Keesokan harinya, jam 10 pagi.Bayu sengaja membeli satu set pakaian formal pada saat dia sepakat bertemu lagi dengan Sandy. Hari ini Bayu datang ke kantor Sandy di daerah Kelapa gading, menggunakan pakaian formal kemeja berlengan panjang berwarna biru langit yang dipadukan dengan celana kain panjang formal berwarna abu-abu gelap dan sepatu kulit hitam yang disemir mengkilat.Bayu diterima oleh penerima tamu dan diantarkan ke ruangan kerja Sandy di lantai paling atas. Ruangan Sandy cukup luas dan dilengkapi sofa dan meja tamu.Bayu dan Sandy mengobrol santai berdua.“Bayu, sampai hari ini saya masih bingung mengapa saya hampir dicelakakan oleh makhluk gaib. Apakah Bayu bisa memberitahu saya ada apa yang terjadi sebenarnya?” Tanya Sandy berharap.“Untuk mengetahui mengapa, itu agak sulit, Pak karena saya harus bertemu dengan makhluk yang mencelakakan bapak. Pada waktu itu saya hanya berpikir untuk menyelamatkan nyawa Bapak saja. Saya tidak terpikir untuk menanyai makhluk itu. Lagipula
Hari berikutnya, Bayu dan June mengurus perijinan dan pajak untuk membuka usaha. Karena kemudahan yang disediakan oleh pemerintah di era internet saat ini, semua perijinan dasar selesai dalam waktu singkat.Bayu sebagai pemodal dan June ditentukan sebagai pengurus usaha. Mereka berdua membuka usaha jualan pakaian secara online melalui marketplace, media sosial dan website sendiri yang dibuat bersama. Sebagai mahasiswa teknik Informatika, mereka tidak kesulitan dalam mempersiapkan usaha online mereka.Bayu mendapatkan barang jualan dari istri Sandy yang bergerak di bidang bisnis Fashion. June dengan penampilannya yang cantik dan bertubuh ideal menjadi model pakaian sekaligus menjadi penjualnya.Mereka juga mengiklankan barang dagangannya melalui beberapa saluran periklanan secara berbayar. Hanya dalam waktu dua minggu, June berhasil menjual lebih dari 20 potong pakaian seharga ratusan ribu rupiah per potong.Sementara Bayu berhasil membantu Sandy dua kali dalam transaksi bisnisnya yang
“Ah, tidak ada apa-apa! Saya terkadang kalau malam suka keliling kontrakan. Antisipasi saja bila ada maling.” Jawab Bayu berbohong.“Oh, begitu.” Kata Rini menganggukkan kepalanya.Bayu membaca doa dalam hatinya, lalu berbisik pelan, “Pisah!”Rini mendadak terhuyung-huyung, dia memegang kepalanya.“Aduh, kenapa kepalaku pusing sekali?” Keluh Rini bergumam.“Non, mungkin lagi capek, silakan beristirahat terlebih dahulu.” Sahut Bayu pura-pura perduli.Rini tidak menjawab, dia berjalan menuju ke kamarnya sambil terhuyung-huyung.Tak lama kemudian, Rini membuka pintu kamarnya lalu masuk dan menutup pintu.“Bocah brengsek! Mengapa kamu memisahkan aku dengan Kembaranku? Kamu... kamu... mengapa aku tidak bisa bergerak? Kamu apakan aku?” Kembaran Rini berdiri melayang dengan wajah marah dan membentak Bayu.“Diam! Ikuti aku!” Perintah Bayu kepada Kembaran Rini.Bayu kembali menaiki tangga menuju ke atap yang diikuti oleh Kembaran Rini yang melayang di belakang Bayu.Sesampainya Bayu dan Kembar
Bayu telah membantu Sandy selama hampir empat bulan. Dia telah menerima banyak uang dari jasanya membantu Sandy. Tabungan Bayu sudah senilai satu unit mobil kelas menengah. Meskipun begitu, Bayu tidak berubah dan tetap bertindak rendah hati dan sederhana.Hari ini Bayu sedang menikmati teh panas dan makan gorengan di warkop Asep ketika ponselnya bergetar. Dia melihat ada pesan obrolan masuk di aplikasi obrolan online.‘Bayu, hari Jumat malam Sabtu ini kamu ada waktu apa nggak?’ Pesan dari Kartika tertulis di ponsel Bayu.‘Belum tahu. Mungkin ada, mungkin tidak.’ Jawab Bayu mengetik di aplikasi obrolan.‘Gimana, sih? Ada waktu atau tidak?’ Pesan balasan dari Kartika datang.‘Memang ada apa? Kasih tahu dulu, baru ntar tahu bisa atau tidak.’ Balas Bayu santai.‘Aku diundang ke acara ulang tahun temanku. Tolong anterin aku, ya... ‘ Balas Kartika memohon.Bayu ragu-ragu sejenak lalu membalas, ‘Kenapa tidak minta antar pacarmu saja?’‘Huh, aku tidak punya pacar! Kebanyakan yang diundang dat
