Beranda / Romansa / Jodoh di Tangan Mama / BAB 78 - Menata Kehidupan Baru

Share

BAB 78 - Menata Kehidupan Baru

Penulis: Sara Maureen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-02 02:10:37

Athalia menyelesaikan sapuan terakhirnya di teras belakang rumah dan menghela napas lega. Sejak pagi tadi ia dan Asa berjibaku untuk membersihkan rumah, karena ART yang seharusnya mulai bekerja di rumah ini baru bisa datang minggu depan.

Walau begitu, Athalia tidak keberatan untuk membereskan rumah ini. Rumah mereka—Asa dan Athalia.

“Sayang, makanannya udah dateng,” seru Asa dari dalam rumah. “Makan, yuk.”

“Ayo.” Athalia bergegas ke ruangan di sebelah dapur, di mana tempat peralatan bersih-bersih mereka berada. Saat hendak ke ruang tengah, ternyata Asa sudah tiba di dapur dan membuka plastik dari restoran yang makanannya mereka pesan kurang dari satu jam yang lalu.

Sepulang dari honeymoon, keduanya mulai menghuni rumah baru mereka ini. Masih ada dua hari lagi sebelum keduanya kembali bekerja. Jadi Asa dan Athalia memutuskan untuk merapikan rumah mereka.

Sebelum resmi menikah, semua barang-barang milik keduanya sudah dipindahkan ke rumah ini. Furnitur pun sudah terbeli sejak dua bulan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 79 - Hadiah yang Tidak Diinginkan

    “Mau jemput Atha, Bang?”“Nggak, Pa. Abang mau ke kosan Athalia yang lama.”“Ngapain?” Badai mengernyitkan keningnya, bingung dengan jawaban Asa. Lelaki paruh baya itu bersandar di dinding lift yang baru saja tertutup dan hanya dihuni oleh mereka berdua. “Ada barang yang ketinggalan?”“Nggak juga sih, Pa. Cuma ada paket yang masih dikirim ke sana. Mungkin hadiah pernikahan.”“Oh. Kenapa nggak bareng Atha?”“Katanya harus lembur, hari ini ada sampel bahan baru masuk dan dia yang harus ngawasin proses masuknya.”“Kasihan, habis honeymoon langsung disuruh lembur,” ledek Badai yang hanya menuai tawa Asa. “Perlu telepon Ksatria nggak biar istrimu disuruh pulang aja?”“Nggak usah, Pa. Yang ada nanti Athalia malah ngamuk sama aku, hehehe.”“Dia hardworker ya,” komentar Badai lagi. “Sama kayak mamamu.”“Iya.” Untuk yang itu, Asa setuju. Athalia mungkin bukan tipe orang yang sering lembur untuk bekerja. Tetapi, Asa bisa melihat betapa passionate-nya Athalia terhadap apa yang ia kerjakan.Sekal

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 80 - Kita Pasti Bisa Menghadapinya

    Athalia membuka matanya secara perlahan. Ia mengerang pelan dan tangannya tak sengaja mengusap permukaan ranjang di sebelahnya yang ternyata kosong.Kedua mata yang tadinya belum sepenuhnya terbuka, langsung terbelalak kaget saat mendapati tidak ada Asa di sampingnya."Asa?" panggilnya pelan, masih mengira bahwa Asa mungkin ada di kamar mandi. Tapi saat tak kunjung ada sahutan, Athalia menegakkan tubuhnya dan bersandar pada headboard seraya mengucek matanya."Sayang?" Athalia kembali mencoba memanggil suaminya.Saat tak terdengar sahutan sama sekali, Athalia memutuskan untuk bangkit dari ranjang dan mengecek kamar mandi. Asa tidak di sana, begitu pula dengan balkon kamar yang baru-baru ini jadi spot favorit Asa di rumah.Apa dia lagi masak mie? p

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 81 - Hubungan yang Kembali Terjalin

    Hari ini suasana hati Athalia benar-benar bagus.Meskipun ia baru tertidur pukul setengah tiga pagi (karena tidak mungkin setelah makan mie instan ia langsung tidur kan?) dan otomatis jam tidurnya berkurang, tapi Athalia tidur dengan hati yang damai.Ia dan Asa berhasil menghadapi hadiah pernikahan dari orang yang tidak mereka inginkan kehadirannya lagi di hidup mereka. Rasanya lega sekali, saat mereka bisa membuka kotak itu tanpa merasa perlu berteriak histeris atau dengan tangan yang gemetar tak terhingga.“Pengantin baru… senyum-senyum terus.”Ledekan Astrid hanya ditanggapi dengan senyum oleh Athalia. Sepulang kerja hari ini, Athalia menemani Astrid makan di salah satu restoran yang berada di kawasan Gunawarman.Sejak persiapan pernikahan At

