Waktu seolah-olah berhenti selama beberapa saat. Dayana masih tidak menyangka akhirnya dia menjadi seorang pengantin hari ini. Bibir kenyal Sakhala mendarat sempurna di atas bibir ranum miliknya. Para tamu undangan yang hadir pun sontak bertepuk tangan seolah-olah ikut bahagia atas perikahannya dan Sakhala.Dayana melepas pagutan bibirnya dengan paksa. Dia merasa sangat malu karena banyak pasang mata yang melihatnya sedang berciuman dengan Sakhala. Sakhala membingkai pipi Dayana dengan kedua telapak tangannya yang besar lalu mengusap bibir gadis itu yang terlihat sedikit basah karena ulahnya. Jantung Dayana seketika berdetak dua kali lebih cepat karena Sakhala menatapnya dengan lekat. Tanpa sadar kedua tangannya meremas gaunnya dengan erat sebagai pelampiasan."Sepertinya aku terlalu terbawa suasana. Maaf kalau aku sudah membuatmu merasa tidak nyaman, Dayana," bisik Sakhala terdengar lembut."Em, aku baik-baik saja, Sakha. Jangan minta maaf," ucap Dayana gugup.Malam harinya Sakhala
"Em, Sakhala, tunggu!"Sakhala sontak berhenti mengecup leher Dayana. "Ada apa, Baby? Bukankah ini malam pertama kita?" bisiknya tepat di telinga gadis itu.Dayana menggigit bibir bagian bawahnya kuat-kuat sebum menjawab pertanyaan Sakhala. Keraguan tergambar jelas di wajah cantiknya. "Iya, memang. Tapi aku masih belum siap, Sakha."Sakhala memutar tubuh Dayana agar menghadapnya. Sepasang mata abu-abu miliknya menatap Dayana dengan lekat. "Kenapa kamu belum siap, Dayana? Bukankah kita sudah pernah melakukannya?"Dayana malah diam. Jujur, dia merasa bersalah karena Sakhala bukan orang pertama yang menyentuh tubuhnya. Sebagai seorang istri dia seharusnya bisa menjaga kehormatannya dengan baik.Tapi apa yang dia lakukan?Dia malah tidur dengan mantan kekasihnya hingga hamil di luar nikah."Apa yang kamu pikirkan, Dayana?" Dayana tergagap karena mendengar suara Sakhala."Apa kamu masih memikirkan mantan kekasihmu?""Em, ti-tidak," jawab Dayana terdengar gugup.Sakhala malah tersenyum. "Ka
Dayana mengerjapkan kedua matanya perlahan. Entah kenapa perutnya terasa berat, seperti ada sesuatu yang menindihnya. Kening Dayana berkerut dalam melihat sebuah tangan yang melingkari perutnya dengan erat serta dengkuran halus yang berasal dari belakang tubuhnya. Dayapun pun berbalik. Kedua mata gadis itu sontak membulat, seolah-olah ingin loncat keluar dari tempatnya karena dada bidang dan perut Sakhala yang kotak-kotak terpampang sangat jelas di matanya.Sakhala terlihat err ... sangat seksi.Sakhala menggeliat pelan karena merasa tidurnya terganggu. Bukannya bangun dia malah mendekap Dayana semakin erat. "Good morning, Sayang," gumam Sakhala dengan suara serak khas orang bangun tidur. "Selamat pagi juga, Sakha." Dayana ingin melepaskan diri dari dekapan Sakhala. Namun, lelaki itu malah memeluknya semakin erat hingga membuatnya tidak bisa bergerak."Sakha, lepas! Aku mau mandi karena badanku lengket semua." Dayana terus berusaha melepaskan diri dari dekapan Sakhala. Namun, dia s
Selesai sarapan dan mencuci piring, Sakhala dan Dayana menghabiskan waktu dengan menonton televisi seharian di rumah sambil ditemani dengan berbagai camilan. Mereka benar-benar menikmati waktu bersama.Sakhala berbaring di atas karpet berbulu dan meletakkan kepalanya di atas pangkuan Dayana. Dayana terlihat begitu serius menatap layar televisi 72 inci yang sedang menampilan drama Korea favoritnya sambil mengusap rambut Sakhala."Sayang!" Sakhala berulang kali memanggil Dayana, tapi wanita itu tidak menghiraukan panggilannya sama sekali karena terlalu asyik menonton televisi.Sakhala pun bangun lantas mendudukkan diri di samping Dayana dan mematikan televisi. "Loh, kok, mati?" Dayana terlihat bingung karena televisi yang ada di hadapannya tiba-tiba mati. Sedetik kemudian dia mengerucutkan bibir kesal setelah tahu jika Sakhala yang mematikan televisinya."Kenapa tivinya dimatiin sih, Sakha? Aku kan, lagi asyik nonton." "Apa drama Korea itu lebih menarik dari pada wajah tampan suamimu
