Share

Bab 15

Penulis: Pena Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Selepas salat Maghrib sepasang pengantin baru kini keluar dari kamarnya, mereka menuruni anak tangga dengan tangan Jasmin yang bergelayut di tangan suaminya. Dari jarak yang lumayan jauh Jasmin dan Syarif samar-samar mendengarkan percakapan di ibu Ummi dan Abi nya.

" Bii ... kok Syarif nggak ngajakin istrinya makan ya ?" tanyanya sembari menyiapkan sayur matang ke dalam piring.

" Mungkin lagi bikin cucu buat kita miii... Kaya nggak pernah muda saja " jawabnya tanpa mereka tahu orang yang sedang di bicarakan sekarang ada di belakang mereka. Jasmin dan Syarif saling melemparkan senyuman, meski di hati Jasmin malu mengingat kejadian sore ini.

" Ummi lupa rasanya muda seperti... " ucapannya tidak dilanjutkan karena melihat kedatangan Jasmin dan Syarif.

" Ehh mantu Ummi duduk nak, yuk makan" ajak Ayesha.

" Maaf ya mi, Jasmin nggak bantuin Ummi masak " ucapnya seraya duduk di kursi yang telah ditarik oleh suaminya.

" Nggak apa-apa nak, pasti gara-

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jodoh dari ayah   Bab 16

    Suara ayat suci Al-Quran menggema di ruangan dimana Fatimah di baringkan, Jasmin pun turut mendoakan ibunya meski harus terus menyeka air matanya. Syarif sebagai menantu, ia pun ikut serta mengurus pemakaman Fatimah yang akan di makamkan selepas salat Dzuhur.Pukul satu siang, semua sudah siap mengantarkan Fatimah ke peristirahatan terakhir. Jasmin berjalan dengan Hana sahabatnya yang ada disisinya. Sedangkan Syarif ia ikut menggotong keranda jenazah. Jarak pemakaman dengan rumah tidaklah jauh, seperti halnya di perkampungan banyak dari kalangan tetangga serta ibu-ibu pengajian yang turut mengantarkan Fatimah.Sesampainya di pemakaman Syarif turun ke liang lahat bersama Ismail. Tubuh Jasmin tak lagi mampu menopang kesedihannya saat ismail mendoakan jenazah istrinya dengan suara parau.Prosesi pemakaman pun berjalan lancar dengan suasana matahari yang tak begitu terik. Semua orang yang berziarah kini sudah meninggalkan pemakaman. Sekarang hanya tinggal Syarif, Ja

  • Jodoh dari ayah   Bab 17

    Kedua bola mata Jasmin terpaku saat melihat tasbih ibunya yang bertaburan di atas tempat tidur dimana ibunya saat itu memeluk Al-Qur'an dan memegang tasbih tersebut untuk terakhir kalinya." Sesakit itukah bu, kedua malaikat mencabut nyawa ibu. Sampai-sampai tasbih ibu bertaburan " batin Jasmin, tangannya kembali memunguti butiran tasbih yang berhamburan. Butir demi butir Jasmin kumpulkan dan ia merangkainya kembali agar bisa ia gunakan untuk berdzikir." Dek apakah sudah selesai ?" tanya Syarif yang baru saja datang untuk melihat istrinya yang berada di dalam kamar ibunya." Sebentar lagi mas " jawab Jasmin tanpa melihat wajah suaminya, tangannya merapihkan tempat tidur yang masih terlihat bersih dan rapih. Setelah membereskan tempat tidur orangtuanya, Jasmin keluar dari kamar dengan di bantu Syarif membawa koper kecil yang berisi pakaian dan tangan Jasmin membawa Al-Qur'an serta tasbih yang berhasil ia susun kembali. Saat akan keluar dari kamar ibunya, pandang

  • Jodoh dari ayah   Bab 18

    Syarif masuk kedalam rumah bersama Jasmin disisinya." Assalamualaikum ... Bi Sumi ..." panggil Syarif, Bi Sumi datang dari arah dapur dengan lap di bahunya." Eehhh Wa'alaikum salam... Mas Syarif ...ini pasti istrinya ya " tebak Bi Sumi dengan ramah," Iya bi.. Saya Jasmin " Jasmin mencium tangan Bi Sumi yang sudah terlihat keriput," Bi nanti tolong ambilkan pisang di mobil saya ya " perintah Syarif" Siap mas " jawabnya" Ya sudah bi, saya ke kamar dulu " pamit Syarif, Jasmin mengangguk dan tersenyum di balik cadarnya. Syarif membawa Jasmin melihat kamar yang akan ia tempati bersamanya. Sesampainya di depan pintu Syarif, tangan Syarif memegang handel pintu. Perlahan terlihat ruangan yang sangat gelap." Mas ...kok gelap " Jasmin memandangi wajah suaminya." Yuk masuk " Syarif menggandeng tangan Jasmin dan membawanya masuk ke dalam ruangan yang terlihat sangat gelap dan menutup pintunya. Tangan Syarif mulai menekan sakl

