Home / Romansa / Jodohku Pak Dosen / Bab 7 Drama di bioskop

Share

Bab 7 Drama di bioskop

Author: D Lista
last update Last Updated: 2022-01-22 18:02:33

Pov Riyanti

Hari ini ada kuliah Pak Alfa di jadwal pagi. Aku dan Amel sudah berangkat lebih awal karena tidak mau terlambat dan jadi bahan bullyan di kelas pastinya. Karena Pak Alfa suka bercanda di kelas dengan contoh-contoh mahasiswanya yang tidak disiplin. Mengingat kejadian kemarin di Graha Tailor membuatku tak berhenti mengulas senyum.

"Ti, pagi-pagi udah senyum sendiri. Ada apa sih? Aku perhatiin dari kemarin pulang nyampai kos juga gitu."

"Kamu pasti nggak nyangka kalau aku ceritain, Mel."

"Sini-sini bisikin aku dong."

"Kemarin aku di Graha Tailor lihat Pak Alfa jemur baju."

"Haah, serius? Keren dong. Astaga Riyanti, kamu sudah kesengsem pesona Pak Al..."

Aku langsung membungkam mulut Amel yang nggak kira-kira ngomongnya. Tiba-tiba putri dan Galang masuk ke ruang kuliah. Di belakangnya pun ada sosok yang sedang kami bicarakan.

"Haa, Pak Alfa datang Mel. Isshh kamu teriak nggak kira-kira sih Mel. Kalau ada yang dengar gimana?"

Aku sudah melotot ke arah Amel yang dibalasnya dengan cengiran.

'Hufh, semoga tidak ada yang mendengar terutama Pak Alfa.'

Eh tapi tunggu dulu, pagi ini seperti ada yang beda. Kenapa Pak Alfa murah senyum ya? Jangan-jangan tadi dia mendengar obrolanku dengan Amel. Hwaaa, memalukan, pikirku.

"Ada apa, Riyanti? Kuliah belum dimulai sepertinya kamu ingin menyampaikan sesuatu."

"Ah, tidak Pak. Saya siap mendengarkan materi," jawabku tersipu malu ketauan salah tingkah di depannya. Aku segera menyikut Amel yang sedari tadi senyum menggodaku.

"Kalian berdua pada kenapa sih?" tanya Galang yang kepo dengan tingkah kami.

"Iya pada aneh tuh," timpal Putri.

"Udah-udah ayo serius, Pak Alfa dah mau mulai," ajakku yang sudah menetralkan rasa tak menentu tadi.

----

"Nanti sore, nonton film yuk!"

Selesai kuliah Galang nyelutuk tak kira-kira, padahal masih ada Pak Alfa di ruangan.

"Film apaan? tanyaku mencoba memberikan mimik antusias. Padahal aku nggak yakin bisa nonton karena ada part time hari ini.

"Udah ikut aja, pasti kamu suka."

"Wah, siapa yang mau nonton film? Nggak ngajak-ngajak, nih?" Pak Alfa bukannya pergi ke ruangnya malah ikut nimbrung obrolan kami.

"Pak Alfa mau ikut?" tanya Galang semangat.

"Boleh, kalau jadwalnya cocok."

Aku mengernyitkan dahi, tiba-tiba ada perasaan berdebar yang menjalar dalam dada.

"Nanti sore Pak."

"Oke, saya ikut ya. Tolong pesankan tiketnya. Nanti semua saya yang bayar."

"Hah, Pak Alfa yang traktir nih?" Galang sudah berwajah sumringah karena nggak jadi bayari tiketnya untuk kami.

'Duh malu-maluin aja teman satu ini,' gumanku.

Sepeninggal Pak Alfa, aku segera memarahi Galang yang sudah ngajak Pak Alfa. Ditambah lagi nggak enak malah ditraktir.

"Hei nggak usah sewot gitu, cantiknya ilang Ti. Daripada aku cowok sendiri kan mending nih ada teman Pak Alfa."

"Ya nggak gitu juga, Lang. Teman yang lain ada kan, kenapa harus Pak Alfa."

