Share

Bab 7

Author: MoonHp
last update Last Updated: 2021-04-20 18:14:30

"Matematika 'kan pelajaran favorit lo Zai. Kok, bisa-bisanya lo nyontek sama si Jaki?"

Deo dan Jali sibuk mengipas-ngipasi keringat Prita yang bercucuran setelah tadi gadis itu ketahuan mencontek dan disuruh lari keliling lapangan sebanyak tujuh kali. Ternyata guru kelas 12 lebih menakutkan daripada guru BK. Dan ini menjadi pengalaman pertama seorang Prita dihukum.

"Yang kenceng!" perintah Prita.

"Ternyata enak juga jadi dia. Punya pelayan yang siap gue suruh apa pun. Rasain kalian. Ini akibatnya karena udah berusaha mengintimidasi adik kelas." Lagi-lagi Prita menyergah dalam hati dengan penuh kepuasan.

"Eh, ngomong-ngomong si Joan mana, ya?" Deo mulai cari-cari pandang ke setiap sudut lapangan hingga koridor.

"Lagi sama si Joy kali. Lagian hubungan mereka itu gak jelas masih aja dipertahanin."

"Si Joy cantik-cantik kok buaya, yah. Si Joan juga bego. Masih mau aja sama tuh cewek."

"Sut! Sutt! Orangnya datang." Jali berbisik heboh.

Joan mengambil alih di dekat Prita.

Sebenarnya Prita terkejut mendengar Joan memiliki hubungan dengan Joy. Dia pikir Joan bukan tipikal orang yang suka didekati wanita, tapi ia tak bisa menampik juga, karena gadis itu adalah idaman semua pria--Joy Astella, cewek cantik, baik hati dan cerdas. Siapa yang tak terpesona akan kecantikannya? Daun pun dibuat jatuh hati.

Jatuh secara diam-diam.

"Lo masih marah sama gue?" Joan memulai.

"Hah?"

"Lo harus lakuin itu. Ini demi keluarga lo juga," lanjut Joan semakin membuat kebingungan Prita bertambah.

"Udahlah, gak usah bahas cewek. Yang terpenting kita udah kumpul di sini dan ayo kelarin rencana kita buat balas anak-anak ZAGGAR."

Dalam perbincangan mereka, Prita tak mampu menyahut sepatah kata pun. Ia hanya melongo di tempat, karena masih tak bisa menangkap apa yang tengah mereka bicarakan.

Seasaat kemudian, ia langsung teringat Cici. Hari ini ia tak berkesempatan untuk bersamanya lagi. Prita mulai tertunduk memikirkan persahbatan dirinya dan Cici. Apakah Zain akan bersikap baik pada Cici? Itulah yang sedang ada di kelala Prita. Ia takut Cici akan seperti dirinya. Diperlakukan seperti siswa buangan.

Desahan lolos dari mulutnya.

Tiba-tiba Prita terpikirkan sesuatu ....

"Tapi ... gue 'kan ini Zain? Mmm, ini bisa gue jadiin kesempatan untuk melakukan sesuatu yang semestinya gue lakukan. Cowok itu gak mungkin bisa berbuat apa-apa, toh dia sedang menempati raga gue." Pikirnya demikian.

"Ahaha!" tawa Prita tiba-tiba. Keempat cowok di depannya memandang bingung.

"Wah, kayaknya sekolah ini angker deh ...." Deo mengusap bulu kuduknya. Ia menerawang setiap pepohonan yang ada di sekitar.

Yudi mulai memegangi puncak kepala Prita dan berkata, "Nu timana ieu?"

***

"Pri mau ke mana sih?" Cici berhasil mencapai lengan Zain.

Cowok itu segera memepis Cici secara kasar. Cici tentu dibuat kaget dengan sikapnya yang dingin dan sinis.

"Gak usah ikutin gue! Gue ini bukan temen lo!" Zain pergi meninggalkan Cici di depan gerbang. Cewek itu memaku.

"Cici!" teriak Prita di sebrang sana. Ia tampak melambaikan tangannya ke arah Cici.

"Wah, gawat. Ada Kak Zain." Ia berlari menghindari jangkauan Prita yang dikira Zain.

