"Iya. Pamanku hanya David Lee, suami dari bibi. Memang menurutmu siapa lagi, Clarissa?" tanya Leonardo. Dia merasa aneh dengan pertanyaan Clarissa.Clarissa tidak bergeming. Dia terlihat gelisah mendengar David Lee akan datang. "Untuk apa dia datang ke mari, Tuan?" Leonardo Shu melongo mendengar pertanyaan Clarissa. Dia menatap Clarissa penuh tanda tanya. "Kenapa kamu nampak aneh, Clarissa? Ini adalah mansionnya. Apa kamu tidak ingin bertemu dengan paman dan bibiku? Atau jangan-jangan kamu sudah mengenalnya?"Leonardo Shu mulai curiga dengan gelagat Clarissa. Dia yakin ada sesuatu yang membuat Clarissa tidak mau bertemu dengan pamannya. Leonardo Shu mulai menatap Clarissa lebih dekat. Dia seperti mencari sesuatu di mata ClarissaClarissa gelagapan. Dia menundukkan kepalanya agar Leonardo Shu tidak bisa menatap matanya. Dia tidak sadar karena pertanyaannya, Leonardo Shu mulai curiga kepadanya. "Apa menurut Tuan, aku terlihat aneh? Aku hanya gugup jika bertemu dengan orang besar sepe
"Ekhem … mau minum apa, Tuan David?" tanya seorang wanita paruh baya, dengan tubuh berisi mendekati David Lee.David Lee menatap wanita itu. Wanita yang pernah setia kepada kakaknya itu tentu tahu semua rahasia yang pernah dia lakukan lima belas tahun yang lalu. David Lee bangkit. Dia menarik tangan wanita tersebut menjauh dari Leonardo Shu. "Ada apa, Tuan? Mengapa anda menarik tangan saya dengan kasar seperti ini?" tanya wanita itu, pura-pura tidak tahu.David Lee melepaskan tangan asisten rumah tangga itu dengan keras saat dia tidak melihat siapa pun. "Jangan kamu katakan yang sebenarnya kepada Leonardo Shu kalau kamu ingin keluargamu selamat.""Kenapa Tuan jahat sekali kepada Tuan Antonio. Beliau adalah kakak Tuan. Seharusnya Anda menghormatinya dan menyayanginya, Tuan. Bukan menghancurkan seluruh keluarga beliau."David Lee mengangkat tangannya kemudian mengepalkan tangannya. Dia menurunkan kembali tangan yang hampir memukul asisten rumah tangga tersebut. Dia menyisir rambutnya
"Aku tau semuanya Clarissa. Aku tahu siapa kamu sebenarnya. Kamu adalah Clarissa Lee, 'kan? Anak kandung dari Antonio Lee. Saudara pertama pamanku. Seharusnya kamu yang berada di mansion ini, bukan aku.”Clarissa mendorong tubuh Leonardo Shu. Dia terkejut mendengar pertanyaan Leonardo Shu. Dari mana orang itu tahu siapa dia?Clarissa memalingkan wajahnya dari Leonardo. Dia tidak mampu menatap mata Leonardo.. "Kamu salah, Tuan. Aku bukan Clarissa yang kamu maksud. Mana mungkin aku pemilik mansion ini? Aku hanyalah orang biasa yang tidak punya apa-apa""Jangan membohongiku, Clarissa. Aku tahu kamu adalah Clarissa Lee."Clarissa menatap Leonardo Shu dengan nanar. "Sudah berapa kali aku katakan, aku bukan Clarissa Lee! Jangan memaksa aku untuk mengakui sesuatu hal yang mustahil seperti ini."Leonardo Shu berdiri. Dia meradang melihat Clarissa tetap tidak mau mengakui siapa dia sebenarnya."Ikut denganku!" ucap Leonardo mencekal tangan Clarissa."Kamu mau bawa aku kemana?" Leonardo Shu ti
Bugh …. Satu pukulan mendarat di kepala Antonio Lee. "Kalau tidak sadarkan diri seperti lebih tenang 'kan?" "Benar. Telingaku juga sakit mendengar ocehan orang ini. Eh, sebentar. Aku punya rencana agar dia tidak akan pergi kemana-mana," ucap lelaki yang memiliki kumis tebal. Lelaki yang memiliki rambut gondrong itu sedikit mengangkat wajahnya, seolah bertanya rencana apa yang ada di pikiran sang sahabat. "Kita potong kakinya. Agar dia tidak bisa pergi kemana pun." Lelaki gondrong itu menggelengkan kepala. "Kamu jangan gila. Walau bagaimanapun dia tetap kakak bos kita. Jadi kita harus menghormati dia." "Baiklah kalau kamu bahas hormat-menghormati. Kamu pikir kalau cuma di kunci, dia tidak bisa kabur? Dia itu pandai bela diri. Jadi hal itu sangat mudah untuknya." "Terserah kamu sajalah." Antonio Lee mulai dipaksa masuk ke dalam ruang kerjanya. Kaki Antonio sebelah kanan dipotong oleh kedua anak buah David Lee. Mata Antonio Lee mulai terbuka. Sayup-sayup, dia melihat darah be
