Home / Romansa / Jodohku Pak Dosen / Bab 3 Mengesalkan

Share

Bab 3 Mengesalkan

Author: D Lista
last update Last Updated: 2021-10-21 19:29:29

Pov Riyanti

"Mulai kapan saya antar pindangnya, Pak?" seruku pada Pak Alfa dosen baruku yang tampan tapi mahal senyum, atau dia hanya ketus padaku saja gara-gara pindang.

"Besok siang. Ingat ya selama seminggu," jawabnya.

"Astaghfirullah, seminggu." inginku berteriak, tapi aku hanya menghentakkan dua kakiku yang tertutupi sepatu murah yang kubeli di pasar. Semoga sepatuku tidak jebol keseringan aku hentakkan dengan lantai.

Ini pertama kali aku ketemu dosen baru yang mengesalkan. Dia mengerjaiku untuk membelikannya pindang selama seminggu. Apakah dia seorang maniak pindang? Dia nggak tahu dompet ini selalu dijaga untuk tidak tergesa kempes karena masih harus menunggu sebulan untuk dapat HR privat.

"Kamu kenapa, Ti?"

"Aku kesal tahu nggak, Mel. Pak Alfa maksa banget sih minta dibelikan pindang selama seminggu."

"Hahaha." Amel sudah menertawakanku karena ulahku sendiri.

"Jangan gitu dong, Mel. Bantu aku setidaknya menemaniku beli pindang. Tahu sendirikan warung Mbok Nem menunya berbeda-beda tiap harinya."

"Hmm, gimana kalau kita minta tolong Mbok Nem aja nyiapin pindangnya selama seminggu."

"Ah, benar juga, idemu bagus, Mel. Tapi ... kasihan juga nanti Mbok Nem kalau harus nyiapin cuma untuk kita doang. Belinyakan enggak banyak, cuma untuk seorang Pak Alfa aja atau paling banyak tiga orang sama kita."

"Yeay, aku nggak mau makan pindang seminggulah, Ti," tolak Amel yang kubalas dengan cengiran.

"Aku juga enggaklah, Mel."

----

Esok hari selesai kuliah Amel mengajakku duduk santai di gazebo taman kampus.

Ting, notif pesan masuk di ponselku.

[Kak, les hari ini bisa maju jadi jam 1, nggak? Aku ada ekstra karate sore]

[Oya, siap! Kak Yanti Insya Allah bisa]

[Makasih, Kak]

[Sama-sama]

"Ada apa, Ti?"

"Les privat minta maju jadi jam 1, anaknya mau ada karate sorenya."

"Oh Ya, sudah. Ayo segera ishoma biar nggak telat berangkat ngasih privatnya."

Aku mengangguk mengikuti ajakan Amel. Namun segera kutepuk jidatku kalau ingat ini.

"Astaghfirulloh, Mel. Kalau aku ngajar privat siang ini, pindangnya gimana?"

"Iya ya, kamu W* aja, Ti. Bilang Pak Alfa aja, kamu sore nganternya, pasti ga akan marah."

"Baiklah nanti aku W*."

Siang hari aku sudah di rumah muridku Arsy namanya. Dia adalah salah satu muridku tingkat SD, sedangkan muridku yang lain SMP dan SMA.

Perlu ekstra kesabaran untuk mengajar anak SD yang satu ini. Pasalnya aku jadi bukan sekedar pengajar matematika tapi semua mata pelajaran(mapel). Bahkan aku tak jarang juga berprofesi jadi psikolog dadakan karena muridku tidak hanya minta diajari materi tapi mereka butuh teman curhat atau ngobrol. Karakter murid yang kuajar juga berbeda-beda. Ada yang dengan mudah menerima materi matematika yang aku jelasin. Ada juga yang butuh jembatan keledai atau cara mudah memahami dengan membawa masalah matematika ke dalam kehidupan nyata.

Seperti kali ini, aku sudah menyiapkan soal latihan setelah menjelaskan materi. Baru satu soal perkalian kami bahas, setelahnya Arsy ngobrolin tadi di sekolah beli jajan apa aja. Lalu dia bercerita ada temannya yang suka usil dan membuatnya kesal. Aku hanya geleng-geleng kepala, mengajar itu melatih kesabaran.