Ketika Prita hendak mengejar Cici, sebuah tangan lebih dulu mencegahnya. Pemilik tangan itu adalah Joan. Ia meminta Prita untuk segera menyusul yang lain ke bescem.

"Gue gak bawa motor. Gue ... ikut lo aja Zai, gimana?" tanya Joan ragu-ragu.

Prita langsung mengangguk mantap, membuat Joan sedikit kaget. Ia pikir Zain akan menolaknya karena saat ini hubungan mereka sedikit renggang sedari kemarin sebab kedatangan Joy.

Lagi-lagi karena Joy. Joy--gadis yang disukai Joan semenjak kecil dan gadis yang Zain benci.

Awal mula, Joy berteman baik dengan kedua cowok itu. Akan tetapi, semenjak ibu Zain meninggal semuanya berubah.

Waktu umur enam tahun, Joan selalu mengajak Joy bermain dengan Zain. Ketiganya memiliki ikatan persahabatan yang erat dan kebetulan para orang tua mereka juga sangat dekat.

Di pagi yang sangat cerah, ketiga anak kecil terduduk di bangku taman samping rumah Joy. Mereka baru saja main kucing-kucingan. Alhasil anak-anak itu merasa kehausan.

"Aku ambilkan kalian minum dulu, ya. Nanti kita main lagi," ucap Joy kecil.

Zain kecil ikut beranjak dan menyusul Joy.

Sedangkan Joan masih duduk sambil membuka buku cerita bergamar di sana.

"Joy tungguin Zain!" teriak Zain kecil sambil berlari ke arah Joy.

Mereka berdua masuk ke dapur, berniat mengambil minuman dingin. Namun, langkah Zain mendadak kaku diikuti Joy yang ikut terhenti ketika seorang pria yang dikenali adalah ayahnya Joy melirik ke sana ke mari dengan gerak-gerik mencurigakan. Saat itu Zain dan Joy hanya memperhatikan saja, mereka berdua tidak tahu bahwa ayahnya Joy sedang memasukkan racun ke dalam minuman.

Racun yang membuat hubungan Zain berakhir bersama gadis kecil itu. Minuman itu berakhir di tangan ibunda Zain. Kejadian kelam beberapa tahun silam membuat ia sangat membenci Joy dan keluarganya.

Ibunda Zain meneguk minuman itu dengan penuh rasa hormat. Hanya sesaat kehormatan itu bisa ia rasakan. Sesudah itu, dadanya merasa sesak dan dari mulutnya keluar busa.

Disitulah, Zain tersadar. Papanya Joy berniat jahat. Pria setengah baya itu mencoba membunuh ibundanya.

"Om Jef jahat!" Pukul Zain pada Jefry.

"Joy jelaskan, kita melihat itu," sambung Zain lagi.

Joy mendadak beku. Ia menjauh dari Zain dan pergi ke pangkuan ibunya.

"Aku tidak tahu apa maksudmu," kata Joy mengelak. Saat itu Joy dirundung rasa takut. Ia tidak mau dipisahkan dengan ayahnya.

Dan yang lebih parah kasus pembunuhan ini malah tidak dilanjutkan hingga sekarang.

"Tapi lo yang bawa yah!" Prita melemparkan kucinya kepada Joan.

Saat motor yang mereka tumpangi sudah meninggalkan area sekolah, munculah Zain bersama wajahnya yang masam.

"Kurangajar cewek itu! Gue harus naik motor butut dia lagi?." Zain mengejar Prita dengan motor butut yang sering mogok mendadak.

***

"Kapan lagi dibonceng Kak Joan." Prita senyum-senyum. Menurutnya ada untungnya juga ia menjadi Zain.

Di sepanjang perjalanan Joan merasa janggal dengan seseorang yang sedang diboncengnya ini. Prita begitu erat memeluk pinggang Joan.

Set!

Tiba-tiba beberapa motor menghadang mereka. Jantung Prita hampir saja loncat saat Joan me-ngerem mendadak.

"Jadi ini ketua PARPATI yang gak ada nyali itu?" Danu tertawa sinis.

"Mental kambing bos!" sindir anak ZAGAR yang lain.

"Mau kalian apa?" sergah Joan kesal.

"Gue mau satu lawan satu." Danu melangkah mendekati Prita. Dan cewek itu segera bersembunyi di balik tubuh Joan.

