Share

Mengulang Kesalahan Terbesar

Wangi musk bercampur woody dan citrus merangsak masuk ke dalam indra penciuman Arsha sebagai tanda jika si pria yang ketampanannya sangat kurangajar itu sedang berjalan mendekat ke arahnya.

Dari jauh Kama meringis menahan gemas melihat Arsha mengerucutkan bibirnya setiap kali menghisap sisa mie yang tertinggal dari sendok.

Tidak bisa Kama lupakan bagaimana manisnya bibir itu ketika ia kecup beberapa malam lalu dan jujur, Kama ketagihan bahkan saat ini ia merasa sakaw ingin menikmati lagi bibir Arsha.

“Ada yang mau aku omongin,” Kama berujar, berbasa-basi sebelum meminta maaf karena tidak menjemput Arsha dan mengabarinya mengenai busines trip.

Tapi bawaan dingin yang sudah melekat pada diri Kama membuat ucapannya tadi terdengar dingin dan datar di telinga Arsha.

Dalam hati Arsha mendengus sebal, “Udah salah tapi enggak ada lembut-lembutnya.”

“Arsha! Kamu denger aku, kan?” panggil Kama setelah beberapa lama Arsha tidak menjawab.

Arsha mendongak, menatap tajam netra pekat Kama. “Ngomong!
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status