"Lha, Pak Alfa sendiri kok yang mau ikut. Kamu kenapa sih begitu nggak suka dengan Pak Alfa. Jangan-jangan..."

"Ishh, jangan mikirin yang enggak-enggak. Udah aku mau kerja dulu."

"Haah, kerja apaan jam segini?"

"Riyanti ada kerjaan baru, Lang. Dia super sibuk sekarang," ucap Amel

"Ya, kok aku nggak dicritain sih," gerutu Putri padaku juga Amel.

"Hehe, tenang Put sahabat baikku. Ini juga baru hari pertama masuk kok. Aku kerja tambahan di Graha Tailor dekat kampus."

"Dekat kontrakan Pak Alfa juga," celetuk Amel yang langsung aku bungkam mulutnya. Tapi terlanjur Galang dan Putri mendengarnya. Sontak Galang tertawa mengejekku.

"Ya ampun. Jadi ceritanya kemana-mana kamu dalam lingkaran Pak Alfa. Jodohmu kali, Ti."

Aku segera meninggalkan mereka sebelum kena ejekan dari Galang.

'Apa Galang bilang, aku berjodoh dengan Pak Alfa. Hufh mimpi kali ya.'

Aku sudah bertekad tidak memikirkan asmara sebelum bapak ibu tersenyum lagi. Prinsip yang kupertahankan supaya beranjak bangkit dari keterpurukan.

Aku kerja hari pertama di Graha Tailor. Alhamdulillah aku bisa melalui dengan nyaman, makan siang bareng teman pekerja dengan membawa nasi bungkus masing-masing. Lantas mengerjakan job yang diberikan Mbak Dyah dan terakhir tidak boleh dilupakan yakni mencatat job yang sudah berhasil diselesaikan pada buku catatan milik Bu Zuhair. Konon catatan itu yang dijadikan bahan perhitungan HR kami yang akan diterima setiap akhir pekan. Rasanya begitu bahagia bisa menuliskan namaku serta pencapaianku hari ini. Meski masih sedikit tapi aku merasa lega mendapatkan jerih payah yang akan kuterima nantinya. Aku menghela nafas dan tersenyum pada teman-teman karena akan berpisah untuk sore ini. Tepat jam setengah empat sore jam kerja kami selesai karena hari Jumat. Mbak Dyah masih merapikan barang-barangnya sedangkan teman-teman lain sudah pulang duluan.

"Pulang duluan aja, Ti. Mbak masih harus laporan ke Bu Zuhair," pesannya sambil menghalaukan tangannya padaku.

"Baik Mbak Dy, aku pamit dulu ya."

"Langsung ke kos?" Aku menggelengkan kepala.

"Diajak nonton teman, habis itu ngeles juga. Mungkin malam baru sampai kos."

"Astaghfirullah. Pantas saja badanmu kurus gitu. Kapan bisa istirahat," ledeknya

"Issh, kurusan mana sama Mbak Dy?" balasku meledeknya.

"Hahaha, tau aja kamu cara meledekku. Ya sudah sana hati-hati jaga kesehatan ya."

Aku mengangguk dan melambaikan tangan. Mendengar pesannya hatiku terharu, sungguh teman-teman di sini sudah seperti keluarga bagiku. Kebahagiaan batin seperti inilah yang tidak bisa ditemukan manakala aku tidak memperbanyak teman.

Baru saja keluar dari rumah Bu Zuhair aku harus melintasi depan kontrakan Pak Alfa dan melihatnya sudah bersiap dengan pakaian kasualnya.

'Duh, kenapa harus ada pemandangan yang begitu mempesona. Riyanti, jaga pandangan please,' aku hanya bisa menghembuskan nafas agar tak kelihatan canggung.

"Masuk!" perintahnya singkat padat jelas.

"Iya. Kok Pak Alfa tahu saya ada di sini?"

"Ckckk, nggak usah banyak nanya. Siapa juga yang curi-curi pandang dari rumah sebelah."

"Apa..., Pak Alfa tahu saya kerja di Graha Tailor?"