Semua bersorak. "Ngapain lo sembuyi? Takut lo? Ha ...." Danu dan yang lain kembali tertawa.

Tak berapa lama Joan ditarik lalu ditinju oleh anak Zaggar yang tidak Prita ketahui namanya. Joan memang berusaha melawan tetapi jumlah mereka lumayan banyak. Sedangkan dirinya sudah ada di genggaman Danu.

"Mental lo ... mental kambing?!" Wajah Danu semakin mendekat membuat Prita nekat mengeluarkan jurus andalannya. Yaitu, membenturkan kepalanya yang keras ini pada kepala Danu.

Bruk!

Tubuh Danu ambruk. Pria itu merasa seperti sedang di kelilingi banyak burung di atas kepalanya.

Selang beberapa menit, seorang gadis datang dan ikut dalam perkelahian tersebut.

"Zain?"

***


Related chapters

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 8

    "Udah sekarang lo balik ke rumah lo! Dan gue kembali ke rumah gue. Siniin kunci motor gue! Gue gak mau pake motor butut lo lagi!""Tapi 'kan raga kita masih ketuker. Apa mereka bakal--""Gue tinggal bilang kalo gue kena kutukan gara-gara lo--""Enak aja! Ini bukan karena gue ya. Ini itu udah takdir alam. Gue yakin alam semesta ini bakalan kasih petunjuk dengan apa yang udah terjadi ini."Zain mendecih sinis, "Cih, bahasa lo!"Mata Zain teralihkan pada lebam di wajah Prita. "Obatin luka itu! Gue gak mau wajah gue yang tampan rusak. Lo harus tanggung jawab." Zain melesat setelah menaiki kendaraan mewah yang sudah ia rebut kembali dari Prita.***Pintu rumah Prita tampak masih tertutup rapat. Tandanya sang ibu masih belum pulang ke rumah.Ia langsung merebahkan tubuhnya pada kasur empuk nan nyaman. Prita memandang langit-langit dengan pikiran berkecamuk."Apa si yang udah gue lakuin? Kenapa gue bisa berubah gini?""Apa iya gue

    Last Updated : 2021-04-20
  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 9

    Kelap-kelip lampu yang mengambang di kolam renang mengalihkan perhatian Prita yang baru saja masuk.Mulutnya menganga melihat kemewahan acaranya. Ternyata Zain ini benar-benar keturunan orang kaya."Zai!" panggil seorang gadis yang tampak cantik dengan gaun putih selutut.Tiba-tiba gadis itu bergelayut pada tangan Prita."Kamu datang, Zai?" Joy tersenyum.Prita kaget setengah mati mendapati Joy yang sedang memeluk tangannya.Prita tampak bingung sendiri saat Joy membawanya ke hadapan orang-orang berpakaian serba rapi dan gelamour."Anak Papa tampan sekali," kata pria yang entah siapa, Prita tidak mengenalinya.Yang lebih membuat Prita terhenyak adalah kehadiran Danu. Cowok itu berdiri di belakang Delon dengan wajah sinis. Lalu, perempuan di sebelahnya juga nampak tak suka dengan Prita yang bertubuh Zain.Sesaat kemudian, Delon melambaikan tangan kepada seseorang di belakang Prita. Prita menoleh dan lagi-lagi

    Last Updated : 2021-04-30
  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 10

    Bersedekap dada dengan wajah ditekuk, itulah yang sedang Pinka lakukan ketika melihat sosok Prita berjalan melewatinya.Tak butuh waktu lama, Pinka langsung menarik tubuh Prita dari belakang. Ia dan kedua temannya menyeret gadis itu ke dalam toilet."Ngapain si lo, akhh ... lepasin!" rontak Zain brutal.Plak!"Kurangajar! Dasar cewek gak tau malu! Apa maksud lo hancurin acara pertunangan Kak Joy dan Zain?" tanya Pinka galak.Zain menyunggingkan bibirnya lalu meludah. "Cuih, peduli apa lo?"Zain tahu Pinka tidak suka dengan dirinya, ia tidak pernah berpihak padanya dan buktinya Pinka tidak mau mengakui Zain sebagai saudaranya, karena Zain tahu Pinka malu mempunyai saudara anak haram seperti dirinya.Pinka makin dibuat geram dengan tingkah Prita yang sebenarnya adalah Zain. Ia menjambak rambut panjang cewek itu dan memberikan tatapan tajam."Makin hari lo makin berani ya, sama gue!" Tekan Pinka."Dev, ambilin a

