Beranda / Romansa / Jungle Love / Memergoki Pasangan

Share

Memergoki Pasangan

Penulis: Kebo Rawis
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-23 15:52:18

BERES dengan urusan bayar-membayar, keduanya langsung keluar. Setibanya di tempat parkir, baru saja mereka hendak berpencar arah menuju mobil masing-masing, tahu-tahu saja Tiara menggamit lengan Theo.

Yang digamit terang saja kaget bukan main. Dengan wajah heran Theo memandangi Tiara yang sudah bergerak cepat, menyelinap ke balik punggungnya.

"Kamu kenapa, Tiara?" tanya Theo, tak dapat menyembunyikan keheranan di benaknya.

"Ssst, please, jangan sebut nama aku keras-keras," sahut Tiara setengah berbisik.

Kerutan di kening Theo bertambah dalam. Apa lagi ini maksudnya? Batin pemuda itu semakin tak mengerti.

Bersamaan dengan itu sepasang muda-mudi melintas tak jauh dari hadapan Theo. Agaknya dua orang itu baru saja turun dari mobil. Sepanjang berjalan menuju ke dalam restoran keduanya terus saja berbicara dan tertawa-tawa.

Tiara yang membungkuk di belakang Theo semakin menguncupkan tubuhnya. Ia tak mau terlihat oleh kedua pasangan yang baru saja

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jungle Love   Minta Tolong

    TIARA baru hentikan langkah ketika mereka telah menjauh sekira lima meter dari meja resepsionis. Dilepaskannya pegangan tangan dari pergelangan orang. Lalu melihat ke kiri-kanan sebentar.Sementara wajah bingung si pelayan bertambah dengan ekspresi ketakutan. Dari tempatnya berada ia dapat menyaksikan meja tempatnya bertugas kosong melompong. Kalau saja supervisor atau bahkan manajernya datang mengecek ke sana...."Mbak yang menyambut pasangan muda-mudi yang barusan datang tadi kan?" tanya Tiara tanpa tedeng aling-aling.Si pelayan cepat mengangguk, meski raut wajahnya masih jelas menampakkan kebingungan."Bagus!" sahut Tiara dengan wajah cerah. "Begini, saya mau minta bantuan Mbak, mau kan?""Ma-maksud Ibu apa ya? Bantuan apa?" Si pelayan tambah melongo. Gerak-gerik Tiara yang menurutnya mencurigakan menimbulkan sedikit ketakutan."Begini, Mbak." Tanpa permisi Tiara gamit bahu si pelayan agar mendekat. Lalu ia membisikkan sesuatu ke telinga

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • Jungle Love   Pak Haji

    ABDI baru saja selesai menyuapi ibunya siang itu, ketika mendengar salam dari depan. Suara yang begitu ia kenali, juga sangat dikenali oleh sang ibu. Karenanya kedua ibu-anak tersebut jadi saling pandang. Ada rona kekhawatiran pada wajah masing-masing."Pak Haji kan ya?" tanya ibu Abdi, setengah berharap suara tersebut bukan milik Haji Sobirin, ayah Atisaya sekaligus calon besannya."Iya, Mak. Pak Haji itu," sahut Abdi dengan yakin. "Sebentar ya, Mak. Saya temui Pak Haji dulu. Barangkali ada urusan penting yang mau Pak Haji sampaikan.""Ya sudah sana," timpal ibunya. "Kalau Pak Haji tanya kabar Mak, bilang saja sudah baikan.""Iya, Mak," jawab Abdi cepat.Abdi keluar dari dalam kamar ibunya sambil membawa piring kotor yang barusan dipakai. Karenanya pemuda itu hanya menyahuti salam sembari melongokkan kepala dari ambang pintu yang memisahkan ruang tamu dengan ruang tengah.Usai menjawab salam, cepat-cepat Abdi menuju ke belakang untuk meleta

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-24
  • Jungle Love   Kabar Atisaya