"Yuk, Dik. Kita lanjutin soal nomer dua, berapa hasil 5 dikali 12?"

"Hmm...." Arsy tampak berpikir dan menggaruk kepalanya.

"Susah, Kak."

'Hufh, sabar Yanti ... ngajar anak orang,' batinku.

Aku sudah ingin menjerit kalau saja di depanku ini adikku. Sebentar lagi muridku ini naik kelas lima tapi masih susah berhitung.

"Baiklah, coba kakak tanya nih. Kalau kamu punya lima keranjang, tiap keranjangnya berisi apel 12. Nah, ada berapa jumlah apel semuanya?"

Sejenak dia mulai menghitung dengan penuh semangat.

"60 apel, Kak."

"Perfect. Seratus buat kamu. Ayo, kita coba lagi!"

....

"Wah, hebat kamu pintar sekali, Dik. Jadi perkalian ini bisa kita artikan dengan penjumlahan berulang. Contohnya, 5 x 12 sama artinya 12+12+12+12+12=60." Arsy mengangguk paham sambil tersenyum padaku.

Ternyata, beginilah seharusnya mengajar dengan karakter siswa yang berbeda. Aku harus menyesuaikan metodenya. Dia sangat antusias untuk mengerjakan lagi soal yang kuberikan, tentunya masih sambil diselingi bercerita. Aku pikir sudahlah tidak apa-apa, bukankah belajar dengan hati riang gembira akan lebih mudah diserap dari pada belajar dalam keadaan terpaksa.

"Wah, serunya." Tiba-tiba Bu Salma datang menghampiri kami.

"Tentu, Ma. Kak Yanti asyik ngajarinnya."

"Alhamdulillah, besok lusa kita sambung lagi ya," janjiku.

"Makasih, Mbak Yanti."

"Sama-sama, Bu. Semoga bermanfaat dan lebih semangat belajar Dik Arsy."

"Oh ya, habis ini bisa ngajari ponakan saya nggak? Dia kelas tiga SMP ingin belajar matematika untuk persiapan ujian akhir."

"Oh, rumahnya mana, Bu? Saya cuma bersepeda."

Aku dengan senang hati menerima karena bagiku ini adalah rejeki, apalagi materi SMP masih bisa aku ajarkan tanpa persiapan banyak. Berbeda kalau yang ditawarkan adalah anak SMA mungkin aku tidak berani dadakan, takut mengecewakan.

"Dekat kok, nanti saya antar, sekarang makan dulu ya. Dik, temani Mbak Yanti makan!"

"Ah, nggak usah repot-repot, Bu."

Aku masih malu-malu merasa sungkan meski di lubuk hati bersorak Alhamdulillah, uang jatah makan satu kali aman. Beginilah saat aku memberikan les, selain dapat HR aku terkadang juga dapat suguhan cemilan atau makan besar. Aku sangat bersyukur setidaknya bisa mengurangi pengeluaran jatah makan. Aku juga memiliki jadwal berpuasa senin kamis atau puasa Daud bersama Amel. Meskipun niat kami awalnya belum lurus puasa untuk ibadah, melainkan menghemat uang, setidaknya kami bisa bertahan di saat kantong ini menipis.

"Ayo, ini enak lho tadi saya masak dibantu, Arsy."

"Wah, anak pintar kamu, Dik. Selain rajin belajar juga rajin bantu Mama."

"Tentu, dong." Muridku langsung senyum riang tatkala aku memberikan pujian padanya. Begitulah anak-anak selalu gembira saat prosesnya dihargai.

Aku seketika ingat Pak Alfa saat memandang satu piring pindang di depanku. Terbesit dalam pikiranku ingin membawa satu biji saja biar aku tidak repot mencarinya karena setelah ini masih harus mengajar ponakan Bu Salma.

"Maaf Bu, apa saya boleh membawa pulang jatah pindang ini? Untuk kucing saya di kos." Tanpa malu aku memberanikan diri meminta ijin, meski sedikit tidak jujur pada Bu Salma karena tidak mungkin aku bilang untuk Pak Alfa.

"Oh ya ampun, Mbak ... kirain mau apa. Santai saja sekarang makan dulu, nanti saya bungkuskan ya buat dibawa pulang."

