Bayu terburu-buru masuk ke dalam rumah setelah membuka pintu belakang mobil dan dia membiarkan pintu pagar dan pintu ruang tamu terbuka. Bayu berlari ke kamar Paramita lalu mengetuk pintu kamarnya. “Masuk, Yu!” Jawab Paramita lemah. Bayu bergegas membuka pintu kamar dan melihat Bibinya terbaring lemah di kasur. Dia melihat air membasahi kasur. “Bibi bisa bangun atau saya gendong ke mobil?” Tanya Bayu canggung. “Cepat! Aku sudah tidak tahan, sakit sekali!” Jawab paramita sambil mengerang kesakitan. Bayu tidak peduli lalu berlari menuju ke samping ranjang paramita dan mencoba mengangkat Paramita. Bayu terkejut bahwa Tubuh paramita cukup berat. Untungnya, Bayu berlatih setiap hari, setelah beberapa saat dia bisa menggendong paramita dari samping. Bayu agak terseok-seok menggendong Paramita menuju mobil dan meletakkan tubuh Bibinya di jok belakang mobil dengan lembut. “Ambilkan dompetku di atas meja nakas di samping ranjang dan tas pakaian yang sudah aku siapkan di dekat lemari!” Pe
Malam Minggu, jam 19.00. Bayu menjemput June di ujung jalan dekat rumah keluarga June menggunakan mobil BMW bibinya. Bayu merasa tidak adil bagi June karena Kartika telah merasakan naik mobil bersama Bayu ketika pergi ke acara ulang tahun temannya, jadi Bayu ingin June juga merasakannya. Memang pikiran Bayu terkadang masih naif dan agak konyol. “Tumben, nggak pake motor?” Tanya June heran. “Tidak apa-apa! Sesekali aku ingin bepergian dengan nyaman bersamamu, June!” Cetus Bayu dengan wajah lembut. June hanya diam mendengar pernyataan Bayu, meskipun hatinya terasa manis. “Mau jalan kemana kita?” Tanya June sambil menatap sisi wajah Bayu yang sedang serius mengemudikan mobil, “Menurut kamu enaknya kemana kita?” Tanya Bayu kembali kepada June. “Terserah kamu, Yu. Kemana pun kamu pengen pergi aku ikut!” Ujar June lembut. “Kalau aku bawa kamu kabur untuk kawin lari, mau?” Goda bayu bercanda. “Siapa takut? Ayo, kalau kamu berani!” Tantang June bercanda. “Bagaimana kalau nongkrong di
Hari Selasa, sehari sebelum hari kunjungan ke rumah kosong Klender.Hari ini, Bayu berbelanja beberapa kebutuhan untuk bersiap bertarung di rumah kosong Klender bila diperlukan. Dia membeli beberapa persediaan seperti garam mentah, minyak wangi tanpa alkohol, kemenyan dan bunga segar tujuh macam.Bayu juga berpuasa hari ini karena dia mempunyai firasat buruk. Dia kuatir terjadi kecelakaan besok. Siapa saja dari mereka bertiga, bisa tertimpa musibah.Bayu benar-benar telah mewarisi ilmu dan kebiasaan Kakeknya. Sebelum Bayu berangkat kembali ke Jakarta, dia diberi beberapa buku catatan harian milik Kakeknya. Buku-buku itu berisi pengalaman dan penerapan ilmu Kakeknya sehari-hari.Sepulangnya Bayu dari pasar, dia disambut pemandangan yang menyenangkan baginya. Bayi Paramita sedang ditidurkan di ranjang goyang di ruang tamu.Bayu senang memperhatikan lelaki kecil mungil itu. Bayu bahkan berlatih menggendong dan mengganti popoknya, bila si kecil buang air besar.Ibu Bayu juga membantu di r
Ruangan kosong berdebu dan berjamur terpapar di hadapan Bayu, Doddy dan Arlen. Bau busuk berjamur sangat pekat di ruangan itu.“Aneh! Bukankah seharusnya Qorin perempuan yang tergantung ada disini?” Pikir Bayu bingung.Bayu bingung sesaat lalu memutuskan membaca doa.Bayu menutup matanya dan membaca doa. Beberapa saat kemudian dia membuka matanya.Ruangan itu berubah. Sekeliling Bayu berubah menjadi sebuah ruangan yang aneh.Bayu merasa sepeerti di dalam sebuah gua. Hawa dingin dan bau amis melanda Bayu.Bayu mengamati situasi di sekellilingnya dan matanya tiba-tiba terpaku pada sesosok perempuan yang berdiri sambil menundukkan kepalanya.“Hei, kamu Qorin perempuan yang mati tergantung di kamar tidur? Tanya Bayu kepada perempuan itu.Sosok perempuan itu perlahan mengangkat kepalanya lalu menatap Bayu dengan kepala miring ke satu sisi. Wajahnya pucat dan lehernya terdapat bekas tali yang pernah mengikat mayat perempuan yang dulunya diduga bunuh diri.“Benar! Aku Qorin perempuan yang be
