Share

Bab 279

Penulis: Jus Pir
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Begitu naik pitam, napas Hartono terengah-engah. Dia bahkan terbatuk-batuk hingga wajahnya memerah.

Begitu Zola melihatnya, Zola segera mendekat dan menepuk punggung Hartono dengan lembut sambil memenangkannya. “Kakek, jangan marah. Kesehatan Kakek lebih penting.”

Hartono meraih tangan Zola dan menepuknya dengan lembut. “Zola, Kakek minta maaf padamu, sudah buat kamu menderita.”

“Kenapa Kakek yang minta maaf? Ini nggak ada hubungannya sama Kakek ....”

Bagaimanapun juga, Zola yang mau cerai. Meskipun awalnya Boris yang mengusulkannya lebih dulu, pada akhirnya Zola yang bersikeras untuk cerai. Oleh karena itu, baik dia maupun Boris tidak bisa disalahkan atas kejadian ini. Hanya saja, Zola tidak menyangka Boris akan sekejam ini.

Zola melihat Hartono yang marah sampai masuk rumah sakit. Makanya dia tidak ingin bicara soal itu lagi dengan Hartono. Kalau tidak, Hartono akan semakin marah.

Namun, Hartono justru berjanji, “Zola, jangan khawatir. Aku pasti akan berikan penjelasan pada keluargam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 280

    Boris menatap Zola dengan dingin. Suaranya juga tidak memiliki kehangatan sama sekali. “Kamu merasa aku sedang bertindak kejam?”“Memangnya bukan begitu?”“Zola, kamu merasa aku rela bayar harga begitu mahal hanya demi kamu?” tukas Boris sambil terkekeh dengan suara rendah yang justru terdengar sangat menyindir.Zola menatap Boris dalam diam. Boris juga membalas tatapan Zola. Kemudian, Boris berkata dengan nada yang lebih dingin, “Aku hanya merasa kalau kita benar-benar cerai, maka harus putuskan semua hubungan. Bagaimanapun juga, setelah cerai, aku nggak ingin lihat kamu atau apa pun yang berhubungan dengan kamu. Apa yang aku lakukan sekarang hanyalah untuk singkirkan segala sesuatu yang berhubungan denganmu. Jadi aku bertindak kejam?”Boris masih menatap Zola dengan tatapan dingin. Samar-samar ada sarkasme di sorot matanya. Tatapan itu seperti sedang memberitahu Zola kalau Zola tidak penting baginya sampai bisa membuat Boris bisa melakukan apa pun.Zola mengatupkan bibirnya erat-erat

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 281

    Dimas hanya berkata, “Aku dikecam, jadi nggak bisa bantu kamu.”Boris hanya tersenyum tak berdaya. Pada akhirnya, dia tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya mendengar dengan tenang ibunya memarahinya. Namun, setiap ucapan ibunya tidak pernah lepas dari nama Zola. Sosok Zola juga otomatis muncul di hadapannya. Sebenarnya apa pesona yang dimiliki perempuan itu? Bisa-bisanya dia mengambil hati semua orang, membuat mereka memihak padanya?Zola menyipitkan matanya yang memancarkan aura dingin. Namun, ada sesuatu yang lain di matanya yang tidak bisa hilang.***Zola langsung ke perusahaan setelah meninggalkan rumah sakit. Boris tidak mau melepaskannya, juga telah menyatakan dengan jelas kalau dia akan melibatkan semua orang yang ada hubungannya dengan Zola.Meskipun hubungan Zola dan keluarga Leonarto kurang baik, bagaimanapun juga Zola tidak ingin urusannya melibatkan orang yang tidak bersalah. Namun, saat ini dia juga tidak berdaya. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi.Setibanya di perusaha

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 282

    Namun, Zola sungguh tidak pernah tahu kalau Hartono berjanji akan memberinya saham Morrison Group. Kalau soal dipenuhi atau tidak, Zola sama sekali tidak peduli. Karena dibandingkan dengan keuntungan dan uang itu, dia lebih menyukai ketulusan mereka terhadapnya.Kalau sehari dua hari, semua orang bisa berpura-pura bersikap baik. Namun, kalau sudah setahun penuh, itu tidak mungkin hanya sekadar sandiwara. Oleh karena itu, keluarga Morrison benar-benar tulus memperlakukan Zola dengan baik.Zola hanya tertawa pelan dan berkata, “Papa ngomong ini sama aku karena berharap aku akan putuskan semua hubungan dengan keluarga Morrison setelah ambil sepotong kue dari keluarga Morrison?”Zola mengerutkan kening dan memasang raut wajah serius. Jerico menatapnya sebentar dan berkata, “Zola, bukannya Papa jahat sama kamu. Papa juga nggak punya pilihan lain. Selain itu, sampai sekarang kamu belum tahu kalau nenekmu bukan ibu kandung mamamu, kan? Aku dan mamamu sama-sama merasa karena kamu dibesarkan ne