    BILA Atisaya memberi waktu sepekan pada Abdi untuk menentukan sikap, jawaban Haji Sobirin barusan tak bisa menunggu. Harus dijawab saat ini juga. Padahal, diam-diam Abdi mulai meragu dengan perjodohan antara dirinya dengan Atisaya.Pemuda itu merasa ada yang salah jika ia menikahi Atisaya sebagai bentuk pelunasan utang mendiang ayahnya. Menurutnya ini tidak adil bagi Atisaya, sekali pun gadis itu mencintainya setengah mati.Tambahan lagi, Abdi masih belum dapat mengenyahkan Tiara dari hatinya. Alih-alih mengusir jauh-jauh perasaannya pada sang direktur, apa yang mereka lakukan di hotel malam itu membuat Abdi justru semakin tenggelam dalam rasa cinta.Masalahnya, tidak mungkin rasanya semua itu disampaikan pada Haji Sobirin. Setidaknya jangan saat ini. Ia pun masih butuh waktu untuk menimbang-nimbang, sebelum pada akhirnya mengambil keputusan final."Saya belum terpikir sampai ke sana, Pak Haji. Tapi yang jelas ya nanti terserah Neng Ati saja bagaimana," s

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-24
  • Jungle Love   Nasihat Emak

    IBU Abdi tak sabar mengetahui apa saja yang telah dibicarakan puteranya dengan Haji Sobirin. Begitu Abdi kembali ke dalam kamar, langsung disambutnya dengan serentetan pertanyaan."Pak Haji sama siapa tadi? Ati ikut juga nggak? Ngobrolin apa saja kalian?"Yang ditanyai tak langsung menjawab, melainkan duduk di kursi tak jauh dari kepala ranjang. Terdengar embusan napas panjang dari lubang hidung si pemuda. Wajahnya muram.Ibu Abdi pandangi pemuda itu lekat-lekat. Oleh dokter rumah sakit, wanita itu memang sudah dibilang sembuh. Namun ia perlu bantuan untuk melakukan ini-itu agar kondisinya tak kembali drop.Abdi yang kebetulan sedang cuti selepas keluar dari hutan, sementara kakak-kakaknya yang dua orang harus ngantor dari pagi sampai sore, membuat tugas menunggui sang ibu jatuh pada pemuda tersebut."Heh, ditanyain kok diam saja?" tegur ibu Abdi setelah sekian lama menunggu tak kunjung ada jawaban.Mendengar teguran itu Abdi nyengir kuda. D

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • Jungle Love   Kontemplasi Abdi

    ABDI memang menunaikan kewajibannya beribadah siang itu. Akan tetapi tak sampai lima menit sudah selesai. Itu sudah termasuk memanjatkan doa panjang yang diucapkannya dalam hati.Yang memakan waktu lebih lama dari itu malah melamun selepas salat. Usai mengusap wajah dengan kedua belah telapak tangan sebagai tanda berakhirnya panjatan doa, Abdi bergeming di atas sajadah. Lama sekali pemuda itu diam dengan pikiran melayang-layang.Mula-mula yang terbayang di kepalanya adalah Haji Sobirin, lalu Atisaya. Dan pada gilirannya mau tak mau merembet sampai ke soal pertunangan antara dirinya dan anak pak haji tersebut. Lebih tepatnya adalah tentang kemantapan dirinya melanjutkan ke jenjang pernikahan, atau justru menghentikan semua keterpaksaan ini dan mendekat pada Tiara.Jika melihat sikap dan ucapannya tadi, Abdi dapat membaca betapa sayangnya Haji Sobirin pada Atisaya. Maklum saja, gadis itu anak satu-satunya. Sudah piatu pula karena ditinggal mati ibunya sejak kecil.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • Jungle Love   Permintaan Tiara II

    "HALO, Bu!" seru Abdi begitu gawai di tangannya sudah menempel di telinga. "Eh, maksud saya, Neng Tiara." Ia cepat meralat. Terdengar gelak tawa di ujung telepon, dengan deru mesin mobil dan ramainya lalu lintas sebagai latar belakang. "Apa-apaan sih malah manggil Neng segala. Memangnya Atisaya apa?" sahut si penelepon berlagak ketus. Yang menelepon memang Tiara. Saat itu sang direktur muda tengah memacu mobilnya kembali ke kantor setelah makan siang bersama Theo tadi. Usai memergoki sepasang lelaki-perempuan yang membuat hatinya gondok tapi juga senang, tiba-tiba saja di kepala Tiara terlintas satu pemikiran. Sebuah rencana terbentang, dan gadis itu jadi teringat pada Abdi. Abdi hanya bisa tertawa sendiri sebagai tanggapan. "Lagi di mana memangnya? Sepertinya sedang dalam perjalanan ya?" "Iya, baru saja meeting dengan seseorang di Kemang, sekalian makan siang. Ini lagi dalam perjalanan balik ke kantor," sahut Tiara dengan nada riang.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • Jungle Love   Dari Hati ke Hati

