Arsha berjinjit menuju kamar mandi, membasuh seluruh tubuhnya yang terasa lengket dengan air hangat. Perasaan bahagia yang membuncah di dalam dada membuat Arsha sesekali bersenandung, sebuah senyum tidak lekang di bibirnya. Itu karena hubungannya dengan Kama semakin membaik, keduanya berusaha sal
“Bro!!!” Fabian berseru memanggil sahabat tapi Bosnya sambil mendorong pintu ruangan Kama. “Caca udah berjam-jam di bawah sama Nufaira, dia ngamuk sama cewek gue karena lo ngelarang dia naik ke sini,” Fabian memberitau, terdapat protes dalam nada suaranya. “Suruh dia naik kesini sewaktu gue udah m
“Sebentar lagi Nyonya ... sebentar lagi anda bisa ke atas, saat ini Tuan sedang sibuk ...,” bujuk Nufaira dengan sebuah janji. Arsha sudah lebih tenang saat ini, air matanya beberapa saat lalu berhenti mengalir dan wanita itu juga telah mengerti dan tidak lagi melampiaskan amarahnya pada Nufaira.
Arsha : Bang, pulang sekarang ya ... kita selesaiin masalah ini. Kemarin Abang marah sama Caca waktu enggak menyelesaikan langsung masalah kita. Pulang ya, Bang ... please, Caca minta maaf. Mungkin itu adalah pesan keseribu yang Arsha kirimkan semenjak ia tidak pulang beberapa hari lalu tapi Kama m
Kama memberitau pihak hotel nama gadis Arsha, tidak ada Gunadhya lagi di belakang namanya. Apa Kama akan melepaskan Arsha untuk selamanya? Napas Arsha tersendat menahan tangis untuk beberapa saat kemudian buliran bening itu sudah tidak bisa Arsha bendung lagi yang kemudian membanjiri wajah Arsha.
Arsha memantapkan hatinya, ia menarik napas panjang sebelum masuk ke gedung kantor milik sang suami yang telah dua minggu lamanya ia tidak bertemu. Ia harus menghentikan semua ini dan bertanya mau dibawa kemana hubungan mereka? Tapi tampaknya larangan kedatangan Arsha ke kantor masih berlaku karen
Sang driver sengaja melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang untuk memberi waktu kepada Kama agar dapat berpikir jernih dan merubah pikirannya. Sesekali pria paruh baya itu melirik spion tengah dan mendapati air mata sang Nyonya masih enggan berhenti membasahi wajah cantiknya. Kemana lagi sa
Arsha menatap kota Hanoi di bawahnya saat pesawat yang ia tumpangi tinggal landas untuk mengudara membawanya pulang kembali ke Indonesia. Meninggalkan seseorang yang kita cintai tapi sedang membenci kita itu rasanya sangat berat. Dada Arsha terasa sesak menahan agar matanya tidak mencurahkan apa y