Share

Bab 2

Author: MoonHp
last update Last Updated: 2021-04-20 14:13:13

"Yang bersama akan kembali sendirian

yang jomblo akan berakhir bahagia di pelaminan," batin Joan dengan bibir menyungging.

Sejak tiga bulan terakhir, Joan sering mampir ke kedai unik yang terletak di pinggir jalan kota. Tempatnya sangat strategis dan tak jarang banyak pengunjung yang ikut makan pempek di sini. Biasanya hanya waktu luang saja yang menghantarkan Joan ke sini. Ia memilih keadaan yang tak terlalu ramai. Yaitu sepulang dari bascam menjelang petang.

Keunikan bukan hanya soal dari rasa. Namun, dari nama tempatnya saja sudah membuat ia tertarik. 'Yumarijomblo' itulah nama kedainya.

Di tiap meja terdapat quotes menarik tentang jomlo. Kata-kata yang sering Joan baca membuat ia senyum-senyum sendiri seperti sejak pertama ia datang ke sini dan membaca salah satu kata yang ia lihat,

'Mblo, jangan lupa sarapan karena perut butuh makan bukan harapan. Minumnya juga jangan lupa ya, karena ginjal butuh air minum bukan air mata.'

Kata-katanya seolah mengajak untuk memedulikan diri sendiri. Menghapus kesedihan perihal cinta-cintaan dan memperhatikan kesehatan diri.

Terkadang Joan mengira yang menulis kata-kata ini adalah seseorang yang tak pernah punya pasangan. Dia begitu antusias mengapresiasi dirinya sebagai jomlo sampai-sampai dengan kata-kata yang ia tulis secara tidak langsung telah mengajak para pelanggannya untuk ikut menjomlo. Hidup sendiri yang penting bahagia. Bebas pikiran. Ngga mikirin soal sakit hati. Pikir Joan.

Kedainya memang sangat sederhana, tetapi kebersihan dan kenyamanan tidaklah sederhana. Pemiliknya memang ahli dalam mengambil hati. Dari mulai pelayanan dan waktu yang sebentar dalam penyajian pempeknya, meskipun tengah dilanda orang banyak.

Joan menyantap pempek berisi tahu dengan penuh kenikmatan. Ia selalu jatuh cinta dengan rasanya.

"Wuenak, toh? Ini, ibu ada varian baru. Pempek isi wortel dan kentang."

Wanita medok bersuara indah itu meletakan satu mangkuk pempek yang sudah berkuah. Tampilannya sama seperti pempek yang barusan ia makan.

"Varian baru, Bu?"

"Iya, gratis buat kamu."

***

"Tumben udah pulang, Bu?"

Resti terlonjak mendengar anaknya bersuara.

Mengusap dada penuh kesabaran. "Kamu ngagetin ibu aja. Kenapa jam segini baru pulang?"

Kini Prita yang dibuat mengelus dada ketika suara ibunya naik satu oktaf.

"Habis dari rumah Cici. Hehe." Ia ikut mendaratkan bokongnya saat tadi lelah berdiri.

"Oiya, kamu lihat lipstick ibu yang model terbaru gak?"

Darah mendesir menggores pipinya. Jantung Prita mendadak berdegup kencang. Bagaimana jika ia tertangkap? Jujur saja Prita hendak mengembalikannya sepulang sekolah minggu kemarin, tetapi saat melihat bentuknya ia urungkan.

"Pri? Malah diam? Jangan-jangan--"

"Ibu tumben udah pulang jam segini?" tanya Prita mengalihkan.

Resti senyum-senyum tak karuan.

"Tau gak Pri? Pempek kita diborong sama pemuda tampan yang akhir-akhir ini sering mampir ke kedai kita. Kerugian dari kue yang kemarin udah keganti." Selorohnya bersenang hati.

"Wah, yang bener, Bu? Cowok itu siapa?"