"Alhamdulillah. Terima kasih banyak, Bu," ucapku tersipu malu.

Selesai makan aku sudah diberi nasi bungkus plus pindang dobel untukku dan si kucing, eh maksudku untuk Pak Alfa. Aku diantar ke rumah ponakan Bu Salma, ternyata tidak jauh dari rumahnya.

Aku akan mengajar anak laki-laki yang sudah siap di meja belajarnya, namanya Niko. Setelah mengantarku, Bu Salma pulang ke rumahnya.

"Ayah Ibumu belum pulang ya, Dik Niko? Kok sepi."

"Papa, bentar lagi mungkin datang, Kak. Kalau Mama...?"

Ada jeda kalimatnya dan kutatap wajahnya berubah sendu.

"Kenapa?"

"Mama, pergi jauh."

"Ohh maaf. Mbak Yanti bikin kamu sedih ya? Ya sudah ayo Mbak jelasin materinya." Aku sedikit kaget dengan perubahan sikapnya, Mamanya pergi artinya apa. Bisa jadi Mamanya meninggal atau berpisah dengan Papanya. Ah, entahlah aku fokus mengajar kembali sebelum dia menjadikanku psikolog dadakan.

"Soal yang ini caranya gimana, Kak?"

"Oh, ini namanya menentukan luas permukaan balok. Hmm, kamu punya kotak bekas nggak?"

"Sebentar aku cari, Kak. Ucapnya semangat."

Beberapa detik kemudian dia sudah datang dengan dus snack. Aku membongkarnya menjadi sebuah jaring-jaring balok. Lalu kutuliskan panjang sisi-sisinya pada dus itu. Aku memintanya menghitung luas masing-masing bangun datar dari jaring-jaring tadi.

"Ini sudah kuhitung, Kak," katanya.

"Nah, ini tinggal kamu jumlahkan maka hasilnya adalah luas permukaan balok."

"Wah, iya benar ketemu jawabannya."

"Jadi, luas permukaan balok adalah 2x(pxl)+2x(lxt)+2x(pxt) dengan p panjang, l lebar dan t tinggi balok."

"Lagi, Kak. Soal berikutnya."

.....

Sampai tak terasa sudah 1,5 jam, aku harus segera pulang sebelum kemalaman.

"Eh … ehmm, seru sekali Mas belajarnya?"

"Iya nih, Pa. Sama Kak Yanti." Aku sontak terkaget melihat papanya ternyata masih tergolong muda sekitar 40an umurnya mungkin. Wajahnya 11 12 dengan Pak Alfa, mereka berdua sama dewasanya, sama gantengnya.

Hanya saja laki-laki ini sudah punya anak dan entah di mana Istrinya, seperti yang anaknya tadi bilang pergi jauh. Kalau Papanya ditinggal Mamanya berarti laki-laki ini duda.

'Astaghfirullah, ni otak sudah tercemar. Aku kembali fokus dengan tujuanku untuk tidak memikirkan jatuh cinta selama mimpiku belum tercapai.'

"Kamu nggak apa-apa? Kenalkan saya Hendra, Papanya Niko."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
park park
Keren bgt novelnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jodohku Pak Dosen   Bab 4 Salah mengira

    Pov Riyanti"Kamu nggak apa-apa? Kenalkan saya Hendra, Papanya Niko.""Oh, saya Riyanti, Pak." Aku balas memperkenalkan diri saat Pak Hendra mau menyalamiku, tapi kubalas dengan menangkupkan kedua tanganku."Terima kasih sudah mengajar anak saya, Yanti.""Sama-sama, Pak. Alhamdulillah Niko cepat kok memahami materi yang saya jelaskan.""Syukurlah, besok ke sini lagi bisa?""Insya Allah."Aku mengayuh sepeda membelah jalanan yang sudah mulai ramai karena senja telah tiba. Beginilah aktivitasku selain di kampus, aku mengajar privat hingga senja tiba. Ini menjadikanku menyukai senja yang indah dipandang mata. Sepanjang aku mengayuh sepeda, tak henti-hentinya aku bersyukur karena hari ini mengajar dua anak artinya dapat HR 2x. Selain itu, aku gembira karena telah membawa pindang pesanan Pak Alfa.Tiba-tiba ponsel di sakuku bergetar tertera nama "Dosen Alfa".‘Haah, Pak Alfa pasti mencariku.'

