“Jourdy, aku perlu bicara denganmu.” Kevin menghentikan langkah Jourdy di lorong kantor.Segera Jourdy menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke arah Kevin yang sejak tadi terus mengikutinya, Jourdy terlalu malas berhadapan dengan Kevin karena ia takut jika temannya itu akan membahas soal Carla kepadanya. Jourdy tak punya alasan apapun lagi untuk menjawab soal Carla, sehingga menghindar menjadi jalan ninja untuknya. “Ada apa?” tanya Jourdy datar dan dingin. Kevin berusaha tak peduli dengan respon Jourdy saat ini padanya, meskipun terkesan tak peduli padanya namun Kevin juga merasa jika ia tak punya harapan lagi selain pada Jourdy. Tak ada yang bisa membantu Kevin lagi untuk mencari keberadaan Carla, Kevin hanya berharap jika Jourdy satu-satunya orang yang bisa membantu. “Kemarin Carla datang ke rumahku, dia membawa Angel pergi. Itu artinya Carla masih berada di dekat sini, bukan?” tanya Kevin pada Jourdy. Dugaan Jourdy benar, ternyata Kevin memang ingin membahas soal Carla denga
Jourdy mengecek pengeluarannya bulan ini melalui ponselnya, ia berkali-kali memastikan dan menghitung semua uangnya yang keluar secara cuma-cuma. Lelaki itu baru menyadari ada yang salah dengan dirinya saat ini, karena ia mudah sekali mengirimkan uang kepada Hanna.Bahkan jaraknya saja begitu dekat, seakan-akan Hanna menghabiskan seluruh uang yang Jourdy berikan. Mungkin karena terlalu banyak uang, sehingga Jourdy sama sekali tak berpikir panjang ketika Hanna meminta uang padanya. “Sial, mengapa aku sering sekali memberi Hanna uang?” keluhnya mulai merasa kesal. Jourdy menaruh ponselnya di atas meja dengan sangat kencang hingga menimbulkan suara yang nyaring, emosinya kini membludak dan ia mulai merasa bingung pada dirinya sendiri. Dalam hatinya Jourdy bertanya apakah Hanna hanya sedang memanfaatkannya selama ini, tapi mengapa pula Hanna terlihat sangat mencintainya dan juga selalu perhatian padanya. Sepertinya Jourdy memang harus mencari tahu banyak hal mengenai Hanna yang selama
Kevin merasakan jantungnya berdegup dengan sangat kencang, entah apa yang sedang terjadi kepada dirinya. Tapi ia merasakan ketenangan yang tak biasa, padahal ia sedang tak berbuat apapun. Kevin hanya bekerja seperti biasanya, namun sesuatu yang dapat ia rasakan secara tiba-tiba.Perlahan Kevin mengangkat tubuhnya yang semula tertunduk ke bawah karena sedang mengepel lantai, ia melihat ke sekitar tapi tak menemukan sesuatu hal yang aneh. Hanya ada seorang wanita dengan rambut diikat duduk di bangku yang tak jauh darinya, wanita itu juga mengenakan masker dan kaca mata hitam. Pandangannya tertunduk ke bawah, dan Kevin tak tahu apa yang sedang dilakukannya di tempat ini. Ia tak mau tahu apalagi mengambil pusing, lagipula pekerjaannya juga masih banyak sehingga ia memilih untuk segera menyelesaikannya. Kevin bergegas mengambil ember berisi air yang berada di dekatnya, lalu berjalan menjauh dari sana menuju toilet karyawan. Carla yang ditinggalkan oleh Kevin ingin sekali memanggilnya aga
