Carla menjatuhkan kue yang dipegangnya saat ia merasakan sakit yang luar biasa di perutnya, ia tak tahu apa yang terjadi hingga perutnya terasa sangat sakit padahal ia hanya memakan sepotong kue cokelat yang disediakan restoran itu untuk makanan penutup.“Aww!” rintih Carla dengan sangat kesakitan hingga ia terus memegangi perutnya begitu kuat. Tangan Carla juga memegang kuat ke meja yang berada di dekatnya, untuk membantunya sedikit menopang tubuh yang sekarang terasa sulit seimbang. Ia berusaha mencari keberadaan Jourdy, memutar matanya ke segala arah tapi tak menemukan lelaki itu sama sekali. Carla tak dapat menahannya lagi, pandangannya seketika menjadi buram. Tubuhnya tak kuat dan kehilangan keseimbangan, sampai Carla terjatuh ke atas lantai dan tergeletak begitu saja. Beberapa orang yang melihat Carla bergegas berdekat untuk membantu istri bos mereka, apalagi semua orang tahu kalau Carla sedang hamil. Begitupun Kevin dan Kania yang melihat kejadian tersebut, mereka seger meng
Jourdy benar-benar marah besar mendengar kabar mengenai keadaan Carla yang cukup membahayakan, nampaknya ada seseorang yang dengan sengaja mencampurkan obat penggugur bayi ke dalam kue yang disajikan di restoran itu. Untungnya saja tak terjadi hal yang buruk kepada Carla, karena wanita itu cepat dibawa ke rumah sakit.Kejadian ini takkan membuat Jourdy hanya berdiam diri saja, ia segera mengumpulkan semua orang yang berada di restoran tersebut dan melakukan penggeledahan bersama orang-orang penting yang ia percaya. Jourdy tak peduli dengan beberapa orang yang merasa keberatan karena tindakan Jourdy, karena ia merasa berhak mencari tahu pelaku yang berniat jahat kepada istrinya. “Aku akan memeriksa satu persatu, dimulai dari pakaian kalian dan juga tas yang kalian bawa. Kalau ada yang merasa keberatan, jelas itu adalah pelakunya!” tegas Jourdy memberikan peringatan kepada semua orang. Tak mendengar ada yang membantah lagi, Jourdy kembali berkata dengan lantang, “Baiklah, karena sekar
Jourdy mengecup kening istrinya dengan sangat lembut dan halus, kekhawatiran di hati Jourdy sekarang sudah berkurang sebab keadaan Carla semakin membaik dari sebelumnya. Bahkan istrinya bisa makan dengan banyak seperti biasa, mengingat ada calon anak Jourdy yang harus mendapatkan gizi baik dari ibunya.“Apakah kau sudah merasa baik?” tanya Jourdy penasaran sekaligus khawatir. Carla menganggukkan kepalanya pelan sembari tersenyum manis, “Sudah sangat baik, Jourdy.” Meskipun begitu, Jourdy masih tetap mencemaskan istri dan anaknya. Apalagi Jourdy juga sangat takut kehilangan bayi di dalam perut Carla, calon anaknya adalah yang terpenting saat ini. “Kau mau apa, Sayang? Biarkan aku bawakan untukmu,” tawar Jourdy sangat perhatian. Namun Carla merasa dirinya sudah tak membutuhkan apapun lagi, suaminya sudah menyiapkan semua kebutuhan dan keinginannya dengan inisiatif yang tinggi. Makanan ataupun barang yang sebenarnya tidak Carla inginkan juga, sudah lebih dulu Jourdy sediakan, katanya
