Home / Pernikahan / Jodoh Pilihan Ayah / 021 | Bertemu 'Rival'

Share

021 | Bertemu 'Rival'

Author: Mochallate
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Dan ada saat kita bertemu dengan seseorang yang tidak diinginkankan."

°°°

Turun dari mobil, Damian langsung disambut oleh jutaan blitz kamera para wartawan yang berdiri di depan lokasi syutingnya hari ini. Pria itu tersenyum, memberikan yang terbaik, pada beberapa wartawan yang menghalangi jalannya. 

Hampir sebulan tidak terlihat dan alfa posting di I*******m membuat banyak yang bertanya-tanya, kemana artis papan atas kita? Apa yang sedang dikerjakannya? Dan banyak pertanyaan lainnya.

"Kak Damian, gimana nih kabarnya hari ini? Kemana aja kok nggak pernah kelihatan dan nggak posting di I*******m?" tanya salah seorang jurnalis muda berpakaian serba hitam dengan logo Garuda di dada kirinya.

Damian tersenyum, sejenak ia menghentikan langkah, untuk menjawab juga karena langkahnya dihadang. "Saya sibuk syuting, capek, jadi nggak sempat posting-posting. Maaf ya untuk semua yang menunggu saya," kata

Mochallate

Catatan Penulis: Halo! Bertemu lagi. Silakan meninggalkan banyak komen dan berliannya ya:) Sampai jumpa di bagian selanjutnya ya!

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jodoh Pilihan Ayah   022 | Tentang Hati

    "Ada hal yang tidak harus dibahas sedekat apa pun hubungan yang terjalin." °°° Sepertinya Damian akan lebih sering pulang terlambat mulai sekarang, jadwal syutingnya benar-benar padat. Ada dua proyek film yang baru mulai syuting di waktu bersamaan, satu iklan, dan satu dubbing film yang rencananya akan ditayangkan bulan depan. Pekerjaan yang menuntut dirinya untuk lebih ekstra, sementara ada hal lain yang harus diurusnya. Sang istri, Adinda. Nyatanya pulang malam bukan berarti tidak bisa bersitatap dengan wanita itu jika yang terjadi kini Adinda sedang duduk di ruang tamu, mungkin menunggunya, sambil menikmati camilan dan minuman soda. "Kok belum tidur?" tanyanya ketika mendaratkan bokong di samping Adinda. "Nggak ngantuk." Damian melihat tangan Adinda terjulur ke coffe table di depan mereka, meraih lembaran kertas yang Dam

  • Jodoh Pilihan Ayah   023 | Ikut Syuting

    "Ada saat di mana kita harus melihat dari dekat." °°° Ayara menyeret lengannya sejak turun dari mobil, gadis itu berjalan dengan tergesa sambil sebelah tangannya mengotak-atik ponsel. Di belakang mereka ada Angel yang berjalan sambil misuh-misuh menatap ponselnya, berkali-kali mendumel dengan menyebut nama dosen pembimbingnya. Adinda jadi semakin penasaran, hubungan seperti apa yang sebenarnya terjalin antara mereka? Mereka berhenti di hadapan dua orang berseragam satpam. Sejenak Ayara melepaskan genggaman tangannya, ia beralih menunjukkan layar ponselnya pada di satpam, kemudian kembali menarik tangan Adinda dan mereka memasuki kawasan ramai orang. Beberapa orang sedang berbincang, ada yang memegang sesuatu seperti triplek, mengatur stabilizer, memegang kamera, dan semacamnya. Dari apa yang indra penglihatannya tangkap saja Adinda langsung bisa menebak mereka berada di mana.