"Kelihatan jelas bukan dari tempat saya."

Aku merasa nggak enak sendiri nih, Pak Alfa pasti memata-mataiku. Hufh.

---

Sepanjang perjalanan ke bioskop dipenuhi canda tawa teman-teman dengan Pak Alfa. Aku sendiri memilih memejamkan mata dan menyandarkan tubuh di jok empuk mobil yang kata Pak alfa dipinjam dari temannya, entahlah dia bohong atau enggak akupun tak tahu.

Kelelahan melandaku, di dalam bioskop pun aku tak merasa nyaman. Sesekali aku menguap, rasanya tak enak akhirnya aku bersandar. Sempat terpejam beberapa menit bagiku sudah anugerah luar biasa dengan merasakan kantuk.

"Haah, jam berapa ini?"

"Kamu kenapa, Ti? Baru juga jam setengah lima."

"Apaan sih Lang, aku ada ngajar tau jam 5."

"Setengah jam lagi juga selesai, Ti. Kirim W* muridmu aja kalau sedikit telat."

"Eh, nggak bisa. Aku harus keluar duluan ya teman-teman. Maaf banget. Pak Alfa saya duluan ya."

Aku beranjak meninggalkan mereka dan keluar gedung. Aku memang tidak ingin terlambat karena hari ini selain mengajar Niko tapi juga sudah meminta ijin Pak Hendra untuk memberikan HR di awal. Aku melakukannya baru kali ini karena terpaksa butuh uang setelah dihubungi ibu. Beruntung Pak Hendra hari ini juga mau segera mentransfer ke rekening adikku, jadi aku tidak perlu repot mengantarkan uangnya pulang.

Aku berjalan cepat untuk mencari ojek, Tak disangka Pak Alfa membuntutiku.

"Pak Alfa kenapa ikut keluar?"

"Kamu pikir berangkat sama siapa tadi?" jawabnya sedikit kesal.

"Ayo masuk mobil, saya antar!"

"Tapi Pak..."

"Tidak ada tapi-tapian."

Pak Alfa sudah memaksaku masuk mobilnya, aku pun hanya pasrah menurutinya daripada kena marah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nana Taming
penasaran lanjut dong
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jodohku Pak Dosen   Bab 8 Tragedi di Rumah Murid

    Pov AlvaAku mengantar Riyanti sampai ke rumah muridnya. Dia berpesan supaya aku meninggalkannya. Kalau kalian berpikir aku akan ninggalin dia jawabnya enggak. Aku memilih menunggunya di mobil sampai dia selesai ngajar. Dia sebenarnya perempuan sekuat apa sih, seharian kuliah dan kerja part time. Refreshing sebentar sudah kerja lagi. Aku nggak habis pikir, apakah dia sempat memikirkan kesehatannya. Apa dia ingat dengan jam makannya hingga kelihatan kurus begitu. Hufh, kenapa aku jadi perhatian banget sama Riyanti. Aku mengacak rambutku sendiri karena bingung dengan pikiranku. Aku melihat Riyanti dan muridnya belajar di teras. Tampak sekali kalau dia mengajar dengan sabar. Tak jarang muridnya tertawa senang belajar dengannya.Setengah jam berlalu, aku mendengarkan musik sambil menscroll email atau materi yang ada di ipad. Kulihat ada laki-laki paruh baya entah papanya atau kakeknya si murid. Tapi kurasa dia lebih cocok kakeknya deh. Dia mendatangi Riyan

