"Jadi anakku hilang, Kanaya? Ibu macam apa kamu, Naya? Kenapa tidak bisa menjaganya? Kenapa selama ini kamu tak pernah menghubungiku? Memberikan kabar apapun. Kamu tak menganggapku ada."Leon merasa terpukul setelah mendengar penuturan Kanaya. Wanita itu telah sadar dari pingsannya. Setelah Leon mengoleskan minyak kayu putih di hidungnya. Lalu Kanaya menceritakan apa yang dialaminya."Ma - maafin aku, Kak. Bukan maksud aku menganggap kak Leon nggak ada. Tapi ...""Tapi apa, Naya? Kau sengaja mau merahasiakan aku dari anakku? Atau memang kau melakukan bukan hanya denganku?" ucap Leon setengah menuduh. Matanya menatap benci Kanaya. PLAK! "Jaga mulutmu, Kak!" sentak Kanaya. Leon sungguh kejam menuduh sesukanya."Mama bilang apa sama kamu, Leon. Dia ini memang pembawa sial. Kita salah selama ini menyayangi, memanjakannya. Nyatanya dia selalu membawa musibah untuk keluarga kita." Rossa yang menerobos masuk ke dalam kamar Leon pun seolah memprovokasi putranya.Kanaya menggelengkan kepala
Tok tok tok"Masuk!" Perintah seorang pria dari dalam ruangan.KlekPintu pun terbuka dan nampaklah seorang gadis yang tak lain adalah Kanaya. Dia masuk ke ruangan sang atasan dengan membawa baki di tangan. Di atasnya secangkir kopi hitam yang mungkin pesanan pria itu."Pak, ini kopi pesanan Bapak!" ucap Kanaya."Hhmm ... kau letak saja di situ!" Kata Ferdian tanpa menoleh ke arah Kanaya.Ya, kini Kanaya sudah resmi bekerja di kantor Ferdian. Namun Kanaya menolak menjadi sekretaris sesuai tawaran Sherin. Kanaya memilih menjadi karyawan biasa saja. Sadar kemampuan belum begitu dalam untuk menjadi seorang sekretaris. Kanaya juga sudah dikasih tau sebelumnya oleh Sherin kalau Ferdian lelaki dingin dan sangat irit bicara. Tetapi bagi Kanaya tak mengapa. Menghadapi pria dingin seperti Ferdian sudah biasa bagi Kanaya. Karena sekian tahun hidup di tengah keluarga Arga di mana ia harus menghadapi sikap dingin atau bahkan galak seperti Leon.Wanita itu sudah tak perduli lagi akan masalah hid
"Kenapa kamu main di jalan?" tanya Leon. Leon membawa anak itu duduk di bangku tepi jalan. Rendy yang sudah diperintahkan mengambil kotak P3K dari dalam mobil pun telah kembali dan kini Leon tengah membantu mengobati serta membalut luka anak itu."Aku lagi cari uang, Om. Aku disuruh om - om di sana! Kalau aku gak mau, nanti aku dipukul," celoteh bocah itu membuat Rendy mau pun Leon sama - sama terhenyak mendengarnya."Brengsek," lirih Leon seraya mengepalkan tangan kekarnya.Rendy yang sejak tadi diam pun mendekati atasan-nya itu. "Apa ini termasuk peradangan anak - anak ya, Pak? Di mana anak - anak di bawah tekanan seseorang ikuti mengikuti perintah para dewasanya," bisik Rendy pelan. "Bisa jadi," balas Leon singkat. Ada rasa iba menelusup dalam rongga dada Leon.Kemudian Leon mendekati anak yang lupa dia tanya namanya siapa. Leon bermaksud menanyakan hal itu. Tetapi dari arah yang tak terduga. Tiga lelaki bertopeng datang dan langsung menghajar Rendy mau pun Leon. Bugh bughDua t
