Pagi hari, jam 10 di Jakarta.Bayu dan Kartika berpisah di Terminal Kampung rambutan. Tujuan bayu adalah Pondok Kelapa, sedangkan Kartika ke rumah Om dan tantenya.Bayu pulang ke rumah Bibinya menggunakan transportasi ojek online. Satu jam kemudian dia sampai di rumah Bibinya.Bayu terkejut melihat June berada di rumah Bibinya.“June, kok, kamu ada disini?” Tanyar Bayu bingung.“Kenapa? Aku tidak diterima di sini? Ya sudah aku pulang aja!” Ancam June pura-pura marah.“tidak, tidak jangan pergi, June sayang! Aku hanya terkejut, kamu disini pagi-pagi.” Rayu Bayu lembut.“Pagi apanya? Sudah siang tahu!” Bantah June sambil cemberut.Bayu tidak membantah perkataan June, dia mengambil oleh-oleh yang dia beli dari kampung lalu memberikannya kepada June.“Ini ada oleh-oleh camilan sederhana dari kampung.” Kata Bayu sambil tersenyum.June mengambil bungkusan makanan dari Bayu lalu membukanya kemudian memakannya sambil menggembungkan pipinya, pura-pura marah.“Ada apa, cantik? kamu kelihatannya
Keesokan harinya, jam 1 siang.Bayu tiba di rumah Sandy di Menteng. Rumah Sandy adalah rumah yang sangat besar di kawasan orang-orang kaya lama di dekat rumah mantan Presiden Indonesia kedua jaman orde baru.Bayu diterima kepala pelayan keluarga Sandy. Bayu diantarkan oleh kepala pelayan menuju ruang tamu di rumah Sandy.Menurut informasi dari sang kepala pelayan, Sandy dan istrinya adalah anak bungsu dari keluarga besar pengusaha kayu yang bermitra dengan pabrik alat tulis dari Jerman. Ayah Sandy adalah pengusaha besar sejak jaman orde baru di tahun 70-an.Sandy belum lama menikah dengan istrinya Yuanita yang berasal dari Kota Semarang. Mereka berkenalan sejak masih mereka berdua masih duduk di bangku kuliah di negara Amerika.Sandy tidak terlibat di bisnis keluarganya, dia mendirikan usaha sendiri di bidang makanan, sedangkan istrinya bergerak di bidang fashion.Bayu dipersilahkan duduk di ruang tamu untuk menunggu Sandy yang baru saja kembali dari kantornya.“Wah, maaf ya, Bayu, ka
Di suatu rumah di daerah Bekasi, lima orang sedang berkumpul duduk di atas tikar. Ruangan itu sedikit berkabut asap dengan aroma kemenyan yang kental.“Bagaimana perkembangan kasus Dina?” Tanya seorang pria berwajah bayi.“Tidak optimis, Mas, sepertinya Dina bisa dipastikan akan diputuskan bersalah.” Jawab seorang pria berkulit gelap dan berambut keriting.Bila Bayu ada di sini, dia akan tahu bahwa pria berkulit gelap ini adalah pria yang dia temui di warkop Asep.“Bagaimana pun, Dina adalah Saudari kita. Perkumpulan kita tidak bisa diinjak-injak oleh orang lain. Bocah itu harus mati.” Sahut seorang wanita cantik bertubuh seksi.“Aku tahu! Tidak perlu kamu untuk memberitahuku.” Kata pria berwajah bayi dengan ekspresi dengan ekspresi tidak senang.“Mas Maulana, apakah Mas punya rencana lain untuk membunuh bocah yang bernama Bayu itu?” Tanya seorang perempuan muda berwajah polos.“Bocah itu tidak bisa diremehkan! Santet tidak mempan terhadapnya! Ritual pengorbanan juga tidak berhasil! A
Hari Senin, Jam 7 pagi.Bayu berangkat kuliah. Kegiatan perkuliahan masih memberlakukan jadwal kuliah sehari masuk dan sehari libur karena Pandemi belum dinyatakan selesai.Bayu tiba di kampus jam 7 lewat. Di area parkir dia bertemu Arlen yang sedang memarkir kendaraan motor besarnya.Bayu melihat Arlen sepertinya tidak memarkir kendaraannya dengan benar. Tiba-tiba...‘Brukk!’Kendaraan Arlen jatuh ke samping menimpa kendaraan di sisi kanannya. Seperti domino yang ditata berbaris, kendaraan di sisi kanannya jatuh menyenggol kendaraan lainnya. Lima unit kendaraan jatuh ke samping.Bayu merasakan Dejavu.“Dasar Arlen! Bocah sembrono! Lagi-lagi mengulangi peristiwa pada awal semester lalu!” Kutuk Bayu mengeluh.Bayu bergegas membantu Arlen mendirikan kendaraan yang jatuh. Staf keamanan kampus juga berlari membantu.“Arlen, Arlen... !” Kata Bayu menggelengkan kepalanya.Arlen menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan merasa malu.Untungnya, tidak ada kendaraan yang rusak. Setelah Arlen mem