"Yang waktu papasan sama kamu di pintu itu lho Pri. Kemarin juga kamu nanya dia 'kan?"

"Ooh, itu. Pri ngga tau sih Bu. Tapi kayaknya dia orang baik. Habisan pake topi terus si. Mana mukanya ketutupin lagi, udah kayak idol-idol K-pop aja."

***

"Berisik!"

Zain melempar bantal pada Bi Yem di ambang pintu membuat perempuan lima puluh tahun itu segera terbirit ketakutan.

Memang selalu serba salah jika sudah berhadapan dengan Zain Mahesa. Tidak dibangunkan marah. Jika dibangunkan juga marah. Pria itu selalu bersikap seenaknya.

Zain menggeliat. Mengumpulkan nyawanya kemudian bergegas melaksanakan ritual mandinya.

Usai mandi dan selesai memakai seragam, Zain berkaca. Memandang wajahnya sambil tersenyum bangga.

"Hehh, ganteng sekali wajah ini." Ia berucap dengan angkuh.

Zain berlanjut memakai minyak rambut dan menyemprotkam parfum ke seluruh tubuhnya.

Setibanya di bawah, Zain menelisik ruangan tak nampak  papahnya membuat moodnya kembali memburuk.

Bi Yem yang bisa menebak ekapresi wajah Zain lantas berseloroh,

"Tuan sudah ke Singapur lagi--"

Aksa Zain mendelik sinis.

"Gak nanya!" selanya memotong kata Bi Yem.

Mungkin jika tak ada PARPATI Zain akan bertahan di dalam kotak kekelaman. Bersendu sendiri. Menahan patah setiap hari. Untunglah semesta berbaik hati. Meakipun usia PARPATI baru menginjaki angka tiga tahun, tetapi pertemanan mereka sudah terasa sepuluh tahun. Mereka sangat dekat. Tali persahabatan kini sudah beralih pada ikatan kekeluargaan.

Zain melirik kaca spionnya, melihat motor gede seperti sedang mengikutinya. Zain memutar haluan, ia pun tak tahu ingin ke mana. Yang pasti ia hanya ingin menghindari seseorang yang menguntitnya dari belakang.

Ternyata benar, pria itu sedang mengintainya. Kini cowo itu mengejar laju kendaraannya.

"ZAGGAR?" Pikir Zain, tetapi tidak mungkin. Zain tak pernah melihat mereka ada yang menggunakan motor jenis antik begitu.

Set!

Akhirnya orang itu berhasil menghadang kendaraan Zain.

Perbuatan pria yang belum diketahui wajahnya itu terbilang lancang dan membuat Zain kesal. Zain turun dan langsung menyerang pria itu.

Bugh!

Bugh!

Zain meninju perutnya sebanyak dua kali. Kemudian Pria itu balik menyerang dengan jurus yang sudah diketahui Zain.

Pria itu kalah telak dan segera membuka helmnya.

"Gila lo!?" bentaknya membuat Zain kaget setelah melihat wajah pria di hadapannya.

"Bang Zeno?" Zain langsung melemparkan tubuhnya pada Zeno. Laki-laki itu pun membalas pelukan sepupunya dengan penuh kerinduan.

***

Plak!

"Ngaku deh lo! Kemarin ngapain Kak Joan nolongin lo?!"

Kemarin memang sempat terjadi kehebohan di depan mading. Pasalnya Prita tiba-tiba saja dibantu Joan. Anak PARPATI yang diketuai oleh Zain Mahesa Andara. Semua orang tahu bahwa anak PARPATI jarang sekali ada yang berempati terhadap para siswa. Cuma nasib Prita saja yang beruntung. Tetapi sekarang nasib keberuntungannya malah membawa petaka.

Prita membrontak. "Aduh, lepasin dulu. Kepala gue sakit."

Aul melepas jambakannya dari kepala anak malang itu setelah Pinka memberi perintah.

"Sekarang jawab!"

