Share

2. Bercinta Denganmu

Author: Aeris Park
last update Last Updated: 2022-10-14 11:50:56

Sakhala mulai menanggalkan kain terakhir yang melekat pada tubuh Dayana. Tanpa sadar dia menelan ludah karena tubuh Dayana terlihat sangat mulus dan tanpa cacat.

'Sekali ini saja, biarkan aku mencobanya,' batin Sakhala sebelum mendekati Dayana.

Dayana yang sudah dikuasai oleh nafsu mengalungkan kedua tangannya ke leher Sakhala dan kembali melumat bibir lelaki asing itu.

"Jangan di situ," racau Dayana terdengar tidak jelas ketika tangan Sakhala menyentuh daerah paling sensitif di tubuhnya.

"Selain cantik, milikmu ternyata nikmat sekali, Nona. Kamu benar-benar sempurna," ucap Sakhala di tengah pergulatan panas mereka.

Semakin malam yang terdengar hanya erangan kenikmatan dari dua manusia yang sedang memadu kasih bersama. Decitan ranjang dan semilir angin malam tidak sedikit pun mengusik kegiatan mereka.

***

Dayana mengerjabkan kedua matanya perlahan karena cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah cantiknya. Kening gadis itu berkerut dalam mendapati lelaki asing yang berada tepat di sampingnya dengan bertelanjang dada.

Dayana mencoba mengingat-ingat kejadian yang dialaminya semalam, akan tetapi kepalanya terasa sangat berat. Dia pun memutuskan untuk merebahkan diri kembali di atas tempat tidur. Dayana benar-benar tidak bisa mengingat kejadian yang dialaminya semalam.

Namun, Dayana yakin sekali sudah bercinta dengan lelaki yang kini tidur satu ranjang dengannya karena tidak ada satu helai benang pun yang melekat di tubuhnya.

Dayana beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena kepalanya sudah tidak sesakit tadi. Namun, dia malah terjatuh karena kurang hati-hati saat berjalan, miliknya pun terasa perih dan sedikit ngilu.

"Aduh !" Dayana meringis kesakitan karena lututnya membentur lantai lumayan keras. Dia pun melirik lelaki yang bercinta dengannya semalam dengan perasaan was-was karena takut membangunkan. Namun, Sakhala ternyata masih tertidur lelap.

Dayana cepat-cepat berdiri lantas berjalan menuju kamar mandi mengabaikan miliknya yang terasa perih. Dia mencuci wajahnya agar terlihat lebih segar lalu memandangi bayang dirinya di dalam cermin kamar mandi. Leher dan dadanya penuh dengan tanda merah. Hasil perbuatan Sakhala semalam.

Dayana tanpa sadar mencengkeram pinggiran wastafel dengan erat untuk menghalau sesak yang menghimpit di dalam dadanya. Dia seperti gadis jalang di luar sana yang rela menjajakan tubuhnya pada lelaki hidung belang karena sudah bercinta dengan lelaki asing. Namun, dia tidak mau ambil pusing karena hal ini bukan pertama kali baginya.

Dayana berjingkat karena pintu kamar mandi tiba-tiba diketuk dari luar oleh Sakhala.

"Apa kamu di dalam, Nona?" tanya Sakhala. Suaranya terdengar serak khas orang yang baru saja bangun tidur.

"Iya," jawab Dayana dari dalam.

"Ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu. Apa kamu bisa keluar sekarang?"

"Tunggu sebentar!" Dayana meraih jubah mandi untuk menutupi tubuh polosnya sebelum membuka pintu.

Kedua mata gadis itu sontak membulat, seolah-olah ingin loncat keluar dari tempatnya karena Sakhala masih bertelanjang dada dan hanya memakai bokser untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Dayana akui Sakhala terlihat sangat seksi dan tampan.

"Kenapa kamu tidak memakai baju, Tuan? Apa kamu ingin menggodaku lagi?" Dayana memalingkan wajahnya ke arah lain untuk menyembuyikan semburat merah yang menghiasi kedua pipinya.

"Maaf, aku tidak bisa memakai baju yang aku pakai semalam karena kotor, Nona," jelas Sakhala terdengar sedikit gugup. Namun, dia berusaha sekeras mungkin untuk tetap terlihat tenang di depan Dayana.