    Last Updated : 2021-05-07
  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 11

    "Mau kemana? Sekarang lo gak bisa kemana-mana.""Mau ngapain si lo pada, gak ada kerjaan banget bully gue terus. Kurang kapok gue Jambak? Apa perlu gue buat darah keluar dari tubuh kalian?" Sorot Zain tajam.Mereka semua malah tertawa tanpa rasa takut. "Tutup bacot lo, ada seseorang yang ingin ketemu sama lo!""Siapa?" Sinis Zain."Kak Joy!" Pink tersenyum miring. Setelah Joy masuk pink cees keluar. Joy mendekati Zain di pojokan sana, ia sedang memerhatikan Joy yang tidak bisa ditebak."Ngapain lo ke sini?" Jutek Zain.Joy mengukir senyum di bibirnya."Kenapa si Pria? Kamu ada dendam apa?" Joy tampak mengelus rambut Zain.Beberapa saat kemudian Joy menjambaknya."Akkk, sakit bangsat!" ronta Zain. Tawa dari Joy mulai terdengar."Sakit ya, lebih sakit mana saat lo hancurin acara tunangan gue sama Zain. Lo itu siapanya Zain si? Lo gak berhak masuk ke kehidupan Zain anak kampungan!"Zain menyunggingkan seny

    Last Updated : 2021-05-15
  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 12

    Mulai saat ini Cici menjauh dari Prita. Ia yakin cewek di sampingnya ini sebutnya adalah Zain. Karena dari sejak beberapa Minggu yang lalu sikap Zain yang menghawatirkannya sama persis dengan Prita.Zain menoleh pada Cici yang sedang memperhatikannya. Ia melotot tajam membuat Cici segera melihat ke papan tulis lagi."Mimpi apa gue harus satu bangku sama ni monster," batin Cici merasa takut.Di sisi lain, Prita tidak masuk sekolah, karena ia sedang mendatangi tempat kecelakaan antara dirinya dan Farel waktu lalu."Perasaan tempat ini gak keramat. Terus penyebab jiwa gue nyasar kenapa?" Prita melihat hanya melihat beberapa pohon yang sekarang di isi oleh pedagang.Refleks Prita melihat seorang wanita yang tampak berpakaian aneh sedang melihatnya sambil tersenyum miring.Wanita itu segera menyebrang jalan saat terciduk oleh Prita."Hei! Mau ke mana?" teriak Prita. Ia segera mengejar wanita tersebut.Wanita itu tetap berjalan cepat

    Last Updated : 2021-05-23
  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 13

    Drrtt! Drrtt!Zain meloncat ke kasur untuk mengambil ponselnya yang sedari tadi berdering.Hep!Zain berhasil menangkap benda tersebut. Ia melepas handuk di kepala yang melilit rambut panjangnya. Zain baru saja habis keramas.Saat Zain hendak mengangkat panggilan dari Prita, Resti malah tiba-tiba datang dan segera merebut ponsel miliknya."Ketahuan kamu ya, Pri! Jam segini masih main hape. Pake teleponan segala lagi! Ibu sama kamu kan sudah sepakat bahwa kamu di jam segini belajar dan lanjut tidur! Apa gak puas seharian main hape?"Rasanya ubun-ubun Zain ingin meledak mendengarkan omelan dari Resti barusan. Di rumahnya tidak ada yang seberani ini padanya. Tidak ada seorang pun yang berani membentak. Tidak ada seorang pun yang berani memarahinya. Apalagi karena soalan sepele seperti ini."Kenapa si ibu marah-marah terus!" Zain berteriak membuat Resti semakin naik pitam."Eh, kamu! Anak gadis makin berani sama i

    Last Updated : 2021-05-31
  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 14