"Kean di sini ajah, Om. Ada banyak Teman - Teman.""Kamu nggak mau ikut ke rumah om saja, kean?" "Nggak mau, Om. Kean di sini ajah," tolak Keanu. Setelah Fardan meminum obat yang biasa dia bawa di mobilnya. Fardan pun sudah tak merasakan sakit yang menyerang seperti tadi. Keanu membantu Fardan meminum obat. Setelahnya, Fardan menemani Keanu makan. Dan, bocah itu tiba - tiba minta Fardan untuk menghantarkan ke panti asuhan. Keanu tak mau lagi hidup di jalanan apa lagi kalau harus minta - minta seperti kemaren. Dengan terpaksa, Fardan mengabulan. Padahal Fardan berniat mengajaknya pulang ke rumah dan bersedia mengadopsi. Tetapi Keanu tetap kekeh meminta ditaruh di panti saja."Saya minta tolong nitip dia ya, Bu. Biar segala kebutuhan dia akan menjadi tanggung jawab saya." Kata Fardan kepada ibu panti."Baik, Pak. Kalau memang Keanu menjadi tanggung jawab bapak. Saya tidak akan mengizinkan siapa pun yang akan mengadopsinya," balas Bu panti yang menyambut baik kedatangan Fardan dan men
"Kita akan kerja sama dengan perusahaan milik Ferdian, Ren. Dia tadi menawarkan itu." Kata Leon yang baru saja bertemu Fedian."Apa pak Leon yakin?" tanya Rendy ragu. Masalahnya, sudah beberapa perusahan mengajak kerja sama dengan Leon. Awalnya oke, tetapi tiba - tiba saja Leon membatalkan tanpa sebab. Semenjak kepergian Kanaya, memang berdampak buruk pada keluarga Arga khususnya Leon.Emosi Leon yang terkadang meledak - ledak membuat sebagian orang menjauh dengan sendirinya. Kini Leon baru saja mengadakan pertemuan dengan Ferdian dan mengajak kerja sama. Leon dan Ferdian sebetulnya belumlah terlalu lama mengenal. Tetapi Arga tau siapa ayah Ferdian. "Yaa ... kita lihat saja, Ren." Jawab Leon malas. Keduanya kini masih berada di kafe Anggrek. Sementara Ferdian telah lebih dulu keluar. Di luar, Ferdian sudah disambut seorang wanita cantik. Sayang, Leon tak tau jika tadi kedatangan Ferdian bersama seorang wanita yang hanya berdiam di dalam mobil saja. Sebab, Ferdian tak mengizinkan g
"Fardan, lo tadi ke panti asuhan Mutiara Bunda ya?" selidik Leon ketika sudah berada di rumah."Kata siapa? Mana ada gue ke sana? Mau ngapain juga?" elak Fardan acuh.Rendy memang sempat melihat sebuah mobil yang diyakini milik Fardan memasuki pelataran panti saat Rendy dan Leon keluar dari sana. Namun karena Leon mengajak buru - buru pergi. Rendy tak jadi menyelidiki. Lalu setelah keduanya di kantor. Barulah Rendy menceritakan kalau dia tadi melihat mobil milik Fardan datang ke panti."Ya kali ajah lo mau menyantuni mereka. Lo kan suka anak kecil," jawab Leon sesuai kebenaran. Memang Fardan penyayang dengan anak - anak kecil. Berbeda dengan dirinya yang paling tidak suka diganggu anak kecil. Leon tak mau ribet urusan anak kecil. Tetapi untuk anak sendiri, Leon tentu saja akan senang hati meluangkan waktu. Oleh sebab itu kini dia mati - matian mencari jejak anaknya yang menurut keterangan Kanaya hilang."Ck, lo salah lihat kali. Udah sana keluar! Ngapain lo lama - lama di kamar gue?