Mendengar jawaban Sakhala membuat Dayana yakin sekali kalau lelaki yang berdiri di hadapannya ini memiliki kepribadian yang sangat kaku.

"Ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu, Nona. Sebelumnya, aku minta maaf karena sudah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan oleh seseorang yang belum menikah. Awalnya aku hanya ingin menolongmu dari lelaki aneh yang ingin melecehkanmu. Aku tidak pernah menyangka kalau kita akan berakhir di ranjang hotel ini bersama," ucap Sakhala sambil sesekali melirik Dayana yang berdiri tepat di hadapannya.

Sakhaka yakin sekali Dayana pasti akan marah, bahkan mungkin menamparnya karena dia sudah mengambil keuntungan saat gadis itu tidak sadar.

"Tidak apa-apa. Lupakan saja kejadian semalam. Jangan terlalu dipikirkan."

Sakhala terenyak mendengar ucapan Dayana barusan. "Bagaimana bisa aku tidak memikirkan kejadian semalam, Nona? Aku merasa sangat menyesal sudah melakukan hal tidak pantas padamu. Aku benar-benar minta maaf, Nona."

"Sudahlah, kalau aku bilang lupakan artinya lupakan saja. Lagi pula aku sudah sering bercinta dengan mantan kekasihku," ucap Dayana tanpa emosi. Tidak ada kesedihan dan penyesalan yang tergambar di raut wajahnya karena luka ini baginya sudah terlalu biasa.

"Ta-tapi, Nona ...."

Dayana menyela ucapan Sakhala. "Kamu tidak perlu merasa bersalah karena aku sudah diberi obat perangsang oleh lelaki berengsek yang entah datang dari mana dan kebetulan kamu datang lalu menolongku.”

Sakhala tersenyum kecut. “Kalau dipikir-pikir aku tidak benar-benar menolongmu karena aku seolah-olah menggantikan Alex yang ingin memperkosamu, Nona. Seharusnya aku bisa menahan diri agar tidak menyentuhmu."

Sakhala merasa sangat menyesal sudah berhubungan badan dengan Dayana, seharusnya dia bisa menahan diri agar tidak menyentuh gadis itu. Namun, dia benar-benar sudah dikuasai nafsu karena melihat tubuh seksi Dayana. Dia bahkan mengeluarkan cairannya di dalam rahim gadis itu.

Bagaimana kalau Dayana hamil?

"Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan?"

Sakhala menatap Dayana dengan alis terangkat sebelah.

"Lupakan kejadian semalam. Anggap saja kita tidak pernah melakukan apa pun. Okay?"

"Tidak bisa begitu, Nona. Bagaimana pun juga aku harus bertanggung jawab terhadap dirimu."

Dayana menggeram kesal karena Sakhala sangat keras kepala. Padahal dia tidak ingin membesar-besarkan masalah semalam, tapi Sakhala malah memperumit segalanya.

Menyebalkan!

Dayana berjalan melewati Sakhala begitu saja lantas memungut pakaiannya yang berserakan di lantai. "Kamu sangat keras kepala, Tuan. Sudah berapa kali aku katakan. Lupakan kejadian semalam. Ku tidak perlu repot-repot bertanggung jawab karena aku bukan gadis baik!" Nada bicara Dayana naik satu oktaf karena kesabarannya mulai menipis. Lebih baik dia segera pulang sebelum kesabarannya habis dan melempar vas bunga yang ada di dekatnya ke kepala Sakhala.

"Baiklah kalau begitu. Asistenku sudah menunggu di luar, aku juga memintanya membawa baju ganti untukmu. Sekali lagi maafkan aku, Nona."

Dayana mengangguk. Sakhala langsung pulang setelah mendapat baju dari asistennya sementara Dayana kembali masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ada sebuah paper bag berukuran lumayan besar berisi pakaian wanita lengkap, sepotong roti isi dan susu rasa stroberi di atas tempat tidur. Kening Dayana berkerut dalam melihat sebuah kertas kecil berwarna putih yang dia temukan di dalam paper bag tersebut.

'Aku benar-benar minta maaf atas apa yang terjadi semalam. Semoga kau selalu dipertemukan dengan orang-orang baik, Nona. Semoga harimu menyenangkan!'

~Sakhala

Dayana tersenyum miring lantas memasukkan kertas tersebut kembali ke dalam paper bag sebelum pulang.