    Last Updated : 2022-01-23
  • Jodohku Pak Dosen   Bab 9 Lebih dekat

    Pov RiyantiMas Alfa mengantarku sampai kos malam itu. Eh, bolehkan aku memanggilnya dengan Mas kecuali di kampus harus tetap panggil Pak. Aku sangat bersyukur dia sudah menyelamatkanku dari laki-laki brengsek itu. Tapi aku tidak bisa berhenti begitu saja mengajar Niko. Kasihan dia tidak salah apa-apa. Pak Hendra juga baik sudah memberi HR ku di awal. Setidaknya aku harus membayar kembali dengan tetap mengajarnya.Mas Alfa memintaku mengajar Niko di kontrakannya tepatnya di teras depan yang lumayan luas. Dia tidak ingin kejadian yang menimpaku terulang lagi. Aku heran kenapa Mas Alfa baik padaku sekarang. Aku merasakan lebih dekat dengannya atau hanya perasaanku saja, barangkali dia memang baik dengan semua orang. Buktinya bukan hanya aku yang akan mengajar les dikontrakannya. Ternyata dia membuka jasa les dengan mahasiswa yang akan mengajar. Ada aku, Gilang, Amel dan Putri yang sementara menjadi staf pengajar.Selesai mengajar, Mas Alfa mengham

    Last Updated : 2022-01-25
  • Jodohku Pak Dosen   Bab 10 Drama mobil mewah

    Pov Riyanti Weekend ini aku merasakan tak sabar menerima HR pertama dari Graha Tailor. Kerja kerasku dari skill yang diajarkan ibukku. Meski sedikit yang kudapat tapi aku merasa bahagia mendapat uang dengan cara halal. Aku masih terngiang-ngiang ucapan Pak Hendra yang mengatakan telah mentransfer uang sebesar yang aku minta. Tapi kenyataannya saat aku tanya adikku nominalnya 2x lipat. Setelah aku konfirm ke Pak Hendra ternyata yang transfer waktu itu adalah ayahnya, yang tak lain adalah kakek Niko, karena Pak Hendra baru memimpin meeting besar. Pantas saja kakek Niko berbuat seenaknya padaku waktu itu. Aku merasa telah berhutang pada laki-laki brengsek itu. Aku berjanji dalam hati harus bisa melunasi hutang itu karena aku takut jika sampai ajal tiba tapi masih berhutang, bisa terhalang jalan masuk ke surga."Hmm, ada yang mau traktiran nih?" Galang sudah mencoba menggodaku karena bahagia mendapat HR pertama d

    Last Updated : 2022-01-27
  • Jodohku Pak Dosen   Bab 11 Terlalu Bermimpi

    Pov AlfaSetelah menurunkan Riyanti di tempat yang dia minta, aku melajukan mobilku dan berhenti tak jauh dari jangkauan pandanganku ke dia.Aku sengaja ingin mengikuti sampai ke rumahnya tanpa dia tahu. Aku tak menyangka dia sangat sayang pada keluarganya terbukti dia menyempatkan beli buah tangan sebelum naik angkot.Aku pun mengikuti angkot yang dia tumpangi, sampai di suatu persimpangan dia turun dan membonceng laki-laki bermotor yang telah menunggunya.Deg, siapa laki-laki itu. Kenapa aku kawatir dan tidak rela jika laki-laki itu ada hubungan khusus dengan Riyanti.Aku rupanya takut mendapati kenyataan itu, ternyata setelah kuamati laki-laki itu masih muda, pasti adiknya. Jauh aku mengikutinya sampai ke desa tempat tinggalnya yang memang pelosok. Aku berhenti di sebuah warung kelontong dan membeli minuman sambil mengobrol. Aku mencari cara mendapatkan info tentang Riyanti tanpa dicurigai. Ternyata satu kalimat tanya mampu mema

    Last Updated : 2022-01-28
  • Jodohku Pak Dosen   Bab 12 flying high, falling down

    Pov Riyanti"Kamu lagi dekat dengan seorang laki-laki kah? Atau kamu justru sudah punya pasangan?"Lidahku kelu mencerna pertanyaanya. Berbagai pikiran melintas dibenakku dan akupun bingung tak bisa menjawab secara langsung."Hmm, Aku..." Kuhela nafas untuk menetralkan detak jantung yang memburu. Kurangkai kata yang terbaik supaya tidak salah ucap."Tidak perlu dijawab sekarang, Ri. Aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat. Juga keluargamu, apa boleh?" katanya sedikit memohon. Ada setitik kelegaan karena dia tak menuntut jawab sekarang. Aku perlu berpikir panjang untuk hubungan kami jauh ke depan."Baiklah. Tapi aku tidak bisa menjanjikan apa-apa. Aku hanya orang miskin, yang sedang berjuang mengembalikan senyum keluargaku. Apa yang bisa diharapkan dari orang seperti aku, Mas. Bahkan aku hanya seorang yang gila kerja untuk mencari uang.""Jangan katakan itu, Ri. Aku mendukungmu, tapi ingat juga kesehatanmu. Jangan terlalu kera