  • Jodoh Pilihan Ayah   024 | Perasaan Aneh

    "Aku mungkin bukan yang paling sempurna, tapi akan selalu berusaha menjadi lebih baik."°°°Kedua orang tua Damian berkunjung ke apartemen malam ini, keduanya membawa banyak makanan seolah tahu bahwa di dalam apartemen tersebut tidak tersedia banyak makanan. Ya, memang begitu kenyataannya.Adinda masih belum sempat menyiapkan banyak camilan, sedangkan Damian lebih sering makan diluar karena jadwal syutingnya selalu padat. Pasangan pengantin baru itu tidak terlalu mempermasalahkan, tapi kedua orang tua Damian yang merasa hal itu sebuah masalah."Camilan bisa untuk mengisi kebosanan.""Camilan bisa mengganjal perut yang lapar."Adalah kalimat yang pasangan pengantin itu dengar sejak Amira dan Dirga menginjakkan kaki di apartemen milik D

  • Jodoh Pilihan Ayah   025 | Katanya Kencan

    "Rasanya aneh meskipun sudah sering dilakukan."°°°Adinda duduk dengan gelisah di depan ruangan dosen pembimbing skripsinya. Ini bukan kali pertama Adinda menemui dosen pembimbingnya untuk membahas terkait materi untuk seminar proposal pada semester ini, tapi rasa deg-degan masih selalu menghinggapi.Dia langsung berdiri saat mendengar pintu terbuka. Dua orang temannya keluar dengan wajah cemberut, kentara sekali mendapat 'rintangan' dari si dosen."Gimana? Aman?" tanya Kinanti—seseorang yang berdiri di sisi kanan Adinda."Aman sih, tapi banyak revisian.""Judul diterima?""Diterima, tapi bab ketiganya ditolak, cuma acc judul dan bab 1.""Wah, semangat ya! Yuk bisa kok pasti!"Mereka saling memberi semangat satu sama lain, terlihat sangat manis dala

  • Jodoh Pilihan Ayah   026 | Keluar Kota

    "Ada hal yang harus ditahan untuk tidak keluar dari dua belah bibir kita."°°°Adinda tidak menyangka bahwa selera Damian sangat sederhana seperti ini. Pria itu memesan nasi kepal, ikan asin, tempe dan tahu goreng, serta lalapan, oh minumnya pun hanya es teh manis dingin. Sangat diluar ekspetasi sekali. Dia pikir Damian akan gengsi memesan makanan seperti ini saat diluar rumah. Ah, tidak. Harusnya Adinda sudah bisa menebak hal itu sejak kedatangannya ke angkringan ini. Mereka duduk berhadapan, makan dalam diam, sesekali saling lirik dan membuang pandang

  • Jodoh Pilihan Ayah   027 | Sesuatu Yang Baru

    "Kalau suka katakan, kalau benci diselesaikan agar tidak menjadi penyakit."♡♡♡.Adinda baru saja tiba di apartemen ketika jarum jam menunjukkan pukul setengah lima luka. Setelah mengantar Damian tadi, kebetulan saja orang tuanya meminta untuk bertemu. Adinda tentu saja tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu orang tuanya.Mereka membicarakan banyak hal mulai dari kuliah Adinda sampai pembicaraan dengan topik "rumah tangga" Adinda.

  • Jodoh Pilihan Ayah   028 | Kami Nyambung

    "Dalami peran dan kau akan rasakan." ♡♡♡ Adinda menggelengkan kepala atas pertanyaan dari sosok yang dikenalnya tersebut. Ares. Salah satu artis ibu kota yang namanya sedang naik daun karena salah satu series yang diperankannya. Ares terkenal sebagai aktor yang ramah dan sangat sederhana, hal itu terbukti dengan kehadirannya di kedai kopi dekat apartemen Adinda ini. "Enggak kok, Mas. Saya cuma kaget karena ... bisa ketemu Mas di sini," kata Adinda, agak mengernyit mendengar panggilannya pada Ares yang ditaksir lebih muda darinya.

