David Lee meletakkan ponselnya di dekat cangkir yang ada di depannya. Senyum kebahagiaan telah terukir di bibirnya. Dia telah lama mencari gadis itu, tetapi ternyata dia malah bersembunyi di kandang milik David. Dia sangat yakin saat ini dia telah berhasil mengelabuhi Leonardo Shu. Dia tahu betul siapa Leonardo Shu. Seorang anak lelaki yang tidak pernah membantahnya, semua yang dia ucapkan selalu di turuti oleh Leonardo. "Kita tinggal menunggu gadis itu datag ke mari." "Apa ayah yakin jika dia akan datang? Jika pembantu itu mengatakan semuanya, apakah Leonardo Shu tetap akan percaya kepada Ayah?" tanya Justine le dengan menyeduh secangkir kopi. David Lee mengambil cangkir. Dia memasukan gula batu ke dalam angkir tersebut. Dia mengaduk kopi itu dengan perlahan. " Aku tahu siapa Leonardo Shu. Dia tidak akan mempercayai siapa pun selain aku." "Semoga saja begitu, Yah. Jika sampai Leonardo tahu yang sebenarnya. Aku tidak yakin jika dia mau memaafkan Ayah." "Dia bukan orang istimewa
"Kurang ajar kamu, Leonardo! Beraninya kamu membohongi putri tuanku. Aku akan selalu mengawasimu. Sebelum nonaku masuk ke dalam perangkapmu, kamu yang akan mati di tanganku." Lelaki itu meninggalkan mansion Leonardo Shu setelah meluapkan kekesalannya. Dia tidak mau berlama-lama melihat Leonardo Shu memeluk Clarissa. Krek! Tanpa sengaja dia menginjak sebuah batang kayu yang membuat Leonardo Shu menoleh ke arahnya, begitu pula dengan Clarissa. Lelaki itu langsung buru-buru pergi dari mansion Leonardo dia tidak mau Leonardo sampai memergoki dirinya. Leonardo Shu menoleh ke arah luar pintu saat mendengar suara tersebut. Dia merenggangkan pelukan Clarissa. "Kamu tunggu di sini. Aku akan segera kembali." Clarissa menatap kepergian Leonardo Shu, melangkah sampai di ambang pintu. Terlihat aneh baginya saat dia melihat Leonardo mengejar orang asing itu. Bagaimana bisa ada seorang datang ke mansion Leonardo, padahal mansion itu dijaga dengan ketat oleh anak buah Leonardo Shu. Tapi, dia m
“Kamu bisa bicara dengan jelas, ‘kan? Aku masih belum mengerti apa yang kamu maksud,” tanya Clarissa kebingungan dengan ucapan Park Xiao. Park Xiao terdengar mengambil nafas saat mencoba menjelaskan keinginannya kepada Clarissa. Dia merasa takut jika Clarissa tidak akan percaya apa yang di katakan. [“Sudahlah Nona lupakan saja. Aku rasa ini memang tidak penting bagi Anda.”] “Jangan membuatku semakin penasaran, Tuan Park. Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Jika itu untuk kebaikanku, aku akan menuruti semuanya, tetapi jika itu merugikanku, aku tidak akan mau mengabulkan permintaanmu.” [“Aku tidak pernah menginginkan hal terburuk untukmu, Nona. Apa pun yang aku lakukan semua demi kamu, bahkan ketika aku berkhianat dengan tuan Antonio karena aku memikirkan dirimu, jika seluruh anak buah tuan Antonio Lee meninggal, siapa yang akan menjaga Anda?”] Carissa memegang pelipisnya dia tahu betul siapa Park Xiao. Dari dulu lelaki itu selalu mempertimbangkan apa yang akan dilakukan sebelum dia
Kaki Clarissa bergetar begitu pula dengan dadanya. Dia melangkah dengan langkah sempoyongan menghancurkan setiap benda yang ada di depannya. “Akhhh ….!” Clarissa berteriak. “Clarissa … buka pintunya! Jangan seperti ini. Aku mohon, Clarissa. Aku tidak bisa melihatmu seperti ini. Memang aku sangat menghormati paman David. Tapi, aku juga sangat mencintaimu." Clarissa membuka pintu. “Kenapa kamu belum pergi dari sini, Leonardo. Bukankah aku memintamu pergi?” “Clarissa, kamu jangan seperti ini,” ucap Leonardo ingin memeluk Clarissa. Clarissa mendorong tubuh Leonardo Shu. “Jangan mendekat jika kamu tidak ingin mati di tanganku. Aku yakin kamu adalah salah satu orang yang nanti akan menyaksikan kematianku bersama ayahku. Kamu adalah orang yang paling bahagia melihat kematianku, 'kan?” Leonardo Shu menggoyangkan kepala. “Aku tidak pernah ….” “Aku belum selesai bicara, Tuan Leonardo. Kamu berada di pihak David Lee, tetapi kau tinggal di mansionku, bukan di mansion David. Kalian rampas