    Last Updated : 2022-01-29
  • Jodohku Pak Dosen   Bab 13 Jus alpukat

    Pov Riyanti"Mas Andi, siapa perempuan itu? Lalu mobil sport itu milik Mas Alfa kah?"Mas Andi sepertinya sudah menduga reaksiku atas kejadian barusan. Dia mengangkat kedua tangannya seakan menyerah tak mau menjawab tanyaku."Maaf Riyanti, kali ini bukan kapasitasku untuk menjawab. Biar Alfa aja yang jelasin ya." Mas Andi berlalu ke dalam meninggalkanku yang tenggelam dalam lamunan. Beberapa menit kemudian teman-temanku datang. Aku tak ingin ketahuan sedang banyak pikiran. Fokusku sekarang mengajar Niko. Sesekali aku melamun saat mengajar Niko, membuat Amel melihat ke arahku. Namun karena dia juga sedang mengajar, akupun bebas dari rasa penasarannya untuk bertanya.Senja tiba menandakan aktivitas mengajar les kami selesai. Bersamaan dengan Mas Alfa yang datang denagn menenteng beberapa cup warna-warni ternyata jus. Aku segera membantunya menaruh di meja dan dia pun menyilahkan kami meminumnya. Aku memilih jus alpukat kesukaanku. Satu kali

    Last Updated : 2022-01-30
  • Jodohku Pak Dosen   Bab 14 Motor mogok

    Pov Alfa"Kenapa muka kusut gitu?" tanya Andi padaku yang kembali ke kontrakan dengan tak semangat."Aku bingung dengan jawaban Riyanti. Sudah kujelaskan kalau Lily sepupuku, tapi responnya biasa aja.""Memang respon apa yang kamu harapkan, Al?""Ya, aku pikir dia cemburu gitulah ternyata enggak. Dia masih nampak marah bukan karena cemburu.""Kamunya aja kepedean. Btw, dia tahu nggak mobil sport itu milikmu, haah.""Enggaklah, aku bilang pinjam tiap aku pakai mobil.""Nah itu...Al, pasti dia marah karena merasa kamu bohongi.""Apa... Darimana dia tahu, mobil itu punyaku, Ndi?""Pikir aja sendiri, katanya pinter."Andi memukul bahuku sambil berlalu ke kamarnya. Dasar Lily bikin onar aja nih, baru juga mau dekat eh masalah datang.Riyanti pasti marah kalau tahu aku membohonginya.'Hufh, gimana caranya menjelaskan padanya.'Seminggu berlalu, tak ada perubahan sikap Riy

    Last Updated : 2022-02-02
  • Jodohku Pak Dosen   Bab 15 Coklat Panas

    Pov Alfa "Al, sepertinya gadis yang tadi Riyanti." "Mana mungkin, dia libur nggak ngeles kok. Lagian Riyanti kan pakai sepeda, gadis yang tadi pakai motor." "Sepertinya motornya mogok, kalau benar Riyanti gimana?" "Kenapa jadi kamu yang berhalusinasi,Ndi?" "Bukan gitu, Al. Menolong orang kan tidak boleh pilih kasih? Ayolah kita putar balik, Riyanti atau bukan kita tetap harus menolongnya. Tu, bener kan Al. Ada orang yang nggangguin kasihan. Cepat Al" Andi sudah cerewet dari tadi membuat telingaku pedas. Aku ragu kalau gadis tadi Riyanti karena dia tidak mungkin berada dijalan jam segini. Dia sudah ambil cuti part time dan fokus belajar persiapan olimpiade. "Tolong...,tolong" teriak gadis itu beberapa kali. Aku semakin memacu mobil sportku untuk putar balik. Sempat kulihat gadis itu berebut tas dengan seorang laki-laki mungkin penjambret. Segera kuparkir mobil di pinggir jalan dekat p

