Di suatu rumah di daerah Bekasi, lima orang sedang berkumpul duduk di atas tikar. Ruangan itu sedikit berkabut asap dengan aroma kemenyan yang kental.“Bagaimana perkembangan kasus Dina?” Tanya seorang pria berwajah bayi.“Tidak optimis, Mas, sepertinya Dina bisa dipastikan akan diputuskan bersalah.” Jawab seorang pria berkulit gelap dan berambut keriting.Bila Bayu ada di sini, dia akan tahu bahwa pria berkulit gelap ini adalah pria yang dia temui di warkop Asep.“Bagaimana pun, Dina adalah Saudari kita. Perkumpulan kita tidak bisa diinjak-injak oleh orang lain. Bocah itu harus mati.” Sahut seorang wanita cantik bertubuh seksi.“Aku tahu! Tidak perlu kamu untuk memberitahuku.” Kata pria berwajah bayi dengan ekspresi dengan ekspresi tidak senang.“Mas Maulana, apakah Mas punya rencana lain untuk membunuh bocah yang bernama Bayu itu?” Tanya seorang perempuan muda berwajah polos.“Bocah itu tidak bisa diremehkan! Santet tidak mempan terhadapnya! Ritual pengorbanan juga tidak berhasil! A
Hari Senin, Jam 7 pagi.Bayu berangkat kuliah. Kegiatan perkuliahan masih memberlakukan jadwal kuliah sehari masuk dan sehari libur karena Pandemi belum dinyatakan selesai.Bayu tiba di kampus jam 7 lewat. Di area parkir dia bertemu Arlen yang sedang memarkir kendaraan motor besarnya.Bayu melihat Arlen sepertinya tidak memarkir kendaraannya dengan benar. Tiba-tiba...‘Brukk!’Kendaraan Arlen jatuh ke samping menimpa kendaraan di sisi kanannya. Seperti domino yang ditata berbaris, kendaraan di sisi kanannya jatuh menyenggol kendaraan lainnya. Lima unit kendaraan jatuh ke samping.Bayu merasakan Dejavu.“Dasar Arlen! Bocah sembrono! Lagi-lagi mengulangi peristiwa pada awal semester lalu!” Kutuk Bayu mengeluh.Bayu bergegas membantu Arlen mendirikan kendaraan yang jatuh. Staf keamanan kampus juga berlari membantu.“Arlen, Arlen... !” Kata Bayu menggelengkan kepalanya.Arlen menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan merasa malu.Untungnya, tidak ada kendaraan yang rusak. Setelah Arlen mem
Bayu dan June pergi ke arah Pondok Kelapa. Mereka sepakat untuk makan mie ayam.Sesampainya di warung mie ayam, mereka berdua memilih meja yang berada di sudut setelah memesan makanan dan minuman. Bayu duduk di seberang June.Sambil menunggu pesanan mereka, Bayu dan June mengobrol.“June, mungkin aku akan segera mendapatkan modal untuk usaha. Kamu mau tidak bermitra denganku? Aku tidak mau kamu usaha sendirian.” Kata Bayu lembut.“Oh, ya? Kamu segera mendapatkan modal? Syukurlah kalau begitu! Kita enaknya buka usaha apa?” Tanya June.“Besok kita bicara lagi mau usaha apa. Biar aku pastikan dulu tentang uang modalnya.” Kata Bayu tenang.“Oke, aku percaya sama kamu!” Kata June sambil memegang tangan Bayu dan pandangan penuh kasih sayang.Tidak lama kemudian pesanan makanan dan minuman mereka berdua datang. Bayu memesan mie ayam jamur dan es teh manis, sedangkan June memesan mie ayam bakso dan es jeruk.Sembari makan, Bayu terus berbicara.“June, kita harus bisa menghasilkan uang dalam s
Keesokan harinya, jam 10 pagi.Bayu sengaja membeli satu set pakaian formal pada saat dia sepakat bertemu lagi dengan Sandy. Hari ini Bayu datang ke kantor Sandy di daerah Kelapa gading, menggunakan pakaian formal kemeja berlengan panjang berwarna biru langit yang dipadukan dengan celana kain panjang formal berwarna abu-abu gelap dan sepatu kulit hitam yang disemir mengkilat.Bayu diterima oleh penerima tamu dan diantarkan ke ruangan kerja Sandy di lantai paling atas. Ruangan Sandy cukup luas dan dilengkapi sofa dan meja tamu.Bayu dan Sandy mengobrol santai berdua.“Bayu, sampai hari ini saya masih bingung mengapa saya hampir dicelakakan oleh makhluk gaib. Apakah Bayu bisa memberitahu saya ada apa yang terjadi sebenarnya?” Tanya Sandy berharap.“Untuk mengetahui mengapa, itu agak sulit, Pak karena saya harus bertemu dengan makhluk yang mencelakakan bapak. Pada waktu itu saya hanya berpikir untuk menyelamatkan nyawa Bapak saja. Saya tidak terpikir untuk menanyai makhluk itu. Lagipula