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 283

    Selama ini, Zola mengira neneknya bersedia merawatnya karena dia ibunya Lydia. Bagaimanapun juga, itu sama saja dengan membantu meringankan beban putrinya. Namun, sekarang Zola baru tahu ternyata bukan seperti itu.Dia mengerutkan bibirnya dan tersenyum getir. Sulit untuk tidak bertanya pada dirinya sendiri. “Kenapa seseorang yang nggak punya hubungan darah denganku justru bisa begitu menyayangi aku? Sedangkan orang tua kandungku justru nggak bisa sebaik itu padaku.”Zola menyipitkan matanya. Ekspresinya menjadi lebih dingin. Karena neneknya sangat sayang padanya, Zola harus membalas budinya berkali-kali lipat. Sore itu juga Zola menghubungi orang yang merawat neneknya dan menyuruh orang itu mengantar neneknya ke Kota Binru. Karena apartemennya terlalu kecil, juga takut neneknya akan merasa terlalu berisik, Zola menyewa unit lain di lantai yang sama. Tepat di depan unitnya yang sekarang. Dengan begitu, jadi lebih mudah untuk merawat neneknya.Dari mulut neneknya, Zola akhirnya tahu hub

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 284

    Setelah menatap Jeni cukup lama, Zola baru berkata, “Tedy?”Jeni tampak kaget. Dia tidak berkata apa-apa lagi, tapi dari sikapnya dia sudah mengakui tebakan Zola benar.“Benar-benar dia?” tanya Zola dengan kaget.“Iya, dia. Tapi aku bohong padamu. Bukan aku yang campakkan dia. Dia akan bertunangan, jadi aku memilih pergi karena aku nggak mau jadi orang ketiga.”Zola hanya pernah mendengar sedikit tentang Tedy, tapi Zola tidak paham secara menyeluruh. Reaksi Jeni saat ini membuat Zola spontan bertanya, “Jadi dia tahu kamu datang ke sini?”“Iya, aku nggak tahu dia dapat dari mana nomorku. Dia bahkan tahu aku tinggal bersamamu. Jadi aku harus kembali ke Kota Jantera. Zola, aku sudah pesan tiket pesawat.”“Kapan?”“Dua jam lagi.”Zola terdiam sejenak setelah mendengar jawaban Jeni. Kemudian, dia berkata dengan tenang, “Kalau begitu ayo pergi. Aku antar kamu ke bandara. Nggak perlu kemas barang-barangmu. Nanti biar aku yang kemas dan kirim ke kamu.”Jeni mengangguk pelan. Keduanya langsung

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 285

    “Kalau itu mudah bagiku, jadi aku harus setuju? Begitu? Sekarang kamu mau suruh-suruh aku?”“Aku nggak suruh-suruh kamu. Aku hanya minta kamu bantu aku.”“Kenapa aku harus bantu kamu?”Boris menyipitkan mata, wajah tampannya tampak dingin dan cuek. Zola tertegun dan terdiam. Benar, kenapa Boris harus membantunya? Pria itu bisa saja menolak.Pada detik berikutnya, Boris bertanya lagi, “Kita hanyalah pasangan suami istri yang akan segera bercerai. Malam-malam begini kamu masih datang ke sini cari aku. Zola, kalau kamu begini, sulit bagiku untuk nggak salah paham kalau kamu sengaja datang jam segini untuk tidur denganku. Atau kamu nggak tahu kalau pria dan perempuan bersamaan jam segini paling gampang terjadi sesuatu?”Boris berkata sambil mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah Zola. Aroma khas pria itu sangat kuat. Zola spontan menghindar ke kiri. Bibir Boris seperti akan mendarat di wajah Zola, tapi pria itu tiba-tiba berhenti.Jarak keduanya begitu dekat, hampir hanya berjarak selembar