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 82 - Dialah Kekuatanku

    “Kamu yakin?”Asa mengangguk dan mematikan mesin mobilnya, semata supaya tidak ada alasan lain untuk menghindar dari tempat ini. Kalau mesin mobilnya masih menyala, mungkin saja Asa akan putar balik kembali ke rumah mereka.“Kamu aja bisa ketemu sama papa dan mama kamu, masa aku ketemu eyang sendiri nggak bisa?”Saat Asa menoleh, ia mendapati Athalia yang tersenyum lembut kepadanya. Kalau sedang begini, Asa merasa seperti anak yang tertangkap basah sedang berbohong. Istrinya itu pasti menangkap keraguan yang sempat melintas meski hanya sedetik.Akhir pekan ini mereka diundang Banyu untuk menghabiskan waktu bersama di rumahnya. Lelaki paruh baya itu baru saja berulang tahun dan mengumpulkan keluarganya di sana. Badai, Padma, Ilana, dan Meisie juga turut datang, tapi yang sejak pagi tadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 83 - Kamulah Kebahagiaanku

    “Mama nggak tahu harus ngomong terima kasih sebanyak apa ke kamu, Tha. Rasanya ngomong ribuan kali pun nggak akan cukup.”Athalia sampai tercengang saat tiba-tiba Padma mengatakan hal itu. Mereka sedang bersantai di teras rumah Banyu. Para lelaki sedang sibuk memanggang daging dan ikan yang sudah disiapkan khusus untuk acara ‘bakar-bakar’ malam hari ini.Ilana, Meisie, Hanna, dan Sinta masih bergosip seru sambil menyiapkan piring serta makanan pendamping lainnya. Sementara Nira, Padma, dan Athalia bertugas menyiapkan minuman serta buah-buahan. Hanya saja Nira sedang kembali ke dapur untuk mengambil stok es batu.“Ngomong terima kasih buat apa, Ma?” Athalia benar-benar bingung. Ia menatap buah melon yang tengah ia potong setelah dipisahkan dari kulitnya, kemudian berganti melihat hasil karya Padma yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 84 - Kekecewaan yang Semestinya Tidak Kurasakan

    Hal yang dulunya jadi semacam blessing in disguise dari renggangnya ikatan keluarganya adalah semakin berkurangnya orang-orang yang mengurusi hidup Athalia.Bukannya Athalia benar-benar menyukai apa yang telah ia lewati seorang diri, tapi kini ia mulai mengerti bahwa perhatian keluarga terhadap dirinya ternyata juga bisa menyesakkan dada.“Mama nggak sabar punya cucu.”“Kan udah ada anaknya Mbak Aline.” Athalia menjawab sambil lalu.Astrid tertawa kering, setelahnya ia kembali berkata dengan penuh makna, “Mama juga mau punya cucu dari kamu, Tha.”“Sabarlah, Ma. Baru juga berapa bulan nikah.” Ini bukan pertama kalinya Athalia mengatakan hal serupa sejak mereka bertemu dua jam yang lalu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 85 - Seseorang yang Sebenarnya Pernah Ada untuk Asa

    “Gimana? Istri Pak Asa udah isi belum?”Asa agak mengernyit mendengar pertanyaan salah satu manajer—manajer dari divisi procurement, yang hari ini ikut rapat bersamanya di luar.Ia agak jengah setiap kali orang-orang menanyakan perihal apakah Athalia sudah hamil atau belum. Hamil atau tidak seharusnya bukan hal yang diurus oleh orang lain selain ia dan Athalia kan?Belum sempat Asa menjawab, seseorang sudah terlebih dahulu menyahuti. “Ah… iya, perlu tips dari kita-kita nggak, Pak?”Kebanyakan dari mereka tertawa. Asa membiarkannya terlebih dahulu, karena sebesar apa pun keinginannya untuk membantah, mereka semua ini adalah orang-orang yang juga memiliki kinerja yang baik di Dirja Group, juga sudah bekerja cukup lama dengannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 86 - Kutemukan Kamu yang Dulu