Hari berikutnya, Bayu dan June mengurus perijinan dan pajak untuk membuka usaha. Karena kemudahan yang disediakan oleh pemerintah di era internet saat ini, semua perijinan dasar selesai dalam waktu singkat.Bayu sebagai pemodal dan June ditentukan sebagai pengurus usaha. Mereka berdua membuka usaha jualan pakaian secara online melalui marketplace, media sosial dan website sendiri yang dibuat bersama. Sebagai mahasiswa teknik Informatika, mereka tidak kesulitan dalam mempersiapkan usaha online mereka.Bayu mendapatkan barang jualan dari istri Sandy yang bergerak di bidang bisnis Fashion. June dengan penampilannya yang cantik dan bertubuh ideal menjadi model pakaian sekaligus menjadi penjualnya.Mereka juga mengiklankan barang dagangannya melalui beberapa saluran periklanan secara berbayar. Hanya dalam waktu dua minggu, June berhasil menjual lebih dari 20 potong pakaian seharga ratusan ribu rupiah per potong.Sementara Bayu berhasil membantu Sandy dua kali dalam transaksi bisnisnya yang
“Ah, tidak ada apa-apa! Saya terkadang kalau malam suka keliling kontrakan. Antisipasi saja bila ada maling.” Jawab Bayu berbohong.“Oh, begitu.” Kata Rini menganggukkan kepalanya.Bayu membaca doa dalam hatinya, lalu berbisik pelan, “Pisah!”Rini mendadak terhuyung-huyung, dia memegang kepalanya.“Aduh, kenapa kepalaku pusing sekali?” Keluh Rini bergumam.“Non, mungkin lagi capek, silakan beristirahat terlebih dahulu.” Sahut Bayu pura-pura perduli.Rini tidak menjawab, dia berjalan menuju ke kamarnya sambil terhuyung-huyung.Tak lama kemudian, Rini membuka pintu kamarnya lalu masuk dan menutup pintu.“Bocah brengsek! Mengapa kamu memisahkan aku dengan Kembaranku? Kamu... kamu... mengapa aku tidak bisa bergerak? Kamu apakan aku?” Kembaran Rini berdiri melayang dengan wajah marah dan membentak Bayu.“Diam! Ikuti aku!” Perintah Bayu kepada Kembaran Rini.Bayu kembali menaiki tangga menuju ke atap yang diikuti oleh Kembaran Rini yang melayang di belakang Bayu.Sesampainya Bayu dan Kembar
Bayu telah membantu Sandy selama hampir empat bulan. Dia telah menerima banyak uang dari jasanya membantu Sandy. Tabungan Bayu sudah senilai satu unit mobil kelas menengah. Meskipun begitu, Bayu tidak berubah dan tetap bertindak rendah hati dan sederhana.Hari ini Bayu sedang menikmati teh panas dan makan gorengan di warkop Asep ketika ponselnya bergetar. Dia melihat ada pesan obrolan masuk di aplikasi obrolan online.‘Bayu, hari Jumat malam Sabtu ini kamu ada waktu apa nggak?’ Pesan dari Kartika tertulis di ponsel Bayu.‘Belum tahu. Mungkin ada, mungkin tidak.’ Jawab Bayu mengetik di aplikasi obrolan.‘Gimana, sih? Ada waktu atau tidak?’ Pesan balasan dari Kartika datang.‘Memang ada apa? Kasih tahu dulu, baru ntar tahu bisa atau tidak.’ Balas Bayu santai.‘Aku diundang ke acara ulang tahun temanku. Tolong anterin aku, ya... ‘ Balas Kartika memohon.Bayu ragu-ragu sejenak lalu membalas, ‘Kenapa tidak minta antar pacarmu saja?’‘Huh, aku tidak punya pacar! Kebanyakan yang diundang dat
Bayu ditarik oleh Kartika menuju ke meja di dekat panggung DJ. Dia melihat ada empat orang yang sedang duduk mengobrol sambil menikmati minuman.Begitu Bayu mendekati meja itu bersama Kartika, dia mencium aroma minuman keras. Hidung Bayu mengernyit. Dia tidak suka aroma minuman beralkohol. Bayu tidak suka minuman berakohol.“Hai, Kartika, kemari!” Perempuan muda dengan paras cantik dan berpakaian glamor melambaikan tangannya ke arah kartika. Meskipun begitu, Bayu merasa kecantikannya masih kalah dari Kartika karena perempuan ini menggunakan kosmetik yang cukup tebal dan tidak sesuai dengan selera Bayu.“Hai Fen, perkenalkan ini temanku, Bayu! Bayu ini temanku Fenny dan teman-temannya.” Kata Kartika memperkenalkan Bayu kepada keempat orang itu.Fenny berdiri dan menyodorkan tinju kecilnya melewati teman pria di sampingnya.Bayu membalas menyodorkan tinjunya dan menyentuh tinju fenny dengan ringan.“Hai, salam kenal, saya Bayu, teman Kartika.” Kata Bayu sambil tersenyum.Teman pria di s