"Tidak diangkat, Clarissa. Aku khawatir terjadi sesuatu padanya." Alexander mulai merenggangkan ponsel dari telinganya. Dia terlihat lemas saat Park Xiao tidak mengangkat sambungan telepon dari dia."Mungkin dia lagi sibuk. Jadi Paman Jangan cemas seperti itu. Berdoa saja yang terbaik untuknya.""Tidak biasanya dia seperti ini, Clarissa. Dia selalu mengangkat telepon dariku walau pun dia sangat sibuk. Semoga saja benar apa yang kamu katakan," ucap Alexander Lee dengan menatap sang keponakan. "Sudahlah, lebih baik kamu istirahat dan besok kita akan pulang. Kamu harus mempersiapkan diri untuk operasi selanjutnya di rumah sakit lain." Clarissa melotot mendengar ucapan dari sang paman. “Bisakah operasinya sekalian di sini, Paman? Kenapa di tempat lain? Apakah di rumah sakit ini tidak ada Dokter spesialis bedah plastik?”“Nanti paman pikirkan.” Alexander meninggalkan Clarissa. Dia tidak mau jika nanti mereka malah berdebat dan pada ujungnya Clarissa tidak akan istirahat.***Pagi hari me
“Aku punya rencana untuk membuat pemimpin Geng Harimau Putih jatuh cinta kepadamu. Aku tahu ini mungkin hal yang sulit bagimu untuk mendekati pemimpin geng itu, pasalnya kamu harus pura-pura menjadi seorang wanita penghibur.”Alexander Lee mempunyai salah satu usaha dibidang perdagangan wanita di sebuah club terbesar di negara di mana Clarissa lahir, selain itu dia juga menjual beberapa barang terlarang. “Maksud, Paman? Paman akan menjualku?!”“Apa maksud kamu, Clarissa? Aku tidak mungkin menjualmu. Aku hanya ingin kamu masuk ke sana dan mendekati lelaki itu hingga kalian akan melaksanakan sebuah pernikahan. Dan di hari pernikahan itu, salah satu dari anak buahku akan membunuh pemimpin Geng Harimau putih dengan menggunakan icon yang sering dipakai Geng Harimau merah.” Alexander perlahan melangkah membelakangi Clarissa dengan menggenggam tangannya ke belakang. “Dengan begitu anggota Geng Harimau Putih akan sangat marah kepada Geng Harimau merah, dan pada saat itulah kamu maju sebagai
“Nanti aku jelaskan, Paman. kali ini aku mau mengangkat telepon terlebih dahulu.”Leonardo Shu mencoba sedikit menjauh dari Antonio Lee kemudian dia mengangkat sambungan telepon dari salah satu anak buahnya. “Hallo, ada apa?” [“Gawat, Tuan.”] “Gawat kenapa? Jangan membuatku cemas.” [“Tuan Park Xiao ditangkap. Mereka sudah tahu jika penjaga yang sering membawakan makanan untuk Anda dan tuan Antonio Lee adalah anak buah tuan Park Xiao.”] Tangan Leonardo Shu mengepal mendengar kabar itu. Api di dadanya membara. “Aku tidak mau tahu, bagaimana pun caranya, kamu harus bisa menyelamatkan dia.” Leonardo Shu memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Dia ingin sekali turun langsung untuk menangani semua ini, tetapi dia bingung. Di sisi lain dia tidak mau membuat Isabella kecewa, dan di sisi lain, dia juga tidak sanggup melihat Antonio Lee terus-terusan berada di dalam ruangan itu. Belum lagi jika nanti Clarissa nanti datang. Leonardo hanya mampu memejamkan mata memikirkan semua itu. Dia
Clarissa meringis kesakitan. Dia merasa kesal dengan Justine Lee. Namun, dia harus tetap bersabar dan tidak terlalu mengejar lelaki itu agar tidak membuatnya curiga.“Heh ….! Bisa tidak kamu menghargai seorang wanita,” bentak Clarissa.Justine Lee menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke arah wanita yang asing baginya. Dia melepas kacamatanya, lalu memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana. Mungkin bagi wanita lain, Justine terlihat sangat keren dan tampan, tetapi bagi Carissa, dia adalah lelaki menjijikan yang pantas untuk dibunuh.Clarissa melangkah mendekati Justine dengan tatapan kebencian. “Apakah setiap lelaki kaya seperti Anda tidak bisa menghargai seorang wanita?”Justine Lee masih membatu. Dia mengamati sosok gadis tersebut dengan tatapan menduri. Hal itu semakin membuat Clarissa berdecak kesal. “Apa selain tidak punya hati, orang kaya seperti Anda juga tidak bisa berbicara? Sehingga, tidak bisa menjawab apa yang aku katakan.”“Sudah bicaranya?” tanya Justine Lee, berjal
