Share

Bab 385

Author: Jus Pir
“Sama-sama, Bu Zola. Ini memang sudah pekerjaan saya.”

Zola mengambil bukti-bukti yang dikumpulkan Jesse. Dia tidak terburu-buru melakukan sesuatu. Dia hanya bertanya kepada Boris, “Menurutmu, keluarga Leonarto akan percaya, nggak?”

Zola sendiri tidak yakin dengan hal ini. Karena sejauh apa yang keluarga Leonarto lakukan padanya, lalu sekarang membandingkan dirinya dan Budi, Zola merasa keluarga Leonarto akan memilih untuk percaya dengan Budi, tidak percaya padanya.

Zola mengerutkan bibirnya. Tatapannya tampak kosong. Jesse juga tersentak karena pertanyaan tersebut. Karena ini masalah keluarga Leonarto, Jesse juga tidak bisa memberikan jawaban pasti.

Namun, setelah dipikir-pikir, Jesse akhirnya memberikan sebuah ide kepada Zola. “Bu Zola, saya rasa kakak Bu Zola masih bisa bedakan mana yang benar dan mana yang salah. Bagaimana kalau Bu Zola kirimkan saja buktinya pada kakak Bu Zola secara anonim? Dengan begitu, dia bisa membuat pilihan. Kalau dia memilih percaya pada Budi, Bu Zola juga
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 386

    “Boris, kenapa kamu terus ingin buat aku suap kamu?” tanya Zola.Boris spontan tertawa. Dia membelai pipi Zola dengan lembut sambil menatap Zola dengan lekat. “Jadi kamu mau nggak suap aku?”Zola tidak menjawab, tapi bertanya, “Apa untungnya suap kamu?”Boris mengerutkan kening. Zola malah membicarakan syarat. Boris pun berkata, “Keuntungan apa yang kamu inginkan?”Zola menyipitkan mata dan tersenyum tipis. “Boris, kamu seorang pengusaha. Kamu nggak akan biarkan aku ambil keuntungan, kan?”Boris tersenyum, lalu berkata, “Bingo.”“Boris, Jesse ada beritahu kamu soal penyelidikannya terhadap Budi, sekretaris papaku?” tanya Zola tiba-tiba.“Hmm, ada.”“Aku sudah kirimkan bukti-buktinya ke Selena. Tapi dia nggak balas.”“Zola, nggak peduli ada masalah ini atau nggak, kamu sudah boleh lepas tangan. Kamu sudah berbuat cukup banyak. Selanjutnya, biarkan keluarga Leonarto buat keputusan sendiri. kalau kamu terus nggak mau lepaskan, pada akhirnya kamu sendiri yang capek.”Kata-kata Boris seolah

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 387

    “Ma, sebenarnya ....”“Jerico, kamu lihat sendiri, kan. Beda jauh anak yang kita besarkan sendiri dengan yang bukan kita besarkan sendiri. Kalau kamu sudah sembuh dan keluar dari rumah sakit, kamu bawa Selena ke perusahaan saja. Toh, cepat atau lambat juga akan diserahkan ke Selena. Aku sudah anggap nggak pernah lahirkan Zola. Dia benar-benar berdarah dingin. Dia nggak pantas dapat apa pun dari keluarga Leonarto.”Lydia sangat kesal dan marah terhadap Zola. Baginya, setiap kali dia teringat sikap dingin dan tidak berperasaannya Zola, Lydia pun tidak mengendalikan kebenciannya terhadap Zola. Karena Lydia masih percaya kalau semua masalah terjadi karena Zola. Jika bukan karena Zola tidak mau membantu, tidak akan terjadi masalah-masalah lainnya. Oleh karena itu, semuanya salah Zola.Jerico hanya memasang wajah muram dan berkata, “Sudah, biarkan aku istirahat dengan tenang.”Setelah Jerico siuman, suasana hatinya selalu tidak begitu baik. Lydia pun berhenti bicara. Akan tetapi, Selena meng

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 388

    Selena segera berkata, “Tentu saja bisa. Di sini rumahmu juga. Kamu bisa pulang kapan saja kamu mau.”Sejak Leonarto Group dalam masalah, setelah Selena menyadari kemampuan Zola serta apa yang telah Zola lakukan untuk keluarga Leonarto, Selena mulai bergantung dan sayang pada adiknya itu. Begitu mendengar Zola bilang mau pulang, Selena pun segera memberitahu ibunya. Lydia sendiri tidak memberikan reaksi apa pun. Raut wajahnya sangat dingin.“Dia pulang untuk tertawakan kita?”“Bukan begitu, Ma. Zola juga peduli pada Papa. Selain itu, kali ini dia sudah banyak membantu. Kalau bukan karena Zola, nggak ada yang tahu seperti apa situasi sekarang. Kalau Budi nggak pernah ketahuan, Papa pasti akan terus percaya padanya. Mungkin saja, keluarga kita juga sudah kehilangan semuanya.”Meskipun Selena tidak mengerti mengapa awalnya Zola tidak ingin membantu, Selena yang sekarang tahu betul Zola pasti punya alasannya sendiri untuk berbuat seperti ini. Karena Selena juga bisa melihat kalau Zola buka