    Last Updated : 2021-10-21
  • Jodohku Pak Dosen   Bab 5 Gali lobang tutup lobang

    Pov RiyantiBaru saja aku menerima pesan singkat dari ibuku. Beliau butuh uang untuk membayar cicilan mingguan. Di kampung memang sedang gencar pinjaman praktis sekitar 500rb sd 1 juta hanya dengan modal FC KTP. Banyak tetangga yang tergiur tak terkecuali ibuku. Oh tidak, kini ibuku terjebak pinjaman dari orang yang bisa dikatakan lintah darat. Padahal kalau dihitung-hitung ini sangat memberatkan, bunganya pun tergolong tinggi. Alhasil, warga yang pinjam jadi terlilit hutang dan dikejar-kejar angsuran mingguan.‘Oh ibuku, bisakah aku segera menjadi orang kaya saja supaya hidup kita tidak susah?’ ratapku dalam hati.Flashback onSaat aku SMA, ada tamu seorang juragan kaya raya datang menyambangi rumah."Pak Rahmat, kapan kalian akan mengembalikan uangnya? Katanya bulan ini, hah," ucapnya setengah berteriak. Aku menguping pembicaraan di ruang tamu. Sebenarnya bukan sengaja menguping, tapi karena sua

    Last Updated : 2021-10-21
  • Jodohku Pak Dosen   Bab 6 Part Time Tambahan

    Pov AlfaNetraku tak salah bukan, atau aku yang hanya berhalusinasi saja. Kenapa wajah Riyanti selalu terpampang di pelupuk mataku. Ah, lama-lama aku bisa gila kalau hanya memikirkannya. Segera aku memicingkan mata ke arah bangunan belakang kontrakanku. Aku sedang menjemur pakaian kerjaku karena hari ini tidak ada jadwal mengajar, jadi waktu luang aku pakai untuk mencuci baju. Sebenarnya bisa saja dilondry tapi kalau tidak sibuk, aku lebih suka mencucinya sendiri.Mataku mengerjap beberapa kali dan benar saja, bisa kupastikan itu Riyanti. Ngapain dia ada di sana. Itukan tempat para pekerja menjahit baju orderan. Kontrakanku memang dekat dengan industri tailor. Apa dia juga bekerja di sana? Apa dia benar-benar maniak kerja? Kenapa dia tak sayang dengan badannya. Apa dia sengaja memporsir tenaganya, memangnya sekuat apa dia. Berbagai tanya melintas dibenakku. Kenapa aku jadi peduli padanya, kenapa aku tak suka dia sok kuat. Aku bahkan ingin selalu mengaw

    Last Updated : 2021-10-21
  • Jodohku Pak Dosen   Bab 7 Drama di bioskop

    Pov Riyanti Hari ini ada kuliah Pak Alfa di jadwal pagi. Aku dan Amel sudah berangkat lebih awal karena tidak mau terlambat dan jadi bahan bullyan di kelas pastinya. Karena Pak Alfa suka bercanda di kelas dengan contoh-contoh mahasiswanya yang tidak disiplin. Mengingat kejadian kemarin di Graha Tailor membuatku tak berhenti mengulas senyum. "Ti, pagi-pagi udah senyum sendiri. Ada apa sih? Aku perhatiin dari kemarin pulang nyampai kos juga gitu." "Kamu pasti nggak nyangka kalau aku ceritain, Mel." "Sini-sini bisikin aku dong." "Kemarin aku di Graha Tailor lihat Pak Alfa jemur baju." "Haah, serius? Keren dong. Astaga Riyanti, kamu sudah kesengsem pesona Pak Al..." Aku langsung membungkam mulut Amel yang nggak kira-kira ngomongnya. Tiba-tiba putri dan Galang masuk ke ruang kuliah. Di belakangnya pun ada sosok yang sedang kami bicarakan. "Haa, Pak Alfa datang Mel. Isshh kamu teriak nggak kira-kira sih Mel.

