Share

Bab 391

Penulis: Jus Pir
Mereka berdua memilih tiga sketsa terbaik tanpa melihat nama dan hanya melihat keahlian dan perasaan mereka saja. Setelah itu, mereka mengirimkan sketsanya pada desainer di hadapan semua karyawan yang mengikuti lomba. Pada akhirnya yang lolos adalah Caca, Bobi dan Davin.

Selain Caca, kedua orang lainnya adalah lelaki. Dan mereka adalah orang yang paling unggul dan memiliki potensi serta ciri khas unik dalam bidangnya. Ketiganya terpilih dan yang lain juga menerima hal itu. Tidak ada yang mengeluh sama sekali. Sehingga ketiga orang itu menjadi asisten Zola dalam kompetisi arsitektur.

Zola bilang sama mereka, “Kalian sudah bekerja keras belakangan ini. Jadi, sekarang istirahatlah dengan baik. Setelah itu kita akan mulai mempersiapkan kompetisi.”

Ketiganya saling berpandangan dan menganggak.

Zola berkata lagi, “Saat kita masuk tahap kompetisi resmi, ada yang harus kalian perhatikan. Semua hal terkait dengan karya untuk kompetisi termasuk informasi dan bahan, hanya boleh dibicarakan dengan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (15)
goodnovel comment avatar
Cu Cahyaningsih
author..lgi mumet..ya?
goodnovel comment avatar
binasejahtera2023
ak kira ak yg salah trus ak pikir kok jdi Chandra jdi robi ..., kaget dong
goodnovel comment avatar
binasejahtera2023
kenapa tiba tiba episode 1890 dah ceritanya ga nyambung. woi author mabok lu ya ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 392

    Zola dan Mahendra sama-sama terkejut. Dia mendongak dan menatap pintu. Di sana terlihat Boris tengah berdiri dengan tegap. Wajah tampannya tampak dingin dan matanya terlihat menggelap.“Pak Mahendra benar-benar perhatian dengan istriku. Meski kalian adalah teman, tapi hanya sebatas teman saja. Meski kalian mengenal lebih lama dari aku dan Zola, dia sekarang sudah jadi istriku. Jadi ada beberapa hal yang bukan hakmu untuk mengatakannya,” kata Boris dengan dingin.“Apakah Pak Mahendra mau melanggar batas moral dan menghasut hubungan suami istri orang lain?” ucapannya terdengar lembut tetapi tegas.Dia juga tengah memberikan peringatan pada Mahendra bahwa lelaki itu bukan siapa-siapa. Meski teman, dia tidak ada hak untuk ikut campur dalam hubungan mereka apalagi merusaknya.Mahendra tercenung dan berkata dengan tenang, “Pak Boris, meski aku hanya temannya Zola, aku demi kebaikan dia. Aku nggak akan melakukan hal yang membuatnya sedih. Justru kamu, karena kamu nggak cinta dengan Zola, kena

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 393

    “Tentu saja nggak salah. Tapi salahmu adalah menghasut istriku untuk cerai denganku. Apa Pak Mahendra nggak tahu betapa pentingnya reputasi dan moral seseorang? Kalau seseorang nggak peduli dengan itu semua, maka orang itu nggak akan punya batasan dalam hidup. Orang seperti itu nggak akan dihormati di mana pun.”Boris tersenyum dingin. Dia bicara dengan nada penuh ancaman. Kata-katanya bagaikan sebuah peringatan yang sangat mengerikan. Mahendra tersentak dan ketika dia membuka mulut hendak berbicara, suara Zola kembali terdengar.“Kalian sudah cukup? Kalau sudah, langsung keluar!”Emosinya memuncak dan nada suaranya terdengar dingin. Mungkin karena khawatir dia tidak didengarkan lagi, Zola langsung mengambil sebuah map dan membantingnya. Seketika ruangan tiba-tiba menjadi hening.Mereka bertiga saling berpandangan sejenak dan akhirnya Zola berkata, “Masih ada yang mau disampaikan? Kalau nggak ada, sudah boleh pergi. Aku mau kerja.”Mahendra mengerutkan keningnya dan menatap Zola seakan