_ Beberapa tahun kemudian _Di usianya yang ke 17 tahun dan dalam pengasuhan Fardan. Keanu kini menjadi seorang aktor yang mulai banyak dikenal.“_Cut_! _Perfecto_!”Seorang pria dengan pengeras suara berteriak sehingga menghentikan kegiatan orang-orang yang sedang melakukan proses syuting. Senyum di wajahnya tersungging lebar karena puas dengan hasil rekaman barusan.“Luar biasa, kamu memang benar-benar berbakat, Kean,” ucap pria tadi yang merupakan seorang sutradara kepada Keanu yang baru saja melakukan adegan perkelahian tanpa memakai peran pengganti dan juga hanya dalam beberapa kali _take_.“Om Ray bisa aja. Jangan memuji terlalu berlebihan, nanti saya besar kepala,” sambut Keanu sembari tersenyum.“Ck, kamu ini, masih saja suka merendah. Kalau dibandingin sama yang senior, kamu sudah melewati mereka.”“Jangan dibandingin, Om. Saya nggak ada apa-apanya.”Ray berdecak. “Sudahlah, istirahat sana! Kita lanjut _take_ satu jam lagi,” perintahnya kemudian berlalu meninggalkan Keanu yan
Semua orang di lokasi syuting meneriakkan nama Keanu dengan kencang. Beberapa orang berlari mendekat untuk melihat kondisinya. Tubuh itu diam tak bergerak, tapi dadanya masih kembang kempis walaupun pelan.“Panggil ambulan, cepat!” Ray berteriak mengingatkan siapa saja.Bagas yang memang sedang memegang ponsel sudah menelpon rumah sakit terdekat dan meminta dikirim ambulan sebelum Ray memerintah. Dia berusaha bersikap tenang walaupun dalam hati panik luar biasa.Teringat sesuatu, Bagas kembali menempelkan ponsel di telinganya setelah mencari nama seseorang di daftar kontak. Di dering ketiga, telponnya diangkat.“Halo, Om Fardan,” sapa Bagas cepat.“Iya, Bagas. Kenapa? Kean lagi syutingkah?”“Kean kecelakaan, Om.” Suara Bagas sangat lesu.“Apa? Sekarang Kean di mana? Gimana keadaannya?” teriak Fardan kencang sekali. Kepanikannya bisa Bagas rasakan.“Kean masih di lokasi, Om, lagi nunggu ambulan. Aku udah telpon rumah sakit terdekat,” papar Bagas gugup. Mendengar teriakan Fardan, dia ja
"Kamu serius?" Leon menatap anaknya penuh selidik. Begitupun dengan Kanaya yang duduk di sebelahnya.Keanu mengangguk. Beberapa saat yang lalu, setelah mengantar Audy pulang, Keanu memberitahukan niatnya pada Leon juga Kanaya untuk melamar tunangannya. Sebenarnya, ketika mengatakan hal tersebut pada Audy, dia belum bicara dengan dua orang tuanya itu."Mama pikir kamu mau nunggu usia kalian matang dulu baru menikah," ujar Kanaya."Memangnya umur 24 masih terbilang muda untuk menikah, Ma?" Keanu menatap penuh tanya mamanya."Nggak, sih, udah cukup malah. Cuma 'kan yang Mama tau, biasanya para artis itu suka nunda-nunda buat nikah muda. Mereka lebih memilih mengembangkan karier dulu, baru memikirkan kehidupan pribadinya.""Itu 'kan orang lain, Kean nggak ada pikiran begitu. Kalo udah ada gadis yang cocok dan sepemikiran, ngapain ditunda-tunda? Kalo dia kabur karena kelamaan nunggu, bisa-bisa Kean yang gigit jari.""Betul itu, Papa setuju. Jangan lepas gadis yang sudah cocok dengan hatimu
Rasa tak percaya menyelimuti hati Audy saat laki-laki yang duduk di depannya itu mengucapkan kata-kata yang tak pernah ada dalam pikirannya, dan dia bingung harus menjawab apa. Karena dia sendiri belum tahu dengan perasaannya pada Keanu. Memang, selama bersama laki-laki itu, Audy merasakan kenyamanan dan dia juga merasa terlindungi. "Aku tau mungkin ini terlalu mendadak, dan kamu nggak harus menjawabnya sekarang. Kamu bisa memikirkannya lebih dulu. Cuma satu yang pasti, aku nggak main-main dengan apa yang aku katakan barusan," ucap Keanu sambil menatap Audy yang terdiam di tempat.Audy mengerjapkan mata, lalu berkata, "Mmm ... Iya, ini memang terlalu mendadak. Aku butuh waktu buat berpikir.""Oke, tapi jangan terlalu lama," sahut Keanu tersenyum tipis.Audy mengangguk. "Dan cincin ini, sebaiknya kamu simpen dulu. Aku belum pantas untuk menerimanya.""Kenapa?""Di antara kita belum ada ikatan yang pasti. Sebaiknya nanti aja kalo aku udah kasih jawaban.""Baiklah," sahut Keanu memasukk