    Last Updated : 2022-01-22
  • Jodohku Pak Dosen   Bab 8 Tragedi di Rumah Murid

    Pov AlvaAku mengantar Riyanti sampai ke rumah muridnya. Dia berpesan supaya aku meninggalkannya. Kalau kalian berpikir aku akan ninggalin dia jawabnya enggak. Aku memilih menunggunya di mobil sampai dia selesai ngajar. Dia sebenarnya perempuan sekuat apa sih, seharian kuliah dan kerja part time. Refreshing sebentar sudah kerja lagi. Aku nggak habis pikir, apakah dia sempat memikirkan kesehatannya. Apa dia ingat dengan jam makannya hingga kelihatan kurus begitu. Hufh, kenapa aku jadi perhatian banget sama Riyanti. Aku mengacak rambutku sendiri karena bingung dengan pikiranku. Aku melihat Riyanti dan muridnya belajar di teras. Tampak sekali kalau dia mengajar dengan sabar. Tak jarang muridnya tertawa senang belajar dengannya.Setengah jam berlalu, aku mendengarkan musik sambil menscroll email atau materi yang ada di ipad. Kulihat ada laki-laki paruh baya entah papanya atau kakeknya si murid. Tapi kurasa dia lebih cocok kakeknya deh. Dia mendatangi Riyan

    Last Updated : 2022-01-23
  • Jodohku Pak Dosen   Bab 9 Lebih dekat

    Pov RiyantiMas Alfa mengantarku sampai kos malam itu. Eh, bolehkan aku memanggilnya dengan Mas kecuali di kampus harus tetap panggil Pak. Aku sangat bersyukur dia sudah menyelamatkanku dari laki-laki brengsek itu. Tapi aku tidak bisa berhenti begitu saja mengajar Niko. Kasihan dia tidak salah apa-apa. Pak Hendra juga baik sudah memberi HR ku di awal. Setidaknya aku harus membayar kembali dengan tetap mengajarnya.Mas Alfa memintaku mengajar Niko di kontrakannya tepatnya di teras depan yang lumayan luas. Dia tidak ingin kejadian yang menimpaku terulang lagi. Aku heran kenapa Mas Alfa baik padaku sekarang. Aku merasakan lebih dekat dengannya atau hanya perasaanku saja, barangkali dia memang baik dengan semua orang. Buktinya bukan hanya aku yang akan mengajar les dikontrakannya. Ternyata dia membuka jasa les dengan mahasiswa yang akan mengajar. Ada aku, Gilang, Amel dan Putri yang sementara menjadi staf pengajar.Selesai mengajar, Mas Alfa mengham

    Last Updated : 2022-01-25
  • Jodohku Pak Dosen   Bab 10 Drama mobil mewah

    Pov Riyanti Weekend ini aku merasakan tak sabar menerima HR pertama dari Graha Tailor. Kerja kerasku dari skill yang diajarkan ibukku. Meski sedikit yang kudapat tapi aku merasa bahagia mendapat uang dengan cara halal. Aku masih terngiang-ngiang ucapan Pak Hendra yang mengatakan telah mentransfer uang sebesar yang aku minta. Tapi kenyataannya saat aku tanya adikku nominalnya 2x lipat. Setelah aku konfirm ke Pak Hendra ternyata yang transfer waktu itu adalah ayahnya, yang tak lain adalah kakek Niko, karena Pak Hendra baru memimpin meeting besar. Pantas saja kakek Niko berbuat seenaknya padaku waktu itu. Aku merasa telah berhutang pada laki-laki brengsek itu. Aku berjanji dalam hati harus bisa melunasi hutang itu karena aku takut jika sampai ajal tiba tapi masih berhutang, bisa terhalang jalan masuk ke surga."Hmm, ada yang mau traktiran nih?" Galang sudah mencoba menggodaku karena bahagia mendapat HR pertama d