  • Jodoh Pilihan Ayah   029 | Meeting With "Partner"

    Lama ya nggak update, hehe. Maaf ya. silakan baca bagian terbaru ini dengan hati gembira✨ °°° Pagi-pagi sekali Adinda sudah berangkat dari apartemen menuju kampusnya. Hari ini, ada banyak agenda yang harus dikerjakannya. Mulai dari sarapan bersama teman-temannya di kantin— agenda ini berlangsung selama seminggu setelah mereka berada di semester atas, agar komunikasi tetap terjalin—lalu ada rapat anggaran untuk produksi film, dan yang terakhir akan menjadi komunikasi dengan calon "aktor" dalam film mereka. "Lo udah nemu belum tema dan alur kayak apa yang mau dibuat?" tanya Ayara pada Angel yang sedang menyeruput kuah bakso di mangkuknya. Angel mengangguk-angguk kecil. "Gampang itu. soal beginian mah gampang sama gue kalau," sahutnya sombong. "Gaya lu!" dengkus Ayara. Tatapannya beralih pada Adinda yang masih mengaduk-aduk jus jeruk di gelasnya agar dinginnya merata. "Kalau lo udah sampe mana pembahasan film, Din?" tanyanya Adinda letakkan sedotan yang dia untuk mengaduk jus je

Latest chapter

  • Jodoh Pilihan Ayah   036 | Made in Lembang

    Sepanjang perjalanan menuju villa milik Damian, pria itu lebih banyak mengunci mulutnya. Ia menyetir dengan tenang, sesekali merespon kalimat Adinda dengan anggukan atau gumaman singkat, dan setelah sampai ke villa pun ia hanya mempersilakan Adinda masuk sebelum akhirnya menghilang terlalu lama di kamar mandi. Melihat semua keanehan itu, Adinda tidak bisa untuk diam saja, ia penasaran. Maka begitu Damian keluar dari kamar mandi, Adinda langsung menyerangnya dengan pertanyaan. "Kamu kenapa sih, Mas, kok daritadi diem aja? Aku ada buat salah, ya?" tanya Adinda kepo. Damian menggeleng, tapi tetap enggan membuka suara. Membuat Adinda semakin penasaran dengan sikapnya. Wanita itu mengikuti kemanapun Damian pergi, bahkan saat pria itu berganti pakaian. Tidak perduli bahwa wajahnya memerah karena melihat tubuh polos suaminya. Adinda mengikuti Damian ke atas ranjang, ikut duduk di tempat empuk itu. Damian meliriknya. "Nggak mandi?" tanyanya risih. Damian tahu kalau sikapnya ini membu

  • Jodoh Pilihan Ayah   035 | Jatuh Cinta

    Damian benar-benar membawanya untuk jalan-jalan seperti yang dia katakan sebelum memaksa ikut Adinda survey lokasi syuting. Pria itu mengajaknya ke Bandung, butuh waktu tiga jam tiga puluh menit untuk sampai di lokasi tujuan, floating market Lembang. Pria itu ingin merasakan sensasi belanja di pasar terapung, membeli beberapa hal yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Mereka membeli beberapa buah-buahan segar siap makan untuk mengisi perut sembari berkeliling di area air di area tersebut. Adinda mengajak Damian untuk membeli pernak-pernik lucu untuk dibawa pulang. Damian setia mengikutinya dengan topi yang menutupi kepalanya, kaca mata hitam dan masker yang menyamarkan dirinya. "Ini lucu banget," kata Adinda sembari menunjuk gantungan kunci. "Beli deh kalau lucu," sahut Damian kalem. Tidak hanya menanggapi kalimat istrinya, tangannya juga turut serta mengambil gantungan kunci yang ditunjuk Adinda. Pria itu mengambil dua sekaligus. "Biar couple," ucapnya santai. Adinda gelen