Carla berjalan menyusuri trotoar dengan tenang, walaupun hatinya tidak setenang itu. Kerinduannya pada Kevin bisa sedikit terobati tapi tidak sepenuhnya, ada banyak sekali hal yang ingin Carla sampaikan kepada Kevin mengenai kehidupannya saat ini.Bagaimana sulitnya Carla untuk terus bernafas hidup bersama lelaki kejam yang masih saja memperlakukannya dengan buruk, bagaimana sakitnya Carla menahan diri untuk tetap hidup dalam penderitaan yang entah akan segera berakhir. Carla ingin menerima kehidupannya saat ini dengan lapang dada, namun ia juga masih ingin menyelesaikan masalah hatinya dengan Kevin. Air mata kembali menetes begitu memilukan, hingga sebuah tangan menahan kepergiannya untuk menghentikan langkah. Jantung Carla berdebar kencang merasakan kehangatan itu, Carla berpikir jika orang yang menggenggam lengannya saat ini adalah Kevin. Segera Carla membalikkan tubuhnya ke belakang dengan sangat bersemangat, tetapi senyuman di bibirnya langsung pudar saat melihat orang yang sek
“Dia sudah mulai mencurigaiku,” ujar Hanna lalu meneguk segelas soda susu buatan Karel.Karel tahu jika waktu ini akan tiba cepat atau lambat, dan menurutnya satu-satunya jalan agar mereka bisa lolos hanyalah mempercepat rencana mereka. Lagipula Jourdy juga tidak akan langsung menjauhkan Hanna dari kehidupannya begitu saja, lelaki itu pasti akan mencari bukti yang jelas sebelum mengambil tindakan. Sehingga yang bisa mereka lakukan saat ini hanyalah menyembunyikan semua bukti yang ada sampai tak ada satupun yang tersisa, “Kita harus menutupi semua buktinya, jangan sampai Jourdy menemukannya meski hanya satu bukti.”“Tapi bagaimana caranya? Kau tahu kita sedang berhadapan dengan siapa, bukan? Dia bukan orang sembarangan, banyak koneksi yang Jourdy miliki. Kalau sampai tertangkap, dia tidak akan membiarkan aku tetap hidup!” tegas Hanna mulai merasa cemas dan semakin panik. Tak ingin melihat kekasihnya panik, Karel segera mendekati Hanna. Ia merangkul bahu wanita itu dengan erat sembari
Carla memutar bola matanya melihat ke sekeliling, tempat yang indah telah menyihir Carla hingga membuatnya takjub. Apalagi Carla masih tak percaya, mengapa Jourdy bisa mengajaknya ke tempat ini untuk makan malam berdua. Padahal tadinya ia kira, Jourdy memang tidak akan pernah memperlakukannya layaknya seorang istri sungguhan.Entah apa yang sedang merasuki Jourdy saat ini, secara tiba-tiba menyiapkan tempat untuk makan malam berdua yang sangat romantis. Bahkan sebelumnya Carla tak pernah meminta apapun kepada lelaki itu, tapi Jourdy malah memberikannya kejutan yang sangat mengejutkan. “Mengapa kau tiba-tiba mengajakku makan malam berdua di tempat romantis seperti ini?” tanya Carla ragu-ragu. Sembari menarik kursi untuk sang istri, Jourdy menjawab tenang, “Hanya ingin saja, memangnya salah?”“Tidak salah, hanya saja aku sedikit terkejut. Tak biasanya kau bersikap seperti ini,” sahut Carla lagi kemudian duduk di atas kursi yang sudah Jourdy siapkan untuknya. “Kau ini selalu memprotes
Carla tak bisa menjawabnya, ia tak mengenal banyak lelaki itu sebelumnya. Meski sekarang Jourdy sudah menjadi suaminya, namun Carla masih merasa asing padanya. Ada banyak hal yang masih tidak Carla ketahui dari Jourdy, apalagi kehidupan Jourdy sangatlah tertutup.Sehingga bagaimana bisa ia jatuh cinta pada Jourdy secepat kilat, sedang ia tak tahu apapun soal lelaki itu bahkan keluarganya. Tetapi sekarang Carla juga merasa bingung harus menjawab apa terhadap pertanyaan yang diajukan Jourdy barusan, Carla takut akan melukai perasaan Jourdy dan membuatnya kesal. Walaupun sebenarnya tanpa harus dijawab, Jourdy sudah mengetahui jawaban Carla. Istrinya tak mungkin jatuh cinta padanya dengan perlakuan Jourdy yang selalu kasar dan marah-marah, Jourdy menyadari hal itu. Tetapi di sisi lain Jourdy juga merasa kesal karena sampai sekarang Carla masih belum bisa memberikan hatinya pada Jourdy, Jourdy yakin jika di hati Carla masih ada nama Kevin seorang. “Habiskan makanannya, agar kita cepat pu
