“Kevin?” ujar Carla ketika ia melihat kedatangan mantan suaminya di restoran yang sudah Jourdy pesan untuk acara makan bersama seluruh karyawannya.Carla sedikit terkejut melihat kedatangan Kevin ke tempat itu, ia pikir Jourdy tidak akan mengundangnya. Dan sekarang Carla tak tahu bagaimana dia harus bersikap di depan Kevin sekarang, apalagi Kevin juga menatapnya dengan sangat tajam. Bahkan lelaki itu perlahan mendekat ke arahnya, membuat jantung Carla berdetak semakin kencang dan cepat. Ia memegang kuat ujung meja di dekatnya, dan berusaha menahan ketakutannya di depan Kevin. “Hai, Carla. Apa kabar?” tanyanya lirih. “A-aku baik, Kevin.” Carla menjawab sangat gugup. Kevin tersenyum aneh sekarang, senyuman itu mengandung banyak arti yang tak bisa diungkapkan dengan kata. Seperti sebuah kerinduan dan kebencian yang menjadi satu, tenggelam di dasar hati Kevin saat ini. “Baguslah, kau memang harus selalu baik. Aku sudah mengorbankan perasaanku untukmu, jadi pastikan kau mendapatkan ke
Carla menjatuhkan kue yang dipegangnya saat ia merasakan sakit yang luar biasa di perutnya, ia tak tahu apa yang terjadi hingga perutnya terasa sangat sakit padahal ia hanya memakan sepotong kue cokelat yang disediakan restoran itu untuk makanan penutup.“Aww!” rintih Carla dengan sangat kesakitan hingga ia terus memegangi perutnya begitu kuat. Tangan Carla juga memegang kuat ke meja yang berada di dekatnya, untuk membantunya sedikit menopang tubuh yang sekarang terasa sulit seimbang. Ia berusaha mencari keberadaan Jourdy, memutar matanya ke segala arah tapi tak menemukan lelaki itu sama sekali. Carla tak dapat menahannya lagi, pandangannya seketika menjadi buram. Tubuhnya tak kuat dan kehilangan keseimbangan, sampai Carla terjatuh ke atas lantai dan tergeletak begitu saja. Beberapa orang yang melihat Carla bergegas berdekat untuk membantu istri bos mereka, apalagi semua orang tahu kalau Carla sedang hamil. Begitupun Kevin dan Kania yang melihat kejadian tersebut, mereka seger meng
Jourdy benar-benar marah besar mendengar kabar mengenai keadaan Carla yang cukup membahayakan, nampaknya ada seseorang yang dengan sengaja mencampurkan obat penggugur bayi ke dalam kue yang disajikan di restoran itu. Untungnya saja tak terjadi hal yang buruk kepada Carla, karena wanita itu cepat dibawa ke rumah sakit.Kejadian ini takkan membuat Jourdy hanya berdiam diri saja, ia segera mengumpulkan semua orang yang berada di restoran tersebut dan melakukan penggeledahan bersama orang-orang penting yang ia percaya. Jourdy tak peduli dengan beberapa orang yang merasa keberatan karena tindakan Jourdy, karena ia merasa berhak mencari tahu pelaku yang berniat jahat kepada istrinya. “Aku akan memeriksa satu persatu, dimulai dari pakaian kalian dan juga tas yang kalian bawa. Kalau ada yang merasa keberatan, jelas itu adalah pelakunya!” tegas Jourdy memberikan peringatan kepada semua orang. Tak mendengar ada yang membantah lagi, Jourdy kembali berkata dengan lantang, “Baiklah, karena sekar
Jourdy mengecup kening istrinya dengan sangat lembut dan halus, kekhawatiran di hati Jourdy sekarang sudah berkurang sebab keadaan Carla semakin membaik dari sebelumnya. Bahkan istrinya bisa makan dengan banyak seperti biasa, mengingat ada calon anak Jourdy yang harus mendapatkan gizi baik dari ibunya.“Apakah kau sudah merasa baik?” tanya Jourdy penasaran sekaligus khawatir. Carla menganggukkan kepalanya pelan sembari tersenyum manis, “Sudah sangat baik, Jourdy.” Meskipun begitu, Jourdy masih tetap mencemaskan istri dan anaknya. Apalagi Jourdy juga sangat takut kehilangan bayi di dalam perut Carla, calon anaknya adalah yang terpenting saat ini. “Kau mau apa, Sayang? Biarkan aku bawakan untukmu,” tawar Jourdy sangat perhatian. Namun Carla merasa dirinya sudah tak membutuhkan apapun lagi, suaminya sudah menyiapkan semua kebutuhan dan keinginannya dengan inisiatif yang tinggi. Makanan ataupun barang yang sebenarnya tidak Carla inginkan juga, sudah lebih dulu Jourdy sediakan, katanya