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 286

    Zola mengerutkan bibir dan bertanya, “Apakah kamu akan setuju bantu aku kalau kita nggak bercerai?”Boris tertawa. Dia tertawa bukan karena apa yang Zola katakan persis dengan yang dia pikirkan. Lebih seperti sedang menertawakan Zola yang tidak tahu diri. Ada senyuman tipis di wajah tampannya, tapi tidak ada emosi apa pun di sorot matanya. Hanya ada aura dingin.“Zola, siapa aku bagimu?”Mata Zola kosong. Dia tidak bermaksud apa-apa, hanya syarat itu otomatis terbesit di dalam otaknya. Dia pun mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya dengan begitu saja.Zola diam seribu bahasa, sikap diamnya justru terlihat sebagai pengakuan di mata Boris. Pria itu pun bertanya dengan dingin, “Zola, kamu sungguh mengira aku nggak mau cerai? Demi Jeni, kamu bisa mengambil tindakan seperti membatalkan perceraian. Kamu benar-benar hebat.”Zola menatap wajah Boris yang sedingin es, lalu berkata dengan ringan, “Maaf, aku salah paham. Aku hanya ingin kamu lihat ketulusan aku dan harap kamu bisa mengerti be

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 287

    “Hmm.” Boris hanya bergumam pelan, lalu tidak berkata apa-apa lagi.Pak Didin pun keluar dari ruangan dan menutup pintu. Setelah Pak Didin pergi, Boris bersandar di kursinya. Dia tidak fokus membaca dokumen di tangannya lagi. Dia mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. Orang yang diteleponnya segera mengangkat telepon. Boris pun bertanya dengan santai, “Lagi apa?”“Ada apa?” tanya orang itu.“Jeni perempuan yang kamu campakkan itu?” Boris langsung ke topik pembicaraan. Dia menyipitkan mata, membuat raut wajahnya terlihat dingin.Tedy terdiam sejenak, lalu bertanya, “Kamu sudah tahu?”“Di mana dia? Di tempatmu?”“Hmm.”“Sebaiknya kamu nggak melakukan apa pun padanya,” kata Boris.“Zola cari kamu?”“Nggak ada hubungannya dengan Zola. Aku hanya kasih saran ke kamu. Kalau Jeni kehilangan kontak terlalu lama, kamu kira keluarganya akan diam saja?”Boris memberikan peringatan kepada Tedy. Seandainya Boris tahu tentang hubungan Jeni dan Tedy, apakah dia akan memberitahu Tedy lebih awal?”

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 554

    Zola mengerutkan bibirnya. Otaknya terus memikirkan apa yang baru saja Jeni katakan. Mahendra begitu hati-hati, bahkan polisi pun tidak berhasil menemukan petunjuk setelah melakukan penyelidikan selama berhari-hari. Lantas, mengapa Zola bisa tahu? Apakah ini hanya kebetulan? Ataukah karena Zola memang lebih beruntung?Semakin Zola memikirkannya, perasaannya semakin gelisah. Bagaimanapun juga, dia baru pertama kali mengikuti Mahendra, tapi sudah membuat kemajuan begitu besar. Rasanya sulit dipercaya.“Kita pulang saja,” kata Zola.Tidak ada gunanya terus mengikut. Sekarang Zola tidak yakin apakah Mahendra curiga kalau Zola mengikutinya. Jika Mahendra benar-benar curiga, tapi sengaja mengungkapkan semuanya kepada Zola, lalu apa maksud Mahendra? Apakah Mahendra ingin Zola memberitahu Boris?Zola tenggelam dalam rasa bingung dan tidak dapat menemukan jawaban. Setelah kembali ke perusahaan, Zola langsung pergi ke kantornya. Dia merasa lelah, pinggangnya juga sakit. Jadi, dia langsung baring

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 553

    Setelah Jeni selesai bicara dengan sopir taksi, Zola juga melihat pintu belakang lokasi konstruksi terbuka. Setelah kejadian gedung runtuh, Zola dan Boris juga masuk ke tempat kejadian melalui pintu itu.Zola mengerutkan kening, bahkan tidak berani mengedipkan matanya. Seolah dia takut melewatkan petunjuk apa pun. Dia terus menatap ke arah pintu. Begitu dia melihat sosok pria yang keluar dari balik pintu, Zola langsung tercengang.Zola tidak berani percaya. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan membuka kameranya. Kemudian, dia mengarahkan kamera ke arah orang itu dan menggunakan mode zoom sampai maksimal. Setelah memastikan kalau dia tidak salah lihat, dia pun bergumam, “Kenapa dia?”Wajah Zola terlihat sangat serius dan kaget. “Siapa?” tanya Jeni.Sebelum Zola dapat menjawab, si sopir taksi bertanya, “Dik, kenapa yang keluar pria? Kamu nggak salah?”Jeni sedikit bingung, tapi dia segera menjawab, “Dia sengaja. Dia takut ketahuan sama aku dan aku dapatkan bukti. Sebenarnya pria atau pe