Kevin baru saja keluar dari kantor polisi setelah ia melaporkan berita hilangnya Carla, walaupun tak mendapatkan respon yang cukup baik namun pihak polisi sudah berjanji pada Kevin untuk membantunya menemukan keberadaan Carla. Mungkin pihak polisi juga merasa bingung dengan menghilangnya Carla saat ini, wanita itu masih berada di kota yang sama dengan Kevin tapi justru tak mau bertemu lelaki itu.Sekarang yang bisa Kevin lakukan hanyalah menunggu hasil dari pencarian yang akan dilakukan pihak kepolisian, ia berharap masalahnya dengan Carla bisa segera selesai apapun yang terjadi nantinya. Setidaknya Kevin tahu kabar wanita itu, sehingga tak perlu lagi merasa bingung dan kalang kabut. “Semoga saja semuanya segera selesai,” tukas Kevin penuh harapan. Sudah berada cukup jauh dari kantor polisi, tiba-tiba Kevin melihat seorang wanita yang tak asing baginya. Tanpa berpikir panjang, Kevin segera berlari kencang untuk mengejar Kania yang nampaknya melarikan diri saat melihat keberadaan Kev
Hari yang ditunggu telah tiba, hari di mana dua insan manusia akan dipersatukan dalam ikatan pernikahan yang sakral. Semua orang tersenyum bahagia ketika Kevin meraih kedua tangan Kania dengan erat dan menatapnya sangat serius, mereka sudah menjadi sepasang suami istri yang sangat bahagia.Senyuman juga tak henti-hentinya terukir di bibir Carla melihat lelaki yang pernah ia sangat cintai telah mendapatkan pujaan hatinya, bagaimanapun juga Kevin akan tetap memiliki tempat tersendiri di hati Carla. Meskipun mereka sudah tak lagi bersama, Carla akan tetap menyimpan perasaan cintanya untuk Kevin. Bukan lagi perasaan cinta yang ingin memiliki, tetapi perasaan cinta yang harus ia rawat dan ia abadikan dalam hidupnya. Cukup mengenangnya, dan menjadikannya kenangan paling berharga hingga tak pernah terlupakan. Apalagi Kevin akan tetap menjadi ayah kandung dari anaknya, Angel Hugo. “Semoga saja mereka berdua selalu bersama dan bahagia,” ujar Jourdy pelan sembari ikut tersenyum manis. Sembar
Kevin dan Kania berjalan memasuki rumah Jourdy dengan perasaan yang tak tenang, sedikit cemas melihat reaksi anak-anak mereka saat mengetahui keduanya akan segera menikah. Apalagi itu artinya, Sheila dan Angel akan semakin menjadi saudara. Keduanya hanya bisa berharap jika anak-anak mereka bisa menerima keputusan mereka, tanpa adanya keraguan sedikitpun.“Ayah!” teriak Angel dengan sangat gembira ketika ia melihat kedatangan Kevin ke rumah itu. Segera Angel berlari sangat kencang menuju ayahnya kemudian memeluk erat tubuh Angel melampiaskan kerinduannya yang teramat besar, begitupun Kevin tak kalah eratnya memeluk tubuh sang anak dan terus mengusap lembut punggung Angel tanpa henti. “Sayang, bagaimana kabarmu? Apakah kau sehat?” tanya Kevin sangat perhatian. Angel menganggukkan kepalanya dengan cepat menjawab pertanyaan Kevin padanya, “Iya, Ayah. Aku sehat, ayah sendiri bagaimana?”“Ayah juga sehat, Sayang.” Kevin menjawab dengan lembut. Angel terus memandangi Kevin yang sudah cuk