  • Jodoh Pilihan Ayah   034 | Sarapan

    Pagi-pagi sekali Damian sudah bangun. Pria itu langsung mandi dan bersiap untuk pergi salat subuh ke masjid. Namun, sebelum benar-benar keluar kamar, ia menyempatkan diri mencium istrinya, cara paling efektif membangunkan Adinda yang sedang tidur pulas. "Gue ke masjid, lo jangan tidur lagi," bisiknya setelah kedua mata Adinda terbuka. Menuruti perkataan suaminya, Adinda langsung beranjak duduk. Menggeliatkan tubuh untuk meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Wanita itu melirik jam yang menggantung di dinding, masih pukul setengah lima pagi. "Tumben," gumamnya yang merujuk pada Damian. Adinda bangkit, merapikan ranjangnya yang sudah seperti kapal pecah. Wanita itu langsung menuju kamar mandi, membersihkan diri, berwudhu, lalu salat ketika waktunya telah tiba. Selepas salat, Adinda tidak membuang waktu pagi dengan malas-malasan, wanita itu turun ke dapur, menyiapkan sarapan pagi untuk suami dan dirinya sendiri. Butuh waktu dua puluh menit untuk menyiapkan nasi goreng seafoo

  • Jodoh Pilihan Ayah   033 | Kembali ke Rumah

    Taksi online yang mengantarkannya pulang berhenti di lobby apartemen dua puluh menit kemudian. Wanita muda itu keluar dari dalam taksi sembari membawa belanjaannya yang memang diletakkan di kursi samping. Dia mengucapkan terima kasih pada si sopir, lalu lanjut masuk ke gedung pencakar langit itu dengan langkah ringan. Untuk bisa sampai ke unitnya berada, Adinda harus naik lift. Begitu pintu lift terbuka di lantai kamar apartemen milik Damian, dia langsung melangkah keluar. Lorong apartemen tidak pernah ramai, hanya sesekali jika petugas kebersihan sedang bekerja. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul enam sore kurang beberapa menit, jadi tidak ada satu orang pun manusia yang berlalu lalang di lorong ini. Kekosongan apartemen menjadi pemandangan kedua yang menyambutnya begitu tiba di apartemen. Adinda meletakkan barang-barang belanjaan lalu kembali melangkahkan kaki menuju kamar, ia ingin mandi dulu sebelum salat dan akhirnya memasak makan malam. Dua puluh menit membersihkan di

  • Jodoh Pilihan Ayah   032 | Final Meeting

    Adinda mengangguk setuju ketika Bunga mengatakan bahwa proses syuting akan dimulai dalam waktu dekat, mungkin minggu depan. Kepalanya tertoleh pada Ares yang duduk di sisi kirinya, meminta jawaban pada pemuda itu. Ares membalas tatapan Adinda sambil berpikir dan mengingat ulang jadwalnya. "Untuk dua minggu ke depan gue bisa sih karena jadwal kosong, tapi habis itu harus selang-seling syutingnya karena gue ada jadwal foto iklan," jawab Ares sambil matanya menatap satu per satu orang yang ada di sekitarnya. Bunga mengangguk paham. Dia menulis susunan jadwal yang akan mereka lakukan. "Berarti minggu ke depan full, ya? Gue udah nyocokin jadwal juga sama Nayla, katanya dia free juga minggu depan. Setelah itu nanti gue hubungi kalian lagi soal jadwal selanjutnya," kata Bunga tanpa mengalihkan perhatian dari laptopnya. "Yep," sahut Ares setuju. Mereka melanjutkan pembahasan tentang rencana syuting dan beberapa adegan tambahan yang harus Ares lakoni. Bunga menyerahkan hasil print naska