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 552

    Zola mengerutkan kening. Matanya spontan melebar. Dia bahkan tidak berani bernapas. Kata-kata Mahendra membuat hati Zola langsung mencelos.Setelah mendengar Mahendra menutup telepon, Zola segera berjalan ke pojokan, lalu berdiri di sana cukup lama. Namun, dia tak kuasa menenangkan jantungnya yang masih berdetak kencang.Zola mendengar langkah kaki Mahendra keluar dari ruang pantry. Kemudian, Zola baru pergi ke toilet. Beberapa menit kemudian, dia baru keluar dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Akan tetapi, pikirannya dipenuhi dengan kata-kata yang Mahendra ucapkan barusan.Mahendra sedang bertelepon dengan siapa? Apakah dengan orang yang terlibat dalam insiden gedung runtuh? Apakah dalang di baliknya atau komplotan Mahendra?Zola memikirkan banyak hal, hingga dia merasa kepalanya seperti mengembang. Setelah keluar dari toilet, dia kembali ke kantornya. Baru saja masuk, dia melihat Mahendra ada di dalam. Begitu melihat Zola datang, Mahendra langsung bertanya, “Zola, kamu habis d

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 551

    Zola mengirim pesan ke Jeni, “Masih tidur?”Jeni pasti tidur larut malam, jadi Zola tidak ingin mengganggunya. Jika Jeni tidak membalas pesannya, dia akan membiarkan Jeni istirahat di rumah. Hari ini tidak perlu pergi ke perusahaan. Siapa sangka, Jeni langsung membalas pesannya.“Nggak, baru saja selesai mandi. Kamu sudah bangun?” balas Jeni.“Iya, kalau begitu ayo ke sini sarapan.”Jeni pun membalas dengan satu kata oke. Beberapa menit kemudian, keduanya duduk berhadapan di meja makan.“La, aku pengen tanya sesuatu ke kamu,” kata Jeni.“Hmm?”“Kamu yang beritahu Boris soal mantan pacarmu?” tanya Jeni dengan hati-hati.Zola tertegun sejenak, lalu berkata, “Iya, aku yang beritahu.”“Jadi kamu sengaja bilang ke dia kalau alasan kamu menikah dengannya karena mantan pacarmu?”“Dia tanya sama kamu?”Jeni menganggukkan kepala. “Dia tanya sebenarnya siapa mantan pacarmu. Tapi kamu tenang saja, aku kasih jawaban ambigu. Jadi dia pasti nggak bisa tebak.”Jeni menceritakan percakapannya dengan B

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 550

    Jeni tidak langsung menjawab. Sikap diam dan tercengangnya terlihat di mata Boris. Boris pun bertanya, “Kenapa? Ada sesuatu yang nggak bisa dikatakan?”“Kamu mau jawaban apa? Tentang siapa?”“Menurutmu?”Ekspresi wajah Boris tidak berubah. Dia menatap Jeni dengan acuh tak acuh, seolah sedang berkata kepada Jeni bukankah sudah jelas.Jeni mengerutkan bibirnya dan berkata, “Kamu ingin tahu soal apa?”“Sebenarnya siapa mantan pacar yang nggak pernah bisa dia lupakan itu?”Suara Boris berat dan serak, terdengar sedikit dingin. Kata-katanya membuat Jeni langsung diam tercengang.Mantan pacar Zola? Zola mana punya mantan pacar? Meskipun banyak orang yang mendekati Zola, Zola tidak pernah pacaran dengan pria lain. Bukankah di hati Zola hanya ada Boris?Jeni menatap Boris dengan bingung. Raut wajah dan sorot matanya seperti sedang bertanya, “Apakah kamu yakin ingin tanya soal mantan pacar Zola?”Boris memperhatikan sorot mata Jeni. Dia mengira Jeni merasa serba salah, jadi tidak tahu harus ber