Audy menarik tubuh Shela sekuat tenaga supaya terlepas dari Keanu yang juga sedang berusaha melepaskan kaitan tangan yang melingkar di pinggang."Aww ...!" jerit Shela terpekik saat dirinya jatuh ke belakang dengan pantat menyentuh lantai lebih dulu. Rupanya Audy dan Keanu berhasi melepaskan jeratan gadis ber-make up tebal itu."Masih punya nyali kamu buat bikin masalah sama aku?" Keanu menatap nyalang gadis yang kini sedang meringis sambil mengusap-usap bagian belakang tubuhnya, tapi masih dalam posisi terduduk di lantai.Shela mendongak demi melihat Keanu. "Jahat kamu, Kean! Gara-gara penolakan kamu di setiap produksi film yang aku terlibat di dalamnya, sekarang aku nggak pernah mendapat tawaran apapun. Bahkan untuk iklan atau sinetron sekalipun."Nasib Shela di dunia hiburan memang kurang beruntung. Setelah permasalahannya dengan Keanu mencuat, jarang ada yang mau memakai lagi dirinya sebagai pemeran dalam setiap produksi film, entah itu sebagai pemeran utama, pendamping atau figur
"Audy!"Gadis bersanggul itu menoleh ke asal suara saat mendengar ada yang memanggil namanya. Keningnya berkerut dalam ketika melihat laki-laki yang kini menjadi teman akrabnya tetapi jarang bertemu itu berjalan mendekat sambil menjinjing paper bag di tangan."Rapi amat. Nggak syuting?" tanya Audy pada lelaki yang memakai kaos putih dipadukan dengan jas semi formal berwarna abu-abu gelap tersebut setelah berdiri di sampingnya."Nggak, lagi libur. Barusan habis meeting di resto depan, terus mampir ke sini soalnya inget sekarang jadwal kamu latihan," jawab Keanu melebarkan senyum, "udah beres?" sambungnya."Belum, masih ada satu jam lagi. Ini lagi istirahat.""Kebetulan. Ini, aku bawain desert." Keanu menyodorkan paper bag berukuran besar tersebut."Bagas nggak ikut?" tanya Audy sambil mengambil paper bag dari tangan Keanu."Bagas ke panti sama Oma dan Opa."Audy melihat isi dari paper bag. "Banyak amat," cetusnya, kemudian beralih menatap Keanu."Sekalian buat yang lain."Audy mengang
Barata berdiri tegak sambil berkacak pinggang di hadapan Bella dan papa Jonathan yang duduk di kursi taman restoran. Para pengunjung restoran sudah kembali ke tempat duduk mereka masing-masing setelah Leon turun tangan mencegah Barata bertindak lebih jauh lagi. Leon juga Keanu masih berada di tempat itu, sementara yang lain sudah diminta untuk pulang lebih dahulu.Laki-laki berpakaian kasual itu mengusap wajahnya sambil membuang nafas kasar. Sesekali matanya melirik Audy yang berdiri tak jauh di sisi kanan."Inilah kelakuan perempuan yang kamu akui sebagai mama itu, Sayang. Seumur pernikahan kami, dia berselingkuh dengan laki-laki ini hingga menghasilkan anak."Semua yang ada di sekitar Barata terkejut, terkecuali Leon, karena dia sudah tahu akan cerita itu, hanya belum tahu saja siapa laki-lakinya."Shela anakmu, Mas!" seru Bella sambil melihat Barata dengan mata melotot."Kamu yakin? Karena aku merasa gak yakin," sahut Barata sinis, tapi tetap tenang.Hati laki-laki itu sudah terlan