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 394

    Boris tidak menghindar dan menatap Zola dalam-dalam. Dengan suara tenang dia berkata, “Kalau karena kompetisi ini suasana hatimu terganggu dan memengaruhi hubungan kita, menurutku nggak ada gunanya kamu melanjutkannya.”“Jadi kamu sedang mengancamku?” tanya Zola dengan dingin.Boris hanya berkata, “Ini bukan ancaman, ini hanya pengingat. Sekarang kamu sedang hamil, kalau marah bisa memengaruhi perasaanmu, nggak baik untuk kamu dan bayinya. Jadi aku kasih kamu waktu untuk memikirkannya, oke?”“Nggak baik untuk bayinya atau nggak baik untuk aku dan bayinya?”Zola tersenyum tipis dan nyaris tidak terlihat.“Menurutmu aku memintamu keluar dari kompetisi hanya demi bayi?”“Memangnya bukan”“Zola, meski nggak ada anak ini, aku juga nggak akan setuju kamu ikut kompetisi kalau kamu seperti ini.”“Boris, kompetisi memang diadakan oleh Morrison Group. Tapi desainer yang ikut bersaing dengan kemampuan mereka sendiri. Kamu menyuruhku mundur sebelum aku memulainya. Apakah itu benar-benar demi kebai

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 395

    Zola menuangkan minuman untuk Rosita dan megambil buah. Setelah itu dia kembali duduk di meja makan dan melanjutkan makannya. Boris menatap ibunya dengan kening berkerut, tetapi ibunya berkata, “Kamu temani Zola makan, nggak perlu melihatku terus.”Boris tidak menjawab. Meski dia merasa ibunya datang di waktu seperti ini, pasti ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Namun, dia tidak buru-buru menanyakannya. Keduanya duduk kembali dan menghabiskan makan tanpa ada interaksi. Rosita juga merasakan ketegangan keduanya.Sambil menunggu mereka selesai makan, Rosita berkeliling singkat sejenak. Setelah Zola selesai, Boris memilih membereskan peralatan makan. Dia tersenyum dan berkata, “Boris, sekarang Zola hamil. Kamu harus menjaganya dengan baik. Pekerjaan rumah ini harus diambil alih, Jangan biarkan dia kelelahan, mengerti?”Boris tidak bersuara dan hanya menatap ibunya sekilas.Zola bersuara, “Mama, sekarang aku temani Mama lihat Nenek, ya?”“Oke.”Kemudian keduanya membawa hadiah yang disiap

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 396

    Seiring dengan jawaban Zola, suasana menjadi hening. Bahkan terdengar suara napas setiap orang. Tidak ada yang bicara dan hanya menatap Zola. Namun, perempuan itu terlihat tidak peduli dan tenang.Setelah keheningan sesaat, Boris berkata, “Karena dia sudah putuskan, Anda jangan memaksa lagi, oke?”“Boris.” Rosita mengerutkan keningnya. Namun, sebelum dia berbicara, Boris sudah memotongnya.“Nenek, Nenek dan Mama bicara dulu, aku ada urusan kantor yang harus diselesaikan jadi nggak bisa menemanimu,” ujar Boris.“Oke, kamu sibuk saja,” jawab Nenek dengan cepat. Dia sendiri bisa melihat hubungan mereka berdua.Setelah Boris pergi, Rosita bertanya dengan suara pelan, “Zola, Boris melakukan sesuatu yang membuatmu marah? Kamu bilang sama Mama, Mama kasih dia pelajaran. Sekarang kamu nggak boleh marah. Keluarkan saja apa yang kamu rasakan. Tenang saja, kami semua akan membelamu apa pun itu alasannya.”Zola hanya tersenyum tipis dan menjawab, “Ma, Mama salah paham. Nggak ada yang membuatku mar