    Last Updated : 2022-01-27
  • Jodohku Pak Dosen   Bab 11 Terlalu Bermimpi

    Pov AlfaSetelah menurunkan Riyanti di tempat yang dia minta, aku melajukan mobilku dan berhenti tak jauh dari jangkauan pandanganku ke dia.Aku sengaja ingin mengikuti sampai ke rumahnya tanpa dia tahu. Aku tak menyangka dia sangat sayang pada keluarganya terbukti dia menyempatkan beli buah tangan sebelum naik angkot.Aku pun mengikuti angkot yang dia tumpangi, sampai di suatu persimpangan dia turun dan membonceng laki-laki bermotor yang telah menunggunya.Deg, siapa laki-laki itu. Kenapa aku kawatir dan tidak rela jika laki-laki itu ada hubungan khusus dengan Riyanti.Aku rupanya takut mendapati kenyataan itu, ternyata setelah kuamati laki-laki itu masih muda, pasti adiknya. Jauh aku mengikutinya sampai ke desa tempat tinggalnya yang memang pelosok. Aku berhenti di sebuah warung kelontong dan membeli minuman sambil mengobrol. Aku mencari cara mendapatkan info tentang Riyanti tanpa dicurigai. Ternyata satu kalimat tanya mampu mema

    Last Updated : 2022-01-28

Latest chapter

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 63C Ending

    Bab 63C "Terima kasih, Sayang. Sudah bersedia mendampingiku, menjadi ibu dari anak-anakku." Aryo mengecup puncak kepala Nay yang tertutup pasmina hingga membuat hati Nayla mengembang. "Terima kasih juga, Mas." Lima bulan kemudian. Nay mengenakan baju toga untuk menghadiri wisuda sarajananya. Perutnya sudah terlihat membuncit karena HPL tinggal beberapa haru lagi. Suami dan keluarganya mendampingi acara wisudanya. Pun teman-temannya bersiap dengan buket bunga ditangan mereka. "Selamat dan sukses atas wisudanya, Nay," ucap ketiga sahabatnya. Menyusul juga ucapan selamat dari orang tua dan keluarga Aryo. "Selamat ya, Sayang. Maafkan mama! Kamu memang pantas menjadi pendamping Aryo. Jaga putraku ya, Sayang. Sebagai orang tuanya, mama memang kurang memberinya kasih sayang." "Tidak, Ma. Mama selalu menyayangi Mas Aryo meski jauh di negeri orang. Nay dan Mas Aryo selalu merindukan mama dan papa." Nay mencium pipi mertuanya lalu teringat ibunya. Wanita yang sudah mengandung dan melah

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 63B Ending

    Bab 63B"Mereka kan mau menghadiri acara ini, Mas.""Apa?! Sebenarnya ini acara apa sih, Nay?" Aryo bergantian menatap Nay juga keluarganya yang tak ada angin tak ada hujan muncul di rumah istrinya."Hai, Aryo! Oma mau nengok calon buyut tahu, nggak? Kamu tuh malah bengong."Aryo kembali terkesiap. Merasa di prank, Aryo mendekati keluarganya. "Mama, papa, kapan pulangnya? Tante juga katanya nganter oma ke luar kota.""Kamu tuh, Yo. Sama istri mbok ya dijagain yang baik. Untung calon bayinya nggak kenapa-napa. Bisa-bisa kamu tak jewer sini.""Ampun, Oma." "Iya, ini tante sama orang tuamu nganter oma ke luar kota buat mengisi tausiyah, Yo," pungkas tante Maya. Aryo masih terbengong.Semua yang hadir melihat tingkah keluarga Aryo akhirnya tertawa, ada juga yang menahan senyum, seperti Nayla yang saling pandang dengan Andra. Semua itu skenario Andra untuk mengerjai Aryo. Andra tidak mau Nay disakiti oleh suaminya. Saat di Daejeon, dokter mengatakan Nay hampir keguguran karena tindakan

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 63A Ending

    Bab 63A"Nay, ini tanda kasihku untukmu." Nay tertegun melihat apa yang dibawa suaminya.Aryo membuka kotak kecil berlapis beludru. Ia mengeluarkan benda yang terpasang cantik di tempatnya. Sebuah kalung pertanda kasih sayangnya untuk sang istri tercinta. Ada liontin bunga matahari di kalung itu. Aryo berharap mentari akan selalu bersinar menerangi langkah mereka mengarungi biduk rumah tangga.Bukan tidak mungkin akan datang kerikil yang menghadang. Sebisa mungkin mereka saling menggenggam tangan untuk melalui jalan yang harus ditempuh. Apa yang menjadi tujuannya menggapai keluarga yang samawa (sakinah, mawaddah, warahmah).Aryo memakaikan kalung dengan liontin matahari ke leher Nayla. Pasmina Nay angkat hingga kalung itu terpasang sempurna di lehernya. Aryo mengecup kepala Nay dari belakang. Rasa yang membuncah mengisi rongga dada keduanya. Senyum manis pun terukir di wajah masing-masing, hingga sepasang lengan kekar Aryo melingkar di perut Nayla. Tatapan hangat di wajah Aryo terli