Bayu dan June pergi ke arah Pondok Kelapa. Mereka sepakat untuk makan mie ayam.Sesampainya di warung mie ayam, mereka berdua memilih meja yang berada di sudut setelah memesan makanan dan minuman. Bayu duduk di seberang June.Sambil menunggu pesanan mereka, Bayu dan June mengobrol.“June, mungkin aku akan segera mendapatkan modal untuk usaha. Kamu mau tidak bermitra denganku? Aku tidak mau kamu usaha sendirian.” Kata Bayu lembut.“Oh, ya? Kamu segera mendapatkan modal? Syukurlah kalau begitu! Kita enaknya buka usaha apa?” Tanya June.“Besok kita bicara lagi mau usaha apa. Biar aku pastikan dulu tentang uang modalnya.” Kata Bayu tenang.“Oke, aku percaya sama kamu!” Kata June sambil memegang tangan Bayu dan pandangan penuh kasih sayang.Tidak lama kemudian pesanan makanan dan minuman mereka berdua datang. Bayu memesan mie ayam jamur dan es teh manis, sedangkan June memesan mie ayam bakso dan es jeruk.Sembari makan, Bayu terus berbicara.“June, kita harus bisa menghasilkan uang dalam s
Keesokan harinya, jam 10 pagi.Bayu sengaja membeli satu set pakaian formal pada saat dia sepakat bertemu lagi dengan Sandy. Hari ini Bayu datang ke kantor Sandy di daerah Kelapa gading, menggunakan pakaian formal kemeja berlengan panjang berwarna biru langit yang dipadukan dengan celana kain panjang formal berwarna abu-abu gelap dan sepatu kulit hitam yang disemir mengkilat.Bayu diterima oleh penerima tamu dan diantarkan ke ruangan kerja Sandy di lantai paling atas. Ruangan Sandy cukup luas dan dilengkapi sofa dan meja tamu.Bayu dan Sandy mengobrol santai berdua.“Bayu, sampai hari ini saya masih bingung mengapa saya hampir dicelakakan oleh makhluk gaib. Apakah Bayu bisa memberitahu saya ada apa yang terjadi sebenarnya?” Tanya Sandy berharap.“Untuk mengetahui mengapa, itu agak sulit, Pak karena saya harus bertemu dengan makhluk yang mencelakakan bapak. Pada waktu itu saya hanya berpikir untuk menyelamatkan nyawa Bapak saja. Saya tidak terpikir untuk menanyai makhluk itu. Lagipula
Hari berikutnya, Bayu dan June mengurus perijinan dan pajak untuk membuka usaha. Karena kemudahan yang disediakan oleh pemerintah di era internet saat ini, semua perijinan dasar selesai dalam waktu singkat.Bayu sebagai pemodal dan June ditentukan sebagai pengurus usaha. Mereka berdua membuka usaha jualan pakaian secara online melalui marketplace, media sosial dan website sendiri yang dibuat bersama. Sebagai mahasiswa teknik Informatika, mereka tidak kesulitan dalam mempersiapkan usaha online mereka.Bayu mendapatkan barang jualan dari istri Sandy yang bergerak di bidang bisnis Fashion. June dengan penampilannya yang cantik dan bertubuh ideal menjadi model pakaian sekaligus menjadi penjualnya.Mereka juga mengiklankan barang dagangannya melalui beberapa saluran periklanan secara berbayar. Hanya dalam waktu dua minggu, June berhasil menjual lebih dari 20 potong pakaian seharga ratusan ribu rupiah per potong.Sementara Bayu berhasil membantu Sandy dua kali dalam transaksi bisnisnya yang
“Ah, tidak ada apa-apa! Saya terkadang kalau malam suka keliling kontrakan. Antisipasi saja bila ada maling.” Jawab Bayu berbohong.“Oh, begitu.” Kata Rini menganggukkan kepalanya.Bayu membaca doa dalam hatinya, lalu berbisik pelan, “Pisah!”Rini mendadak terhuyung-huyung, dia memegang kepalanya.“Aduh, kenapa kepalaku pusing sekali?” Keluh Rini bergumam.“Non, mungkin lagi capek, silakan beristirahat terlebih dahulu.” Sahut Bayu pura-pura perduli.Rini tidak menjawab, dia berjalan menuju ke kamarnya sambil terhuyung-huyung.Tak lama kemudian, Rini membuka pintu kamarnya lalu masuk dan menutup pintu.“Bocah brengsek! Mengapa kamu memisahkan aku dengan Kembaranku? Kamu... kamu... mengapa aku tidak bisa bergerak? Kamu apakan aku?” Kembaran Rini berdiri melayang dengan wajah marah dan membentak Bayu.“Diam! Ikuti aku!” Perintah Bayu kepada Kembaran Rini.Bayu kembali menaiki tangga menuju ke atap yang diikuti oleh Kembaran Rini yang melayang di belakang Bayu.Sesampainya Bayu dan Kembar