Kania berjalan dengan sangat cepat berusaha mengejar langkah Kevin yang semakin menjauh darinya, ia tak pernah berhenti berjuang untuk meyakinkan Kevin jika bukan dirinya yang memasukkan obat penggugur bayi kepada Carla. Meskipun sampai sekarang Kevin masih belum bisa mempercayai dirinya, walau Kania sudah berupaya begitu keras.“Kevin, sampai kapan kau akan mendiamkanku seperti ini? Aku sudah mengatakan semuanya padamu, kalau bukan aku pelakunya!” tegas Kania dengan penuh penekanan. Kevin masih saja diam, ia terus melangkah menjauh dari Kania yang tak henti mengejarnya. Lagipula lelaki itu tak ingin mendengarkan alasan apapun dari Kania lagi, ia terlanjur kecewa melihat bukti tersebut ada di dalam tas Kania. “Kevin!” bentak Kania sudah tak tahan lagi melihat Kevin terus mengacuhkannya. Bahkan Kania sudah menahan lengan Kevin agar lelaki itu menghentikan langkahnya, memaksanya membalikkan badan agar menoleh ke arah Kania. Meskipun berhasil melakukannya, tetapi Kevin masih tak mau m
Laras memasuki rumah Jourdy dengan sangat takjub, ia tak pernah memasuki rumah mewah dan megah seperti ini sebelumnya. Apalagi ia tak menyangka jika sekarang ia memiliki menantu yang sangat kaya raya seperti Jourdy, sehingga semuanya terasa sebuah mimpi.Wanita itu dibangunkan oleh kemunculan Carla, anaknya menghampirinya dengan sangat antusias dan bersemangat. Laras langsung tersenyum bahagia melihat putrinya yang sudah cukup lama tak ia temui, apalagi ia juga telah mengetahui kondisi Carla yang tengah hamil. “Carla, Sayang!” panggil Laras sangat senang lalu segera memeluk tubuh Carla dengan erat dan hangat. Carla pun merasa sangat bahagia melihat kedatangan ibunya, apalagi ia begitu merindukan Laras. Carla membalas pelukan sang ibu dengan tak kalah erat, tanpa henti tersenyum lebar untuk menunjukkan rasa bahagianya. “Bu, bagaimana kabar ibu? Apakah ibu sehat?” tanya Carla sangat perhatian. Laras menganggukkan kepalanya cepat kemudian menjawab, “Ibu baik-baik saja, Carla. Bagaima
Sekarang Kania semakin percaya jika usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil, karena setelah berusaha sangat keras untuk mendapatkan bukti, akhirnya Kania berhasil mendapatkannya. Ia telah memegang rekaman cctv restoran tersebut saat acara Jourdy dilaksanakan, meskipun awalnya sangat sulit tapi Kania berjuang sangat keras.Bahkan banyak sekali orang yang harus ia ajak berdebat, banyak pihak yang juga menolak tujuannya, tapi Kania sangat gigih dalam memperjuangkan nama baiknya yang rusak akibat sesuatu hal yang tak pernah ia lakukan. Kania melakukan semua ini bukan hanya untuk Kevin, melainkan untuk semua orang yang menganggapnya bersalah. Sebagai langkah awal, Kania memutuskan untuk mendatangi Jourdy lebih dulu. Karena lelaki itu adalah peran utama yang mengadakan acara, dan ia rasa Jourdy memang harus menjadi orang pertama yang mengetahui siapa pelaku sebenarnya dari kejadian yang menimpa Carla. Kania sudah masuk ke dalam ruangan Jourdy, ia langsung menatap Jourdy dengan sangat s
Kevin baru saja mengetahui semuanya, Jourdy telah mengumumkan pelaku yang mencampurkan obat penggugur bayi ke dalam makanan yang dimakan oleh Carla. Ia benar-benar tak dapat mempercayai hal ini, dan Kevin juga menyesal karena telah menyalahkan Kania atas semua kejadian ini.Apalagi Kevin juga semakin kebingungan, melihat Kania menjadikan dirinya orang yang kesekian yang tahu. Padahal Kevin ingin menjadi orang pertama yang tahu, bukannya malah Jourdy. Ditambah lagi Kevin harus mengetahui hal ini dari mulut Jourdy, bukan dari Kania secara langsung.“Kenapa Kania tak memberitahu lebih dulu? Mengapa kau menjadi orang pertama yang tahu?” tanya Kevin kebingungan. Nampaknya Jourdy mulai memahami situasi ini dan ia segera menjawab, “Sepertinya Kania ingin memberikan pelajaran terhadap orang itu dengan segera, makanya ia memilih untuk memberitahuku dulu.”“Lagipula itu salahmu sendiri, mengapa kau langsung percaya kalau Kania adalah pelakunya? Lau adalah kekasihnya, seharusnya kau lebih perca