    Last Updated : 2022-02-04

Latest chapter

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 63C Ending

    Bab 63C "Terima kasih, Sayang. Sudah bersedia mendampingiku, menjadi ibu dari anak-anakku." Aryo mengecup puncak kepala Nay yang tertutup pasmina hingga membuat hati Nayla mengembang. "Terima kasih juga, Mas." Lima bulan kemudian. Nay mengenakan baju toga untuk menghadiri wisuda sarajananya. Perutnya sudah terlihat membuncit karena HPL tinggal beberapa haru lagi. Suami dan keluarganya mendampingi acara wisudanya. Pun teman-temannya bersiap dengan buket bunga ditangan mereka. "Selamat dan sukses atas wisudanya, Nay," ucap ketiga sahabatnya. Menyusul juga ucapan selamat dari orang tua dan keluarga Aryo. "Selamat ya, Sayang. Maafkan mama! Kamu memang pantas menjadi pendamping Aryo. Jaga putraku ya, Sayang. Sebagai orang tuanya, mama memang kurang memberinya kasih sayang." "Tidak, Ma. Mama selalu menyayangi Mas Aryo meski jauh di negeri orang. Nay dan Mas Aryo selalu merindukan mama dan papa." Nay mencium pipi mertuanya lalu teringat ibunya. Wanita yang sudah mengandung dan melah

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 63B Ending

    Bab 63B"Mereka kan mau menghadiri acara ini, Mas.""Apa?! Sebenarnya ini acara apa sih, Nay?" Aryo bergantian menatap Nay juga keluarganya yang tak ada angin tak ada hujan muncul di rumah istrinya."Hai, Aryo! Oma mau nengok calon buyut tahu, nggak? Kamu tuh malah bengong."Aryo kembali terkesiap. Merasa di prank, Aryo mendekati keluarganya. "Mama, papa, kapan pulangnya? Tante juga katanya nganter oma ke luar kota.""Kamu tuh, Yo. Sama istri mbok ya dijagain yang baik. Untung calon bayinya nggak kenapa-napa. Bisa-bisa kamu tak jewer sini.""Ampun, Oma." "Iya, ini tante sama orang tuamu nganter oma ke luar kota buat mengisi tausiyah, Yo," pungkas tante Maya. Aryo masih terbengong.Semua yang hadir melihat tingkah keluarga Aryo akhirnya tertawa, ada juga yang menahan senyum, seperti Nayla yang saling pandang dengan Andra. Semua itu skenario Andra untuk mengerjai Aryo. Andra tidak mau Nay disakiti oleh suaminya. Saat di Daejeon, dokter mengatakan Nay hampir keguguran karena tindakan

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 63A Ending

    Bab 63A"Nay, ini tanda kasihku untukmu." Nay tertegun melihat apa yang dibawa suaminya.Aryo membuka kotak kecil berlapis beludru. Ia mengeluarkan benda yang terpasang cantik di tempatnya. Sebuah kalung pertanda kasih sayangnya untuk sang istri tercinta. Ada liontin bunga matahari di kalung itu. Aryo berharap mentari akan selalu bersinar menerangi langkah mereka mengarungi biduk rumah tangga.Bukan tidak mungkin akan datang kerikil yang menghadang. Sebisa mungkin mereka saling menggenggam tangan untuk melalui jalan yang harus ditempuh. Apa yang menjadi tujuannya menggapai keluarga yang samawa (sakinah, mawaddah, warahmah).Aryo memakaikan kalung dengan liontin matahari ke leher Nayla. Pasmina Nay angkat hingga kalung itu terpasang sempurna di lehernya. Aryo mengecup kepala Nay dari belakang. Rasa yang membuncah mengisi rongga dada keduanya. Senyum manis pun terukir di wajah masing-masing, hingga sepasang lengan kekar Aryo melingkar di perut Nayla. Tatapan hangat di wajah Aryo terli

