"Aku sendiri yang akan mengatasi Rissa Elmer. Kamu yang cari tahu, apa hubungan Zero dengan ayahku karena aku ingin mengetahui semua hal tentang lelaki itu. Ikuti dimanapun dia berada, dan bagaimana dia bisa sedekat itu dengan Rissa Elmer. Bastian menganggukkan kepala lalu dia berpamitan kepada Justine Lee untuk melaksanakan semua tugasnya, sedangkan Justine Lee, dia kembali duduk dan memikirkan Zero. Untuk sesaat dia lupa akan tujuannya memisahkan Rissa Elmer dari Nelson karena dia merasa curiga jika sebenarnya Zero adalah seseorang yang penting bagi David Lee, mungkin sebaiknya dia akan bertanya kepada ayahnya. Dia akan memancing tentang siapa Zero. Namun, sebelum itu dia akan mengobati dulu tangannya. Setelah selesai mengobati tangannya, Justine menemui sang ayah di ruang kerja. Dia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan tersebut. "Masuk!" terdengar suara David Lee di dalam ruangan itu. Justine membuka pintu dengan perlahan lalu dia menutupnya, menatap lelaki y
Sesuai dengan apa yang dikatakan dia kepada Zero, saat ini Leonardo sudah membawa keluarga Zero dan menahannya. Dia tidak main-main dengan ancamannya kepada Zero karena dia ingin melihat, bagaimana reaksi lelaki itu saat melihat keluarganya di sekap."Hubungi Zero, dan katakan jika keluarganya ada di tanganku," kata Leonardo Shu kepada salah satu anak buahnya."Baik, Tuan." Anak buah Leonardo langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Zero. Tidak butuh waktu lama Zeri menerima panggilan telepon dari dia.Langsung saja, anak buah Leonardo memperkeras volume suara di ponselnya, tetapi ponselnya diambil oleh Leonardo."Halo, Zero. Apa kabar?"["Kau? Ada apa kau menghubungiku?"]"Tentu saja aku mau memberikan kabar bahagia untukmu. Sebentar lagi, kau akan menemukan keluargamu yang tidak penting ini dalam keadaan tidak bernyawa.""Zero … jangan dengarkan apa kata dia, Nak." teriak seorang wanita paruh baya.["Lepaskan dia, Leonardo Shu!"]"Bukankah kau tidak peduli dengan keluargamu? Un
"Siapa yang kau maksud, Tuan David Lee?""Apa kamu pura-pura tidak mengerti,Leonardo? Tentu saja kekasihmu yang selama ini telah menghilang bagai ditelan bumi.""Gara-gara kamu. Aku bahkan tidak tahu di mana dia berada saat ini." Leonardo Shu berusaha menyembunyikan semuanya dari David Lee.David Lee menatap mata Leonardo penuh dengan selidik. Tatapan itu begitu tajam, namun tidak membuat hati Leonardo bergetar."Apakah semua omonganmu bisa aku percaya, Leonardo? Aku semakin tidak yakin dengan apa yang kamu katakan, tetapi aku tidak akan memaksamu karena aku akan mencarinya sendiri. Satu lagi, mulai detik ini kau tidak akan pernah bisa keluar dari ruangan ini." David Lee menatap seluruh anak buahnya yang saat ini mengepung Leonardo dan memberikan kode untuk membawa Leonardo Shu pergi dari hadapannya.Saat Leonardo sudah dibawa pergi oleh beberapa anak buahnya, David Dia baru ingat , kenapa dia tidak menanyakan di mana ibunya Zero? David Lee ingin bertanya. Namun, dia takut jika Leona
"Aku Tidak tidak akan pernah takut, Justine karena aku tidak merasa bersalah, apalagi pernah berselingkuh dari ibumu. Jadi, ayah mohon jangan seperti ini. Ayah hanya punya kalian." David Lee memohon dan berlutut di depan Isabella, membuat hati Isabella menjadi trenyuh. Namun, dia harus tega untuk melihat perkembangan bagaimana sikap David selanjutnya apakah dia akan menghukum Zero. "Oke baiklah. Aku akan mengikuti apa yang kamu katakan dan tetap berada di sini asalkan kamu membunuh Zero di depan Justine." Justine tersenyum melihat ibunya bersikap tegas kepada David. Oleh karena itu, biasanya Isabella selalu luluh kepada siapa pun. "Bagaimana Ayah? Apakah kau akan melakukannya untukku atau kamu akan mempertimbangkannya David Lee memejamkan matanya sejenak dan mengambil napas dalam. Dia mencoba mengatur dirinya agar tidak ada satupun orang yang curiga tentang apa yang saat ini dia rasakan. Dia mulai menganggukkan kepala dan menyanggupi persyaratan dari Justine dan Isabella. "aku a