Tuk tuk tukKevin terus mengetuk pintu rumah Kania dengan sabar, menunggu wanita itu akan membukakan pintu untuknya. Meski sebenarnya Kania sudah mengetahui kedatangan Kevin ke rumahnya, ia hanya merasa bimbang harus menemui Kevin atau tidak. Kania masih merasa kesal kepada Kevin selama beberapa ini mengacuhkannya, dan tak memperdulikannya sama sekali. Dari dalam rumahnya Kania begitu gelisah tak tenang, bingung harus melakukan apa dan bersikap bagaimana kepada Kevin yang masih sabar menunggunya keluar. Namun pada akhirnya Kania memilih untuk menemui lelaki itu, membukakan pintunya dan berusaha bersikap biasa saja.KrekkkkKini keduanya sudah berhadapan, Kevin terus menatap Kania dengan sangat serius mendalam. Seperti sudah tak ingin mengobati kerinduannya kepada wanita itu, meskipun sebenarnya ia sendiri ragu jika Kania akan masih menerimanya dengan baik. “Kania, aku—.”Belum sempat Kevin menyelesaikan perkataannya wanita itu sudah lebih dulu memotong, “Ada apa, Kevin? Apakah ada s
Hari yang ditunggu telah tiba, hari di mana dua insan manusia akan dipersatukan dalam ikatan pernikahan yang sakral. Semua orang tersenyum bahagia ketika Kevin meraih kedua tangan Kania dengan erat dan menatapnya sangat serius, mereka sudah menjadi sepasang suami istri yang sangat bahagia.Senyuman juga tak henti-hentinya terukir di bibir Carla melihat lelaki yang pernah ia sangat cintai telah mendapatkan pujaan hatinya, bagaimanapun juga Kevin akan tetap memiliki tempat tersendiri di hati Carla. Meskipun mereka sudah tak lagi bersama, Carla akan tetap menyimpan perasaan cintanya untuk Kevin. Bukan lagi perasaan cinta yang ingin memiliki, tetapi perasaan cinta yang harus ia rawat dan ia abadikan dalam hidupnya. Cukup mengenangnya, dan menjadikannya kenangan paling berharga hingga tak pernah terlupakan. Apalagi Kevin akan tetap menjadi ayah kandung dari anaknya, Angel Hugo. “Semoga saja mereka berdua selalu bersama dan bahagia,” ujar Jourdy pelan sembari ikut tersenyum manis. Sembar
Kevin dan Kania berjalan memasuki rumah Jourdy dengan perasaan yang tak tenang, sedikit cemas melihat reaksi anak-anak mereka saat mengetahui keduanya akan segera menikah. Apalagi itu artinya, Sheila dan Angel akan semakin menjadi saudara. Keduanya hanya bisa berharap jika anak-anak mereka bisa menerima keputusan mereka, tanpa adanya keraguan sedikitpun.“Ayah!” teriak Angel dengan sangat gembira ketika ia melihat kedatangan Kevin ke rumah itu. Segera Angel berlari sangat kencang menuju ayahnya kemudian memeluk erat tubuh Angel melampiaskan kerinduannya yang teramat besar, begitupun Kevin tak kalah eratnya memeluk tubuh sang anak dan terus mengusap lembut punggung Angel tanpa henti. “Sayang, bagaimana kabarmu? Apakah kau sehat?” tanya Kevin sangat perhatian. Angel menganggukkan kepalanya dengan cepat menjawab pertanyaan Kevin padanya, “Iya, Ayah. Aku sehat, ayah sendiri bagaimana?”“Ayah juga sehat, Sayang.” Kevin menjawab dengan lembut. Angel terus memandangi Kevin yang sudah cuk