  • Jodoh Pilihan Ayah   031 | Perkara Foto

    Halo! Balik lagi nih. Semoga suka ya. Happy reading♡ ♡♡♡ Rahang Damian menegang sempurna saat mendapat kiriman pesan tersebut. Dia tidak pernah mengira bahwa 'orang itu' akan berani dekat dengan istrinya. Huh, atau apakah Damian terlalu memberi kelonggaran pada Adinda dalam urusan pertemanan? Haruskah dia memberi wanita itu batasan? Tangannya secara langsung mengetik nomor yang sudah ia hafal di luar kepala, menelepon orang di seberang pulau. Pada dering keempat, teleponnya diangkat, seolah orang itu memang sedang menunggunya. Atau memang karena sedang memegang handphone. "Iya, Mas? Kenapa?" Oh, lihatlah sekarang. Bahkan hanya dengan mendengar suara wanita itu saja, bara amarah yang semula menggelegak seperti hilang entah kemana. Damian berdeham. "Lo emang dekat sama dia, ya?" tanyanya ambigu. Damian yakin jika saat ini wanita di seberang telepon sedang mengerutkan dahi dengan cara paling menggemaskan. Ah, bukankah Damian sudah gila kalau seperti ini? "Maksud gue ... Ares."

  • Jodoh Pilihan Ayah   030 | Damian Feeling

    Halo! Selamat membaca ya♥️♡♡♡Damian baru menyelesaikan syutingnya ketika dering ponsel di saku celana menarik atensinya. Buru-buru pria itu mengambil benda pipih warna hitam miliknya, mengusap layar ke sebelah kiri untuk mengangkat panggilan. Sudah sejak tadi pagi dia menunggu panggilan ini. "Halo, Mas! Mas maaf banget ya baru nelepon kamu jam segini, aku beneran lupa ada janji mau teleponan sama kamu. Ini aku baru pulang setelah meeting budget sama temen-temenku," ujar suara di seberang sana tampak buru-buru, seolah takut kalimatnya dipotong. Damian terkekeh tanpa suara. Dia mengusap tulang lehernya yang terasa pegal karena sejak siang dia belum ada istirahat. Hari ini jadwalnya padat sekali, dari pagi sampai malam begini dia terus membaca teks, menghafal, dan mulai take. Mendengar suara istrinya menjadi angin segar untuknya. "Gue kira udah lupa kalau punya suami," kata Damian, ingin mengerjai istrinya. "Ih Mas, nggak gitu!" rengek Adinda di seberang telepon. "Aku beneran lupa,

  • Jodoh Pilihan Ayah   029 | Meeting With "Partner"

    Lama ya nggak update, hehe. Maaf ya. silakan baca bagian terbaru ini dengan hati gembira✨ °°° Pagi-pagi sekali Adinda sudah berangkat dari apartemen menuju kampusnya. Hari ini, ada banyak agenda yang harus dikerjakannya. Mulai dari sarapan bersama teman-temannya di kantin— agenda ini berlangsung selama seminggu setelah mereka berada di semester atas, agar komunikasi tetap terjalin—lalu ada rapat anggaran untuk produksi film, dan yang terakhir akan menjadi komunikasi dengan calon "aktor" dalam film mereka. "Lo udah nemu belum tema dan alur kayak apa yang mau dibuat?" tanya Ayara pada Angel yang sedang menyeruput kuah bakso di mangkuknya. Angel mengangguk-angguk kecil. "Gampang itu. soal beginian mah gampang sama gue kalau," sahutnya sombong. "Gaya lu!" dengkus Ayara. Tatapannya beralih pada Adinda yang masih mengaduk-aduk jus jeruk di gelasnya agar dinginnya merata. "Kalau lo udah sampe mana pembahasan film, Din?" tanyanya Adinda letakkan sedotan yang dia untuk mengaduk jus je

  • Jodoh Pilihan Ayah   028 | Kami Nyambung

    "Dalami peran dan kau akan rasakan." ♡♡♡ Adinda menggelengkan kepala atas pertanyaan dari sosok yang dikenalnya tersebut. Ares. Salah satu artis ibu kota yang namanya sedang naik daun karena salah satu series yang diperankannya. Ares terkenal sebagai aktor yang ramah dan sangat sederhana, hal itu terbukti dengan kehadirannya di kedai kopi dekat apartemen Adinda ini. "Enggak kok, Mas. Saya cuma kaget karena ... bisa ketemu Mas di sini," kata Adinda, agak mengernyit mendengar panggilannya pada Ares yang ditaksir lebih muda darinya.

DMCA.com Protection Status