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 62B Luluh

    Bab 62B"Sudah saya bilang Pak Aryo jangan menyakitinya. Dua kali Bapak sakiti Nay, maka...""No, big No, Ndra. Saya harus bicara sama Nayla. Pokoknya kamu nggak boleh melamar sebelum hubungan kami jelas, oke!" Andra hanya mengedikkan bahu, dalam hati tertawa penuh kemenangan.Aryo meninggalkan Andra membereskan tempat yang akan dipakai untuk acara. Entah acara apa sebenarnya Aryo tidaklah tahu. Ia mendekati Pak Rusdi, meminta maaf atas kesalahannya karena membuat Nay sakit hati.Aryo juga bercerita tentang kesalah pahamannya dengan Nay yang melihat dirinya bersama Tika. Waktu itu Tika ingin berpamitan yang terakhir karena mau tinggal di luar negeri. Pak Rusdi yang sudah tahu duduk perkaranya langsung menyilakan Aryo masuk dan duduk di ruang tamu. Bu Ranti terkejut melihat kedatangan tiba-tiba menantunya. Gegas wanita paruh baya itu membuatkan minuman dan menyuguhkan cemilan."Nay baru selesai mandi, Nak. Tunggulah sebentar. Tolong sabar ya Nak Aryo, menghadapi Nay yang anak tunggal

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 62A Luluh

    Bab 62AAryo berjalan tergopoh menuju rumah Nay. Mendengar obrolan tetangga Nay tentang acara syukuran membuat hatinya berkecamuk. Menyesakkan."Apa maunya Nayla? Apa dia benar-benar menginginkan perpisahan?" Aryo mendengkus kesal seraya kakinya menendang kerikil di jalan.Sementara itu,di kamar, Nayla merapikan penampilannya di depan cermin. Ingatannya terlempar saat tidur siang di kos Cika. Bisa-bisanya ia mimpi buruk."Nay, maaf. Aku tidak tega membuat Tika sedih," ungkap Aryo membuat Nay mencelos."Lalu?" Tatapan nyalang Nay tujukan pada suaminya. Napasnya memburu menanti perkataan selanjutnya dari sang suami."Ada yang ingin aku katakan padamu. Mama memintaku menikahinya. Tika bersedia menjadi istri kedua.""Untung hanya mimpi. Kalau beneran, aku nggak yakin bisa menerima kabar itu."Nay menghela napas panjang, seulas senyum tersungging di bibir bergincu pinknya. Kedua tangan mengusap perutnya lembut. Sebuah ketukan pintu megusik kegiatan asyiknya di depan cermin."Masuk!" Nay me

  • Jodohku Pak Dosen   S2 Bab 61B Pulang

    BAB 61B"Astaghfirullah. Aryo kenapa?""Aryo bersalah, Oma. Aryo sudah menyakiti hati Nayla. Dia pergi karena Aryo yang nggak sabaran. Saat di Daejeon Aryo menyakitinya fisik juga batin. Lagi-lagi pulangnya pun Aryo menambah lukanya kembali menganga."Oma dan Tante Maya tertegun melihat pengakuan Aryo. Keduanya menasehati Aryo supaya lebih sabar menghadapi masalah. Yang telah berlalu biarlah berlalu, jangan terulang lagi kesalahan yang sama. Manusia tidak ada yang sempurna. Memilih pasangan bukan untuk mencari yang sempurna tetapi yang bisa saling melengkapi hingga mendekati sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Rabbnya."Makasih, Oma, tante. Aryo mau bernagkat dulu ke Solo.""Apapun yang terjadi jadikan ini belajaran berharga untukmu dan Nayla, Yo. Oma tidak berharap kalian berpisah. Tetapi kalau mengharuskan kalian berpisah, kamu harus mengikhlaskannya.""Oma, Aryo tidak akan membiarkan Nay pergi. Oma dan tante doakan hubungan kami membaik!" pinta Aryo dengan penuh permohonan."

