Kama tersenyum miring, hasrat sang istri sama besar dengannya, Arsha tidak akan menolak setiap sentuhannya hanya saja saat ini istrinya itu sedang terluka sehingga di dunia nyata ego Arsha jadi lebih tinggi dibanding hasratnya kepada sang suami. Tangan Kama membuka kancing piyama dress Arsha satu p
Hari sabtu ini rumah Kejora dipadati oleh keluarga Gunadhya terkecuali si sulung Kama karena Arsha tidak sudi bertemu dengan pria yang masih berstatus suaminya itu. Keluarga Kama sendiri tidak terpengaruh atau mengambil hati sikap Arsha karena mereka semua pun mengutuk keputusan Kama yang sempat me
Meski pada Akhirnya sang Ibu mertua berubah sikap dan menyayanginya hingga saat ini. *** Morning sick itu datang lagi dan Mommy yang paling sering mendapat siraman muntah dari Arsha, begiru sabarnya Mommy membantu melegakan mual dengan cara memijat tengkuk hingga punggung Arsha. “Ca, mau diundur
Arsha membiarkan Kama memeluk bahkan menyentuhnya padahal ingin sekali ia menenggelamkan suami menyebalkannya itu ke dasar Samudra Hindia. Sekuat tenaga Arsha memaksakan senyum saat pembawa acara mengatakan jika hidup Arsha merupakan impian setiap wanita. Lahir dari keluarga kaya, memiliki bakat h
Arsha melempar buket bunga yang tadi Kama berikan ketika pria itu hendak berbalik namun refleks Kama begitu tepat hingga dapat menangkap buket bunga dengan mudah. Pria itu melangkah mendekat membuat Arsha kalang kabut. Semua bantal sofa ia lempar ke arah Kama yang dengan mudah ditangkisnya. Kama
Ketika Kama menghindar dari Arsha selama berminggu-minggu dengan status mereka yang masih menjadi suami istri, Kama tidak merasa khawatir sedikitpun dan membiarkan egonya mengambil alih setiap keputusan yang ia ambil. Tapi setelah ia meminta Pengacara keluarganya untuk menggugat cerai Arsha, beber
Arsha mengerjap dan menyadari dirinya ternyata sempat terlelap. Tidak ada Kama di sampingnya, apa pria itu pulang? Padahal Arsha merasa nyaman ketika Kama memeluknya, memberi pijatan di punggung dan perutnya membuat ia terhindar dari morning sick. Suara bariton pria itu terdengar dari balkon, Ar
Arsha memandangi Kama yang sedang berkutat dengan Macbook di tangannya, siang tadi pria itu baru saja melakukan rapat melalui video online dengan beberapa para petinggi di perusahaan. Kharisma seorang Kama Gunadhya muncul, aura pemimpinnya mampu membuat para petinggi di perusahaan milik sang Kakek