"Iya! Iya!" Pasrahnya. Prita memikirkan cara agar terbebas dari geng Pinka.

"Wah, Bu Ati--" Prita menunjuk ke arah kanan. Cewe yang sedang menyandarkan tubuhya di tembok mengikuti telunjuk Prita. Dan pada saat itu Prita langsung lari ke arah kiri. Arah kelasnya.

"Woi!" bentak Pinka, Aul dan Devi bersamaan.

Semenjak kejadian emosi dirinya pada Zain, ketenangan dalam hari-hari Prita seakakan lenyap. Ini sudah dua minggu berturut-turut dirinya terintimidasi oleh komplotan Pinka. Cewek bengal yang sebelas-duabelas sama nakalnya dengan Zain.

Prita terus berlarian di koridor dan Pinka bersama temannya juga masih mengejar.

"Berhenti cupu!"

Brak!

Tubuh Prita melayang layaknya kapas tertiup angin. Kakinya tak sengaja menabrak ember berisikan air pelan. Di depannya ada seorang cowok cool yang terdiam melihat tubuh Prita yang akan menimpanya.

Waktu berputar sangat lambat.

"Plis, tolong tangkap gue!" batin Prita berlirih keras.

Kehidupan Prita memang tak seindah di novel-novel. Ia berharap pria di depannya ini mengasihaninya dan mendekap tubuhnya. Ya, jika cowok itu Joan, Prita yakin cowok itu akan melakukan hal demikian.

Akan tetapi pria di depannya ini adalah manusia yang minim dengan rasa empati. Cowok tengil itu menggeser tubuhnya membiarkan Prita mencium lantai yang masih basah.

Koridor ramai dengan sorakan. Melihat tubuh Prita telungkup bersamaan dengan lipstik yang berceceran di lantai. Lagi-lagi Zain kembali menghancurkan benda curian dari ibunya. Benda keramat yang bisa membinasakan dirinya dari serangan mulut Resti. Ini kali kedua Zain tega menginjak lipstik  sampai muncrat ke wajah Prita yang malang.

Cici dan satu orang wanita menghampiri Prita yang kini mulai terduduk sambil meraup benda miliknya yang sudah penyek.

"Gue tau ini baru aja dibeli sama ibu."

Tangan beraroma vanila serta kulit putih  membuat jantung Prita berdesir hebat. Prita melirik pada seseorang yang tengah membersihkan wajahnya dengan sapu tangan.

Kemudian mereka terbangun.

"Lo gak apa-apa, Pri?" Cici membolak-balikkan tubuh Prita heboh.

"Maafin Zain, ya. Kadang cowok itu memang kekanak-kanakkan." Cewek itu memberikan permintaan maaf yang amat tulus.

***


Related chapters

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 3

    "Ibu pasti marah banget, nih Ci. Aduh gimana, yah. Lipstick yang minggu lalu aja belum gue ganti."Kini Cici yang dirundung rasa bersalah. Sebab dirinyalah yang meminta Prita untuk membawa lipstick ibunya. Alasannya karena tante Iren memerintahkan Cici untuk mencari tahu apa merek lipstick yang digunakan ibunya Prita, karena katanya pemikat dalam diri Resti berasal dari lipsticknya yang teramat langka itu.Iren dan Resti memang tidak akur. Keduanya sama-sama janda, tapi yang satunya lebih banyak diidolakan dibandibgkan Iren. Padahal Iren lebih muda dua tahun dari Resti. Mungkin itu yang membuat Iren iri terhadap janda satu anak itu.Meskipun begitu, Prita juga gemar memakai lipstick ibunya. Bukan karena ingin terlihat cantik seperti yang dikira Iren pada Resti. Hanya saja Prita sudah terbiasa memoles sedikit bibirnya. Ia hanya tidak nyaman melihat bibirnya terlalu pucat. Ya, Prita memang tidak memiliki bibir semerah natural.Bukan hanya Iren dan Prita yang te