    SUNGGUH tak terkira kekagetan Abdi mendengar ucapan Tiara barusan. Atasannya itu memintanya secepat mungkin ke Jakarta! Abdi yakin sekali dirinya tak salah dengar. Telinganya juga sedang baik-baik saja.Padahal baru beberapa menit sebelumnya mulut yang sama mengatakan Abdi tidak perlu risau mengenai rencana ke Jakarta. Tiara berkata Abdi bebas mau kembali kapan saja ke Jakarta. Tentu saja itu kaitannya dengan status Abdi sebagai karyawan PT Tirya Parkindo."Mmm, maksud Ibu bagaimana ya? Apakah saya memang harus bertatap muka secara langsung dengan Pak Wardoyo dan Bu Wardoyo?" tanya Abdi, tak dapat menyembunyikan kebingungan."Kamu pasti berpikir kenapa tidak lewat panggilan telepon atau video call saja, begitu kan?" Tiara malah balik bertanya. Terdengar derai tawa di ujung ucapannya."I-iya, kan tidak harus bertemu langsung kalau cuma memberi kesaksian mengenai kejadian tadi?" imbuh Abdi.Bukan apa-apa. Pemuda itu hanya ingin kembali ke Jakarta jik

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Jungle Love   Pengakuan Pak Seno

    TIARA langsung mengangkat tangan kanannya untuk melihat arloji ketika memasuki ruang kerja. Dari Sinta, gadis itu diberitahu jika Seno sudah menunggu di dalam ruangan. Ia telat sepuluh menit dari waktu yang dijanjikannya sendiri."Selamat siang, Pak Seno. Mohon maaf sekali Bapak harus menunggu saya yang datang terlambat," ujar Sinta begitu melihat punggung seorang lelaki paruh empat puluhan tahun.Seno memutar kursi, lalu bangkit berdiri sembari pentangkan senyum lebar. Kepalanya dianggukkan sedikit sebagai bentuk penghormatan pada Tiara."Selamat siang, Ibu Tiara," ucap Seno. Pandangan matanya mengikuti langkah Tiara yang tergesa menuju ke balik meja. Begitu atasannya itu duduk, Seno ikut kembali duduk pula."Jalanan macet, Bu?" tanya Seno membuka obrolan.Hari-hari belakangan lalu lintas Jakarta memang sering macet di siang hari. Pekerjaan proyek fly over di beberapa titik menyebabkan arus kendaraan tersendat. Bahkan di jalan tol sekali pun. Namu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26

Bab terbaru

  • Jungle Love   Pertemuan Kembali

    TANPA terasa tiga tahun sudah Tiara menjalani pendidikan di Inggris. Impian lamanya untuk meraih gelar doktor sebentar lagi tercapai. Sudah tercapai sebetulnya, hanya tinggal menunggu upacara pengukuhan beberapa hari ke depan. Karena itulah gadis tersebut jadi lebih sibuk hari-hari belakangan ini. Bukan lagi disibukkan oleh urusan persiapan ujian tesis, karena itu semua sudah berlalu. Tiara memperoleh nilai memuaskan karena berhasil membuat terkesan para pengujinya. Kesibukannya kali ini karena papa dan mamanya akan datang. Terang saja kedua orang tuanya ingin menghadiri upacara pengukuhan sang puteri tercinta. Untuk itu Tiara musti mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan selama papa-mamanya berada di Coventry. Selama ini Tiara memilih tinggal di asrama kampus. Selain demi menghemat anggaran, itu juga menjadi caranya agar lebih fokus pada pendidikan. Namun, pihak kampus melarang selain mahasiswa untuk menginap di asrama. Jadilah Tiara kelimpungan mencari

  • Jungle Love   Duka Mendalam

    SEJAK mendengar penjelasan Haji Sobirin, perasaan cinta kasih Abdi terhadap Atisaya semakin bertambah-tambah. Abdi ikut merasa bersalah atas kematian ibu istrinya tersebut, sebab kelalaian ayahnya yang menyebabkan ibu mertuanya terluka parah dan akhirnya menutup usia.Tambahan lagi setelah mendengar uraian panjang lebar dari Haji Sobirin mengenai kanker serviks yang dialami Atisaya. Ketika akhirnya mau memeriksakan diri ke dokter, penyakit yang diderita Atisaya ternyata sudah sangat parah. Pilihan yang diberikan dokter hanyalah mengangkat rahim yang sudah dijangkiti sel-sel kanker.Atisaya sangat terpukul ketika itu. Namun, tak ada pilihan lain. Jika ingin peluang hidupnya bertambah, puteri semata wayang Haji Sobirin tersebut harus mengorbankan rahimnya dibuang. Sekaligus merelakan salah satu fungsi agungnya sebagai seorang wanita lenyap.Operasi besar itu dilakukan empat setengah tahun lalu. Jauh sebelum Haji Sobirin mendatangi ibu Abdi kemudian menawarkan jali