Related chapters

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   3. Pertemuan Tidak Terduga

    Sakhala menuruni tangga sambil memasang kancing di lengan kemejanya. Aroma laut berpadu dengan kayu manis menguar jelas dari tubuhnya. Sakhala selalu terlihat tampan seperti biasa. Apa lagi dengan tatanan rambut yang dibuat naik ke atas. "Selamat pagi, Bang Sakha." "Selamat pagi juga, Ariana." Sakhala tersenyum lantas mengusap puncak kepala adik perempuannya dengan gemas sebelum duduk di meja makan. "Abang, hari ini lembur lagi?" tanya Ruth—ibu Sakhala sambil menuang susu ke dalam gelas untuk Ariana karena beberapa hari ini Sakhala lebih sering menghabiskan waktu di kantor. "Abang sengaja lembur bukan untuk menghindari mama, kan?" "Uhuk!" Sakhala yang sedang minum sontak terbatuk-batuk karena terkejut mendengar pertanyaan Ruth. Dia memang sengaja pulang larut malam karena Ruth selalu saja memaksanya untuk segera menikah. Dia tidak tahan mendengarnya. Lagi pula dia belum siap untuk menikah dan masih kepikiran dengan Dayana. Entah kenapa gadis itu enggan enyah dari pikirannya. "Ka

    Last Updated : 2022-10-14
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   4. Kencan Buta Sialan

    "Kita bertemu lagi, Alex!" sergah seorang lelaki berwajah tampan yang masih memakai setelan kerja lengkap. “Apa urusanmu, Berengsek! Wanita ini milikku!" Alex menatap Sakhala dengan tajam sambil tetap mencengkeram pergelangan tangan Dayana. Cengkeramannya bahkan semakin kuat, seakan-akan tidak ingin Dayana direbut oleh siapa pun. "Ternyata kamu masih belum menyerah, Alex?" desis Sakhala sambil memamerkan senyum miring andalannya. "Ini bukan urusanmu! Menyingkirlah dari hadapanku atau—" "Atau apa?" Sakhala kembali menyeringai. "Apa Alex Dirgantara sudah berani mengancam pemimpin Jordan Corps sekarang?" "Sialan! Kamu selalu berlindung dibalik nama keluargamu, Sakhala. Kamu dan keluargamu yang menyebalkan itu ternyata sama saja. Kalian cuma bisa menindas orang lain!” "Apa aku tidak salah dengar? Bukankah kamu dan keluargamu yang suka menindas orang lain? Apa kamu tidak punya cermin di rumah, hah!" Kesabaran Sakhala sudah habis, dia mencengkeram kerah kemeja Alex dan bersiap melay

    Last Updated : 2022-10-14
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   5. Tawaran Gila

    "A-apa? Menikah?" tanya Sakhala untuk memastikan. Dayana kembali memesan segelas wine sebelum menjawab pertanyaan Sakhala. "Iya, kamu butuh seorang istri, kan? Nikahi saja aku dari pada kamu terus-terusan mengikuti kencan buta yang diatur oleh mamamu. Bagaimana? Apa kamu mau?" Sakhala terenyak karena Dayana benar-benar serius ingin mengajaknya menikah. Apa gadis itu sudah kehilangan akal? "Jangan bercanda, Dayana. Pernikahan itu bukan main-main. Apa kamu ingin mempermainkan pernikahan?" "Siapa yang bercanda, Sakha? Aku cuma ingin membantumu agar tidak mengikuti kencan buta konyol yang diatur oleh mamamu. Lagi pula aku juga diuntungkan kalau kita benar-benar menikah. Kapan lagi aku bisa punya suami yang tajir melintir seperti kamu?" jelas Dayana tanpa beban. Sakhala diam sejenak, sepertinya bukan ide yang buruk kalau dia menikah dengan Dayana karena dia tidak perlu lagi mengikuti kencan buta yang diatur oleh ibunya. "Baiklah, aku terima tawaranmu. Seminggu lagi kita menikah. Bagai

    Last Updated : 2022-10-14
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   6. Bertemu Calon Mertua