    Last Updated : 2021-04-20
  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 4

    Orang-orang berhamburan menghampiri mobik BMW milik Zain. Mereka membuka pintu mobilnya dan menarik sang pemilik dari mobil tersebut. Sedangkan Prita sudah keluar duluan dan memuntahkan isi perutnya. Dari kecil Prita memang tidak kuasa apabila berlama-lama di dalam mobil. Jangankan naik, mencium aroma mobil saja kadang membuatnya suka mual dan pusing tiba-tiba.Saat Prita mendongak, ia tampak tak asing dengan tempat ini. Ini adalah jalan di mana ia dan Zain bertemu kemarin malam. Tetapi anehnya saat ini Prita tak nampak pohon besar yang Prita lihat malam itu.Prita membersihkan mulutnya dengan tangan dan melihat seorang wanita dengan dandanan ala orang pintar masuk ke mobil, sebelumnya, wanita itu memberikan senyuman yang sulit diartikan oleh Prita."Neng, gak apa-apa?" tanya bapak-bapak heboh memeriksa keadaan Prita.Saat itu juga Prita baru tersadar bahwa dirinya dan Zain menambrak mobil orang dari belakang."Eh, g-gak apa-apa, kok, Pak." Prita menelu

    Last Updated : 2021-04-20
  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 5

    Sayup-sayup suara seseorang masuk ke gendang telinganya. Ia perlahan membuka kelopak matanya. Lalu pandangannya mulai jernih setelah beberapa saat."Wah, apa gue lagi mimpi?" Prita mengedarkan pandangannya ke sekitar kamar yang tampak mewah.Ia beranjak dari kasur dan mulai mendatangi meja make up yang hanya terdiri dari lotion, minyak rambut dan parfum saja."Ini mah buat cowok semua," desahnya. Kemudian terduduk pada bangku dan memandang wajahnya ....Prita langsung menjerit ketakutan ...."Aaa!""Wajah gue kenapa jadi kayak gini?""Wah, ini mimpi buruk si!" Ia langsung kembali ke ranjang dan memejamkan matanya. Di cermin tadi wajahnya berubah menjadi seseorang yang familiar tetapi ia tak ingat wajah siapa ini.Prita memaksakan dirinya untuk tertidur kembali. Namun nihil, ia tak bisa jatuh ke alam tidurnya."Wah gawat nih. Apa jangan-jangan gue terjebak di alam mimpi?"Untuk memastikan Prita mencoba menampar pipinya sendi

    Last Updated : 2021-04-20
  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 6

    Yudi tampak menimang-nimang apa yang akan mereka lakukan, sebab jarang sekali cewek yang menjadi target mereka."Mmm, kita apain, yah?"Deo dan Jali masih menahan tubuh seseorang dalam karung yang mereka duduki di kursi kudang yang tampak sudah usang termakan waktu."Gelitikin aja gimana?" Jali menautkan alis."Ini cewek bro ... sensitif kalo main raba-raba aja.""Gagabah maneh teh!" Semprot Yudi pada Jali."Eh! Eh! Buka dulu karungnya. Kasian dia kehabisan napas atuh!"Napas Zain terdengar ngos-ngosan setelah Jali dan Deo membuka benda yang menutupi dirinya."Kurangajar?!" Zain berontak dan menendang lutut Yudi yang sedang duduk berhadap-hadapan dengannya.Kedua cowok itu makin mengeratkan tali yang mengikat Zain. Mereka terkejut dengan tenaga yang barusan dikeluarkan cewek itu, sampai-sampai hampir saja Yudi terjungkal."Wah, buas nih! Gawat atuh ieu mah ...." Yudi mengelus dada."Ngapain kalian ngarungin

    Last Updated : 2021-04-20
  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 7