“Aku akan mencari si kepala babi.” Kata Bayu berpamitan kepada Kembaran Nuri lalu keluar dari kamar mandi.Bayu yang saat ini berada di alam Jin yang berada di dalam rumah kosong mencari keberadaan jiwa Doddy. Bayu menduga jiwa Doddy ditahan oleh Jin yang merasukinya di alam Jin ini.Bayu berjalan perlahan ke arah tangga. Dia menuruni tangga perlahan-lahan.Sesampainya Bayu di lantai bawah, dia bergegas menuju ke kamar tidur bawah.Sesampainya di kamar tidur bawah, Bayu membuka pintunya. Dia tidak langsung memasukinya tetapinya mengamati ruangan dari pintu.Mata Bayu terpaku pada sesosok tubuh yang terbaring di lantai ruang kamar tidur yang mirip gua.Bayu menghampiri sosok itu.“Bang! Bangun! Aku Bayu!” Seru Bayu sambil mengoncang tubuh itu.Doddy yang sedang terbaring, membuka matanya, kemudian menatap Bayu.“Dimana aku? Oh, Bayu, kenapa aku disini?” Tanya Doddy sambil bangun dan duduk sembari mengamati sekelilingnya.“Ayo, Bang, ikuti aku! Jangan banyak bertanya dulu! Nanti aku jel
Bayu, Doddy dan Arlen tiba di rumah pemilik rumah kosong Klender. Ternyata rumahnya tidak jauh dari rumah kosong itu.“Doddy, mengapa kamu repot-repot membawakan orang tua ini sebotol anggur? Kamu memang tahu hobiku dengan baik.” Kata pria tua yang berumur kurang lebih 60 tahun itu pada saat menerima sebotol anggur merah dari Doddy.“Ya Paman Bobby, aku tahu paman suka minum anggur dari ayah, jadi sebagai tanda terima kasih karena paman meminjamkan kunci rumah, Doddy berinisiatif membawakan minuman kesukaan Paman!” Kata Doddy riang.“Kalau begitu, aku tidak akan sungkan menerimanya.” Jawab Bobby.“Bagaimana kalau Paman mencicipi minumannya sekarang, biar Doddy ambilkan gelas.” Kata Doddy pergi ke dapur tanpa menunggu jawaban Bobby.Beberap saat kemudian, Doddy kembali membawa dua gelas kosong.“Mengapa kamu hanya membawa dua gelas? Ada empat orang disini.” Ujar Bobby ramah.“”Mereka masih di bwah umur Paman, mereka tidak minum.” Kata Doddy menjelaskan.“Iya, saya tidak minum alkohol,
Bayu melihat Bibinya sedang berdiri memunggunginya. Dia sedang melilitkan kain di seputar perut dan pinggangnya menyelubungi dari depan hingga ke belakang. Kain ini biasanya digunakan oleh wanita yang baru saja melahirkan agar perutnya tidak kendor setelah melahirkan.Masalahnya adalah Bayu melihat dari punggung hingga ke bahu bagian atas Bibinya tidak mengenakan tali penyangga dada atau biasa dikenal dengan Bra.Punggung putih dan mulus Paramita terpapar di mata Bayu. Bayu berpikir Bibinya tidak mengenakan apa-apa di tubuh bagian atasnya. Untungnya, Paramita sedang memunggunginya, jadi bagian depan dada Paramita tidak bisa dilihat oleh Bayu.“Bantu aku melilitkan yang kencang! Atau tidak bisa menarik ke belakang dengan benar!” Perintah Paramita.Bayu menghampiri Bibinya dan mulai membantu melilitkan kain supaya lebih kencang. Bayu menarik kain yang diterima dari tangan paramita dari depan ke belakang.Pada saat Bayu menerima tarikan kain dari sisi samping pinggan Paramita, tangan Bay
Bayu menyewa rumah di pinggir jalan raya perum Klender seharga 50 juta rupiah pertahun. Bayu membeli mebel dan isi rumah seharga 25 juta rupiah. June membantu sebagai penerima tamu.Bayu mengiklan bisnisnya melalui situs web, saluran video online, media sosial, melalui pasangan suami istri Sandy-Yuanita dan iklan berbayar. Bayu juga memberitahu Burhanuddin tentang bisnisnya.Bayu membebaskan biaya konsultasi untuk 10 orang pertama. Bayu memberikan garansi uang pendaftaran kembali bila masalah tidak terselesaikan.Pada saat pembukaan bisnisnya, Bayu mengundang semua orang yang dia kenal termasuk keluarganya. Bahkan Bibinya mendukung Bayu dengan meminjamkan mobilnya untuk digunakan oleh Bayu sebagai saran transportasinya.Pada saat pembukaan, Bayu mendemonstrasikan kemampuannya yang membuat para tamu undangan merasa heran dan terkejut.Bayu mendapatkan pelanggan pertamanya pada hari pembukaan. Selama satu minggu, pelanggan Bayu terus bertambah. Terutama pelanggan dengan masalah perselin