Saat Clarissa menyeret Justine hingga sampai ke tepi ranjang,, dia mulai mengurungkan niatnya. untuk memulai rencana liciknya. Dia tidak mau Justine mengenalnya sebagai wanita murahan yang benar-benar hanya menginginkan harta Justine. Dia menginginkan Justine benar-benar mencintai Risa Elmer dan bertekuk-lekuk kepada Rissa lalu dia memutuskan untuk merawat Justine malam ini sampai pada akhirnya pagi pun tiba.Matahari tersenyum dengan indahnya, dan hal itu membuat Justin mulai membuka matanya, dia menoleh ke arah Clarissa dan membelai wajah wanita itu. 'Entah mengapa, aku merasa kamu bukan orang lain. Aku merasa kamu adalah Clarissa, tapi dari wajahmu tidak ada satupun yang mirip dengan Clarissa hanya kedua matamu yang mirip dengan dia. Siapa kamu sebenarnya Rissa Elmer? Kenapa kamu selalu ada di sampingku? Apakah kamu sengaja mendekatiku karena memiliki sesuatu tujuan, atau benar-benar karena cinta?'Rissa memulai terbangun dari tidurnya dia tersenyum kepada Justine, dan berkata, "B
"Clarissa? Siapa yang kau maksud? Aku adalah Rissa, dan aku tidak tahu siapa Clarissa," ucap Rissa Elmer dengan nada suara yang bergetar. Dia takut lelaki itu akan mengetahui jika yang sebenarnya dia adalah Clarissa."Benarkah demikian, tetapi mengapa aku merasa sangat mengenalmu? Bahkan aku merasa kita sudah terlalu dekat, apalagi suaramu. Aku pernah mendengar suaramu itu. Apa mungkin aku salah, tetapi jika dilihat dari wajahmu, kamu sama sekali tidak mirip dengannya. Ah, sudahlah … aku tidak mau memikirkan hal itu.""Mungkin kamu terlalu memikirkan sepupumu itu, hingga kau menganggap aku sebagai dirinya."Rissa Elmer membelakangi Justine, dan ingin pergi dari kamar Justine. Dia tidak mau lama-lama bersama Justine di kamar tersebut, takutnya lelaki itu semakin mencurigainya."Ke mana kamu akan pergi, Rissa? Sedangkan, aku belum selesai berbicara denganmu.""Apalagi yang perlu dibicarakan, Justine. Aku merasa bahwa kamu mendekatiku bukan karena kamu yang mencintaiku sama seperti aku y
Alexander Lee mengambil ponsel yang direbut David Lee dari dia. Lalu dia langsung berbicara dengan Clarissa.“Jangan kamu dengarkan apa kata David Lee. Kamu harus bisa mencapai tujuanmu. Jangan pikirkan aku.”Alexander memutuskan sambungan telepon. Dia langsung menatap David Lee dengan aura yang menakutkan. Sorot matanya yang tajam membuat David Lee terkejut, dia baru kali ini melihat Alexander menatap dia seperti itu.“Kau berani pada kakakmu, Alexander Lee?!”“Aku bukan adikmu, aku dari anak keluarga Lee, sedangkan kamu tidak. Lalu kau bilang aku adalah adikmu, bukan. Kakakku adalah Antonio Lee. Jadi, mulai sekarang jangan pernah mengatakan jika aku adalah adikmu!”Mata David Lee melotot mendengar apa yang dikatakan oleh Alexander. Dia bahkan melangkah mendekati Alexander dan menatap mata sang adik. “Coba kamu katakan lagi, apa yang baru saja kamu katakan. Aku ingin mendengarnya sekali lagi, Alexander.”Alexander memandang David Lee tanpa ada rasa gentar sedikitpun. Dia seakan menan
Clarissa memutuskan sambungan telepon. Dia sangat sakit hati mendengar apa yang telah diucapkan pamannya. Selama ini dia berpikir jika sang paman akan selalu ada di sampingnya untuk membela dia, tetapi Alexander masih saja memikirkan Justine. Clarissa bingung ingin cerita dengan siapa, saat ini dia sudah tidak punya siapa-siapa, lalu dia memutuskan untuk pergi ke markas Geng Harimau Putih untuk melampiaskan kekesalannya. Dia pergi dengan mobil yang telah diberikan Nelson kepadanya. Setelah dia sampai di markas, semua orang langsung berkumpul, menyambut dia dengan menundukkan kepala. Mereka terlihat takut saat Clarissa datang dengan raut wajah yang menakutkan.Clarissa duduk di kursi yang biasa digunakan Nelson duduk dengan menatap semua orang yang ada di sana. “Bagaimana, apakah sudah ada perkembangannya tentang pembunuh calon suamiku?”Tidak ada yang menjawab pertanyaan Clarissa, semua orang yang di sana hanya mampu menyembunyikan wajahnya dari Clarissa sampai membuat Clarissa na