    Bersama dengan Asa, ada banyak hal pertama yang Athalia lakukan dengan suaminya tersebut. Athalia masih mengingat dengan jelas bagaimana pertama kalinya, mereka belanja bersama untuk kebutuhan rumah.Rasanya menyenangkan, memiliki seseorang untuk berbagi pikiran atau sekadar menanyakan pendapat soal produk mana yang lebih baik mereka pilih untuk dibeli.Ah, mengingat hal itu saja sudah membuat Athalia tersenyum. Sambil menelusuri lorong berisi deterjen dan sabun lainnya, Athalia bersenandung kecil. Sesekali ia berhenti di depan sebuah rak untuk mengambil barang yang ada di daftar belanjanya.Untuk kali ini, Athalia harus belanja sendiri karena Asa sedang ada meeting sampai menjelang malam. Sedangkan besok keluarga Asa akan datang ke rumah untuk berkunjung di akhir pekan. Kalau biasanya Athalia dan suaminya yang akan pergi ke ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06

Bab terbaru

  • Jodoh di Tangan Mama   EXTRA - Kita adalah Sepasang Kekasih

    “Mama tahu florist yang bagus dan bisa cepet jadi nggak? Florist langgananku tutup.”“Tahu, Mama ada beberapa florist langganan.” Padma meraih ponselnya dan dugaan Asa, mamanya itu sedang mengirim beberapa kontak florist untuknya.Denting singkat di ponselnya membuktikan dugaan Asa. Asa meraih ponselnya dan tersenyum lebar melihat sederet kontak yang dikirimkan Padma.“Thank you, Ma!” Asa tersenyum lebar dan ia bisa merasakan tatapan ingin tahu dari kedua orangtuanya.Siang ini Asa makan siang bertiga dengan orangtuanya. Padma datang ke kantor dan mengajaknya untuk ikut makan siang bersama. Asa pun mengiakan tanpa pikir panjang. Ia selalu suka berada di sekitar keluarganya sekalipun saat ia sudah menikah seperti sekarang.

  • Jodoh di Tangan Mama   EXTRA - Selamanya, Dia adalah Tuan Putri Kesayangan Asa

    “Sekarang aku ngerti perasaannya Mbak Aline.”“Mbak Aline?”Asa mengangguk, ia menaruh ponselnya ke saku jas dengan asal, lalu menghampiri Athalia yang masih duduk di depan meja rias. Istrinya hari ini sangat terlihat cantik, padahal mereka hanya akan menghadiri pernikahan dari anak rekan bisnisnya.Kalau sudah begini, Asa harus mengubur dalam-dalam ketidakrelaannya untuk mengajak Athalia ke pesta tersebut. Asa tidak boleh egois dengan berpikir bahwa orang lain tidak boleh melihat istrinya yang secantik ini.“Dulu kan Mbak Aline kayaknya nggak begitu suka sama aku, waktu kita baru deket dan pacaran,” ungkap Asa yang kini sudah berdiri di belakang Athalia.Dengan perlahan dan lembut, Asa mengambil alih kalung yang sedang Athalia berusaha

  • Jodoh di Tangan Mama   EXTRA - Harga untuk Sebuah Kebahagiaan

    “Ika Handaru tertangkap dalam OTT KPK pada Jumat malam, di kediaman salah satu pejabat terkait kasus suap untuk tender proyek pemerintahan di kawasan….”“Wow.”Asa berdecak pelan saat benar-benar mendengar apa yang dikatakan oleh pembawa acara di siaran berita pagi. Terlihat sosok Ika Handaru berjalan dengan tangan diborgol di depan dan ada dua orang berseragam yang mengapitnya.Setelah Marcell dipenjara dan vonis hakim diserukan lantang, Ika memang masih mencoba mengintimidasi Asa dan Athalia. Tapi semua itu selesai saat Asa kembali melaporkan perbuatannya ke polisi.Tidak cukup dengan itu, Asa juga mengancam supaya Ika ti

  • Jodoh di Tangan Mama   EXTRA - Akhirnya Mereka Berdamai dengan Masa Lalu

    “Kamu nggak mau istirahat sebentar, Bang?”Asa menggeleng tanpa menatap mamanya, yang baru saja bertanya. Lelaki itu tetap bertahan duduk di samping ranjang Banyu—sang kakek yang tengah tertidur setelah beberapa jam lalu mengeluh dadanya terasa nyeri.“Kamu belum makan dan tidur lho, Bang.”“Iya sih, Ma, tapi aku mau nemenin Eyang dulu di sini….”“Sampai kapan?”Sampai kapan?Asa tidak benar-benar tahu jawabannya, jadi ia hanya menggeleng sekenanya. Apakah sampai tengah malam nanti bisa dibilang cukup? Atau lebih baik sampai besok pagi?