    "Matematika 'kan pelajaran favorit lo Zai. Kok, bisa-bisanya lo nyontek sama si Jaki?"Deo dan Jali sibuk mengipas-ngipasi keringat Prita yang bercucuran setelah tadi gadis itu ketahuan mencontek dan disuruh lari keliling lapangan sebanyak tujuh kali. Ternyata guru kelas 12 lebih menakutkan daripada guru BK. Dan ini menjadi pengalaman pertama seorang Prita dihukum."Yang kenceng!" perintah Prita."Ternyata enak juga jadi dia. Punya pelayan yang siap gue suruh apa pun. Rasain kalian. Ini akibatnya karena udah berusaha mengintimidasi adik kelas." Lagi-lagi Prita menyergah dalam hati dengan penuh kepuasan."Eh, ngomong-ngomong si Joan mana, ya?" Deo mulai cari-cari pandang ke setiap sudut lapangan hingga koridor."Lagi sama si Joy kali. Lagian hubungan mereka itu gak jelas masih aja dipertahanin.""Si Joy cantik-cantik kok buaya, yah. Si Joan juga bego. Masih mau aja sama tuh cewek.""Sut! Sutt! Orangnya datang." Jali berbisik heboh.Joan

    Last Updated : 2021-04-20
  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 8

    "Udah sekarang lo balik ke rumah lo! Dan gue kembali ke rumah gue. Siniin kunci motor gue! Gue gak mau pake motor butut lo lagi!""Tapi 'kan raga kita masih ketuker. Apa mereka bakal--""Gue tinggal bilang kalo gue kena kutukan gara-gara lo--""Enak aja! Ini bukan karena gue ya. Ini itu udah takdir alam. Gue yakin alam semesta ini bakalan kasih petunjuk dengan apa yang udah terjadi ini."Zain mendecih sinis, "Cih, bahasa lo!"Mata Zain teralihkan pada lebam di wajah Prita. "Obatin luka itu! Gue gak mau wajah gue yang tampan rusak. Lo harus tanggung jawab." Zain melesat setelah menaiki kendaraan mewah yang sudah ia rebut kembali dari Prita.***Pintu rumah Prita tampak masih tertutup rapat. Tandanya sang ibu masih belum pulang ke rumah.Ia langsung merebahkan tubuhnya pada kasur empuk nan nyaman. Prita memandang langit-langit dengan pikiran berkecamuk."Apa si yang udah gue lakuin? Kenapa gue bisa berubah gini?""Apa iya gue

    Last Updated : 2021-04-20
  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 9

    Kelap-kelip lampu yang mengambang di kolam renang mengalihkan perhatian Prita yang baru saja masuk.Mulutnya menganga melihat kemewahan acaranya. Ternyata Zain ini benar-benar keturunan orang kaya."Zai!" panggil seorang gadis yang tampak cantik dengan gaun putih selutut.Tiba-tiba gadis itu bergelayut pada tangan Prita."Kamu datang, Zai?" Joy tersenyum.Prita kaget setengah mati mendapati Joy yang sedang memeluk tangannya.Prita tampak bingung sendiri saat Joy membawanya ke hadapan orang-orang berpakaian serba rapi dan gelamour."Anak Papa tampan sekali," kata pria yang entah siapa, Prita tidak mengenalinya.Yang lebih membuat Prita terhenyak adalah kehadiran Danu. Cowok itu berdiri di belakang Delon dengan wajah sinis. Lalu, perempuan di sebelahnya juga nampak tak suka dengan Prita yang bertubuh Zain.Sesaat kemudian, Delon melambaikan tangan kepada seseorang di belakang Prita. Prita menoleh dan lagi-lagi

    Last Updated : 2021-04-30
  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 10