Clarissa duduk di samping Arman. Dia mengambil sebuah pisau tajam yang ukurannya terbilang cukup kecil. Dia menancapkan pisau itu di dada Arman dan juga di leher lelaki itu. Dia sudah lama tidak bermain dengan benda tajam akhir-akhir ini. Jadi, kali ini dia merasa bahwa dia cukup puas telah melampiaskan kekesalannya kepada Arman. Akan tetapi, dia juga tidak tahu akan dia bawa kemana mayat Arman. Clarissa kembali berdiri untuk mencari jalan keluar, ketika dia mencoba berpikir tentang cara dia bisa keluar dari semua masalah itu, dia melihat sebuah jendela. Clarissa tersenyum melihat jendela tersebut. Lalu dia melangkah mendekati jendela tersebut. Perlahan dia mulai membuka jendela itu, dan memastikan bahwa semuanya akan baik-baik saja tanpa ada yang melihat kejadian tersebut. Saat dia sudah memastikan semuanya, Clarissa kembali menuju ke arah Arman. Dia ingin membawa Arman keluar dari tempat itu, tetapi dia jua tidak mau jika sampai ada yang melihat Arman. Lalu dia memutuskan untuk
Carissa bingung harus menjawab apa dengan pertanyaan pemuda itu. Dia tidak mungkin mengatakan jika itu adalah mayat Arman, terpaksa dia harus memikirkan terlebih dahulu alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan salah satu anak buah Nelson tersebut.“Nona Risa kenapa kamu malah diam? Apakah pertanyaanku ada yang salah?”“Bukan seperti itu, tetapi aku rasa kamu tidak perlu menanyakan isi dari kardus itu karena itu bukan urusan kamu, kalau kamu berniat membantuku angkat saja barang itu kedalam bagasi, tetapi kalau kamu tidak berniat membantuku, kamu tidak perlu repot-repot untuk membuang tenagamu.”“Aku hanya ingin tahu saja, Nona. Kalau kamu tidak ingin memberitahukan kepadaku juga tidak masalah.”Lelaki itu berusaha mengangkat kardus tersebut. Namun, kardus itu sangat berat, bahkan beratnya seperti dia memikul satu orang laki-laki yang tenaganya sangat kua. Lelaki itu meletakkan kardus itu kembali. Dia menatap heran ke arah Clarissa. “Kenapa berat sekali Nona? Aku seperti menggendo
“Tentu, rencana ini jauh lebih berhasil daripada rencana kita yang sebelumnya. Sebenarnya ini adalah rencanamu, Clarissa. Aku hanya memperbaikinya saja.”Clarissa masih belum paham apa yang dikatakan oleh sang paman. “Aku belum mengerti, Paman.”Alexander berdiri, dia melihat ke sekitar ruangan itu, degan memikirkan apa yang sedang dia bicarakan dengan Clarissa.“Aku pernah dengar sebelum Leonardo ditangkap kembali oleh David, dia telah menculik ibu Zero, istri kedua David Lee. Aku akan membantumu untuk meyakinkan Zero jika sebenarnya, selama ini David lee hanya memanfaatkan dia, sedangkan kamu, kamu buat Justine semakin membenci David Lee karena ibunya di sekap. Buat Justine menyesal karena selama ini telah membantu ayahnya yang selalu menyakiti keluargamu.”Clarissa malah tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Alexander. “Itu adalah rencana yang sudah aku pikirkan sebelumnya, Paman. Walau aku tidak tahu jika Leonardo menculik ibu Zero. Tapi, di mana sekarang ibu Zero? Apakah Davi
Clarissa menatap ke arah pintu dan beralih menatap sang paman, seolah menanyakan siapa yang sedang mengetuk pintunya.“Kenapa kamu malah menatap paman? Kamu tanya kepada paman? Mana mungkin paman tahu. Coba kamu lihat siapa yang datang,” perintah Alexander kepada Clarissa.“Tidak mungkin Justine, kan, Paman? Tadi dia baru saja menghubungiku.”Alexander langsung bingung ketika Clarissa mengira itu adalah Justine. Dia melihat ke sana-sini, mencari tempat untuk bersembunyi.Alexander langsung pergi menuju kamar, dia tidak tahu itu kamar Clarissa atau kamar tamu, yang terpenting baginya adalah mencari tempat persembunyian yang tepat, dengan memerhatikan siapa yang baru saja datang mengunjungi apartemen Clarissa dari balik pintu kamar.Dia terus memerhatikan kedua orang yang saat ini ada di hadapannya, dia melihat setiap gerak -gerik mereka.“Clarissa … aku membutuhkanmu,” ucap Zero duduk di sofa yang ada di ruang tamu.“Kamu kenapa?”“Aku sedang mencari ibuku, Clarissa. Dia diculik oleh s