    "Ngapain lo di sini?" sinis Zain."Maksudnya?" Joan mengangkat kedua alisnya."Gue tanya ngapain lo ke warung butut ini?" sentak Zain kasar. Membuat Joan bertambah bingung."Hah?"Plak!Resti tiba-tiba datang. Ia langsung menjitak belakang kepala Zain seenak jidat. Kala Zain menengok ke belakang, Resti menatapnya penuh kobaran api."Aduh!" ringis Zain seraya menjamah kepalanya yang tadi kena pukul Resti."Apa-apaan kamu Pri? Ngatain warung sendiri butut?" protes Resti.Perasaan Resti semakin janggal kala melihat tingkah Prita yang semakin hari semakin aneh. Resti menelisik tubuh Prita dari bawah ke atas. Resti melihat dengan lekat. Kemudian mengembuskan napas berat kala tersadar wajah Prita tetaplah wajah Prita.Zain baru sadar ia sudah bukan lagi Zain. Ia adalah seorang gadis."Haha. Bercanda, Bu." Tawa Zain dengan tangan menggaruk lehernya."Nih, pempeknya. Silakan di nikmati ya, Tuan mu

    Last Updated : 2021-06-17
  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 15

    Prita mengikuti langkah Zeno masuk ke salah satu ruangan kosong. Dindingnya terlihat putih bersih. Tak ada bercak noda maupun lumut.Di sudut paling kiri terdapat beberapa lukisan anak kecil yang terpanjang rapi.Prita mendongak melihat empat lukisan besar yang berjejer di atas sana.Prita membidikkan matanya."Meraka siapa?"Mendengar pertanyaan itu Zeno menoleh dan menghampiri Prita."Ada Zai? Lo lupa sama orang-orang yang ada di lukisan itu?"Deg!Prita menggaruk tengkuk lehernya. Kemudian tertawa."Ahaha! Bercanda, Kak," alibi Prita. Dalam hati ia terus merutuki dirinya.***Banyak orang yang singgah di kedai Yumarijomblo. Sampai-sampai Zain kewalahan mengantar banyak pesanan.Tak berapa lama kemudian ada Cici yang mengambil alih nampan yang ada di pangkuan Zain.Zain lekas pergi ke dapur dan mengistirahatkan dirinya. Ia duduk santai sambil mengipasi dirinya dengan

    Last Updated : 2021-06-23

Latest chapter

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 81

    Joan melangkah masuk ke bandara. Setalah kejadian pertunangan Zain dan Joy yang gagal, Joan memilih meninggalkan Indonesia bersama kakeknya. Tepatnya Joan akan kuliah di luar negeri. Ia membawa kakeknya sekalian untuk dititipkan di rumah tantenya yang ada di Belanda selama Joan sibuk kuliah.Varos juga akan mendapat perawatan yang lebih baik di sana. Joan sudah menyiapkan semuanya.Joan memilih akan menjalani hidup baru. Keputusannya sudah bulat dan akan dijalankannya."Ayo, Kek," ucap Joan lalu membawa Varos masuk ke dalam pesawat.***Malam ini adalah malam yang berpengaruh bagi nyawa Prita. Sebab saat ini mereka bertiga sudah memegang pistol untuk melenyapkan Prita begitu saja jika Prita tidak menuruti apa yang mereka perintahkan.Seperti yang dikatakan Cici bahwa malam ini bertepatan dengan malam gerhana bulan Merah, malam yang langka bagi Prita dan Zain, namun agaknya akan terlewatkan sia-sia sebab Prita akan segara dileny

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 80

    Zain menghela napas berat seolah mengeluarkan beban.Merasa gagal, karena belum juga menemukan Prita–ia menangis, menitipkan air matanya di rumah pohon."Seharusnya gue yang diculik! Bukan lo, Pri," kata Zain sembari memandang ke arah rumah tua yang dulu Prita lihat."Kenapa lo yang ngalamin ini?" Zain kembali menunduk dengan air mata yang mulai bercucuran.Tiba-tiba Zain teringat apa yang dulu Prita katakan mengenai Zeno yang akan membunuhnya. Zain teringat dengan kedatangan Misha. Zain mulai mengerti kemana Prita pergi. Mereka telah mengukir Prita."Zeno berniat membunuh lo!" kata Prita waktu itu.Zain bangkit untuk segera mencari keberadaan Zeno di rumahnya. Ia harap Zeno masih ada di sana. Zain akan meminta Zeno memberitahu padanya di mana keberadaan Prita. Zain tidak akan membiarkan Zeno menyakiti Prita.Zain lekas naik ke motornya–motor mewahnya yang ia ambil di pinggir jalan. Motonya yang ditinggalkan Prita begi