Clarissa duduk termenung, dia merasa kesepian. Tiada satupun orang yang menemaninya, bukan karena tidak ada yang sayang kepadanya, tetapi dia mengkhawatirkan orang-orang itu. Dia takut orang-orang yang dekat dengannya mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh Park Xiao. Jadi, dia lebih memilih sendiri."Selamat sore, Nona."Carissa menoleh ke arah sumber suara. Akan tetapi, saat dia melihat wajah orang tersebut, dia merasa tidak begitu mengenal orang itu. Namun, mengapa orang itu bisa tahu keberadaan dia dan seperti mengenalnya?"Siapa kamu? Kenapa kamu ada di sini?""Aku adalah Bastian, orang yang kemarin malam melawan Zero, Nona."Clarissa mengerutkan keningnya, dia merasa heran. Bukankah lelaki itu adalah anak buah Justine? Mengapa anak buah Justin Lee berada di sini? Apakah lelaki itu akan menangkapnya?"Apa kau diperintah Justine untuk datang kemari? Aku akan menikah. Katakan kepada tuanmu, aku tidak akan mau pergi dengan dia."Lelaki itu menggelengkan kepala, dia berjal
"Aku ingin pulang!" bentak Clarissa.Bastian merasa frustasi menghadapi Clarissa kali ini. Entah mengapa sikapnya berubah, mungkin karena dia banyak pikiran. Sampai pada akhirnya, Bastian memaksa pihak rumah sakit untuk mengizinkan Clarissa pulang.Setelah pihak medis menyetujui hal itu, Clarissa langsung meminta Bastian mengantarkan dia menuju ke rumah Nelson. Awalnya dia berpikir dia akan mengunjungi markas Geng Harimau Putih terlebih dahulu. Tapi, dia merasa tidak mungkin jika Nelson dia bawa ke sana. Jadi dia memutuskan pergi ke rumahnya saja. Dia melihat beberapa orang menangis memeluk mayat Nelson, dan dia mulai melangkah memasuki ruangan itu. Namun, semua istrinya menatapnya dengan tidak suka, bahkan ada yang langsung menghampirinya dan menampar wajahnya.Carissa memejamkan matanya saat pipi dia ditampar begitu keras, oleh wanita cantik yang saat ini ada di depannya."Apa yang Anda lakukan, Nyonya? Nona Risa baru saja datang dan kau sambut dengan sebuah tamparan? Apakah ini
Justine bingung harus berkata apa. Dia tidak mungkin mengakui jika dia telah menaruh perasaan dengan Rissa Elmer. Namun, dia juga tidak mungkin membiarkan Vidio di mana dia membunuh Nelson tersebar begitu saja.“Kenapa kamu malah diam Justine? Apa memang kamu tidak pernah mencintaiku? Lalu mengapa kamu selalu berusaha menggagalkan pernikahanku dengan tuan Nelson. Aku merasa sedih saat ini, kamu telah menolak cintaku, padahal aku sudah sangat yakin jika kamu memang mencintaiku,” ucap Clarissa pura-pura menangis di depan Justine . Justine langsung menarik Clarissa ke dalam pelukannya dan membungkam mulutnya agar tidak bersuara. “Jangan berisik, nanti ada orang tahu jika aku ada di sini.”Clarissa menggigit telapak tangan Justine yang telah digunakan untuk menutupi mulutnya.Justine berusaha menahan rasa sakit itu dan mencoba untuk tidak bersuara. Dia tidak mau ada satu orang pun yang tahu jika saat ini dia sedang bersembunyi dibalik pohon dekat area pemakaman.Clarissa menatap wajah Ju
Justine merasa ada yang mengikuti dia hingga dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia melihat ke arah spion mobilnya. Dia pikir orang itu akan turun, tetapi tidak. Pemilik mobil Ferrari merah itu malah pergi dengan kecepatan tinggi.Justine curiga kepada pemilik mobil itu hingga dia mengikuti mobil itu. Dia yakin mobil Ferrari merah itu punya tujuan lain, bukan karena kebetulan. Saat mobil itu berhenti di sebuah rumah berlantai dua, dengan banyak pepohonan di sampingnya, Justine mulai turun dari mobil dan mendekati rumah tersebut. Dia mengetuk pintu mobil itu, ternyata sang pemiliknya adalah lelaki yang baru saja mematahkan tangannya."Jadi, kamu yang mengikuti aku tadi? aku sudah duga. Lagipula, untuk apa orang asing mengikutiku? Dan kamu, untuk apa membawaku kemari? " Lelaki itu hanya tersenyum dengan menyandarkan kepalanya di samping mobil. Dia melihat Justine dengan tatapan penuh penghinaan. "aku juga tidak menyangka jika kamu akan mengikutiku, Justine. Awalnya aku yang i