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 549

    “Kamu nggak tidur?”“Aku duduk sebentar, takut Tedy menggila.”Boris menundukkan kepalanya dan menyalakan sebatang rokok. Zola tahu kalau pria itu sedang dalam suasana hati yang buruk. Boris tidak hanya merokok, juga minum alkohol. Sejak tahu Zola hamil, Boris hampir tidak pernah merokok di depan Zola.Zola berdiri diam di tempat sambil menatap Boris dengan lekat. Suasana ruang tamu sangat sunyi, saking sunyinya mereka seolah bisa mendengar jelas suara napas satu sama lain.Boris menatap Zola dari balik asap putih. “Kenapa kamu nggak masuk ke kamar dan tidur?”“Boris, kamu marah sama aku, ya?”“Mana mungkin.” jawab Boris dengan acuh tak acuh.Jawaban Boris bukanlah “tidak” yang tegas, melainkan “mana mungkin”. Kalau bukan marah, apa namanya?Zola mengerutkan bibirnya dan berkata, “Aku sudah katakan berkali-kali. Aku nggak punya perasaan lain terhadap Mahendra. Juga nggak akan pernah ada. Baik itu dulu, sekarang atau di masa depan, nggak akan pernah ada.”“Kamu begitu yakin dengan sesua

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 548

    Boris menyipitkan mata, seperti kebingungan. Raut wajahnya tidak selembut biasanya. Boleh dibilang, sorot matanya agak dingin.Boris bersandar pada sofa dan membuka dua kancing kemejanya, memperlihatkan dadanya yang putih.“Mungkin dia ikut aku naik. Tapi aku rasa masalah ini harus diserahkan ke Jeni, biar dia tangani sendiri. Tedy mabuk. Kalau kita usir dia dan terjadi sesuatu padanya, siapa yang akan tanggung jawab? Selain itu, sudah jam segini. Sopir dan sekretarisnya pasti sudah tidur. Suruh mereka datang juga akan makan waktu lama. Jadi kamu mending suruh Jeni bawa dia masuk saja.”Semakin lama Zola mendengarkan Boris bicara, dia semakin mengerutkan kening. “Kamu bisa bawa dia ke hotel terdekat, nggak? Dengar dari suara Jeni, dia cukup frustrasi. Bagaimanapun juga, Tedy orang yang punya tunangan. Nggak baik kalau sampai tersebar ....”“Kamu perhatian sekali sama Jeni. Kamu perhatikan sampai detail setiap masalahnya.” Boris berkata dengan acuh tak acuh. Usai berkata, dia berdiri da

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 547

    Keduanya langsung terdiam. Kemudian, mereka membawa Tedy ke dalam lift tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Keempat orang itu berdiri di dalam lift, suasananya terasa agak aneh. Untung saja, saat ini sudah larut malam bahkan menjelang subuh. Jadi tidak ada siapa-siapa. Kalau tidak, mereka mungkin akan dikira penjahat atau apa pun itu.Setelah sampai di lantai tujuan, Boris menunjuk ke pintu di seberang unitnya. “Jeni tinggal di sana. Bilang padanya, kalau dia mau cari Jeni, ketuk pintu saja.”Usai berkata, Boris berbalik dan membuka pintu di depannya lalu langsung masuk. Sandy hanya bisa menghela napas tak berdaya.“Siapa yang suruh kamu provokasi dia,” kata Sandy kepada TedySetelah itu, Sandy menunjuk ke pintu di seberang dan mulai mencuci otak Tedy dengan gila-gilaan. Dia terus berkata kalau Tedy ingin bertemu Jeni, langsung ketuk pintu saja.Tedy yang minum terlalu banyak benar-benar sudah mabuk hingga menjadi linglung. Begitu mendengar nama Jeni, dia pun semakin menggila. Setelah m

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 546

    Usai berkata, Boris mengalihkan pandangannya ke dua orang lainnya. Keduanya tidak berdaya, pada akhirnya hanya bisa mengangguk dan menyetujui kata-kata Boris.Tedy mengambil gelas dan menghabiskan minumannya dalam satu tegukan. Alkohol yang panas menyengat mengalir ke dalam tenggorokannya, tapi tidak bisa membuat hatinya mati rasa.Sementara itu, Sandy dan Rendi langsung pura-pura tidak tahu apa-apa dan segera membuang muka. Karena mereka takut Boris juga akan mengatai mereka.Kata-kata yang Boris ucapkan membuat suasana di dalam ruangan menjadi hening mencekam. Awalnya hanya dia sendiri yang minum, tapi sekarang ada dua orang. Sepertinya yang kedua lebih banyak minum.Mereka berada di klub hingga menjelang subuh. Boris minum beberapa gelas, tapi dia tidak mabuk. Yang mabuk justru Tedy. Mulutnya terus komat-kamit, terus berteriak ingin pergi mencari Jeni.Akan tetapi, tidak ada yang menanggapi kata-kata Tedy. Sandy dan Rendi memapahnya. Sopir membawa mobil ke depan pintu masuk, lalu me

DMCA.com Protection Status