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 62B Luluh

    Bab 62B"Sudah saya bilang Pak Aryo jangan menyakitinya. Dua kali Bapak sakiti Nay, maka...""No, big No, Ndra. Saya harus bicara sama Nayla. Pokoknya kamu nggak boleh melamar sebelum hubungan kami jelas, oke!" Andra hanya mengedikkan bahu, dalam hati tertawa penuh kemenangan.Aryo meninggalkan Andra membereskan tempat yang akan dipakai untuk acara. Entah acara apa sebenarnya Aryo tidaklah tahu. Ia mendekati Pak Rusdi, meminta maaf atas kesalahannya karena membuat Nay sakit hati.Aryo juga bercerita tentang kesalah pahamannya dengan Nay yang melihat dirinya bersama Tika. Waktu itu Tika ingin berpamitan yang terakhir karena mau tinggal di luar negeri. Pak Rusdi yang sudah tahu duduk perkaranya langsung menyilakan Aryo masuk dan duduk di ruang tamu. Bu Ranti terkejut melihat kedatangan tiba-tiba menantunya. Gegas wanita paruh baya itu membuatkan minuman dan menyuguhkan cemilan."Nay baru selesai mandi, Nak. Tunggulah sebentar. Tolong sabar ya Nak Aryo, menghadapi Nay yang anak tunggal

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 62A Luluh

    Bab 62AAryo berjalan tergopoh menuju rumah Nay. Mendengar obrolan tetangga Nay tentang acara syukuran membuat hatinya berkecamuk. Menyesakkan."Apa maunya Nayla? Apa dia benar-benar menginginkan perpisahan?" Aryo mendengkus kesal seraya kakinya menendang kerikil di jalan.Sementara itu,di kamar, Nayla merapikan penampilannya di depan cermin. Ingatannya terlempar saat tidur siang di kos Cika. Bisa-bisanya ia mimpi buruk."Nay, maaf. Aku tidak tega membuat Tika sedih," ungkap Aryo membuat Nay mencelos."Lalu?" Tatapan nyalang Nay tujukan pada suaminya. Napasnya memburu menanti perkataan selanjutnya dari sang suami."Ada yang ingin aku katakan padamu. Mama memintaku menikahinya. Tika bersedia menjadi istri kedua.""Untung hanya mimpi. Kalau beneran, aku nggak yakin bisa menerima kabar itu."Nay menghela napas panjang, seulas senyum tersungging di bibir bergincu pinknya. Kedua tangan mengusap perutnya lembut. Sebuah ketukan pintu megusik kegiatan asyiknya di depan cermin."Masuk!" Nay me

  • Jodohku Pak Dosen   S2 Bab 61B Pulang

    BAB 61B"Astaghfirullah. Aryo kenapa?""Aryo bersalah, Oma. Aryo sudah menyakiti hati Nayla. Dia pergi karena Aryo yang nggak sabaran. Saat di Daejeon Aryo menyakitinya fisik juga batin. Lagi-lagi pulangnya pun Aryo menambah lukanya kembali menganga."Oma dan Tante Maya tertegun melihat pengakuan Aryo. Keduanya menasehati Aryo supaya lebih sabar menghadapi masalah. Yang telah berlalu biarlah berlalu, jangan terulang lagi kesalahan yang sama. Manusia tidak ada yang sempurna. Memilih pasangan bukan untuk mencari yang sempurna tetapi yang bisa saling melengkapi hingga mendekati sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Rabbnya."Makasih, Oma, tante. Aryo mau bernagkat dulu ke Solo.""Apapun yang terjadi jadikan ini belajaran berharga untukmu dan Nayla, Yo. Oma tidak berharap kalian berpisah. Tetapi kalau mengharuskan kalian berpisah, kamu harus mengikhlaskannya.""Oma, Aryo tidak akan membiarkan Nay pergi. Oma dan tante doakan hubungan kami membaik!" pinta Aryo dengan penuh permohonan."