  • Jungle Love   Penjelasan Mertua

    UNTUNG saja Abdi dapat kembali menguasai diri dengan cepat. Mobil yang dikemudikannya hanya oleng sesaat karena mengalami perubahan kecepatan secara tiba-tiba. Berikutnya kendaraan tersebut kembali berada dalam kontrol.Tak urung, Haji Sobirin yang sangat kaget menjadi pucat pasi wajahnya. Lelaki tua itu mengelus dada sembari mengatur napasnya yang seketika tersengal-sengal."Kita berhenti di rest area di depan sana saja dulu, baru lanjut lagi obrolannya," kata Haji Sobirin kemudian.Dipandanginya Abdi yang terlihat memerah kedua pipinya."I-iya, Pak," sahut Abdi cepat. Sedetik berselang ia buru-buru menambahkan, "Maaf, saya tadi kaget banget.""Tidak apa-apa," respon Haji Sobirin.Lelaki tua itu sangat maklum jika Abdi dibuat kaget oleh ucapannya tadi. Kejadian yang melibatkan kematian istrinya dan ayah Abdi telah berlalu selama belasan tahun. Selama itu pula Haji Sobirin menyimpan rapat-rapat rahasia tersebut bersama ibu Abdi.Abdi me

  • Jungle Love   Pertanyaan Besar

    BULAN demi bulan telah berlalu sejak malam pertama yang mengejutkan bagi Abdi. Selama itu pula ia berusaha memendam satu pertanyaan besar di dalam hatinya. Pertanyaan yang sebetulnya sangat mengganggu pikiran, tetapi terus saja ia pendam sendiri. Meski rasa penasarannya setinggi bintang, namun Abdi paham sebaiknya ia tidak bertanya pada Atisaya. Gadis itu berurai air mata ketika mengatakan hal tersebut di malam pertama mereka. Jelas sekali ekspres kesedihan, kecewa, juga cemas pada wajah Atisaya ketika itu. Sejak pengakuan itu Abdi menganggap tak pernah mendengar apa-apa dari istrinya. Ia perlakukan perempuan tersebut sepenuh kasih, sebagaimana layaknya seorang suami memperlakukan istri. Malam-malam mereka juga berlangsung seperti biasa, sekalipun Abdi kian lama memperhatikan jika istrinya sedikit bermasalah dengan libido. Dari referensi yang pernah ia baca kemudian, memang seorang perempuan cenderung mengalami penurunan gairah seksual setelah menjalani opera

  • Jungle Love   London

    PUKUL tujuh lewat lima menit, pesawat yang membawa Tiara ke London lepas landas dari Bandara Internasional Abu Dhabi. Dari kursi kelas bisnisnya, gadis itu duduk termangu mengamati pemandangan yang tersaji dari jendela bulat. Mula-mula yang terlihat di mata Tiara adalah deretan pesawat besar-besar. Ketika pesawat yang ia tumpangi naik semakin tinggi, hamparan lautan luas muncul di horison. Beberapa kapal tampak bagai titik-titik kecil dalam pandangannya. Kedatangan pramugari yang menawarkan makanan dan minuman mengingatkan Tiara kalau dirinya belum sempat sarapan tadi. Karena harus meladeni telepon Theo, gadis itu praktis hanya menghabiskan kopi latte-nya. Aneka kue yang sudah terlanjur diambil sama sekali tak disentuh. Tawaran dari pramugari diiyakan oleh Tiara. Jadilah sekira setengah jam berikutnya gadis itu asyik menyantap aneka menu yang dibawakan secara berurutan satu demi satu oleh pramugari. Setelahnya Tiara memilih merebahkan tubuh. Semalam i