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 397

    Boris yang diserang pertanyaan merasa jengah dan akhirnya berkata, “Mama jangan ikut campur urusan kami berdua. Mengenai pernikahan, aku ada rencana sendiri. Sekarang waktunya nggak tepat, Mama jangan ungkit lagi, ya?”“Kalau sekarang bukan waktu yang tepat, kamu kasih tahu kapan baru tepat? Harus tunggu sampai Zola nggak mau sama kamu lagi baru tepat?”“Mama merasa ada kemungkinan seperti itu?” tanya Boris sambil melirik ibunya.Zola sedang hamil anaknya dan dia memang bisa marah, tetapi tidak mungkin tidak mau bersama dengannya.Rosita mendengus dan berkata, “Kamu pikir semuanya sesuai dengan ucapanmu? Boris, jangan terlalu percaya diri. Kalau suatu hari Zola benar-benar meninggalkanmu, kamu akan menangis.”Ibunya dibuat marah hingga tidak ingin bicara dengan Boris lagi. Dia berkata, “Beberapa hari lagi bawa Zola pulang untuk makan bersama. Kakek rindu dengan dia. Keluarga Morrison nggak melakukan apa pun pada masalah yang menimpa keluarga Leonarto. Coba kamu pikirkan apakah Zola aka

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 398

    Tatapan keduanya bertemu dan tidak ada yang mau mengalah. Beberapa detik kemudian, Boris mengulas senyum datar dan berkata, “Jadi kamu mengakui kalau kamu nggak mau resepsi karena tahu kalau mantan kekasihmu akan sedih dan kalian nggak akan ada kesempatan lagi?”Zola menyipitkan matanya dan menatap lelaki itu tanpa ekspresi. Dengan tenang dia berkata, “Kalau kamu merasa seperti itu, anggap saja benar. Apa pun yang aku katakan, kamu juga nggak akan percaya, ‘kan?”“Zola, apa sikapmu sekarang? Atau kamu sudah berhubungan dengan dia jadi sekarang kamu nggak takut dan memutuskan untuk pergi?”Perempuan itu tersentak dan seperti terdengar suara retakan di dalam hatinya. Ketidakpercayaan Boris sangat melukainya. Namun, dia tidak ingin menjelaskan apa pun. Tidak ada gunanya berbicara lebih banyak lagi. Jika dia sudah dianggap seperti itu, maka penjelasan apa pun akan percuma.Zola diam dan tidak bersuara. Lipatan di kening Boris makin mendalam. Ketika Zola ingin berbalik ke kamar, lelaki itu

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 399

    “Aku keterlaluan? Boris, kamu menggunakan semua danamu untuk mendukung Tyara tanpa memberitahuku. Aku nggak percaya dengan kemampuan Morrison Group, kamu nggak bisa menemukan penyanyi berbakat lainnya. Kenapa harus dia?”Tidak komunikasi berarti benar-benar memutuskan semua komunikasi, baik itu telepon, pesan atau kerja sama dalam pekerjaan. Tapi sekarang Tyara sudah menandatangani kontrak dengan Morrison Group, apa itu bisa disebut tidak ada komunikasi dan hubungan lagi?Raut wajah Boris menggelap dan dengan suara rendah, dia berkata, “Ini nggak seperti yang kamu pikirkan. Tyara kerja sama dengan Morrison Group sebagai hubungan kerja sama biasa. Mengenai kenapa kami memilihnya, sekarang aku nggak bisa kasih tahu kamu. Yang bisa aku kasih tahu adalah, sekarang di hatiku hanya memikirkanmu, oke?”Dia bilang di hatinya hanya ada Zola saja. Kalimat ini dulu akan membuat Zola bahagia, sekarang sudah tidak lagi. Sekarang dirinya tidak akan terlena dengan sebuah kata-kata manis. Kelembutan B

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status