Lula memutar bola matanya dengan malas dan mulai membahas ketidaksetujuannya mengenai niat Kevin akan menikahi Kania, “Mengapa kau selalu keras kepala seperti ini, Kevin? Kau tak pernah mau mendengarkan ibu, padahal kejadian Carla seharusnya membuatmu sadar dan menjadi pemilih ketika akan menentukan pasangan hidup!”“Lalu ibu pikir aku harus mencari pasangan yang bagaimana? Dan seperti apa? Seperti artis? Atau anak konglomerat?” sahut Kevin dengan sangat kesal karena ia tak tahan lagi melihat sikap ibunya yang selalu saja seperti ini. Apalagi sampai detik ini Kevin tak pernah tahu tipe wanita seperti apa yang akan disukai Lula, ia rasa Carla adalah wanita yang sangat cantik, hingga kecantikannya membuat semua orang terpesona. Bahkan wanita itu juga sangat baik, selalu bersikap sopan pada Lula meskipun Lula tak pernah menerimanya dengan baik. Dan jika Lula mencari wanita yang sangat kaya, Kania juga adalah anak orang kaya. Hanya saja sekarang Kania tak memanfaatkan kekayaan orang tua
Carla dan Laras bekerja sama untuk merapihkan kamar bayi yang telah mereka siapkan untuk calon anaknya yang tinggal beberapa bulan lagi akan segera lahir ke dunia, keduanya terlihat sangat bersemangat dan antusias. Apalagi Laras yang mengetahui calon cucunya adalah anak laki-laki, seperti impiannya selama ini. “Apakah ini akan terlihat bagus jika disimpan di sini?” tanya Laras pada Carla meminta saran anaknya. Dengan sangat seksama Carla memperhatikan kasur bayi berukuran sedang yang sengaja Laras taruh di pojok kamar tersebut dan ia merasa memang sangat cocok jikalau diletakkan di sana, “Ya, bagus. Lebih baik di situ saja, Bu.”“Baiklah,” sahut Laras lagi kemudian melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. Ketika keduanya sedang fokus bekerja, tiba-tiba saja Jourdy masuk ke dalam ruangan itu dan melihat istri serta ibu mertuanya bekerja sama melakukan pekerjaan yang sebenarnya sudah Jourdy sarankan untuk diserahkan kepada para asisten di rumahnya. Namun seperti biasanya, Carla dan
Kevin pulang ke rumahnya bersama dengan Kania, lelaki itu sengaja membawa kekasihnya bersamanya karena ia ingin memperkenalkan Kania kepada kedua orang tuanya. Meskipun sebenarnya Kevin merasa sedikit ragu, ia khawatir jika Lula akan sulit menerima Kania sama seperti yang terjadi pada Carla dulu.Apalagi Kevin sangat mengenal ibunya yang begitu pemilih, hal ini membuat Kevin cemas jika Kania tak bisa seperti Carla yang begitu sabar dan mau menerima sikap Luka yang sangat menyebalkan. Bahkan sebelum sampai di rumahnya, Kevin terus mengingatkan Kania akan sifat ibunya dan memintanya untuk menahan diri bilamana Lula menyinggung perasaannya. “Apakah aku sudah siap?” tanya Kevin ragu-ragu dan begitu gugup.Namun dengan sangat percaya diri Kania menjawab, “Aku siap, Kevin. Kau tak perlu khawatir karena aku pasti bisa mengatasinya, lagipula aku juga sudah sering bertengkar dengan orang lain jadi aku tahu bagaimana harus mengambil tindakan.”Kevin mengernyitkan keningnya sedikit terkejut dan
Atas bantuan Jourdy, Kevin sudah mendapatkan kembali perusahaannya yang dulu sempat tutup karena disita oleh bank. Hari ini tanpa diduga, Jourdy memanggilnya untuk datang ke gedung itu karena Jourdy sudah menyelesaikan semuanya sehingga kepemilikan perusahaannya telah menjadi milik Kevin seutuhnya lagi.Kevin melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangannya dulu, senyuman kecil terukir di bibirnya karena ia merasa begitu senang sekaligus haru. Semua masalah yang datang kepadanya ternyata masih memiliki akhir yang sangat bahagia, dan tak pernah Kevin duga sebelumnya. Kevin pikir kehidupannya memang telah berakhir, dan semua yang pergi dari hidupnya takkan pernah kembali menjadi miliknya lagi. Ternyata Kevin salah besar, Tuhan selalu punya rencana yang indah untuk Kevin. Meskipun prosesnya sangatlah menyakitkan, namun Kevin bisa melaluinya dengan tegar. “Selamat kembali, Kevin!” tukas Jourdy memberikan ucapan selamat kepada temannya karena telah kembali menjadi Kevin yang dulu. Kevin m