  • Jodoh dari ayah   Bab 19

    Usai shalat tarawih Jasmin menyiapkan semua kebutuhan suaminya yang akan digunakan saat diluar kota nanti, termasuk pakaian." Mas Syarif mau pergi berapa hari ?" tanya Jasmin tanpa melihat suaminya, tangannya sibuk memilih pakaian kerja yang akan ia kemas kedalam koper milik Syarif. Syarif yang tengah duduk di atas ranjang, sesekali melihat istrinya." Paling dua Minggu, " jawabnya tangannya masih sibuk dengan ponsel." Hah " Jasmin terkejut karena waktu dua Minggu menurut Jasmin, waktu yang cukup lama. Jasmin menoleh ke arah suaminya." Kenapa ? " tanya Syarif, Jasmin pun menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil. Jasmin kembali menata baju suaminya dengan rapi dan mengecek kembali apa yang sudah di masukkan ke dalam koper. Serasa sudah lengkap Jasmin menutup kopernya. Beberapa kali Jasmin harus menghela nafas panjangnya, ia merasa bulan ramadhan kali ini sangat kesepian dan terlebih jauh dari orangtuanya." Terimakasih... Yuk tidur

  • Jodoh dari ayah   Bab 20

    Jasmin masuki rumah setelah mobil yang di tumpangi suaminya hilang dari pandangannya. Saat Jasmin berjalan menuju kamarnya ia berpapasan dengan Bi Sumi." Mba Jasmin, sehat ?" tanya Bi Sumi merasa ada yang berubah dari wajah Jasmin," Emm nggak bi, bibi lagi sibuk ?" tanya Jasmin" Nggak juga mba..." jawabnya tersenyum" Boleh Jasmin bertanya tentang Mas Syarif ke bibi ?" tanya Jasmin dengan wajah sedikit sendu." Boleh " jawabnya tersenyumJasmin memilih tempat duduk di taman, pagi ini taman dihiasi bunga-bunga mawar yang bermekaran. Mereka duduk bersebelahan," Bibi .. . selain saya, apakah ada wanita lain yang pernah bersama Mas Syarif ?" tanya Jasmin dengan hati sedikit ragu." Setahu saya, nggak ada mba " jawab Bi Sumi" Tapi... bibi juga nggak tahu diluar sana ya mba, soalnya Mas Syarif kan juga kuliah di luar negeri " imbuhnya." Tenang saja mba, Mas Syarif orang yang baik dan tahu agama. Pasti dia le

  • Jodoh dari ayah   Bab 21

    Pukul tiga sore Bi Sumi dan Jasmin berkutat di dapur untuk menyiapkan menu makan buka puasa, Bu Sumi selalu memuji Jasmin yang pintar dalam memasak berbagai menu. Mereka tidak sadar bahwa masakan yang kali ini mereka masak cukup untuk banyak orang. Setelah semuanya tersaji di atas meja, mereka baru sadar kalau Syarif tidak ada di rumah." Bi sepertinya kita masak terlalu banyak " tutur Jasmin, bola matanya melihat beberapa makanan di piring saji." Iya mba, sepertinya ini nggak akan habis untuk kita makan " jawabnya membenarkan perkataan Jasmin" Sekarang pukul empat lebih bi, bagaimana kalau kita bungkus untuk orang-orang di luar sana " otak Jasmin berfikir agar lauk pauk hasil masakannya tidak mubazir dan meminta persetujuan dari Bi Sumi." Iya itu bagus mba, tapi bagaimana kita akan baginya mba. Nggak ada supir " jelas Bi Sumi." Tenang bi, insya Allah Jasmin bisa kendarai mobil " jawabnya tersenyum.❤️❤️❤️Bi Sumi langsung bergega