Kania berjalan dengan sangat cepat berusaha mengejar langkah Kevin yang semakin menjauh darinya, ia tak pernah berhenti berjuang untuk meyakinkan Kevin jika bukan dirinya yang memasukkan obat penggugur bayi kepada Carla. Meskipun sampai sekarang Kevin masih belum bisa mempercayai dirinya, walau Kania sudah berupaya begitu keras.“Kevin, sampai kapan kau akan mendiamkanku seperti ini? Aku sudah mengatakan semuanya padamu, kalau bukan aku pelakunya!” tegas Kania dengan penuh penekanan. Kevin masih saja diam, ia terus melangkah menjauh dari Kania yang tak henti mengejarnya. Lagipula lelaki itu tak ingin mendengarkan alasan apapun dari Kania lagi, ia terlanjur kecewa melihat bukti tersebut ada di dalam tas Kania. “Kevin!” bentak Kania sudah tak tahan lagi melihat Kevin terus mengacuhkannya. Bahkan Kania sudah menahan lengan Kevin agar lelaki itu menghentikan langkahnya, memaksanya membalikkan badan agar menoleh ke arah Kania. Meskipun berhasil melakukannya, tetapi Kevin masih tak mau m
Laras memasuki rumah Jourdy dengan sangat takjub, ia tak pernah memasuki rumah mewah dan megah seperti ini sebelumnya. Apalagi ia tak menyangka jika sekarang ia memiliki menantu yang sangat kaya raya seperti Jourdy, sehingga semuanya terasa sebuah mimpi.Wanita itu dibangunkan oleh kemunculan Carla, anaknya menghampirinya dengan sangat antusias dan bersemangat. Laras langsung tersenyum bahagia melihat putrinya yang sudah cukup lama tak ia temui, apalagi ia juga telah mengetahui kondisi Carla yang tengah hamil. “Carla, Sayang!” panggil Laras sangat senang lalu segera memeluk tubuh Carla dengan erat dan hangat. Carla pun merasa sangat bahagia melihat kedatangan ibunya, apalagi ia begitu merindukan Laras. Carla membalas pelukan sang ibu dengan tak kalah erat, tanpa henti tersenyum lebar untuk menunjukkan rasa bahagianya. “Bu, bagaimana kabar ibu? Apakah ibu sehat?” tanya Carla sangat perhatian. Laras menganggukkan kepalanya cepat kemudian menjawab, “Ibu baik-baik saja, Carla. Bagaima
Sekarang Kania semakin percaya jika usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil, karena setelah berusaha sangat keras untuk mendapatkan bukti, akhirnya Kania berhasil mendapatkannya. Ia telah memegang rekaman cctv restoran tersebut saat acara Jourdy dilaksanakan, meskipun awalnya sangat sulit tapi Kania berjuang sangat keras.Bahkan banyak sekali orang yang harus ia ajak berdebat, banyak pihak yang juga menolak tujuannya, tapi Kania sangat gigih dalam memperjuangkan nama baiknya yang rusak akibat sesuatu hal yang tak pernah ia lakukan. Kania melakukan semua ini bukan hanya untuk Kevin, melainkan untuk semua orang yang menganggapnya bersalah. Sebagai langkah awal, Kania memutuskan untuk mendatangi Jourdy lebih dulu. Karena lelaki itu adalah peran utama yang mengadakan acara, dan ia rasa Jourdy memang harus menjadi orang pertama yang mengetahui siapa pelaku sebenarnya dari kejadian yang menimpa Carla. Kania sudah masuk ke dalam ruangan Jourdy, ia langsung menatap Jourdy dengan sangat s
Kevin baru saja mengetahui semuanya, Jourdy telah mengumumkan pelaku yang mencampurkan obat penggugur bayi ke dalam makanan yang dimakan oleh Carla. Ia benar-benar tak dapat mempercayai hal ini, dan Kevin juga menyesal karena telah menyalahkan Kania atas semua kejadian ini.Apalagi Kevin juga semakin kebingungan, melihat Kania menjadikan dirinya orang yang kesekian yang tahu. Padahal Kevin ingin menjadi orang pertama yang tahu, bukannya malah Jourdy. Ditambah lagi Kevin harus mengetahui hal ini dari mulut Jourdy, bukan dari Kania secara langsung.“Kenapa Kania tak memberitahu lebih dulu? Mengapa kau menjadi orang pertama yang tahu?” tanya Kevin kebingungan. Nampaknya Jourdy mulai memahami situasi ini dan ia segera menjawab, “Sepertinya Kania ingin memberikan pelajaran terhadap orang itu dengan segera, makanya ia memilih untuk memberitahuku dulu.”“Lagipula itu salahmu sendiri, mengapa kau langsung percaya kalau Kania adalah pelakunya? Lau adalah kekasihnya, seharusnya kau lebih perca