    Bersedekap dada dengan wajah ditekuk, itulah yang sedang Pinka lakukan ketika melihat sosok Prita berjalan melewatinya.Tak butuh waktu lama, Pinka langsung menarik tubuh Prita dari belakang. Ia dan kedua temannya menyeret gadis itu ke dalam toilet."Ngapain si lo, akhh ... lepasin!" rontak Zain brutal.Plak!"Kurangajar! Dasar cewek gak tau malu! Apa maksud lo hancurin acara pertunangan Kak Joy dan Zain?" tanya Pinka galak.Zain menyunggingkan bibirnya lalu meludah. "Cuih, peduli apa lo?"Zain tahu Pinka tidak suka dengan dirinya, ia tidak pernah berpihak padanya dan buktinya Pinka tidak mau mengakui Zain sebagai saudaranya, karena Zain tahu Pinka malu mempunyai saudara anak haram seperti dirinya.Pinka makin dibuat geram dengan tingkah Prita yang sebenarnya adalah Zain. Ia menjambak rambut panjang cewek itu dan memberikan tatapan tajam."Makin hari lo makin berani ya, sama gue!" Tekan Pinka."Dev, ambilin a

    Last Updated : 2021-05-07

Latest chapter

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 81

    Joan melangkah masuk ke bandara. Setalah kejadian pertunangan Zain dan Joy yang gagal, Joan memilih meninggalkan Indonesia bersama kakeknya. Tepatnya Joan akan kuliah di luar negeri. Ia membawa kakeknya sekalian untuk dititipkan di rumah tantenya yang ada di Belanda selama Joan sibuk kuliah.Varos juga akan mendapat perawatan yang lebih baik di sana. Joan sudah menyiapkan semuanya.Joan memilih akan menjalani hidup baru. Keputusannya sudah bulat dan akan dijalankannya."Ayo, Kek," ucap Joan lalu membawa Varos masuk ke dalam pesawat.***Malam ini adalah malam yang berpengaruh bagi nyawa Prita. Sebab saat ini mereka bertiga sudah memegang pistol untuk melenyapkan Prita begitu saja jika Prita tidak menuruti apa yang mereka perintahkan.Seperti yang dikatakan Cici bahwa malam ini bertepatan dengan malam gerhana bulan Merah, malam yang langka bagi Prita dan Zain, namun agaknya akan terlewatkan sia-sia sebab Prita akan segara dileny

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 80

    Zain menghela napas berat seolah mengeluarkan beban.Merasa gagal, karena belum juga menemukan Prita–ia menangis, menitipkan air matanya di rumah pohon."Seharusnya gue yang diculik! Bukan lo, Pri," kata Zain sembari memandang ke arah rumah tua yang dulu Prita lihat."Kenapa lo yang ngalamin ini?" Zain kembali menunduk dengan air mata yang mulai bercucuran.Tiba-tiba Zain teringat apa yang dulu Prita katakan mengenai Zeno yang akan membunuhnya. Zain teringat dengan kedatangan Misha. Zain mulai mengerti kemana Prita pergi. Mereka telah mengukir Prita."Zeno berniat membunuh lo!" kata Prita waktu itu.Zain bangkit untuk segera mencari keberadaan Zeno di rumahnya. Ia harap Zeno masih ada di sana. Zain akan meminta Zeno memberitahu padanya di mana keberadaan Prita. Zain tidak akan membiarkan Zeno menyakiti Prita.Zain lekas naik ke motornya–motor mewahnya yang ia ambil di pinggir jalan. Motonya yang ditinggalkan Prita begi