    Setelah berdebat cukup panjang melalui telepon, mau tidak mau Dayana akhirnya menyetujui permintaan Sakhala untuk menenui Ruth besok. Dia malah bangun kesiangan karena lupa memasang alarm. Untung saja dia masih memiliki cukup waktu untuk bersiap-siap karena janji untuk bertemu dengan ibu Sakhala jam sepuluh pagi nanti. "Aku harus memakai baju yang mana, ya?" tanya Dayana pada diri sendiri. "Ini terlalu terbuka, kalau yang ini warnanya terlalu mencolok. Argh! Aku bingung sekali mau pakai yang mana!” Dayana menggeram kesal sambil mencocokkan dres satu persatu ke tubuh mungilnya. Setelah mengeluarkan hampir seluruh pakaian di lemarinya, Dayana akhirnya menemukan satu dres yang cocok untuknya. Sebuah midi dress berbahan satin berwarna cream yang terlihat cocok dengan kulit putihnya. "Kalau dilihat-lihat, dress ini lumayan manis. Warnanya juga tidak terlalu mencolok dan yang terpenting modelnya tidak terlalu terbuka." Dayana berputar beberapa kali di depan cermin. "Baiklah, aku akan

    Last Updated : 2022-10-15
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   7. Pendekatan

    Sakhala diam-diam memerhatikan Ruth dan Dayana. Tanpa sadar dia tersenyum karena sang ibu terlihat begitu bahagia ketika bersama Dayana. Ruth terus berbicara tentang bunga yang dia tanam di halaman belakang. Sedangkan Dayana hanya mendengarkan dan sesekali menjawab pertanyaan yang Ruth lontarkan. "Apa kamu suka bunga, Dayana?" Dayana mengangguk. Dia dulu sering menanam bunga dengan sang ibu di rumah. Namun, dia tidak pernah lagi melakukannya semenjak diusir dari rumah. Kedua mata Dayana tampak berbinar melihat bunga matahari yang berada di hadapannya karena sang ibu sangat menyukai bunga tersebut. "Bunga matahari ini sangat cantik, sama sepertimu," ucap Ruth sambil mengusap rambut Dayana dengan penuh sayang. Dayana sontak menunduk untuk menyembuyikan semburat merah yang menghiasi kedua pipinya. "Terima kasih, Ma," ucapnya malu-malu. Ruth mengangguk lantas memanggil Sakhala yang sedang asyik bermain ponsel di ruang tengah. Sakhala pun meletakkan ponselnya di atas meja lantas men

    Last Updated : 2022-10-15
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   8. Menerima Tantangan

    Sakhala mengistirahatkan badannya di ranjang king size yang bernuansa vintage. Ada beberapa foto ketika dia masih kecil yang terpajang di dinding kamar. Di antaranya foto saat dia duduk di bangku Sekolah Dasar memegang piala juara satu lomba cerdas cermat tingkat provinsi. Sejak kecil, Sakhala memang dididik dengan baik oleh kedua orang tuanya. Sakhala tidak hanya pintar di bidang akademis, dia juga tumbuh menjadi anak yang baik, sopan, dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Helaan napas panjang kembali lolos dari bibir Sakhala. Berpura-pura menjadi sepasang kekasih bersama Dayana di depan Ruth ternyata cukup melahkan. Sakhala tidak biasa melakukannya. Dia merasa sangat bersalah sudah membohongi Ruth. "Apa aku batalkan saja sandiwara ini? Tapi kalau aku batalkan mama pasti kecewa. Apa yang harus aku lakukan? Argh!" Sakhala menarik rambutnya kuat-kuat. Dia benar-benar bingung sekarang. Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk dari luar lalu terdengar suara Ariana."Abang .…" "Ada apa

    Last Updated : 2022-10-16
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   9. Meraih Hati Calon Mertua

    Keesokan harinya, Dayana pergi ke rumah Sakhala. Seperti yang sudah Dayana duga, Ruth tampak begitu senang ketika melihatnya datang. Wanita itu bahkan mengajaknya membuat cheesecake brownies, kue kesukaan Sakhala. Namun, Sakhala tidak bisa menemaninya karena dia ada urusan mendadak di kantor. "Maaf aku tidak bisa menemanimu. Aku akan langsung pulang kalau urusanku di kantor sudah selesai," ucapnya sambil mengecup kening Dayana. Sakhala sengaja melakukannya karena Ruth diam-diam mengawasi mereka dari ruang tengah. Dia harus berakting romantis agar Ruth percaya kalau dia sedang menjalin hubungan dengan Dayana. Tubuh Dayana sontak menengang, jantung pun berdetak dua kali lebih cepat dari pada biasanya karena Sakhala tiba-tiba mengecup keningnya. Sedetik kemudian Dayana mengubah raut wajahnya kembali tenang. "I-iya, hati-hati." Sakhala mengangguk lantas masuk ke dalam Audy hitamnya yang terpkir di depan rumah. "Aku akan langsung meneleponmu begitu tiba tiba di kantor," ucapnya sebelu