“Wanita tadi yang kamu maksud?” tanya Alexander memastikan. “Dia adalah salah satu anak buahku yang mengurusi beberapa gadis yang bekerja di tempat ini.”Telinga Clarissa terasa panas mendengar ucapan Alexander. Dia merasa tidak nyaman saat mengetahui bahwa sang paman telah menjual beberapa wanita untuk menjadi pemuas para pria yang sering mengunjungi Clubnya. “Apa yang kamu pikirkan, Clarissa. Oh … maaf maksud aku, Rissa.”“Jika boleh jujur, aku tidak begitu suka dengan Club ini. Mungkin karena aku adalah seorang wanita, jadi aku tidak suka kamu menjual beberapa wanita itu, Paman.”Alexander melukiskan senyum kelembutan di depan sang keponakan. “Mereka tidak pernah aku paksa, Rissa. Merekalah yang datang kepadaku untuk meminta sebuah pekerjaan … sudahlah, kita kembali ke rencana awal.”“Aku punya rencana baru, Paman. Aku ingin rencana ini senatural mungkin hingga tidak ada yang curiga.”Dahi Alexander berkerut mendengar ucapan Clarissa. “ Apa yang kamu maksud?” Mata Alexander terbuk
“Tanyakan saja apa yang ingin kamu tanyakan. Paman akan jawab selagi paman bisa?”“Apakah benar Paman tidak menyalahkanku tentang kematian tuan Park Xiao? Jujur aku merasa sangat bersalah, Paman. Jika saja ….”Alexander menutup mulut Clara dengan jari telunjuknya. “Sudah berapa kali pamanmu ini bilang? Jangan salahkan dirimu sendiri. KIta boleh sedih kehilangan orang yang sangat kita cinta, tetapi jangan berlarut dalam kesedihan. Sekarang yang terpenting kamu pulang dan istirahat.”“Kamu harus bisa kuat walau pun tanpa paman, karena paman tidak tahu sampai kapan paman bisa terus ada disisimu, Clarissa,” lanjut Alexander.“Paman tidak boleh pergi! Aku tidak ingin paman pergi. Semuanya sudah pergi meninggalkanku, kali ini tidak akan ada lagi yang pergi, Paman.”Clarissa memeluk Alexander Lee. Dia tidak mau kehilangan Alexander, cukup sudah dia kehilangan semua orang yang telah melindungi dia.Alexander menepuk punggung Clarissa berkali-kali agar Clarissa bisa menjadi gadis yang kuat.T
Melihat raut wajah Zero, bibir Clarissa tersenyum menyeringai. Dia maju beberapa langkah dengat tatapan ingin membunuh.“Apa kamu takut berhadapan dengan wanita lemah seperti diriku, Zero. Asal kau tahu, aku sangat menghormati tuan Alexander Lee, jika tidak, mungkin kamu sudah mati dari tadi,” ucap Clarissa tepat di depan mata Zero.***“Selamat pagi, Tuan Nelson.” Alexander berjabat tangan dengan seorang lelaki dengan usia sekitar lima puluh tahun yang tubuhnya sangat berisi. Lelaki itu tersenyum ketika Alexander Lee menjabat tangannya.“Pagi, Tuan. Aku sengaja datang pagi karena aku ingin bertemu dengan gadis yang kau janjikan kepadaku. Setelah melihat fotonya, aku tidak bisa tidur. Dia sungguh sangat cantik. Apakah dia sudah datang?”Alexander tersenyum getir mendengar hal itu. Dia berusaha mengatur napasnya agar dia bisa menahan emosi mendengar lelaki hidung belang itu memuji keponakannya. Dia ingin sekali menggagalkan semua rencana dia dengan Clarissa tentang hal ini, walaupun
Wajah Nelson terlihat sangat pucat ketika kaca mobilnya diketuk oleh salah satu pria yang memakai tudung hitam tersebut.Clarissa melirik ke arah Nelson. Dia ingin tertawa melihat wajah Nelson yang begitu jelas, jika orang tersebut ketakutan. Namun, dia mencoba menahannya."Buka pintunya? Atau kalau tidak, kaca pintu mobilmu akan aku pecahkan!"Clarissa yang sudah tidak sabar mulai turun dari mobil tanpa mendengar perkataan Nelson."Rissa apa yang akan kamu lakukan?!" teriak Nelson mengkhawatirkan Clarissa.Clarissa tidak peduli, dia melangkah mendekati ke enam orang tersebut.Tangannya mulai menarik salah satu di antara mereka dan menghajar mereka satu per satu. Hal itu membuat Nelson melongo. Lelaki itu turun dari mobil dengan bertepuk tangan. "Kamu luar biasa sekali, Rissa. Kamu bisa mengalahkan mereka dengan sekali pukulan. Kenapa kamu tidak menjadi bodyguardku saja daripada harus bekerja di tempat Alexander Lee?""Apakah tawaran Tuan itu benar? Atau Anda hanya memujiku saja?" "