  • Jungle Love   Pengakuan Theo

    SEKETIKA saja ada setitik rasa bersalah dalam benak Tiara. Sejak terakhir kali mereka makan siang bersama, yang bertepatan dengan hari kedatangan Abdi dan Atisaya ke kantornya, Tiara memang berusaha menghindari Theo.Gadis itu memutus jalur komunikasi secara sepihak. Telepon dari Theo tidak pernah diangkat lagi. Pesan-pesan dari pemuda itu memang tetap ia balas, tapi Tiara sengaja membalas sangat terlambat demi menghindari obrolan lewat aplikasi perpesanan.Lalu ketika rencana berkuliah lagi ke Inggris muncul, tak sekali pun Tiara memberi kabar pada Theo. Pada pikir gadis itu, tak ada gunanya juga memberi tahu Theo. Toh, pemuda itu bukan siapa-siapa baginya. Hanya seorang kenalan yang ia temui sewaktu di Indramayu.Namun, yang Tira tidak tahu, Theo memandang jalinan interaksi di antara mereka selama ini dengan cara berbeda. Ajakan-ajakannya yang selalu dituruti gadis itu, juga keriaan Tiara setiap kali bersamanya, bagi Theo adalah sebuah lampu hijau. Theo ingin

  • Jungle Love   Transit

    PENERBANGAN yang diambil Tiara mengambil rute Jakarta - Abu Dhabi - London. Sebuah rute yang memakan waktu total selama nyaris 19 jam, termasuk untuk transit di Bandara Abu Dhabi. Sebuah perjalanan panjang yang Tiara harapkan jadi pembuka lembaran baru dalam hidupnya. Pesawat mendarat di Bandara Abu Dhabi tepat pukul empat pagi. Penumpang yang menuju ke London dipersilakan turun karena harus pindah pesawat. Mereka harus menunggu 3 jam sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Tiara menuruti aliran penumpang yang menuruni tangga pesawat. Sesampainya di dalam terminal, mereka berpencar. Seorang pramugari darat mengarahkan para penumpang yang hendak transit. "Permisi, saya hendak transit ke London. Di mana saya dapat melapor?" tanya Tiara pada seorang pramugari darat yang tengah bertugas. Diam-diam ia memuji diri sendiri karena kemampuannya dalam berbahasa Inggris masih terjaga dengan baik. "Oh, silakan ikuti jalur ini, Ibu. Nanti setibanya di ujung sana a

  • Jungle Love   Keberangkatan

    KEESOKAN harinya, Tiara berangkat menuju bandara dengan diantar papa dan mamanya. Namun selanjutnya hanya si gadis yang akan terbang ke Inggris, menumpang pesawat milik maskapai kebanggaan sebuah negara kaya di Timur Tengah.Rencana Bu Wardoyo yang ingin ikut puterinya ke Inggris ditunda, sebab Tiara hendak jalan-jalan dulu. Bersama suaminya, wanita paruh baya itu sepakat akan menyusul setelah Tiara mendapat kepastian diterima oleh kampus tujuannya.Bandara tampak lengang malam itu. Maklum saja, sudah cukup larut saat Tiara dan papa-mamanya tiba di sana. Pesawat yang akan membawa gadis itu ke London dijawalkan berangkat pukul sebelas malam dan mereka tiba di bandara hanya satu jam lebih sedikit dari waktu keberangkatan.Begitu tiba, Tiara menyempatkan diri untuk bercakap-cakap sambil berpelukan dengan sang mana. Lalu bergantian dengan papanya. Kedua orang tuanya hanya mengantar sampai di pintu masuk ruang keberangkatan dan akan langsung kembali ke rumah.

  • Jungle Love   Move On

    TIARA baru saja menyelesaikan salat Subuh ketika mendengar smartphone-nya berdering. Benaknya langsung menduga-duga, siapa kiranya yang menelepon sepagi ini? Sekilas nama Abdi muncul di kepalanya, tetapi Tiara segera mengenyahkannya jauh-jauh.Gadis itu segera beranjak mendekati nakas, tempat di mana gawainya terletak. Dari kejauhan nama si pemanggil sudah terbaca, membuat Tiara kerutkan keningnya dengan ekspresi heran."Mas Pardi? Kok tumben dia menelepon sepagi ini?" gumam Tiara, sembari meraih gawainya. Digesernya tampilan tombol hijau yang ada di layar."Kenapa, Mas? Kok nggak biasa-biasanya telepon jam segini?" sapa Tiara begitu mendengar Pardi mengucap halo.Ditanya begitu, terdengar Pardi tertawa mengekeh. Tawa khas lelaki itu."Maaf, Mbak. Mumpung inget soalnya. Kalau ditunda-tunda, nanti biasanya malah jadi lupa," sahut Pardi beralasan."Iya, nggak apa-apa sih. Toh, aku juga sudah bangun," kata Tiara pula, sembari duduk di tepian ra

DMCA.com Protection Status