Lula memutar bola matanya dengan malas dan mulai membahas ketidaksetujuannya mengenai niat Kevin akan menikahi Kania, “Mengapa kau selalu keras kepala seperti ini, Kevin? Kau tak pernah mau mendengarkan ibu, padahal kejadian Carla seharusnya membuatmu sadar dan menjadi pemilih ketika akan menentukan pasangan hidup!”“Lalu ibu pikir aku harus mencari pasangan yang bagaimana? Dan seperti apa? Seperti artis? Atau anak konglomerat?” sahut Kevin dengan sangat kesal karena ia tak tahan lagi melihat sikap ibunya yang selalu saja seperti ini. Apalagi sampai detik ini Kevin tak pernah tahu tipe wanita seperti apa yang akan disukai Lula, ia rasa Carla adalah wanita yang sangat cantik, hingga kecantikannya membuat semua orang terpesona. Bahkan wanita itu juga sangat baik, selalu bersikap sopan pada Lula meskipun Lula tak pernah menerimanya dengan baik. Dan jika Lula mencari wanita yang sangat kaya, Kania juga adalah anak orang kaya. Hanya saja sekarang Kania tak memanfaatkan kekayaan orang tua
Carla dan Laras bekerja sama untuk merapihkan kamar bayi yang telah mereka siapkan untuk calon anaknya yang tinggal beberapa bulan lagi akan segera lahir ke dunia, keduanya terlihat sangat bersemangat dan antusias. Apalagi Laras yang mengetahui calon cucunya adalah anak laki-laki, seperti impiannya selama ini. “Apakah ini akan terlihat bagus jika disimpan di sini?” tanya Laras pada Carla meminta saran anaknya. Dengan sangat seksama Carla memperhatikan kasur bayi berukuran sedang yang sengaja Laras taruh di pojok kamar tersebut dan ia merasa memang sangat cocok jikalau diletakkan di sana, “Ya, bagus. Lebih baik di situ saja, Bu.”“Baiklah,” sahut Laras lagi kemudian melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. Ketika keduanya sedang fokus bekerja, tiba-tiba saja Jourdy masuk ke dalam ruangan itu dan melihat istri serta ibu mertuanya bekerja sama melakukan pekerjaan yang sebenarnya sudah Jourdy sarankan untuk diserahkan kepada para asisten di rumahnya. Namun seperti biasanya, Carla dan
Kevin pulang ke rumahnya bersama dengan Kania, lelaki itu sengaja membawa kekasihnya bersamanya karena ia ingin memperkenalkan Kania kepada kedua orang tuanya. Meskipun sebenarnya Kevin merasa sedikit ragu, ia khawatir jika Lula akan sulit menerima Kania sama seperti yang terjadi pada Carla dulu.Apalagi Kevin sangat mengenal ibunya yang begitu pemilih, hal ini membuat Kevin cemas jika Kania tak bisa seperti Carla yang begitu sabar dan mau menerima sikap Luka yang sangat menyebalkan. Bahkan sebelum sampai di rumahnya, Kevin terus mengingatkan Kania akan sifat ibunya dan memintanya untuk menahan diri bilamana Lula menyinggung perasaannya. “Apakah aku sudah siap?” tanya Kevin ragu-ragu dan begitu gugup.Namun dengan sangat percaya diri Kania menjawab, “Aku siap, Kevin. Kau tak perlu khawatir karena aku pasti bisa mengatasinya, lagipula aku juga sudah sering bertengkar dengan orang lain jadi aku tahu bagaimana harus mengambil tindakan.”Kevin mengernyitkan keningnya sedikit terkejut dan
Atas bantuan Jourdy, Kevin sudah mendapatkan kembali perusahaannya yang dulu sempat tutup karena disita oleh bank. Hari ini tanpa diduga, Jourdy memanggilnya untuk datang ke gedung itu karena Jourdy sudah menyelesaikan semuanya sehingga kepemilikan perusahaannya telah menjadi milik Kevin seutuhnya lagi.Kevin melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangannya dulu, senyuman kecil terukir di bibirnya karena ia merasa begitu senang sekaligus haru. Semua masalah yang datang kepadanya ternyata masih memiliki akhir yang sangat bahagia, dan tak pernah Kevin duga sebelumnya. Kevin pikir kehidupannya memang telah berakhir, dan semua yang pergi dari hidupnya takkan pernah kembali menjadi miliknya lagi. Ternyata Kevin salah besar, Tuhan selalu punya rencana yang indah untuk Kevin. Meskipun prosesnya sangatlah menyakitkan, namun Kevin bisa melaluinya dengan tegar. “Selamat kembali, Kevin!” tukas Jourdy memberikan ucapan selamat kepada temannya karena telah kembali menjadi Kevin yang dulu. Kevin m