  • Jodohku Pak Dosen   S2 Bab 61A Pulang

    Bab 61ASehari tinggal di kos Cika, Nay akhirnya pulang ke Solo. Ia bertemu bapak ibunya, melepas rindu yang bersemayam di dada. Tangis haru nan bahagia mengiringi pertemuan keluarga sederhana itu."Kamu kurusan, Nay. Makan yang banyak, Nak!" Nay meraup wajahnya kasar. Sejatinya bukan hanya rindu yang ingin tersampaikan. Lebih tepatnya, Nay ingin mendapatkan pelukan. Support yang menguatkan hatinya karena masalah rumah tangga sedang menghampiri."Yang penting sehat kan, bu. Nanti Nay makan yang banyak soalnya kangen masakan ibu. Di sana makannya aneh-aneh," terang Nay dengan kelakarnya membuat orang tuanya tergelak.Pak Rusdi dan Bu Ranti tidak menyadari putrinya sedang dilanda masalah. Nay memang pandai menyembunyikan kesedihannya. Ia sibuk membantu ibunya membereskan jahitan seperti biasa."Pak, Bu. Ini ada sedikit rejeki, Nay ingin mengadakan syukuran kecil-kecilan karena sudah diberi kesehatan saat belajar di negeri orang. Juga Nay selamat sampai pulang ke rumah.""Tapi suamimu a

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 60B Egois

    Bab 60B"Sebenarna ada apa sih, Nay? Pasti kamu dan suamimu lagi berantem, ya?"Nay tidak menjawab justru tergugu seraya memeluk guling di atas kasur Cika. Sahabatnya segera mengambilkan segelas air untuk diminum supaya Nay lebih tenang.Setelah Nay terlihat tenang, Cika mulai menanyakan dengan hati-hati. Ia tidak mau Nay menangis lagi."Kalau sudah bisa cerita, aku siap ndengerin, Nay," ujar Cika."Aku tadi sudah sampai rumah. Tapi..." Nay menjeda kalimatnya seolah ada duri yang menancap di tenggorokan. Ia susah payah mengatakannya. Menarik napas panjang, Nay merasakan tepukan halus di punggungnya"Ada Mbak Tika di sana." "Hah, Bu Tika? Dosen fakultas yang baru?" Cika memasang raut keheranan kenaoa Tika bisa pagi-pagi di rumah Aryo."Kamu ingat, kan? Mbak Tika itu wanita yang dijodohkan sama Pak Aryo."Cika mendengarkan dengan sabar cerita Nayla."Tapi kamu jangan berpikiran buruk dulu, Nay. Tenanglah, kamu harus berpikir dengan kepala dingin biar nggak runyam masalahnya."Nay menga

  • Jodohku Pak Dosen   S3 Bab 60A Egois

    Bab 60A EgoisNayla masih tergugu di dalam taksi yang membawanya memutari kota Bandung. Sedari tadi sopir menanyakan kemana tujuan, tetapi Nayla tidak menjawab. Sekutar satu jam, Nay baru sadar saat perutnya berdendang. Ia teringat telah melewatkan sarapan."Astagfirullah, sampai mana ini, Pak?!" pekiknya seraya menoleh ke kanan dan ke kiri. Sopir segera menepi dan menghentikan laju taksinya."Kita sudah memutari kota Bandung. Mbak mau ke mana lagi?" jawabnya seakan ingin protes tapi penumpang adalah raja. Sopir hanya memberikan pelayanan terbaiknya."Maaf, Pak. Tunggu sebentar, saya telpon teman dulu," pinta Nay. Ia mencari nomer kontak Cika."Halo, Ci. Kamu di kos atau kampus? Aku udah di Bandung.""Nay, kapan pulang?!" Nay menjauhkan ponselnya karena suara teriakan Cika dari seberang mengusi telinganya."Aku di kampus. Bentar lagi balik kos. Hanya ada kuliah pagi saja. Mika sama Ryan baru ke ruang dosen, nih. Kita ketemuan di kosku aja ya!""Ya, Ci. Tapi tolong kalau ketemu Pak Ary

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status