    Last Updated : 2022-11-01
  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   10. Debaran Halus

    "Aku pulang!" teriak Sakhala begutu tiba di rumah. Dia segera pergi ke dapur untuk menemui Dayana. Namun, tidak ada satu orang pun di sana. Sakhala pikir Dayana masih membuat kue bersama mamanya, tapi mereka ternyata tidak ada di dapur. Sakhala pun mencari Dayana dan Ruth di ruang tengah, tapi ibu dan kekasih palsunya itu tidak ada di sana. "Di mana mereka?" gumam Sakhala sambil mengedarkan pandang ke sekitar. "Kak Day lucu sekali!" teriak Ariana sambil terkikik geli. Sakhala pun bergegas pergi ke halaman belakang setelah mendengar suara Ariana. Tanpa sadar dia tersenyum melihat apa yang sedang Dayana dan Ariana lakukan. Kedua perempuan berbeda usia itu terlihat sangat akrab padahal mereka baru saja bertemu. "Kenapa kamu tertawa, Ariana? Apa kakak terlihat lucu?" Dayana mengerucutkan bibir kesal karena Ariana sejak tadi terus menertawakannya. "Habis Kak Dayana mirip sekali sama badut!" Ariana malah tertawa semakin keras. Gadis kecil itu tampak begitu puas melihat hasil riasanny

    Last Updated : 2022-11-02

Latest chapter

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   99. Keajaiban Cinta-End

    "Sakha, lihat ini." Dayana mengusap perutnya yang tampak semakin membesar. Sakhala sontak mengalihkan pandang dari layar laptopnya lalu menatap Dayana dan ikut mengusap perut istrinya itu dengan lembut."Halo, Jagoan Papa. Sehat-sehat ya, di dalam perut mama. Papa sudah tidak sabar ingin ketemu sama kamu," ucap Sakhala sambil tersenyum karena merasakan pergerakan dari calon buah hatinya yang masih berada di dalam perut Dayana."Apa kamu bisa merasakannya, Sakha?"Sakhala mengangguk. Kedua matanya tampak berbinar merasakan gerakan dari calon buah hatinya. "Dia pasti tidak sabar ingin bertemu sama mama papanya."Perasaan Dayana seketika menghangat melihat Sakhala yang sedang berbicara dengan calon buah hati mereka. Dia bisa melihat dengan jelas jika Sakhala sangat menyayangi buah hatinya."Sakha," panggil Dayana pelan."Iya, Sayang?" "Dokter Tasqia kemarin bilang kalau aku mungkin akan melahirkan akhir bulan nanti. Tapi kenapa perutku sekarang sering merasa mulas?" tanya Dayana sambil

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   98. Suami Siaga

    Dayana menjalani masa kehamilannya dengan penuh kebahagiaan meskipun ini bukan kehamilannya yang pertama. Minggu ini usia kehamilannya tepat tujuh bulan. Dayana merasa napasnya menjadi lebih berat dan sesak dari pada biasanya karena janin yang ada di dalam perutnya semakin membesar.Sebagai seorang suami, Sakhala berusaha memberikan yang terbaik untuk Dayana. Seperti dua hari yang lalu, dia baru saja membelikan istrinya itu sebuah sofa santai khusus untuk ibu hamil yang harganya puluhan juta. Sakhala sengaja membelinya agar Dayana merasa nyaman. Selain itu dia tidak tega melihat Dayana yang terus mengeluh karena pinggangnya sakit dan pegal-pegal. Dayana menganggap Sakhala terlalu berlebihan. Namun dia sendiri tidak bisa menolak karena Sakhala membeli sofa itu tanpa sepengetahuan dirinya. Selain itu, dia juga tidak ingin berdebat dengan Sakhala karena itu hanya akan menguras energinya.Dayana duduk di sofa ruang keluarga dengan wajah bahagia. Dia tersenyum saat mengingat pesta gender

