Justine merasa ada yang mengikuti dia hingga dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia melihat ke arah spion mobilnya. Dia pikir orang itu akan turun, tetapi tidak. Pemilik mobil Ferrari merah itu malah pergi dengan kecepatan tinggi.Justine curiga kepada pemilik mobil itu hingga dia mengikuti mobil itu. Dia yakin mobil Ferrari merah itu punya tujuan lain, bukan karena kebetulan. Saat mobil itu berhenti di sebuah rumah berlantai dua, dengan banyak pepohonan di sampingnya, Justine mulai turun dari mobil dan mendekati rumah tersebut. Dia mengetuk pintu mobil itu, ternyata sang pemiliknya adalah lelaki yang baru saja mematahkan tangannya."Jadi, kamu yang mengikuti aku tadi? aku sudah duga. Lagipula, untuk apa orang asing mengikutiku? Dan kamu, untuk apa membawaku kemari? " Lelaki itu hanya tersenyum dengan menyandarkan kepalanya di samping mobil. Dia melihat Justine dengan tatapan penuh penghinaan. "aku juga tidak menyangka jika kamu akan mengikutiku, Justine. Awalnya aku yang i
David tidak bisa menjawab apa yang ditanyakan oleh Justine lalu dia berdiri dan menarik Isabella dari tangan Justine dengan cepat hingga Justine tak mampu menghalanginya. "Pergilah jika kau ingin pergi, tetapi kau tidak akan bisa bertemu dengan ibumu lagi.""Lepaskan ibunda, Ayah. Dia tidak bersalah. Aku yang menantang Ayah lalu kenapa Ayah memaksa ibunda tetap berada di sini.""Benarkah dia tidak bersalah? Dia yang memintaku untuk merebut harta Antonio karena dia tahu semuanya. Dia tidak mau hidup miskin hingga dia meminta aku merebut semua milik Antonio. Saat dia mengetahui siapa aku sebenarnya, dia ingin menggugat cerai diriku sampai saat itu aku mabuk bersama Alexander, dan datanglah seorang wanita yang masih perawan. Aku tidak tahu kenapa kita bisa bersamaku di dalam kamar itu sehingga dia hamil. Dia lebih sabar daripada Ibumu. Dia lebih penyayang daripada Isabella. Dia yang mengerti semua tentang diriku, beda dengan ibumu. Menurutmu jika kamu menjadi aku, apa yang kamu lakukan?
Saat Clarissa menyeret Justine hingga sampai ke tepi ranjang,, dia mulai mengurungkan niatnya. untuk memulai rencana liciknya. Dia tidak mau Justine mengenalnya sebagai wanita murahan yang benar-benar hanya menginginkan harta Justine. Dia menginginkan Justine benar-benar mencintai Risa Elmer dan bertekuk-lekuk kepada Rissa lalu dia memutuskan untuk merawat Justine malam ini sampai pada akhirnya pagi pun tiba.Matahari tersenyum dengan indahnya, dan hal itu membuat Justin mulai membuka matanya, dia menoleh ke arah Clarissa dan membelai wajah wanita itu. 'Entah mengapa, aku merasa kamu bukan orang lain. Aku merasa kamu adalah Clarissa, tapi dari wajahmu tidak ada satupun yang mirip dengan Clarissa hanya kedua matamu yang mirip dengan dia. Siapa kamu sebenarnya Rissa Elmer? Kenapa kamu selalu ada di sampingku? Apakah kamu sengaja mendekatiku karena memiliki sesuatu tujuan, atau benar-benar karena cinta?'Rissa memulai terbangun dari tidurnya dia tersenyum kepada Justine, dan berkata, "B
"Clarissa? Siapa yang kau maksud? Aku adalah Rissa, dan aku tidak tahu siapa Clarissa," ucap Rissa Elmer dengan nada suara yang bergetar. Dia takut lelaki itu akan mengetahui jika yang sebenarnya dia adalah Clarissa."Benarkah demikian, tetapi mengapa aku merasa sangat mengenalmu? Bahkan aku merasa kita sudah terlalu dekat, apalagi suaramu. Aku pernah mendengar suaramu itu. Apa mungkin aku salah, tetapi jika dilihat dari wajahmu, kamu sama sekali tidak mirip dengannya. Ah, sudahlah … aku tidak mau memikirkan hal itu.""Mungkin kamu terlalu memikirkan sepupumu itu, hingga kau menganggap aku sebagai dirinya."Rissa Elmer membelakangi Justine, dan ingin pergi dari kamar Justine. Dia tidak mau lama-lama bersama Justine di kamar tersebut, takutnya lelaki itu semakin mencurigainya."Ke mana kamu akan pergi, Rissa? Sedangkan, aku belum selesai berbicara denganmu.""Apalagi yang perlu dibicarakan, Justine. Aku merasa bahwa kamu mendekatiku bukan karena kamu yang mencintaiku sama seperti aku y