  • Jodohku Pak Dosen   S2 Bab 61A Pulang

    Bab 61ASehari tinggal di kos Cika, Nay akhirnya pulang ke Solo. Ia bertemu bapak ibunya, melepas rindu yang bersemayam di dada. Tangis haru nan bahagia mengiringi pertemuan keluarga sederhana itu."Kamu kurusan, Nay. Makan yang banyak, Nak!" Nay meraup wajahnya kasar. Sejatinya bukan hanya rindu yang ingin tersampaikan. Lebih tepatnya, Nay ingin mendapatkan pelukan. Support yang menguatkan hatinya karena masalah rumah tangga sedang menghampiri."Yang penting sehat kan, bu. Nanti Nay makan yang banyak soalnya kangen masakan ibu. Di sana makannya aneh-aneh," terang Nay dengan kelakarnya membuat orang tuanya tergelak.Pak Rusdi dan Bu Ranti tidak menyadari putrinya sedang dilanda masalah. Nay memang pandai menyembunyikan kesedihannya. Ia sibuk membantu ibunya membereskan jahitan seperti biasa."Pak, Bu. Ini ada sedikit rejeki, Nay ingin mengadakan syukuran kecil-kecilan karena sudah diberi kesehatan saat belajar di negeri orang. Juga Nay selamat sampai pulang ke rumah.""Tapi suamimu a

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 60B Egois

    Bab 60B"Sebenarna ada apa sih, Nay? Pasti kamu dan suamimu lagi berantem, ya?"Nay tidak menjawab justru tergugu seraya memeluk guling di atas kasur Cika. Sahabatnya segera mengambilkan segelas air untuk diminum supaya Nay lebih tenang.Setelah Nay terlihat tenang, Cika mulai menanyakan dengan hati-hati. Ia tidak mau Nay menangis lagi."Kalau sudah bisa cerita, aku siap ndengerin, Nay," ujar Cika."Aku tadi sudah sampai rumah. Tapi..." Nay menjeda kalimatnya seolah ada duri yang menancap di tenggorokan. Ia susah payah mengatakannya. Menarik napas panjang, Nay merasakan tepukan halus di punggungnya"Ada Mbak Tika di sana." "Hah, Bu Tika? Dosen fakultas yang baru?" Cika memasang raut keheranan kenaoa Tika bisa pagi-pagi di rumah Aryo."Kamu ingat, kan? Mbak Tika itu wanita yang dijodohkan sama Pak Aryo."Cika mendengarkan dengan sabar cerita Nayla."Tapi kamu jangan berpikiran buruk dulu, Nay. Tenanglah, kamu harus berpikir dengan kepala dingin biar nggak runyam masalahnya."Nay menga

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 60A Egois

    Bab 60A EgoisNayla masih tergugu di dalam taksi yang membawanya memutari kota Bandung. Sedari tadi sopir menanyakan kemana tujuan, tetapi Nayla tidak menjawab. Sekutar satu jam, Nay baru sadar saat perutnya berdendang. Ia teringat telah melewatkan sarapan."Astagfirullah, sampai mana ini, Pak?!" pekiknya seraya menoleh ke kanan dan ke kiri. Sopir segera menepi dan menghentikan laju taksinya."Kita sudah memutari kota Bandung. Mbak mau ke mana lagi?" jawabnya seakan ingin protes tapi penumpang adalah raja. Sopir hanya memberikan pelayanan terbaiknya."Maaf, Pak. Tunggu sebentar, saya telpon teman dulu," pinta Nay. Ia mencari nomer kontak Cika."Halo, Ci. Kamu di kos atau kampus? Aku udah di Bandung.""Nay, kapan pulang?!" Nay menjauhkan ponselnya karena suara teriakan Cika dari seberang mengusi telinganya."Aku di kampus. Bentar lagi balik kos. Hanya ada kuliah pagi saja. Mika sama Ryan baru ke ruang dosen, nih. Kita ketemuan di kosku aja ya!""Ya, Ci. Tapi tolong kalau ketemu Pak Ary

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status