Bayu ditarik oleh Kartika menuju ke meja di dekat panggung DJ. Dia melihat ada empat orang yang sedang duduk mengobrol sambil menikmati minuman.Begitu Bayu mendekati meja itu bersama Kartika, dia mencium aroma minuman keras. Hidung Bayu mengernyit. Dia tidak suka aroma minuman beralkohol. Bayu tidak suka minuman berakohol.“Hai, Kartika, kemari!” Perempuan muda dengan paras cantik dan berpakaian glamor melambaikan tangannya ke arah kartika. Meskipun begitu, Bayu merasa kecantikannya masih kalah dari Kartika karena perempuan ini menggunakan kosmetik yang cukup tebal dan tidak sesuai dengan selera Bayu.“Hai Fen, perkenalkan ini temanku, Bayu! Bayu ini temanku Fenny dan teman-temannya.” Kata Kartika memperkenalkan Bayu kepada keempat orang itu.Fenny berdiri dan menyodorkan tinju kecilnya melewati teman pria di sampingnya.Bayu membalas menyodorkan tinjunya dan menyentuh tinju fenny dengan ringan.“Hai, salam kenal, saya Bayu, teman Kartika.” Kata Bayu sambil tersenyum.Teman pria di s
Bayu terburu-buru masuk ke dalam rumah setelah membuka pintu belakang mobil dan dia membiarkan pintu pagar dan pintu ruang tamu terbuka. Bayu berlari ke kamar Paramita lalu mengetuk pintu kamarnya. “Masuk, Yu!” Jawab Paramita lemah. Bayu bergegas membuka pintu kamar dan melihat Bibinya terbaring lemah di kasur. Dia melihat air membasahi kasur. “Bibi bisa bangun atau saya gendong ke mobil?” Tanya Bayu canggung. “Cepat! Aku sudah tidak tahan, sakit sekali!” Jawab paramita sambil mengerang kesakitan. Bayu tidak peduli lalu berlari menuju ke samping ranjang paramita dan mencoba mengangkat Paramita. Bayu terkejut bahwa Tubuh paramita cukup berat. Untungnya, Bayu berlatih setiap hari, setelah beberapa saat dia bisa menggendong paramita dari samping. Bayu agak terseok-seok menggendong Paramita menuju mobil dan meletakkan tubuh Bibinya di jok belakang mobil dengan lembut. “Ambilkan dompetku di atas meja nakas di samping ranjang dan tas pakaian yang sudah aku siapkan di dekat lemari!” Pe
Malam Minggu, jam 19.00. Bayu menjemput June di ujung jalan dekat rumah keluarga June menggunakan mobil BMW bibinya. Bayu merasa tidak adil bagi June karena Kartika telah merasakan naik mobil bersama Bayu ketika pergi ke acara ulang tahun temannya, jadi Bayu ingin June juga merasakannya. Memang pikiran Bayu terkadang masih naif dan agak konyol. “Tumben, nggak pake motor?” Tanya June heran. “Tidak apa-apa! Sesekali aku ingin bepergian dengan nyaman bersamamu, June!” Cetus Bayu dengan wajah lembut. June hanya diam mendengar pernyataan Bayu, meskipun hatinya terasa manis. “Mau jalan kemana kita?” Tanya June sambil menatap sisi wajah Bayu yang sedang serius mengemudikan mobil, “Menurut kamu enaknya kemana kita?” Tanya Bayu kembali kepada June. “Terserah kamu, Yu. Kemana pun kamu pengen pergi aku ikut!” Ujar June lembut. “Kalau aku bawa kamu kabur untuk kawin lari, mau?” Goda bayu bercanda. “Siapa takut? Ayo, kalau kamu berani!” Tantang June bercanda. “Bagaimana kalau nongkrong di
Hari Selasa, sehari sebelum hari kunjungan ke rumah kosong Klender.Hari ini, Bayu berbelanja beberapa kebutuhan untuk bersiap bertarung di rumah kosong Klender bila diperlukan. Dia membeli beberapa persediaan seperti garam mentah, minyak wangi tanpa alkohol, kemenyan dan bunga segar tujuh macam.Bayu juga berpuasa hari ini karena dia mempunyai firasat buruk. Dia kuatir terjadi kecelakaan besok. Siapa saja dari mereka bertiga, bisa tertimpa musibah.Bayu benar-benar telah mewarisi ilmu dan kebiasaan Kakeknya. Sebelum Bayu berangkat kembali ke Jakarta, dia diberi beberapa buku catatan harian milik Kakeknya. Buku-buku itu berisi pengalaman dan penerapan ilmu Kakeknya sehari-hari.Sepulangnya Bayu dari pasar, dia disambut pemandangan yang menyenangkan baginya. Bayi Paramita sedang ditidurkan di ranjang goyang di ruang tamu.Bayu senang memperhatikan lelaki kecil mungil itu. Bayu bahkan berlatih menggendong dan mengganti popoknya, bila si kecil buang air besar.Ibu Bayu juga membantu di r