  • Jodoh dari ayah   Bab 22

    Malam hari Jasmin terus terjaga, entah hatinya merasa tidak nyaman tidur sendiri di tempat tidur yang terbilang luas ini. Jasmin mencoba untuk keluar kamar mencari keberadaan Bi Sumi. Namun saat sampai di depan kamarnya, dari jendela kaca melihat Bi Sumi yang tengah tertidur pulas. Jasmin pun mengurungkan niatnya dan kembali ke kamarnya.Jasmin duduk di sisi tempat tidur suaminya yang biasa terlelap, tangan Jasmin mulai meraba bantal milik Syarif. Seulas senyuman terlihat dari wajahnya." Heeemmm baru satu malam Jasmin nggak melihat mas Syarif, rasanya kangen "" Apa jangan-jangan hati ini mulai ada rasa " tangan Jasmin meremas baju tepat di dadanya dan merebahkan badannya dimana suaminya tidur. Pikirnya selalu membayangkan wajah tampan suaminya hingga tak terasa ia pun terlelap." Kriiiing kriiiinngg " alarm ponsel berbunyi nyaring, kedua mata Jasmin masih enggan untuk membuka. Tangan Jasmin terus meraba-raba tempat tidur mencari gawai nya yang ter

  • Jodoh dari ayah   Bab 23

    Waktu Dzuhur pun tiba Jasmin dan Bi Sumi telah usai masak. Kini Jasmin ingin merebahkan tubuhnya karena merasa lelah, namun kenyataannya saat dirinya membuka pintu kamar, Jasmin melihat Aira yang tengah tertidur lelap di ranjang yang biasa ia gunakan. Lagi-lagi Jasmin harus menghela nafas panjangnya seraya memasuki kamar dan menutup kembali pintu kamarnya." Bagaimana kalau Mas Syarif pulang, apa aku bisa berbagi ranjang dengannya " batin Jasmin. Matanya terpaku melihat Aira yang tertidur pulas.Jasmin yang tak ingin berlama-lama di dalam kamarnya, ia segera mengambil air Wudhu untuk melaksanakan salat Dzuhur. Badan yang lelah seketika hilang mendapati Aira di dalam kamarnya. Usai shalat Jasmin kembali untuk membantu Bi Sumi mengemasi makanan. Jasmin hanya menyisakan beberapa sendok nasi dan lauk di atas meja makan." Mba Jasmin ini nggak terlalu sedikit ?" tanya Bi Sumi tangannya sembari membuka tudung saji. Jasmin yang sedang menyusun kotak makan pun tersenyum

Bab terbaru

  • Jodoh dari ayah   Bab 41

    Sepuluh bulan berlalu, hari-hari Jasmin di sibukkan dengan mengurus putranya dengan penuh kasih sayang. Di usianya yang akan menginjak satu tahun, Hanif bertambah aktif dengan segala tingkah lucu dan menggemaskan. Jasmin mengurus Hanif dengan bantuan Bi Sumi yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri, sesekali mereka bertukar tugas rumah untuk menjaga Hanif. Namun yang sering Jasmin lakukan dia lebih senang melakukan tugas rumah, melihat Bi Sumi yang sudah tua rasanya Jasmin tidak tega untuk terus menggunakan tenaganya. Seperti saat ini dari jarak yang tidak terlalu jauh Jasmin yang sedang menyiapkan makan siang untuk Hanif, ia melihat kearah Bi Sumi dan putranya yang sedang duduk. Hanif selalu senang saat bermain dengan Bi Sumi, melihat putranya tertawa terbahak layaknya anak kecil, Jasmin teringat suatu hal di hatinya." Seandainya ibu tahu, Jasmin sudah memiliki putra yang sangat lucu bu " batin Jasmin memang selalu merindukan kehadiran ibunya. Seketika air mata Jasmin su

  • Jodoh dari ayah   Bab 40

    Usai makan Rafa bercengkrama sejenak dengan keluarga Jasmin dan Syarif, sedangkan para wanita membereskan piring kotor dan membantu membereskan tempat yang digunakan mereka saat makan. Jasmin berjalan sambil memandangi perut Dokter Nina, merasa seperti ada yang aneh." Apa jangan-jangan dokter Nina hamil ?" batin Jasmin seraya menyerahkan piring kotor kearah Bi Sumi." Dok, kalau boleh tahu... Apakah dokter sedang hamil ?" tanya Jasmin menghampiri Dokter Nina yang kini sedang menata mangkok berisi lauk pauk. Dokter Nina tersenyum dan mengangguk kecil kearah Jasmin." Benarkah alhamdulillah ya Allah .... " seru Jasmin sembari memeluk tubuh Dokter Nina, kedekatan mereka kini sudah melebihi dari persahabatan. Jasmin menganggap Dokter Nina sebagaimana saudara perempuan yang saling berbagi ilmu dan menyayangi." Semoga baby-nya sehat terus ya " lanjut Jasmin, tangannya mulai mengelus perut Dokter Nina yang mulai membuncit. Dokter Nina memegang tangan Jasmin ya