Audy memunguti pecahan gelas yang berserakan di lantai dengan tangan bergetar. Mendengar penuturan Keanu pada Kanaya membuat dia merasa malu pada kedua orang tua Keanu yang sudah banyak membantunya."Audy?" Keanu muncul dari ambang pintu, dan itu membuat konsentrasi Audy buyar "Aww ...!" pekik Audy saat tak sengaja jarinya tertusuk pecahan gelas yang runcing.Bergegas Keanu menghampiri gadis tersebut lalu menarik tangannya. "Biarin Bibi aja yang bersihin pecahannya," ucap Keanu sambil membawa Audy menuju kursi tempat dia duduk sebelumnya."Coba liat, mana yang luka?" Keanu menadahkan tangan. Bagai terhipnotis, Audy menunjukkan satu jarinya yang tertusuk pecahan gelas.Keanu meraih tangan Audy lalu memijit bagian jarinya yang terluka hingga mengeluarkan darah. Setelah itu, pemuda berkaos putih tersebut menghisap darah yang keluar kemudian meludahkannya di tanah yang berumput.Diperlakukan seperti itu membuat tubuh Audy membeku, tapi detak jantungnya berdegup tak karuan. Dia hanya mamp
Melihat foto-foto yang Jonathan tunjukkan di salah satu akun sosial media, membuat Keanu dan Bagas tahu jika Shela yang nekat menjebak Keanu adalah adiknya Audy. Keduanya saling tatap tak percaya mengingat bagaimana sikap Audy sebagai kakaknya.Saat sedang fokus dengan ponsel Jonathan, Keanu melihat pergerakan temannya tersebut yang beranjak dari kursinya lalu berjalan menjauhi meja mereka. "Jo, mau ke mana lo?" tanya Keanu heran.Jonathan tidak menjawab. Dia terus melangkah dengan nafas memburu dan tangan terkepal menuju sepasang laki-laki dan perempuan yang kini sudah duduk saling berhadapan di pojok cafe. Suara hentakan kakinya terdengar kencang karena dibarengi amarah.Penasaran temannya itu mau pergi ke mana, Keanu mengikuti arah langkah Jonathan. Bagas tetap duduk menunggu walau dalam hatinya ingin tahu juga."Jadi begini yang kalian lakukan di belakang pasangan kalian masing-masing?"Ucapan Jonathan tersebut spontan membuat dua manusia dewasa yang saling berpegangan tangan itu
Keanu dan Bagas tidak menyangka jika Shela nekat melakukan hal yang sangat menjijikkan demi mendongkrak popularitasnya. Kini nama Shela sudah masuk dalam daftar hitam di agenda Bagas. Jika ada nama gadis itu dalam urutan daftar pemain di sebuah produksi film atau apapun itu, maka Bagas secara otomatis akan menolaknya."Kamu inget nggak, Gas? Jonathan pernah bilang kalo adiknya Audy yang bernama Shela kuliah di kampus kesenian. Apa itu Shela yang sama yang sering ketemu sama kita, atau lain lagi?" ujar Keanu dalam perjalanan mereka pulang.Syuting hari ini batal secara mendadak, karena sang pemeran utama tidak mau Shela masih ada dalam daftar pemain film yang sedang dikerjakan. Lebih baik dia kehilangan uang puluhan atau ratusan juta daripada harus tercoreng nama baiknya karena keberadaan Shela, yang bisa jadi akan melakukan hal serupa di masa mendatang.Bagas mencoba mengingat sambil menyetir mobil. "Lupa-lupa inget," sahut Bagas setelah beberapa menit berpikir."Coba aja tanyain ke s
Perasaan Keanu sedikit tidak enak sejak keluar dari kantor Leon. Ada sesuatu yang mengganjal hatinya saat ini, tapi dia sendiri tidak tahu. Rasa malas pergi ke lokasi syuting menghinggapi dirinya. Namun, dia tetap memaksakan diri. Karena jika dirinya tidak hadir, maka jadwal syuting yang lain akan berantakan."Kenapa?" Bagas yang sudah hafal dengan sikap dan gerak-gerik Keanu sudah bisa membaca kegelisahan di wajah sang aktor.Keanu menghela nafas berat. "Nggak tau kenapa, perasaan males banget hari ini buat syuting.""Itu karena kamu terlalu banyak kegiatan, jadinya kurang istirahat. Bayangin aja, pagi ke kantor, siang dikit syuting, lalu malamnya kuliah. Walaupun dua kegiatan yang baru itu nggak tiap hari, tapi tetap aja kamu butuh libur."Keanu mulai bekerja sekaligus mempelajari manajemen perusahaan papanya sedikit demi sedikit, dia juga sudah mendaftarkan diri di universitas yang menerima kelas karyawan untuk jurusan bisnis manajemen.Awalnya, kedua orang tua Keanu mengira jika a