Kevin sudah mencari-cari keberadaan Kania di rumahnya dan beberapa butik yang sering wanita itu kunjungi, tapi ia tak dapat menemukannya di manapun. Apalagi Kania juga sama sekali tak membalas pesan atau mengangkat telepon darinya, hingga Kevin mendapatkan informasi dari salah satu teman Kania yang mengatakan wanita itu sedang berada di salah satu cafe untuk suatu pekerjaan.Buru-buru Kevin mendatangi cafe tersebut untuk menemui Kania, ia ingin sekali bertemu kekasihnya dan mencoba mengembalikan situasi mereka seperti semula. Terlebih kerinduan Kevin pada Kania sudah begitu besar, ia tak bisa menahannya lagi dan Kevin juga sangat takut kehilangan wanita itu dalam hidupnya. Sesampainya di sana, Kevin langsung masuk ke dalam. Ia mencari keberadaan Kania dengan memutar matanya melihat ke setiap sudut cafe tersebut, tapi ia belum juga menemukannya. “Di mana Kania? Mengapa aku masih belum juga menemukannya, apakah dia—.” Kevin langsung menghentikan perkataannya ketika ia melihat wanita
Carla melangkahkan kakinya perlahan di dalam sebuah pusat perbelanjaan yang sangat besar di kotanya, wanita itu ditemani sang suami yang dengan setia berada di sampingnya. Menggenggam erat tangan Carla dan terus memandangi istrinya memastikan keadaannya baik-baik saja, sebab Jourdy khawatir jika Carla akan merasa kelelahan.Meskipun sebenarnya Carla sama sekali tak keberatan harus berjalan-jalan seperti ini, ia justru senang sekali karena bisa menghabiskan waktunya di luar rumah. Ia sudah terlalu bosan selalu berada di rumah. Mengingat suaminya sangatlah protektif, Carla hanya bisa membiarkan lelaki itu melakukan apapun yang ia inginkan. Hingga saat ia tiba di sebuah toko perlengkapan bayi, Carla langsung melangkah masuk ke dalam sana dan menarik kencang lengan Jourdy. Membuat lelaki itu terkejut bukan main, segera Jourdy mengikuti langkah istrinya dan menemaninya memilih beberapa perlengkapan bayi yang sedang ia butuhkan. “Pilih semua barang kau butuhkan, Sayang. Jangan sampai ada
Jourdy datang ke penjara untuk memastikan keadaan Karel dan Hanna di sana, bagaimanapun juga Jourdy ingin melihat keduanya. Ia masih memiliki hati nurani, meskipun kedua manusia itu sudah berusaha menghancurkan kehidupannya. Terutama pada Karel, Jourdy sudah sangat mengenal lelaki itu dari lama.Keluarga Karel juga adalah orang kepercayaannya dan turun kepada Karel hingga menjadi orang terakhir yang bekerja di rumahnya, sehingga Jourdy tak menyangka jika lelaki itu bisa mempunyai niat sangat buruk kepadanya. Padahal ia sudah begitu percaya kepada Karel, namun lelaki itu malah mengkhianatinya. “Bagaimana kabarmu, Karel?” tanya Jourdy dengan datar. Karel mengangkat kepalanya menatap Jourdy dengan ragu-ragu kemudian ia kembali menunduk tak lagi berani menatap wajah lelaki itu, “Aku baik, Tuan.”“Jangan memanggilku Tuan lagi, Karel. Karena sekarang kau sudah tidak lagi bekerja denganku,” sahut Jourdy sangat serius. Karel tak tahu harus menjawab apa, ia bingung harus bersikap bagaimana