  • Jodoh dari ayah   Bab 39

    Gelapnya malam yang terasa sunyi, membuat semua insan tertidur pulas. Kehadiran Hanif membawa perubahan bagi Jasmin dan Syarif. Malam ini mereka mengubah posisi tidurnya, mereka saling memeluk Hanif yang kini berada di tengah-tengah mereka. Jasmin sengaja tidak memberikan guling sebagai batasan antara Syarif dan Hanif, karena Jasmin tahu suaminya sangat menyayangi putranya. Tengah malam Syarif merasakan gerakan Hanif, kaki mungilnya terus menendang-nendang tangan Syarif yang tepat berada di bawahnya. Perlahan Syarif mulai membuka matanya, Syarif melihat putranya yang tengah terjaga. Pandangannya beralih ke arah Jasmin yang masih terlelap dan tidak merasakan putranya yang kini bangun, senyuman terlihat di wajah Syarif kala melihat istrinya." Dia pasti sangat lelah " batin Syarif beralih menggendong putranya yang kini sudah berada di tangannya, awalnya Syarif merasa takut saat menggendong buah hatinya yang masih terlihat sangat kecil namun ia menyadari tidak mungkin membangun

  • Jodoh dari ayah   Bab 38

    Usai mengadzani putranya, melalui sambungan telepon Syarif memberikan kabar bahagia kepada orang - orang yang selama ini menunggu kehadiran buah hatinya. Rona bahagia tak lepas dari wajah tampannya yang terus mengucapkan syukur dan terima kasih kepada istrinya yang sudah berjuang." Mas .... Putra kita belum diberi nama " ucap Jasmin sembari memegangi tangan suaminya yang hendak pergi keluar ruangan." Mas, serahkan kepada kamu sayang karena kamu yang sudah berjuang " lirih Syarif kembali duduk di sisi Jasmin" Mas saja, Mas Syarif kan sekarang sudah jadi kepala keluarga " Jasmin tersenyum begitupun dengan Syarif." Mas beri nama Hanif Yasser Syathibi, bagaimana apa kamu setuju sayang ?" tanyanya yang dianggukki oleh Jasmin." Iya mas, nama yang bagus "jawab Jasmin tersenyum.Tepat pukul sembilan malam Ayesha, Musa dan Ismail tiba di rumah sakit dimana Jasmin berada, mereka tiba secara bersamaan disaat Syarif sedang melaksanakan shalat

  • Jodoh dari ayah   Bab 37

    Empat bulan berlalu .....Kini usia kandungan Jasmin memasuki usia delapan bulan, Jasmin sering mengeluh kesulitan saat tidur dan sering merasa panas di tubuhnya. Malam pun ia sering terbangun karena sering buang air kecil, tak jarang Syarif selalu dibangunkan di malam hari untuk menemaninya makan karena perutnya terasa lapar. Syarif pun menyadari bahwa istrinya sedang berbadan dua, dengan senang Syarif selalu menemani istrinya. Akhir-akhir ini Syarif harus menjadi suami yang siap siaga. Pagi ini adalah terakhir kalinya Jasmin cek kandungan, Syarif selalu antusias saat mengantarkan Jasmin karena ia sangat senang ketika melihat perkembangan buah hatinya di layar monitor." Alhamdulillah ... Tinggal tunggu waktu saja, posisi baby-nya sudah pas " ucap Dokter Nina sembari menggerakkan alat USG di atas perut Jasmin." Alhamdulillah... Semoga dilancarkan " doa Jasmin yang masih terbaring" Aamiin " sahut Syarif dan Dokter Nina bersamaan.Usai cek kandung