David Lee bungkam. Dia hanya mampu mengepalkan tangannya. “Dasar bedebah!” Lelaki itu memukul wajah Leonardo hingga Leonardo Shu memuntahkan darah. “Ikat dia! Aku sudah tidak butuh dia,” ucap David Lee kepada beberapa orang yang ada di dalam mansion tersebut. Leonardo Shu tersenyum melihat semua perlakuan David Lee kepadanya. “Ternyata apa yang dikatakan Clarissa adalah benar. Kamu membantuku karena ingin menjadikanku sebagai alat. Awalnya aku tidak percaya dengan apa yang dikatakan Clarissa. Namun, sejak hari ini, aku merasa menjadi orang paling bodoh telah memilih orang yang salah seperti kamu, Tuan David Lee.” “Cukup Leonardo! Jangan memngatakan apa pun. Asalkan kamu tahu tidak ada gratis di dunia ini. Jadi sudah sepatutnya jika aku meminta imbalan dari semua yang pernah aku lakukan kepadamu. Apakah kamu lupa, tanpa aku kamu bukanlah siapa-siapa. Jadi aku membesarkanmu mengikuti semua perintah dariku, bukan untuk melawanku. Jika saja kamu bukan keponakan istriku, aku pastikan
"Bawa dokter bedah ke mari," ucap David Lee saat menelepon seseorang. Dia mengembalikan ponselnya ke saku celana. Dia menatap Leonardo Shu yang masih terbaring dalam keadaan pingsan. David Lee menghembuskan nafas gusar. Dia tidak mau terjadi sesuatu pada Leonardo Shu karena dia adalah keponakan satu-satunya sang istri. Jika istri David Lee mengetahui itu semua, dia akan marah kepada David Lee. David Lee adalah seorang suami yang sangat mencintai istri. Apa pun dia lakukan untuk sang istri, bahkan dia melakukan kejahatan kepada Antonio Lee karena permintaan sang istri. Aku tidak terima jika kakakmu yang membagi seluruh harta ayah mertua. Aku yakin kakakmu tidak sepolos yang kita pikir. Dia pasti akan berbuat curang dan mengambil berapa persen dari harta yang seharusnya di berikan kepadamu dan Alexander. Lebih baik kamu rebut semua miliknya daripada hakmu yang diambil. Perkataan sang istri selalu terngiang di telinga David hingga dia tidak peduli kepada kakak kandungnya sendiri. Saa
Antonio memukul orang itu dengan menggunakan sebuah tongkat. Ketika orang itu terjatuh dan pingsan, Antonio Lee mulai mengambil kunci pintu yang berada di saku celana orang tersebut. Antonio berjalan perlahan, walau pun kakinya cuma satu. Namun, Antonio masih bisa berjalan perlahan dengan bantuan dua buah tongkat kayu.Antonio melihat ke sana-sini, memastikan bahwa kondisi saat ini aman untuk dia kabur dari tempat terkutuk itu.Setelah melihat situasi aman, Antonio berjalan keluar dari ruangan yang selama ini menjadi saksi penderitaannya. Nafas Antonio mulai ngos-ngosan. Baru kali ini dia berjalan lumayan jauh, sudah lima belas tahun dia terkurung di dalam sebuah ruangan yang sangat gelap, tidak ada cahaya yang menyinari hingga tubuhnya sangat lemas dan kaku. Kulitya mulai keriput, rambutnya panjang begitu pula dengan bulu yang ada di dagunya. Penampilan Antonio sangat kacau. David Lee memperlakukannya tidak lebih dari sampah. Antonio mencoba mengatur nafasnya. Dia yakin jika orang
Leonardo mulai meringis saat semua badannya terasa sakit. Dia membuka mata secara perlahan. Awalnya semua terasa buram hingga akirnya pandangannya mulai jelas. “Aku di mana?” “Jangan tanya kamu di mana, Anak muda. Aku sendiri juga tidak tahu kita ada di mana,” ucap Antonio Lee. Leonardo menoleh ke samping kanan. Dia melihat seorang pria paruh baya dengan tangan di pasung.Tubuh pria itu terlihat tidak terawat sama sekali. Penampilannya seperti orang tidak waras. Namun, dari wajahnya terlihat tidak asing di mata Leonardo Shu. “Siapa, Anda? Kenapa aku seperti pernah melihat Anda?” tanya Leonardo Shu dengan pelan. Dia masih menahan rasa sakit akibat peluru masuk di tubuhnya. Wajah Antonio terlihat murung. Dia merasa enggan mengatakan siapa namanya. “Aku, Antonio Lee.” Leonardo Shu terperanjat mendengar pernyataan Antonio. Dia tidak menyangka jika bertemu dengan ayah dari wanita yang dia cinta. Leonardo Shu menatap penampilan Antonio dari atas sampai bawah. Matanya berhenti saat melih