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 389

    Jerico, Lydia, Selena dan Zola duduk di meja makan dengan tenang. Tak ada seorang pun yang bicara. Kapan terakhir kali mereka berempat duduk dan makan bersama? Sepertinya tidak ada yang mengingat lagi.“Pa, ada dua hal yang ingin aku tanyakan pada Papa.” Suara Zola memecahkan keheningan.“Soal apa?” tanya Jerico sambil menatap Zola.“Ada yang ingin Papa katakan soal penangkapan Budi?”Begitu kata-kata itu terlontar dari mulut Zola, Jerico pun meletakkan sendok di tangannya. Kemudian, dia bertanya, “Apa yang ingin kamu tanyakan? Kamu ingin tanya apa rasanya ditipu oleh sekretaris yang sudah aku percayai selama bertahun-tahun?”Zola juga meletakkan sendoknya. Boleh dibilang dia hampir tidak makan apa-apa. Lagi pula, kedatangannya hari ini memang bukan untuk makan.“Jadi, Papa hanya merasa dikhianati oleh seseorang yang sudah Papa percayai selama bertahun-tahun?”“Apa maksudmu?”“Budi mengatakan sesuatu saat dia ditangkap. Selena nggak beritahu Papa?”Selena langsung berkata, “Zola, Budi

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 390

    Zola tidak menjawab dan balik bertanya, “Bukannya kamu bilang kamu lagi makan sama Tedy dan yang lainnya di luar? Kenapa pulang begitu cepat?”“Baru mau keluar. Kamu mau ikut aku saja, nggak?”“Nggak dulu.” Zola dan Tedy sempat mengalami perselisihan karena Jeni. Setelah dipikir-pikir, mereka sudah lama tidak bertemu. Kalau sekarang bertemu pasti akan terasa sangat canggung. Lebih baik tidak usah bertemu.Boris seperti bisa membaca pikiran Zola. Bibir tipisnya melengkung, lalu dia berkata, “Takut nggak enak hati bertemu dengannya?”“Nggak. Aku hanya merasa bersalah pada Jeni saat lihat dia.”Boris tahu itu hanya alasan Zola untuk menolak. Jadi dia pun tidak meminta Zola ikut pergi dengannya lagi. Boris menatap Zola dalam diam selama beberapa detik, lalu bertanya, “Terjadi sesuatu di rumah orang tuamu? Nggak mau ceritakan ke aku?”Zola mengerutkan bibirnya dan menatap Boris. Kemudian, dia memberitahu kegelisahan dan dugaan di dalam hatinya kepada Boris.“Jadi kamu curiga ada sesuatu den

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 391

    Mereka berdua memilih tiga sketsa terbaik tanpa melihat nama dan hanya melihat keahlian dan perasaan mereka saja. Setelah itu, mereka mengirimkan sketsanya pada desainer di hadapan semua karyawan yang mengikuti lomba. Pada akhirnya yang lolos adalah Caca, Bobi dan Davin.Selain Caca, kedua orang lainnya adalah lelaki. Dan mereka adalah orang yang paling unggul dan memiliki potensi serta ciri khas unik dalam bidangnya. Ketiganya terpilih dan yang lain juga menerima hal itu. Tidak ada yang mengeluh sama sekali. Sehingga ketiga orang itu menjadi asisten Zola dalam kompetisi arsitektur.Zola bilang sama mereka, “Kalian sudah bekerja keras belakangan ini. Jadi, sekarang istirahatlah dengan baik. Setelah itu kita akan mulai mempersiapkan kompetisi.”Ketiganya saling berpandangan dan menganggak.Zola berkata lagi, “Saat kita masuk tahap kompetisi resmi, ada yang harus kalian perhatikan. Semua hal terkait dengan karya untuk kompetisi termasuk informasi dan bahan, hanya boleh dibicarakan dengan

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 392

    Zola dan Mahendra sama-sama terkejut. Dia mendongak dan menatap pintu. Di sana terlihat Boris tengah berdiri dengan tegap. Wajah tampannya tampak dingin dan matanya terlihat menggelap.“Pak Mahendra benar-benar perhatian dengan istriku. Meski kalian adalah teman, tapi hanya sebatas teman saja. Meski kalian mengenal lebih lama dari aku dan Zola, dia sekarang sudah jadi istriku. Jadi ada beberapa hal yang bukan hakmu untuk mengatakannya,” kata Boris dengan dingin.“Apakah Pak Mahendra mau melanggar batas moral dan menghasut hubungan suami istri orang lain?” ucapannya terdengar lembut tetapi tegas.Dia juga tengah memberikan peringatan pada Mahendra bahwa lelaki itu bukan siapa-siapa. Meski teman, dia tidak ada hak untuk ikut campur dalam hubungan mereka apalagi merusaknya.Mahendra tercenung dan berkata dengan tenang, “Pak Boris, meski aku hanya temannya Zola, aku demi kebaikan dia. Aku nggak akan melakukan hal yang membuatnya sedih. Justru kamu, karena kamu nggak cinta dengan Zola, kena

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 393

    “Tentu saja nggak salah. Tapi salahmu adalah menghasut istriku untuk cerai denganku. Apa Pak Mahendra nggak tahu betapa pentingnya reputasi dan moral seseorang? Kalau seseorang nggak peduli dengan itu semua, maka orang itu nggak akan punya batasan dalam hidup. Orang seperti itu nggak akan dihormati di mana pun.”Boris tersenyum dingin. Dia bicara dengan nada penuh ancaman. Kata-katanya bagaikan sebuah peringatan yang sangat mengerikan. Mahendra tersentak dan ketika dia membuka mulut hendak berbicara, suara Zola kembali terdengar.“Kalian sudah cukup? Kalau sudah, langsung keluar!”Emosinya memuncak dan nada suaranya terdengar dingin. Mungkin karena khawatir dia tidak didengarkan lagi, Zola langsung mengambil sebuah map dan membantingnya. Seketika ruangan tiba-tiba menjadi hening.Mereka bertiga saling berpandangan sejenak dan akhirnya Zola berkata, “Masih ada yang mau disampaikan? Kalau nggak ada, sudah boleh pergi. Aku mau kerja.”Mahendra mengerutkan keningnya dan menatap Zola seakan

Latest chapter

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status