David Lee meletakkan ponselnya di dekat cangkir yang ada di depannya. Senyum kebahagiaan telah terukir di bibirnya. Dia telah lama mencari gadis itu, tetapi ternyata dia malah bersembunyi di kandang milik David. Dia sangat yakin saat ini dia telah berhasil mengelabuhi Leonardo Shu. Dia tahu betul siapa Leonardo Shu. Seorang anak lelaki yang tidak pernah membantahnya, semua yang dia ucapkan selalu di turuti oleh Leonardo. "Kita tinggal menunggu gadis itu datag ke mari." "Apa ayah yakin jika dia akan datang? Jika pembantu itu mengatakan semuanya, apakah Leonardo Shu tetap akan percaya kepada Ayah?" tanya Justine le dengan menyeduh secangkir kopi. David Lee mengambil cangkir. Dia memasukan gula batu ke dalam angkir tersebut. Dia mengaduk kopi itu dengan perlahan. " Aku tahu siapa Leonardo Shu. Dia tidak akan mempercayai siapa pun selain aku." "Semoga saja begitu, Yah. Jika sampai Leonardo tahu yang sebenarnya. Aku tidak yakin jika dia mau memaafkan Ayah." "Dia bukan orang istimewa
"Kurang ajar kamu, Leonardo! Beraninya kamu membohongi putri tuanku. Aku akan selalu mengawasimu. Sebelum nonaku masuk ke dalam perangkapmu, kamu yang akan mati di tanganku." Lelaki itu meninggalkan mansion Leonardo Shu setelah meluapkan kekesalannya. Dia tidak mau berlama-lama melihat Leonardo Shu memeluk Clarissa. Krek! Tanpa sengaja dia menginjak sebuah batang kayu yang membuat Leonardo Shu menoleh ke arahnya, begitu pula dengan Clarissa. Lelaki itu langsung buru-buru pergi dari mansion Leonardo dia tidak mau Leonardo sampai memergoki dirinya. Leonardo Shu menoleh ke arah luar pintu saat mendengar suara tersebut. Dia merenggangkan pelukan Clarissa. "Kamu tunggu di sini. Aku akan segera kembali." Clarissa menatap kepergian Leonardo Shu, melangkah sampai di ambang pintu. Terlihat aneh baginya saat dia melihat Leonardo mengejar orang asing itu. Bagaimana bisa ada seorang datang ke mansion Leonardo, padahal mansion itu dijaga dengan ketat oleh anak buah Leonardo Shu. Tapi, dia m
“Kamu bisa bicara dengan jelas, ‘kan? Aku masih belum mengerti apa yang kamu maksud,” tanya Clarissa kebingungan dengan ucapan Park Xiao. Park Xiao terdengar mengambil nafas saat mencoba menjelaskan keinginannya kepada Clarissa. Dia merasa takut jika Clarissa tidak akan percaya apa yang di katakan. [“Sudahlah Nona lupakan saja. Aku rasa ini memang tidak penting bagi Anda.”] “Jangan membuatku semakin penasaran, Tuan Park. Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Jika itu untuk kebaikanku, aku akan menuruti semuanya, tetapi jika itu merugikanku, aku tidak akan mau mengabulkan permintaanmu.” [“Aku tidak pernah menginginkan hal terburuk untukmu, Nona. Apa pun yang aku lakukan semua demi kamu, bahkan ketika aku berkhianat dengan tuan Antonio karena aku memikirkan dirimu, jika seluruh anak buah tuan Antonio Lee meninggal, siapa yang akan menjaga Anda?”] Carissa memegang pelipisnya dia tahu betul siapa Park Xiao. Dari dulu lelaki itu selalu mempertimbangkan apa yang akan dilakukan sebelum dia
Kaki Clarissa bergetar begitu pula dengan dadanya. Dia melangkah dengan langkah sempoyongan menghancurkan setiap benda yang ada di depannya. “Akhhh ….!” Clarissa berteriak. “Clarissa … buka pintunya! Jangan seperti ini. Aku mohon, Clarissa. Aku tidak bisa melihatmu seperti ini. Memang aku sangat menghormati paman David. Tapi, aku juga sangat mencintaimu." Clarissa membuka pintu. “Kenapa kamu belum pergi dari sini, Leonardo. Bukankah aku memintamu pergi?” “Clarissa, kamu jangan seperti ini,” ucap Leonardo ingin memeluk Clarissa. Clarissa mendorong tubuh Leonardo Shu. “Jangan mendekat jika kamu tidak ingin mati di tanganku. Aku yakin kamu adalah salah satu orang yang nanti akan menyaksikan kematianku bersama ayahku. Kamu adalah orang yang paling bahagia melihat kematianku, 'kan?” Leonardo Shu menggoyangkan kepala. “Aku tidak pernah ….” “Aku belum selesai bicara, Tuan Leonardo. Kamu berada di pihak David Lee, tetapi kau tinggal di mansionku, bukan di mansion David. Kalian rampas