Alexander Lee mengambil ponsel yang direbut David Lee dari dia. Lalu dia langsung berbicara dengan Clarissa.“Jangan kamu dengarkan apa kata David Lee. Kamu harus bisa mencapai tujuanmu. Jangan pikirkan aku.”Alexander memutuskan sambungan telepon. Dia langsung menatap David Lee dengan aura yang menakutkan. Sorot matanya yang tajam membuat David Lee terkejut, dia baru kali ini melihat Alexander menatap dia seperti itu.“Kau berani pada kakakmu, Alexander Lee?!”“Aku bukan adikmu, aku dari anak keluarga Lee, sedangkan kamu tidak. Lalu kau bilang aku adalah adikmu, bukan. Kakakku adalah Antonio Lee. Jadi, mulai sekarang jangan pernah mengatakan jika aku adalah adikmu!”Mata David Lee melotot mendengar apa yang dikatakan oleh Alexander. Dia bahkan melangkah mendekati Alexander dan menatap mata sang adik. “Coba kamu katakan lagi, apa yang baru saja kamu katakan. Aku ingin mendengarnya sekali lagi, Alexander.”Alexander memandang David Lee tanpa ada rasa gentar sedikitpun. Dia seakan menan
Clarissa memutuskan sambungan telepon. Dia sangat sakit hati mendengar apa yang telah diucapkan pamannya. Selama ini dia berpikir jika sang paman akan selalu ada di sampingnya untuk membela dia, tetapi Alexander masih saja memikirkan Justine. Clarissa bingung ingin cerita dengan siapa, saat ini dia sudah tidak punya siapa-siapa, lalu dia memutuskan untuk pergi ke markas Geng Harimau Putih untuk melampiaskan kekesalannya. Dia pergi dengan mobil yang telah diberikan Nelson kepadanya. Setelah dia sampai di markas, semua orang langsung berkumpul, menyambut dia dengan menundukkan kepala. Mereka terlihat takut saat Clarissa datang dengan raut wajah yang menakutkan.Clarissa duduk di kursi yang biasa digunakan Nelson duduk dengan menatap semua orang yang ada di sana. “Bagaimana, apakah sudah ada perkembangannya tentang pembunuh calon suamiku?”Tidak ada yang menjawab pertanyaan Clarissa, semua orang yang di sana hanya mampu menyembunyikan wajahnya dari Clarissa sampai membuat Clarissa na
Clarissa duduk di samping Arman. Dia mengambil sebuah pisau tajam yang ukurannya terbilang cukup kecil. Dia menancapkan pisau itu di dada Arman dan juga di leher lelaki itu. Dia sudah lama tidak bermain dengan benda tajam akhir-akhir ini. Jadi, kali ini dia merasa bahwa dia cukup puas telah melampiaskan kekesalannya kepada Arman. Akan tetapi, dia juga tidak tahu akan dia bawa kemana mayat Arman. Clarissa kembali berdiri untuk mencari jalan keluar, ketika dia mencoba berpikir tentang cara dia bisa keluar dari semua masalah itu, dia melihat sebuah jendela. Clarissa tersenyum melihat jendela tersebut. Lalu dia melangkah mendekati jendela tersebut. Perlahan dia mulai membuka jendela itu, dan memastikan bahwa semuanya akan baik-baik saja tanpa ada yang melihat kejadian tersebut. Saat dia sudah memastikan semuanya, Clarissa kembali menuju ke arah Arman. Dia ingin membawa Arman keluar dari tempat itu, tetapi dia jua tidak mau jika sampai ada yang melihat Arman. Lalu dia memutuskan untuk
Carissa bingung harus menjawab apa dengan pertanyaan pemuda itu. Dia tidak mungkin mengatakan jika itu adalah mayat Arman, terpaksa dia harus memikirkan terlebih dahulu alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan salah satu anak buah Nelson tersebut.“Nona Risa kenapa kamu malah diam? Apakah pertanyaanku ada yang salah?”“Bukan seperti itu, tetapi aku rasa kamu tidak perlu menanyakan isi dari kardus itu karena itu bukan urusan kamu, kalau kamu berniat membantuku angkat saja barang itu kedalam bagasi, tetapi kalau kamu tidak berniat membantuku, kamu tidak perlu repot-repot untuk membuang tenagamu.”“Aku hanya ingin tahu saja, Nona. Kalau kamu tidak ingin memberitahukan kepadaku juga tidak masalah.”Lelaki itu berusaha mengangkat kardus tersebut. Namun, kardus itu sangat berat, bahkan beratnya seperti dia memikul satu orang laki-laki yang tenaganya sangat kua. Lelaki itu meletakkan kardus itu kembali. Dia menatap heran ke arah Clarissa. “Kenapa berat sekali Nona? Aku seperti menggendo