  • Jodoh di Tangan Mama   EXTRA - Waktu yang Telah Lama Ia Nantikan

    “Kayaknya setiap kita ketemu, Naya makin cantik deh, Tha,” puji Aline. Ia menyenggol pelan bahu Athalia yang duduk di sebelahnya dengan iseng.Athalia tersenyum malu. Padahal yang dipuji adalah anaknya, tapi rasanya ia tetap tidak bisa meyembunyikan senyum malu sekaligus bangganya.“Makasih, Tante Aline.” Athalia menirukan suara anak kecil, seolah yang baru saja membalas pujian dari Aline adalah anaknya, Naya.Aline yang duduk di samping Athalia pun tertawa karenanya. “Tapi beneran lho, Naya makin cantik deh. Hati-hati nih, pas gede yang deketin pasti banyak banget.”Athalia meringis. “Bapaknya bakal jadi super duper protektif kayaknya.”

  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 100 - Akhir dari Kisah Mereka

    Rasa tidak percaya diri mulai menguasai Athalia, tapi ia memutuskan untuk tetap memulas wajahnya dengan makeup. Semenjak beberapa bulan ini, Athalia jadi agak malas merawat kulit wajahnya.Berjibaku menjadi ibu baru membuat Athalia masih jungkir balik untuk mengatur waktunya dan tentu saja, memakai serangkaian skincare menjadi hal terakhir yang melintas di benaknya.Makanya saat kemarin Asa mengajaknya keluar untuk dinner berdua saja dalam rangka hari jadi pernikahan mereka yang kedua, Athalia sempat ragu.Sepertinya Asa menyadari apa yang menjadi keraguan Athalia. Asa meyakinkannya kalau Athalia baik-baik saja, ia masih cantik—dan bahkan lebih cantik dari sebelumnya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan hanya untuk pergi keluar malam ini.“Inget, Tha, jangan minderan.&rdq

  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 99 - Kehidupan yang Tidak Pernah Dibayangkan oleh Asa

    Sudahkah Asa mengatakan pada orang-orang di luar sana, kalau ia sangat suka menggenggam tangan istrinya, Athalia?Hmm, Asa lupa. Tapi seingat Asa, kedua adiknya pernah iseng bertanya mengenai kebiasaan Asa yang satu itu. Kadang-kadang pun Athalia masih suka keheranan, kenapa Asa suka sekali menggenggam tangannya hingga mereka menjadi seperti dua orang yang nyaris tidak terpisahkan.Seperti saat ini.“Tangan kamu nggak lembap emangnya?”Asa mengernyit. “Lembap kenapa?”“Soalnya dari tadi kita gandengan terus.”Kekehan kecil meluncur dari bibir Asa yang segera menggeleng, sebagai jawaban untuk pertanyaan Athalia. “Nggak. Kamu emangnya ngerasa begitu?”&ld

  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 98 - Satu Sore yang Menenangkan

    “Si Kakak udah mulai kelihatan ya.”“Iya.” Athalia setuju dengan pernyataan suaminya barusan. “Berarti aku kelihatan lebih gemukan dong ya? Perutku kelihatan lebih besar lima kali lipat dari sebelumnya.”“Hmmm.” Asa berhenti melangkah dan menjauh sedikit dari Athalia. Matanya menyipit, menatap sang istri dari puncak kepala hingga ujung kaki.Gestur pura-pura serius itu memancing tawa Athalia. Athalia menggoyangkan genggaman tangan mereka yang masih menyatu.“Ya nggak perlu ngelihatin aku segitunya juga dong, Sayang,” rajuk Athalia.Ganti Asa yang tertawa dan ia pun kembali memangkas jarak di antara mereka. Keduanya kembali berjalan menelusuri mall yang sore ini mereka da

  • Jodoh di Tangan Mama   BAB 97 - Bersiap Menyambut Hari Baru

    "Kayaknya Mbak Atha belum tidur deh, Bang. Abang langsung temenin Mbak Atha aja gih sana."Baru saja Asa tiba di ruang tengah rumahnya, ia disambut kedua adiknya yang menatapnya dengan khawatir.“Athalia udah di kamar?” Asa melonggarkan dasinya. Sepulangnya dari kantor, Asa lanjut ke kantor polisi dan menemui pengacaranya untuk berkonsultasi mengenai laporannya dan Athalia terhadap Marcell.“Udah,” jawab Meisie. “Tapi… tadi tuh mamanya si brengsek itu telepon Mbak Atha. Mbak Atha udah balik marahin dia sih, tapi nggak lama setelah itu Mbak Atha minta waktu sendiri di kamarnya dan kita nggak tega buat gangguin dia.”Meisie adalah sosok yang jarang memaki atau menyebut seseorang sebagai bajingan atau brengsek. Tapi saat sekarang adiknya itu dengan mudah menyebut Marcel

DMCA.com Protection Status