“Mana yang mau jadi cucu mantu Oma?” pertanyaan dadakan itu membuat Kama menaikan tangannya. “Anak tampan ... Oma titip cucu Oma yang paling nakal ini ya, tolong didik dia dengan baik karena kedua orang tuanya udah angkat tangan ... semua nyerah, hanya kamu harapan kami satu-satunya,” kata Oma Aneu
Kama tersentak, mengalihkan tatapan dari layar canggih yang ia genggam, menatap tajam Arsha yang baru saja menendang kakinya. “Sorry ... gue enggak sengaja,” ucapnya santai kemudian memejamkan mata kembali. Luar biasa, baru tiga puluh menit saja privat jet milik keluarga Kama lepas landas, Arsha s
“Ini aku lagi kerja, janjian sama klien tapi dia enggak datang ... katanya ada keperluan mendadak,” jawab Aarash berdusta. Sudah beberapa hari Rachel tidak ke rumahnya membuat Aarash merindukan gadis itu dan rasa rindu memaksanya untuk datang ke toko kue dan coffeshop milik sang gadis. “Oh, aku ba
“Tuan Kama meminta saya membelikan makan siang untuk anda,” ujar Nufaira seraya memberikan satu kotak berisi makan siang. “cảm ơn bạn,” balas Arsha, menerima kotak makan siang tersebut dari tangan Nufaira. Ucapan terimakasih dengan bahasa Vietnam yang diungkapkan Arsha mampu membuat Nufaira menai
Di dalam sana, mata Kama harus berakomodasi dengan maksimal pasalnya ruangan itu begitu gelap, pencahayaan yang masuk hanya dari lampu-lampu dari luar yang menembus melalui dinding kaca. Kama meraih remot kecil di atas meja kemudian menyalakan lampu, seorang gadis yang terlelap di atas sofa segera
Kama menelan saliva kelat, matanya melirik ke arah Arsha yang berjalan mendekat kemudian beralih pada nasi goreng yang sedang ia masak lalu kembali lagi pada Arsha dan detik berikutnya kembali memusatkan perhatian pada nasi goreng, terus saja begitu. Ia gugup. Mengumpat berkali-kali karena tadi mal
*** “Ada kabar apa? Apa Kama sudah kembali?” suara seorang wanita di ujung sana membuat tangan Nufaira bergetar. “Tuan Kama sudah kembali, hanya saja ...,” Nufaira menahan kalimatnya, ia ragu. “Katakan! Kamu masih ingin bertemu dengan adikmu ‘kan?” titah si wanita mengancam. “Tuan Kama kembali
“Pagi Tuan Putri ... .” Langkah Arsha terhenti ketika mendengar sapaan seorang pria berbahasa Indonesia. Di ruang makan telah duduk Kama di ujung meja dan seorang pria yang menyapanya tadi duduk di samping sang Tuan rumah. Kedua bola mata mereka menatap Arsha membuat Arsha menengok ke kiri dan k