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 79

    Kepergian Danu sudah seminggu lebih, tetapi Liana masih banyak melamun. Liana teringat Danu yang suka mengeluh karena selama ini ia belum mendapatkan apa yang ia mau. Anak itu ingin menjadi pewarisnya Delon, tetapi Delon sama sekali tidak mau membuat Danu menjadi senang. Yang Delon pikirkan hanyalah Zain. Zain si anak haram itu. "Bi, tolong buatkan saya kopi!" seru Delon para pekerja di rumahnya. Mendengar suara Delon, Liana jadi tertegun. Dulu ia pernah berusaha meracuni Delon. Akan tetapi, berhasil digagalkan oleh Zain. Dan sekarang adat kesempatan emas bagi Liana untuk meracuni Delon. Karena tidak ada harapan lagi, Danu sudah tiada, Liana hanya tinggal mengakhiri kisahnya dengan membunuh Delon dan Liana akan berusaha melenyapkan Zain juga dan dengan begitu semua harta dan kekuasaan Delon akan jatuh ke tangan Liana. Liana segera beranjak dari kursi dan secepat kilat menuju dapur. "Biar saya aja, Bi!" cegah Liana pada Bi Ina. "Baik, N

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 78

    Semua anak-anak Parpati sedang berada di depan ruangan Deo. Mereka dikabari oleh Yudi, sebab ketika Yudi mengunjungi kediaman Deo, pembantuan memberi tahu bahwa Deo masuk ke rumah sakit usai tertusuk pisau."Kita berdoa aja semoga Deo selamat," imbuh Zain."Iya, Zai, lebih baik kita banyak-banyak ini doa supaya Deo segera siuman," tambah Jali yang terlihat paling khawatir.Di sudut kursi, Mela masih mengiringi keadaan Deo dengan tangisannya. Sementara Rino menundukkan kepalanya menunggu dokter keluar.Yudi beranjak menghampiri mereka berdua."Tante, Om," panggil Yudi sehingga mereka mendongak ke arahnya."Saya Yudi, temannya Deo," sapa Yudi memperkenalkan diri.Mela menghapus air matanya dan menerima tangan Yudi dan ingin bersalaman dengannya."Deo, sering ke rumah Yudi. Dia sering curhat masalah kalian," gumam Yudi membuat Rino dan Mela saling memandang satu sama lain."Dia curhat mengenai kami?" tanya Mela.

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 77

    Cici sedang asik menonton acara. Namun tiba-tiba sang ayah malah memindahkan channel-nya dengan seenaknya. Glen memindahkan channel-nya ke siaran berita. "Ih, ayah! Ganggu aja si!" protes Cici melirik ke sang ayah di sampingnya yang baru duduk. Glen tak menggubris Cici dan tetap melihat ke arah televisi. Pada saat Cici melihat siaran berita itu, Cici kaget saat membaca tulisan di layar tivi mengenai gerhana bulan merah. Glen merasa tidak tertarik dengan beritanya, lalu ia memindahkan nya lagi. Akan tetapi segera Cici cegah. "Eh, tunggu!" tahan Cici. "Hah, nanti akan ada gerhana bulan?" gumam gadis itu di dalam hati. "Gue harus cepet-cepet kasih tahu Prita," ucap Cici. Dan segera bangkit dari duduknya lalu melenggang ke luar memakai sepatu nya. "Eh, kamu mau kemana malam-malam begini?" teriak Glen melihat sang anak dengan tiba-tiba terbirit ke luar. "Mau ke rumah Prita, Yah. Ayah silakan saja tonton beritanya!" s