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   97. Babymoon

    Keesokan harinya Dayana bangun dengan kondisi tubuh yang segar bugar karena dia semalam tidur dengan sangat nyenyak. Dia bahkan tidak terganggu dengan suara alarm yang dia pasang sebelum tidur.Dayana melirik jam digital yang ada di atas meja kecil samping tempat tidurnya. Ternyata sekarang sudah jam tujuh pagi dan dia ingat kalau hari ini Sakhala ingin mengajaknya pergi ke suatu tempat untuk babymoon. "Sakha sudah bangun belum, ya?" gumam Dayana sambil beranjak dari tempat tidurnya dengan hati-hati.Biasanya Sakhala selalu membantunya saat turun, tapi beberapa minggu ini dia harus melakukannya sendiri karena perutnya selalu merasa mual bila berada di dekat Sakhala. Mungkin saja ini bawaan bayi yang berada di dalam kandungannya.Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk dari luar. "Apa kamu sudah bangun, Sayang?" tanya Sakhala sambil membuka sedikit pintu kamarnya untuk melihat Dayana. Tingkah lelaki itu benar-benar mirip seorang pencuri yang mengintai rumah korbannya."Aku sudah bangun

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   96. Ide Gila Sakhala

    Dayana terbangun dari tidurnya karena perutnya tiba-tiba terasa sangat mual. Dia pun langsung bangun lalu berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya. Sakhala yang mendengar Dayana muntah-muntah ikut terbangun dan segera menghampiri istrinya itu. "Kamu nggak papa, Sayang?" Sakhala mengetuk pintu kamar mandi dengan perasaan khawatir. Dayana tidak menjawab panggilan Sakhala dan terus muntah-mutah. Rasanya Sakhala ingin sekali menemani Dayana di dalam sana, akan tetapi dia tidak bisa masuk karena pintu kamar mandi dikunci Dayana dari dalam. "Sayang?!" Sakhala terus berdiri di depan pintu kamar mandi sambil terus memanggil Dayana. Dia akan mendobrak pintu kamar mandi tersebut jika Dayana tidak kunjung keluar. Namun, belum sempat dia melakukannya Dayana tiba-tiba membuka pintu kamar mandi tersebut dengan wajah yang terlihat sedikit pucat. Sakhala segera menghampiri Dayana lalu menuntun wanita itu agar duduk di atas tempat tidur. "Bagaiamana keadaanmu sekarang? Apa sudah

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   95. Kejutan Manis

    Dayana telah dipindahkan ke ruang rawat setelah menjalani proses pemindahan embrio di rahimnya. Wanita itu masih belum sadar karena efek bius. Sakhala tidak pernah beranjak dari sisi Dayana, dia duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang Dayana sambil menggenggam jemari tangan wanita itu dengan erat. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Dayana membuka mata. Dia mengerjapkan kedua matanya perlahan untuk menyesuaikan dengan cahaya yang menerobos masuk ke dalam indra penglihatannya."Sayang?!" Sakhala sontak mengembuskan napas lega karena Dayana akhirnya membuka mata. Dia segera menekan tombol Nurse Call untuk memanggil perawat atau dokter agar memeriksa Dayana."Sakha ...," panggil Dayana pelan karena tubuhnya masih terasa lemas. Tiba-tiba saja pintu ruang rawatnya diketuk dari luar disusul dengan masuknya seorang perawat untuk memeriksa kondisinya"Bagaimana keadaan Ibu Dayana sekarang? Apa Anda masih merasa pusing?" tanya perawat tersebut."Tidak, Sus. Tapi saya masih merasa sedikit

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   94. Kabar Baik

    Waktu berjalan dengan begitu cepat, membawa semua hal berlalu bersamanya. Hari ini adalah hari yang penting bagi Sakhala dan Dayana. Sudah genap empat belas hari pasangan itu menunggu hasil dari program bayi tabung yang telah mereka jalani selama kurang lebih satu bulan. "Apa kamu cemas?" tanya Sakhala terdengar lembut. Genggaman tangannya pada Dayana tidak terlepas sedikit pun sejak mereka memasuki halaman rumah sakit."A-aku baik-baik saja."Sakhala menggeleng pelan karena wanita yang berjalan di sampingnya itu tidak pandai berbohong. "Kamu masih ingat ucapanku kemarin malam, kan? Apa pun hasilnya kita pasrahkan sama Tuhan. Yang terpenting kita sudah melakukan yang terbaik," ucap Sakhala berusaha menyalurkan energi positif pada Dayana. "Iya, aku tahu. Terima kasih karena kamu sudah ada di sampingku selama ini," balas Dayana pelan.Kedua pasangan itu pun akhirnya tiba di depan pintu ruangan bercat putih dengan sebuah papan nama bertuliskan Dokter Tasqia, SpOG.Sebelum menarik han