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 79

    Kepergian Danu sudah seminggu lebih, tetapi Liana masih banyak melamun. Liana teringat Danu yang suka mengeluh karena selama ini ia belum mendapatkan apa yang ia mau. Anak itu ingin menjadi pewarisnya Delon, tetapi Delon sama sekali tidak mau membuat Danu menjadi senang. Yang Delon pikirkan hanyalah Zain. Zain si anak haram itu. "Bi, tolong buatkan saya kopi!" seru Delon para pekerja di rumahnya. Mendengar suara Delon, Liana jadi tertegun. Dulu ia pernah berusaha meracuni Delon. Akan tetapi, berhasil digagalkan oleh Zain. Dan sekarang adat kesempatan emas bagi Liana untuk meracuni Delon. Karena tidak ada harapan lagi, Danu sudah tiada, Liana hanya tinggal mengakhiri kisahnya dengan membunuh Delon dan Liana akan berusaha melenyapkan Zain juga dan dengan begitu semua harta dan kekuasaan Delon akan jatuh ke tangan Liana. Liana segera beranjak dari kursi dan secepat kilat menuju dapur. "Biar saya aja, Bi!" cegah Liana pada Bi Ina. "Baik, N

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 78

    Semua anak-anak Parpati sedang berada di depan ruangan Deo. Mereka dikabari oleh Yudi, sebab ketika Yudi mengunjungi kediaman Deo, pembantuan memberi tahu bahwa Deo masuk ke rumah sakit usai tertusuk pisau."Kita berdoa aja semoga Deo selamat," imbuh Zain."Iya, Zai, lebih baik kita banyak-banyak ini doa supaya Deo segera siuman," tambah Jali yang terlihat paling khawatir.Di sudut kursi, Mela masih mengiringi keadaan Deo dengan tangisannya. Sementara Rino menundukkan kepalanya menunggu dokter keluar.Yudi beranjak menghampiri mereka berdua."Tante, Om," panggil Yudi sehingga mereka mendongak ke arahnya."Saya Yudi, temannya Deo," sapa Yudi memperkenalkan diri.Mela menghapus air matanya dan menerima tangan Yudi dan ingin bersalaman dengannya."Deo, sering ke rumah Yudi. Dia sering curhat masalah kalian," gumam Yudi membuat Rino dan Mela saling memandang satu sama lain."Dia curhat mengenai kami?" tanya Mela.

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 77

    Cici sedang asik menonton acara. Namun tiba-tiba sang ayah malah memindahkan channel-nya dengan seenaknya. Glen memindahkan channel-nya ke siaran berita. "Ih, ayah! Ganggu aja si!" protes Cici melirik ke sang ayah di sampingnya yang baru duduk. Glen tak menggubris Cici dan tetap melihat ke arah televisi. Pada saat Cici melihat siaran berita itu, Cici kaget saat membaca tulisan di layar tivi mengenai gerhana bulan merah. Glen merasa tidak tertarik dengan beritanya, lalu ia memindahkan nya lagi. Akan tetapi segera Cici cegah. "Eh, tunggu!" tahan Cici. "Hah, nanti akan ada gerhana bulan?" gumam gadis itu di dalam hati. "Gue harus cepet-cepet kasih tahu Prita," ucap Cici. Dan segera bangkit dari duduknya lalu melenggang ke luar memakai sepatu nya. "Eh, kamu mau kemana malam-malam begini?" teriak Glen melihat sang anak dengan tiba-tiba terbirit ke luar. "Mau ke rumah Prita, Yah. Ayah silakan saja tonton beritanya!" s

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 76

    Joy keluar dengan gaun mewah dan indah. Gadis itu terlihat sangat cantik memakai gaun putih itu.Para tamu terhipnotis dengan aura kecantikan Joy. Mereka bertepuk tangan saat Joy memasuki mimbar dan berdiri di sebelah anaknya Delon.Acara tiup lilin sebentar lagi dan Zain belum juga datang. Prita dibuat cemas, kemana sebetulnya Zain?MC sudah mengatakan agar Prita meniup lilin. Para tamu masih bernyanyi untuknya. Namun Prita tak kunjung meniupnya, ia ingin melihat Zain lebih dulu."Silakan Tuan Muda, tiup lilinnya," ulang MC berseru.Prita hanya bisa menghela napas dan meniup lilin itu. Gemuruh tepuk tangan menghadiahi telinga Prita.Selanjutnya acara potong kue. MC kembali meminta Prita agar memotong kuenya. Tetapi Prita tidak melakukannya, ia meminta Delon agar menunggu seseorang sebenar saja."Pah, kita tunggu teman aku satu lagi yah," ucap Prita berbisik pada telinga Delon."Lho siapa? Memangnya ada teman kamu yang belum sa