"Kenapa kamu terlihat murung, Sayang? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" tanya Sakhala khawatir melihat Dayana mendorong kereta belanja dengan tatapan kosong.Dayana tergagap karena Sakhala tiba-tiba mengusap pipinya dengan lembut. "Em, tidak. Aku baik-baik saja. Oh, iya, Sakha. Apa ada lagi yang ingin kamu beli?""Bagaimana kalau nanti malam kita movie date?" tanya Sakhala terdengar antusias. Dia memang memiliki impian ingin menonton film dengan sang istri jika sudah menikah. Menyenangkan sekali bukan?"Movie date?"Sakhala mengangguk. "Iya, kita nonton film bersama-sama. Bagaimana? Kamu mau, kan?" Dayana malah terkekeh. "Kamu mirip sekali dengan remaja yang baru mengenal cinta, Sakha. Apa kamu lupa kalau kita sudah menikah?""Apa kamu lupa kalau aku memang baru pertama kali ini menjalin hubungan dengan seorang wanita, Dayana?" Sakhala malah membalik pertanyaan Dayana."Iya, aku ingat sekali." Dayana mengangguk-angguk. "Baiklah, aku akan menuruti semua keinginanmu Tuan Sakh
Dayana mengerjapkan kedua matanya perlahan karena cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah cantiknya. Semalam dia ketiduran padahal film yang dia tonton bersama dengan Sakhala belum selesai. Sakhala masih tertidur lelap di sampingnya. Sepertinya lelaki itu lelah karena menyiapkan kejutan manis untuknya. Dayana pun mengecup kening Sakhala sekilas lalu turun dari atas tempat tidur. Dia ingin pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah itu membuka tirai agar cahaya matahari bisa masuk. Kamar mereka yang semula gelap seketika berubah terang. Sakhala mengerang tertahan karena cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar jatuh mengenai wajahnya yang tampan."Sekarang sudah jam sembilan, Sakha. Apa kamu tidak ingin bangun?"Sakhala pun bangun lantas mendudukkan diri di atas tempat tidur. Dia menguap pelan karena masih sangat mengantuk."Buruan mandi, aku ingin menyiapkan sarapan di bawah," ucap Dayana sambil beranjak meninggalkan kamar.
"Let's go honey moon, Baby." Sakhala mengajak Dayana masuk ke dalam pesawat pribadi miliknya.Dayana masih tidak menyangka dengan apa yang Sakhala siapkan untuk bulan madu mereka karena dia baru pertama kali ini naik pesawat pribadi. Pesawat jenis Gulfstream G550 yang dimiliki Jordan Corps memiliki kapasitas yang cukup besar untuk penumpang. Di bagian dalam dilengkapi tempat duduk yang dapat diubah menjadi tempat tidur seukuran Queen Eropa serta beberapa spot lain yang sangat menarik seperti kabin.Pesawat itu sering Sakhala gunakan untuk kepentingan bisnis. Akan tetapi kali ini dia menggunakan pesawat tersebut untuk berbulan madu bersama Dayana."Bagaimana, Sayang? Apa kamu suka?" tanya Sakhala saat keduanya sudah duduk di dalam pesawat."Apa kamu tidak bisa melihat bagaimana ekspresi wajahku sekarang?"Kening Sakhala berkerut dalam. "Aku suka sekali, Sakha. Rasanya seperti mimpi karena aku baru pertama kali ini naik pesawat pribadi." Dayana terlihat begitu kegum dengan pesawat pri
Shakala dan Dayana merasa haus setelah mengelilingi Royal Grand Palace. Apa lagi cuaca di Thailand saat ini terasa cukup panas. Mereka pun berhenti di salah satu kafe terdekat untuk membeli minuman dan beristirahat sebentar. Sakhala memesan iced Americano sedangkan Dayana memesan jus strawberry. Mereka memilih tempat duduk yang berada di dekat jendela agar bisa melihat orang berlalu lalang di luar kafe. "Apa kamu tidak lelah, Sayang?" tanya Sakhala heran melihat Dayana yang begitu bersemangat mengelilingi Royal Grand Palace. Padahal cuaca di Thailand benar-benar sangat panas. "Tidak, kapan lagi aku bisa datang ke sini Sakha? Aku harus bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik." Dayana terlihat begitu bersemangat, kebahagiaan terpancar jelas di wajah cantiknya. "Baiklah. Kalau capek jangan dipaksa karena kita bisa pergi ke sini lagi lain kali," ucap Sakhala terdengar penuh perhatian."Oke." Dayana menyeruput kembali jus strawberry-nya. Setelah itu dia mengajak Sakhala ke Train N