Kevin sudah mencari-cari keberadaan Kania di rumahnya dan beberapa butik yang sering wanita itu kunjungi, tapi ia tak dapat menemukannya di manapun. Apalagi Kania juga sama sekali tak membalas pesan atau mengangkat telepon darinya, hingga Kevin mendapatkan informasi dari salah satu teman Kania yang mengatakan wanita itu sedang berada di salah satu cafe untuk suatu pekerjaan.Buru-buru Kevin mendatangi cafe tersebut untuk menemui Kania, ia ingin sekali bertemu kekasihnya dan mencoba mengembalikan situasi mereka seperti semula. Terlebih kerinduan Kevin pada Kania sudah begitu besar, ia tak bisa menahannya lagi dan Kevin juga sangat takut kehilangan wanita itu dalam hidupnya. Sesampainya di sana, Kevin langsung masuk ke dalam. Ia mencari keberadaan Kania dengan memutar matanya melihat ke setiap sudut cafe tersebut, tapi ia belum juga menemukannya. “Di mana Kania? Mengapa aku masih belum juga menemukannya, apakah dia—.” Kevin langsung menghentikan perkataannya ketika ia melihat wanita
Carla melangkahkan kakinya perlahan di dalam sebuah pusat perbelanjaan yang sangat besar di kotanya, wanita itu ditemani sang suami yang dengan setia berada di sampingnya. Menggenggam erat tangan Carla dan terus memandangi istrinya memastikan keadaannya baik-baik saja, sebab Jourdy khawatir jika Carla akan merasa kelelahan.Meskipun sebenarnya Carla sama sekali tak keberatan harus berjalan-jalan seperti ini, ia justru senang sekali karena bisa menghabiskan waktunya di luar rumah. Ia sudah terlalu bosan selalu berada di rumah. Mengingat suaminya sangatlah protektif, Carla hanya bisa membiarkan lelaki itu melakukan apapun yang ia inginkan. Hingga saat ia tiba di sebuah toko perlengkapan bayi, Carla langsung melangkah masuk ke dalam sana dan menarik kencang lengan Jourdy. Membuat lelaki itu terkejut bukan main, segera Jourdy mengikuti langkah istrinya dan menemaninya memilih beberapa perlengkapan bayi yang sedang ia butuhkan. “Pilih semua barang kau butuhkan, Sayang. Jangan sampai ada
Jourdy datang ke penjara untuk memastikan keadaan Karel dan Hanna di sana, bagaimanapun juga Jourdy ingin melihat keduanya. Ia masih memiliki hati nurani, meskipun kedua manusia itu sudah berusaha menghancurkan kehidupannya. Terutama pada Karel, Jourdy sudah sangat mengenal lelaki itu dari lama.Keluarga Karel juga adalah orang kepercayaannya dan turun kepada Karel hingga menjadi orang terakhir yang bekerja di rumahnya, sehingga Jourdy tak menyangka jika lelaki itu bisa mempunyai niat sangat buruk kepadanya. Padahal ia sudah begitu percaya kepada Karel, namun lelaki itu malah mengkhianatinya. “Bagaimana kabarmu, Karel?” tanya Jourdy dengan datar. Karel mengangkat kepalanya menatap Jourdy dengan ragu-ragu kemudian ia kembali menunduk tak lagi berani menatap wajah lelaki itu, “Aku baik, Tuan.”“Jangan memanggilku Tuan lagi, Karel. Karena sekarang kau sudah tidak lagi bekerja denganku,” sahut Jourdy sangat serius. Karel tak tahu harus menjawab apa, ia bingung harus bersikap bagaimana