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 75

    Ternyata Zeno membawa Prita ke kediaman Delon. Pria itu sudah menipunya.Prita memerhatikan jalan, ia sudah. Bapak betul jalan ke arah ini ini."Ini kan jalan kerumah bokap?" terka Prita membuat Zeno tersenyum miring.Zeno berpikir sepupunya itu memang benar-benar tidak ingat hari ulang tahunnya. Sesekali Zeno mendelik sepintas, melihat wajah sepupunya yang kecut."Kak, lo bohongin gue yah?" gumam Prita. Namun tak mendapat respon dari Zeno."Kak!" panggil Prita mengguncang sedikit tangan Zeno dari samping. Tidak mungkin juga Zeno berniat jahat saat ini, sebab pakaian Zeno sangatlah rapi."Gue gak bohongin lo! Ini emang hari ulang tahun anaknya Tuan Delon, yaitu lo!" Akhirnya Zeno memberitahu Prita. Sayang sekali padahal jika tidak diberi tahu maka ini akan menjadi suprise bagi Prita."Hah, gue?" Prita menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi wajah terkejut."G–gue ulang tahun?" tanya Prita sekali lagi. Hanya untuk sek

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 74

    Prita dan Zain sedang duduk-duduk menikmati angin sore, tepatnya di taman yang tak jauh dari bascamp.Prita melirik ke arah Zain yang sedang memandang langit. Ia berkata,"Sorry, ya, gue cuma bisa jadi peringkat ketiga. Apalagi ini pelulusan lo." Prota membuat Zain menurunkan pandangannya dan menoleh padanya."Ya mau gimana lagi," lirih Zain. Sebenarnya ia tak ambil pusing, toh rangking bukan sebuah patokan baginya. Justru skill yang bisa membuktikan bagaimana nanti Zain kedepannya."Oh iya, lo sama gue belum lanjutin yang kemarin," ucap Zain membuka topik baru. Jujur saja Zain ketagihan dengan hal yang terjadi pada waktu itu."Yang kemarin?" Kening Prita berkerut."Yang di rumah pohon itu!" tukas Zain mencoba mengingatkan Prita."Astaga, lo mesum!" sentak Prita segera menjauh dari Zain. Namun Zain sepertinya tidak mau berada jauh dari Prita. Cowok itu menarik Prita hingga posisi mereka benar-benar intim."Lo kan ud

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 73

    "Kalian pikir gua takut, hah!" Resti memasang badan melarang orang-orang itu masuk ke dalam rumahnya. Resti tidak akan membiarkan mereka merusak rumahnya lagi. Orang-orang yang ada di depannya ini adalah orang-orang yang sama yang merusak rumahnya pada waktu ini. Bedanya jumlah mereka saat ini lebih banyak."Udahlah kita masuk aja, lagian cuma perempuan satu ini masa takut," oceh orang itu.Buk!Resti melayangkan sapu tepat di wajahnya."Mau ngapain kalian ke rumah gue!" sentak Zain tiba-tiba. Ia datang bersama Prita. Prita sudah memberi tahu Zain bahwa mereka adalah orang-orang suruhan Liana."Mereka-mereka ini sebenarnya adalah orang-orang suruhan Liana!" imbuh Prita tajam."Jangan so tau kamu bocah ingusan!" bantah si kepala pelontos. Kulitnya hitam seperti orang Afrika."Gue gak so tau, mending kalian ngaku aja deh!" sergah Prita."Kami ini suruhannya Tuan Delon!" ungkap laki-laki bertubuh besar, pria itu memiliki leh

DMCA.com Protection Status