaran apapun. Bahkan untuk iklan atau sinetron sekalipun."Nasib Shela di dunia hiburan memang kurang beruntung. Setelah permasalahannya dengan Keanu mencuat, jarang ada yang mau memakai lagi dirinya sebagai pemeran dalam setiap produksi film, entah itu sebagai pemeran utama, pendamping atau figur
"Audy!"Gadis bersanggul itu menoleh ke asal suara saat mendengar ada yang memanggil namanya. Keningnya berkerut dalam ketika melihat laki-laki yang kini menjadi teman akrabnya tetapi jarang bertemu itu berjalan mendekat sambil menjinjing paper bag di tangan."Rapi amat. Nggak syuting?" tanya Audy pada lelaki yang memakai kaos putih dipadukan dengan jas semi formal berwarna abu-abu gelap tersebut setelah berdiri di sampingnya."Nggak, lagi libur. Barusan habis meeting di resto depan, terus mampir ke sini soalnya inget sekarang jadwal kamu latihan," jawab Keanu melebarkan senyum, "udah beres?" sambungnya."Belum, masih ada satu jam lagi. Ini lagi istirahat.""Kebetulan. Ini, aku bawain desert." Keanu menyodorkan paper bag berukuran besar tersebut."Bagas nggak ikut?" tanya Audy sambil mengambil paper bag dari tangan Keanu."Bagas ke panti sama Oma dan Opa."Audy melihat isi dari paper bag. "Banyak amat," cetusnya, kemudian beralih menatap Keanu."Sekalian buat yang lain."Audy mengang
Barata berdiri tegak sambil berkacak pinggang di hadapan Bella dan papa Jonathan yang duduk di kursi taman restoran. Para pengunjung restoran sudah kembali ke tempat duduk mereka masing-masing setelah Leon turun tangan mencegah Barata bertindak lebih jauh lagi. Leon juga Keanu masih berada di tempat itu, sementara yang lain sudah diminta untuk pulang lebih dahulu.Laki-laki berpakaian kasual itu mengusap wajahnya sambil membuang nafas kasar. Sesekali matanya melirik Audy yang berdiri tak jauh di sisi kanan."Inilah kelakuan perempuan yang kamu akui sebagai mama itu, Sayang. Seumur pernikahan kami, dia berselingkuh dengan laki-laki ini hingga menghasilkan anak."Semua yang ada di sekitar Barata terkejut, terkecuali Leon, karena dia sudah tahu akan cerita itu, hanya belum tahu saja siapa laki-lakinya."Shela anakmu, Mas!" seru Bella sambil melihat Barata dengan mata melotot."Kamu yakin? Karena aku merasa gak yakin," sahut Barata sinis, tapi tetap tenang.Hati laki-laki itu sudah terlan
Audy memunguti pecahan gelas yang berserakan di lantai dengan tangan bergetar. Mendengar penuturan Keanu pada Kanaya membuat dia merasa malu pada kedua orang tua Keanu yang sudah banyak membantunya."Audy?" Keanu muncul dari ambang pintu, dan itu membuat konsentrasi Audy buyar "Aww ...!" pekik Audy saat tak sengaja jarinya tertusuk pecahan gelas yang runcing.Bergegas Keanu menghampiri gadis tersebut lalu menarik tangannya. "Biarin Bibi aja yang bersihin pecahannya," ucap Keanu sambil membawa Audy menuju kursi tempat dia duduk sebelumnya."Coba liat, mana yang luka?" Keanu menadahkan tangan. Bagai terhipnotis, Audy menunjukkan satu jarinya yang tertusuk pecahan gelas.Keanu meraih tangan Audy lalu memijit bagian jarinya yang terluka hingga mengeluarkan darah. Setelah itu, pemuda berkaos putih tersebut menghisap darah yang keluar kemudian meludahkannya di tanah yang berumput.Diperlakukan seperti itu membuat tubuh Audy membeku, tapi detak jantungnya berdegup tak karuan. Dia hanya mamp
Melihat foto-foto yang Jonathan tunjukkan di salah satu akun sosial media, membuat Keanu dan Bagas tahu jika Shela yang nekat menjebak Keanu adalah adiknya Audy. Keduanya saling tatap tak percaya mengingat bagaimana sikap Audy sebagai kakaknya.Saat sedang fokus dengan ponsel Jonathan, Keanu melihat pergerakan temannya tersebut yang beranjak dari kursinya lalu berjalan menjauhi meja mereka. "Jo, mau ke mana lo?" tanya Keanu heran.Jonathan tidak menjawab. Dia terus melangkah dengan nafas memburu dan tangan terkepal menuju sepasang laki-laki dan perempuan yang kini sudah duduk saling berhadapan di pojok cafe. Suara hentakan kakinya terdengar kencang karena dibarengi amarah.Penasaran temannya itu mau pergi ke mana, Keanu mengikuti arah langkah Jonathan. Bagas tetap duduk menunggu walau dalam hatinya ingin tahu juga."Jadi begini yang kalian lakukan di belakang pasangan kalian masing-masing?"Ucapan Jonathan tersebut spontan membuat dua manusia dewasa yang saling berpegangan tangan itu
Keanu dan Bagas tidak menyangka jika Shela nekat melakukan hal yang sangat menjijikkan demi mendongkrak popularitasnya. Kini nama Shela sudah masuk dalam daftar hitam di agenda Bagas. Jika ada nama gadis itu dalam urutan daftar pemain di sebuah produksi film atau apapun itu, maka Bagas secara otomatis akan menolaknya."Kamu inget nggak, Gas? Jonathan pernah bilang kalo adiknya Audy yang bernama Shela kuliah di kampus kesenian. Apa itu Shela yang sama yang sering ketemu sama kita, atau lain lagi?" ujar Keanu dalam perjalanan mereka pulang.Syuting hari ini batal secara mendadak, karena sang pemeran utama tidak mau Shela masih ada dalam daftar pemain film yang sedang dikerjakan. Lebih baik dia kehilangan uang puluhan atau ratusan juta daripada harus tercoreng nama baiknya karena keberadaan Shela, yang bisa jadi akan melakukan hal serupa di masa mendatang.Bagas mencoba mengingat sambil menyetir mobil. "Lupa-lupa inget," sahut Bagas setelah beberapa menit berpikir."Coba aja tanyain ke s
Perasaan Keanu sedikit tidak enak sejak keluar dari kantor Leon. Ada sesuatu yang mengganjal hatinya saat ini, tapi dia sendiri tidak tahu. Rasa malas pergi ke lokasi syuting menghinggapi dirinya. Namun, dia tetap memaksakan diri. Karena jika dirinya tidak hadir, maka jadwal syuting yang lain akan berantakan."Kenapa?" Bagas yang sudah hafal dengan sikap dan gerak-gerik Keanu sudah bisa membaca kegelisahan di wajah sang aktor.Keanu menghela nafas berat. "Nggak tau kenapa, perasaan males banget hari ini buat syuting.""Itu karena kamu terlalu banyak kegiatan, jadinya kurang istirahat. Bayangin aja, pagi ke kantor, siang dikit syuting, lalu malamnya kuliah. Walaupun dua kegiatan yang baru itu nggak tiap hari, tapi tetap aja kamu butuh libur."Keanu mulai bekerja sekaligus mempelajari manajemen perusahaan papanya sedikit demi sedikit, dia juga sudah mendaftarkan diri di universitas yang menerima kelas karyawan untuk jurusan bisnis manajemen.Awalnya, kedua orang tua Keanu mengira jika a