  • Jodoh dari ayah   Bab 36

    Ba'da Maghrib semua warga mulai berkumpul di rumah Syarif, Syarif memang terkenal dengan sikapnya yang ramah di kalangan masyarakat sekitar. Jasmin yang hendak keluar menyapa para tamu pun di halangi oleh Syarif." Sayang diluar kan laki-laki semua, lebih baik temani Ummi saja di kamar " jelas Syarif, Jasmin pun mengangguk mengerti." Mas tidak rela, jika bidadari mas dipandang oleh banyak orang " tutur Syarif tersenyum seraya memegangi dagu Jasmin, sekilas terlihat senyuman manis di wajah Jasmin. Syarif menggandeng tangan Jasmin, untuk diantarkan ke kamar Ayesha. Setibanya di depan pintu, tangan Syarif memegang handel pintu." Ummi, Syarif titip istri kesayangan Syarif ya mi " ujar Syarif menitipkan Jasmin seperti anak kecil. Ayesha yang kini sedang menonton berita di televisi pun tersenyum." Duduk sini nak, Syarif memang terkadang protektif nya kelewatan " sahut Ayesha yang tahu sekali sikap putranya. Ayesha meminta Jasmin untuk duduk di de

  • Jodoh dari ayah   Bab 35

    Malam ketika Jasmin sudah tertidur pulas, Syarif masih terjaga karena merasa haus. Ia melihat gelas kosong yang berada diatas meja, Syarif pun beranjak dari tempat tidurnya dan dengan pelan membuka pintu kamarnya. Namun ada yang ia lupakan, Syarif tidak menggunakan kembali kaos yang tadi ia lepas. Sesampainya di dapur, masih ada Aira yang juga sama hendak mengambil air minum untuk ia bawa ke dalam kamarnya." Sejak kapan Mas Syarif tidur telanjang dada, apa jangan-jangan nggak di kasih jatah ya... Sama Mba Jasmin ?" tanya Aira dengan nada menggoda kakaknya dan memegang gelas di tangannya." Berisik dek, anak kecil mau tahu saja " jawab Syarif dengan acuh, namun bukan Aira kalau tidak terus-menerus bertanya. Aira mendekati Syarif dengan arah sedikit berjinjit." Mas nikah itu, enak nggak sih ?" tanya Aira penasaran, tentu saja dengan suara lirih seperti sedang berbisik. Syarif pun tersenyum jahil, sebelum menjawab pertanyaan adik perempuannya ia menengguk air min

  • Jodoh dari ayah   Bab 34

    Sore hari ketika sang Surya sudah mulai terbenam dan menggambarkan semburat jingga yang disuguhkan dengan indahnya langit sore menjelang malam. mobil Jasmin dan Syarif kini memasuki sebuah rumah sakit dimana disana mereka sudah berjanjian dengan seseorang, siapa lagi kalau bukan Dokter Nina. Saat memasuki rumah sakit Syarif menggandeng tangan istrinya. Setibanya di depan pintu ruangan Nina, Syarif dengan sopan mengetuk pintu, setelah mendapatkan sahutan dari dalam Jasmin dan Syarif masuk. Syarif pun mengatakan niat kedatangannya, dengan cekatan Dokter Nina mengarahkan pasangan pasutri itu ke sebuah ruangan khusus dimana Jasmin akan melakukan cek USG.Jasmin dan Syarif memasuki ruangan yang menurutnya sangat asing, Jasmin diarahkan untuk berbaring di sebuah Brankar yang mana akan dilakukan USG. Syarif terus mendampingi istrinya dan duduk di samping Jasmin. Sedangkan dokter Nina, ia mulai menuangkan cairan di atas perut Jasmin. Dokter Nina mengarahkan Syarif dan Jasmin untuk me

  • Jodoh dari ayah   Bab 33

    Malam hari Aira dan Ayesha sibuk di dapur untuk membuat hidangan menuju hari Idul Fitri. Keberadaan Bi Sumi jangan ditanyakan, Bi Sumi diizinkan pulang ke kampung halamannya untuk beberapa waktu yang kemungkinan cukup lama. Kepulangan Bi Sumi membuat Ayesha meminta bantuan kepada Aira, putrinya untuk memasak berbagai menu khas lebaran." Ummi ... Aira panggil Mba Jasmin untuk bantuin kita ya mi " ujar Aira tangannya sibuk memegang sendok, memasukkan beras yang sudah dicuci bersih ke dalam ketupat." Jangan ganggu mereka nak, biarkan mereka melepas kangen " jawab Ayesha sembari mengaduk sayur di atas kompor." Iya iya mi " sahut Aira, merasa kecewa tidak bisa bertemu dengan kakak iparnya.Di balkon kamar Jasmin yang hendak keluar dari kamar terus dihalangi oleh suaminya dengan alasan ingin terus bersamanya di sepanjang malam ini. Terpaksa Jasmin harus mengikuti kemauan suaminya." Mas lepas... Jasmin mau duduk " Sampai detik ini Syarif b

DMCA.com Protection Status