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   93. Proses Berat

    "Sayang!" Sakhala terus mengetuk pintu kamar mandi yang ada di hadapannya karena Dayana tidak kunjung keluar.Apa mungkin Dayana pingsan?"Kamu baik-baik saja, kan? Aku akan mendobrak pintu ini kalau kamu tidak juga keluar!" ucap Sakhala cemas. Dia terus mondar-mandir di depan pintu kamar mandi karena tidak terdengar suara apa pun dari dalam.Apa Dayana baik-baik saja? Sakhala melirik jam tangannya sekilas. Sudah lima menit dia menunggu tapi Dayana belum juga keluar. Sepertinya dia harus mendobrak pintu kamar mandi tersebut. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara Dayana dari dalam."Tunggu, Sakha. Sebentar lagi aku keluar." Sakhala sontak mengembuskan napas lega karena Dayana akhirnya keluar dari kamar mandi. "Demi Tuhan, Sayang. Aku sudah berdiri di sini selama dua puluh menit. Apa kamu ingin membuatku khawatir?" Dayana malah terkekeh alih-alih merasa bersalah pada Sakhala. "Maaf Sakha. Aku tadi berendam air hangat sambil dengerin musik. Jadi nggak dengar kalau kamu mengetuk pintu.

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   92. Langkah Besar

    Beberapa hari kemudian, Sakhala mengantar Dayana ke rumah sakit untuk berkonsultasi dengan Dokter Tasqia mengenai program bayi tabung. Dayana merasa sangat cemas karena ini pengalaman pertama baginya. Meskipun begitu, dia sudah siap dengan semua risiko yang mungkin akan dia temui nanti. "Apa kamu baik-baik saja?" tanya Sakhala karena melihat Dayana duduk dengan gelisah. Kedua mata istrinya berulang kali melihat ke arah pintu ruangan Dokter Tasqia yang masih tertutup rapat."A-aku baik-baik saja, Sakha. Cuma sedikit gugup."Sakhala menggenggam tangan Dayana semakin erat. Telapak tangan istrinya itu terasa sangat dingin dan basah. Dayana pasti merasa sangat gugup sekarang."Tenang saja, ada aku di sini. Semua pasti akan baik-baik saja," ujar Sakhala terdengar lembut. Pintu yang sedari tadi Dayana amati tiba-tiba dibuka dengan pelan dari dalam. Seorang wanita muda yang sedang hamil terlihat keluar dari ruangan tersebut disusul dengan seorang perawat dari arah belakang. "Silakan, Non

  • Jodohku Melintas Saat Pernikahanku Kandas   91. Program Kehamilan

    "Mama bilang apa? Nikah lagi? Apa Mama sudah kehilangan akal? Abang nggak mau Ma." Sakhala menolak dengan tegas permintaan Ruth. "Memangnya kenapa, Bang? Mama menyuruh Abang menikah lagi karena keluarga kita butuh seorang pewaris dari darah Abang. Apa mama salah?"Sakhala mengusap wajahnya dengan kasar. Dia benar-benar merasa kecewa dengan mamanya. Bagaimana mungkin Ruth bisa menyuruhnya untuk menikah lagi? Apa Ruth tidak pernah memikirkan perasaan Dayana?"Mama jelas-jelas salah kalau menyuruh abang menikah lagi demi mendapat keturunan. Apa Mama tidak memikirkan bagaimana perasaan Dayana?" Sakhala mengatupkan rahangnya rapat-rapat, berusaha menahan amarahnya agar tidak meledak. Sepertinya keputusannya untuk datang ke rumah mamanya setelah pulang dari kantor ini salah karena Ruth semakin menambah beban pikirannya. "Tapi kita butuh seorang pewaris, Bang," ucap Ruth dengan menekan kata pewaris. "Apa Mama lupa kalau kita sudah memiliki Anya?""Tapi dia bukan darah daging Abang." Ruth

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status