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 76

    Joy keluar dengan gaun mewah dan indah. Gadis itu terlihat sangat cantik memakai gaun putih itu.Para tamu terhipnotis dengan aura kecantikan Joy. Mereka bertepuk tangan saat Joy memasuki mimbar dan berdiri di sebelah anaknya Delon.Acara tiup lilin sebentar lagi dan Zain belum juga datang. Prita dibuat cemas, kemana sebetulnya Zain?MC sudah mengatakan agar Prita meniup lilin. Para tamu masih bernyanyi untuknya. Namun Prita tak kunjung meniupnya, ia ingin melihat Zain lebih dulu."Silakan Tuan Muda, tiup lilinnya," ulang MC berseru.Prita hanya bisa menghela napas dan meniup lilin itu. Gemuruh tepuk tangan menghadiahi telinga Prita.Selanjutnya acara potong kue. MC kembali meminta Prita agar memotong kuenya. Tetapi Prita tidak melakukannya, ia meminta Delon agar menunggu seseorang sebenar saja."Pah, kita tunggu teman aku satu lagi yah," ucap Prita berbisik pada telinga Delon."Lho siapa? Memangnya ada teman kamu yang belum sa

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 75

    Ternyata Zeno membawa Prita ke kediaman Delon. Pria itu sudah menipunya.Prita memerhatikan jalan, ia sudah. Bapak betul jalan ke arah ini ini."Ini kan jalan kerumah bokap?" terka Prita membuat Zeno tersenyum miring.Zeno berpikir sepupunya itu memang benar-benar tidak ingat hari ulang tahunnya. Sesekali Zeno mendelik sepintas, melihat wajah sepupunya yang kecut."Kak, lo bohongin gue yah?" gumam Prita. Namun tak mendapat respon dari Zeno."Kak!" panggil Prita mengguncang sedikit tangan Zeno dari samping. Tidak mungkin juga Zeno berniat jahat saat ini, sebab pakaian Zeno sangatlah rapi."Gue gak bohongin lo! Ini emang hari ulang tahun anaknya Tuan Delon, yaitu lo!" Akhirnya Zeno memberitahu Prita. Sayang sekali padahal jika tidak diberi tahu maka ini akan menjadi suprise bagi Prita."Hah, gue?" Prita menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi wajah terkejut."G–gue ulang tahun?" tanya Prita sekali lagi. Hanya untuk sek

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 74

    Prita dan Zain sedang duduk-duduk menikmati angin sore, tepatnya di taman yang tak jauh dari bascamp.Prita melirik ke arah Zain yang sedang memandang langit. Ia berkata,"Sorry, ya, gue cuma bisa jadi peringkat ketiga. Apalagi ini pelulusan lo." Prota membuat Zain menurunkan pandangannya dan menoleh padanya."Ya mau gimana lagi," lirih Zain. Sebenarnya ia tak ambil pusing, toh rangking bukan sebuah patokan baginya. Justru skill yang bisa membuktikan bagaimana nanti Zain kedepannya."Oh iya, lo sama gue belum lanjutin yang kemarin," ucap Zain membuka topik baru. Jujur saja Zain ketagihan dengan hal yang terjadi pada waktu itu."Yang kemarin?" Kening Prita berkerut."Yang di rumah pohon itu!" tukas Zain mencoba mengingatkan Prita."Astaga, lo mesum!" sentak Prita segera menjauh dari Zain. Namun Zain sepertinya tidak mau berada jauh dari Prita. Cowok itu menarik Prita hingga posisi mereka benar-benar intim."Lo kan ud

  • Jiwa Nyasar (Kau adalah aku)   Bab 73

    "Kalian pikir gua takut, hah!" Resti memasang badan melarang orang-orang itu masuk ke dalam rumahnya. Resti tidak akan membiarkan mereka merusak rumahnya lagi. Orang-orang yang ada di depannya ini adalah orang-orang yang sama yang merusak rumahnya pada waktu ini. Bedanya jumlah mereka saat ini lebih banyak."Udahlah kita masuk aja, lagian cuma perempuan satu ini masa takut," oceh orang itu.Buk!Resti melayangkan sapu tepat di wajahnya."Mau ngapain kalian ke rumah gue!" sentak Zain tiba-tiba. Ia datang bersama Prita. Prita sudah memberi tahu Zain bahwa mereka adalah orang-orang suruhan Liana."Mereka-mereka ini sebenarnya adalah orang-orang suruhan Liana!" imbuh Prita tajam."Jangan so tau kamu bocah ingusan!" bantah si kepala pelontos. Kulitnya hitam seperti orang Afrika."Gue gak so tau, mending kalian ngaku aja deh!" sergah Prita."Kami ini suruhannya Tuan Delon!" ungkap laki-laki bertubuh besar, pria itu memiliki leh

DMCA.com Protection Status