Share

33. Pesan Bodoh

Penulis: LOVAYU
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-13 19:00:07

Pikiran itu membuat Luna panik sesaat. Dia terus diam dan melihat ibunya yang menatap kesana kemari tanpa henti dan itu benar-benar membuat Luna takut. Dengan gugup akhirnya Luna kembali bertanya, “Bu, sebenarnya ada apa?”

“Sepertinya aku sempat melihat Reno masuk ke kamarmu,” jawab Diana yang membuat Luna terkejut. Apakah benar Reno masuk ke kamarnya saat dia tertidur? Astaga, bagaimana jika ibunya curiga terjadi sesuatu diantara mereka?

“Mungkin kau salah lihat, Bu. Untuk apa juga Kak Reno masuk ke kamarku, kan?” ucap Luna tertawa canggung.

“Entahlah, semua hal bisa saja terjadi tanpa kau sangka-sangka, Luna.” Saat itu juga, tawa Luna lenyap begitu saja. Dia tampak tegang mendengar ucapan ibunya. 

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   34. Dua Garis Merah

    “Reno, kau dari mana?” Sebuah suara menghentikan langkah Reno. Pria itu berbalik dan terkejut ketika melihat Diana. Ternyata ibu tirinya itu masih berada di lantai dua.Reno menelan salivanya. Berusaha menetralkan kegugupan yang tiba-tiba melanda. “Dari ruang kerja, Bu. Ada beberapa hal yang harus aku selesaikan, dan sekarang aku mau pulang ke apartemen. Kenapa Ibu belum tidur?”“Begitukah?” Diana mengangkat sebelah alisnya, matanya menatap lekat ke arah Reno. “Ibu belum bisa tidur. Jadi, daripada mengganggu tidur Ayahmu, Ibu membaca buku disini. Ibu kira kau akan menginap.”“Tidak, Bu. Besok aku ada meeting pagi di kantor, lebih baik aku pulang sekarang.”“Baiklah. Kalau begitu hati-hati,” ujar Diana. Reno hanya mengangguk, kemudian berjalan menuruni tangga. Jika Reno merasa sedikit lega karena Diana tidak bertanya lebih atau tampak curiga padanya, hal berbeda justru dirasakan wanita paruh baya it

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   35. Penyesalan Diana

    “Ibu…” Luna segera bersimpuh dan memeluk tubuh Diana. Wanita paruh baya itu semakin terisak saat berada dalam dekapan putrinya. “Ada apa, Bu? Kenapa Ibu menangis?” tanya Luna dengan khawatir. Diana menatap Luna dengan pandangan yang berbeda. Luna tidak tahu apa arti tatapan ibunya, yang dia tahu Diana tampak sangat hancur. Tatapan itu sama seperti tatapan 15 tahun lalu, saat ayah kandungnya pergi meninggalkan mereka untuk selamanya. “Ibu, ada apa denganmu? Dimana Ayah?” Luna kembali bertanya, namun Diana tak kunjung menjawab. Hanya isakan yang terus dia dengar. Luna menatap Flora yang berdiri di sampingnya, seolah meminta bantuan. Sementara Flora hanya menggelengkan kepala, dia pun tidak mengerti apa yang terjadi. Terlebih keadaan rumah yang sangat sepi semakin membuat mereka bingung. Akhirnya mereka membantu Diana untuk duduk di sofa, kemudian Flora mengambilkan air minum dari dapur. Beberapa menit berlalu, setelah Diana tampak lebih tenang, Flora memutuskan untuk kembali.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   36. Ibu Kandung Reno

    “Kau sudah meninggalkanku sepuluh tahun, lalu sekarang tiba-tiba kau datang dan berharap aku memanggilmu Ibu? Tidak ada Ibu yang menelantarkan anaknya!”“Reno, stop!” bentak Lucas. “Apa, Ayah? Kau tidak ingat, kau telah menikah lagi dan memiliki istri sekarang? Apa kau sudah gila bermesraan seperti itu dengan wanita lain?” Rahang Reno mengeras, menatap tajam ke arah Lucas yang terus menggenggam tangan Miranda, mantan istrinya. “Reno! Wanita lain ini adalah Ibu kandungmu, jaga ucapanmu! Hormati Ibumu!”Alih-alih senang bisa bertemu kembali dengan Ibu kandungnya, Reno justru merasa aneh dan tak suka melihat kemunculan Miranda, Ibu yang telah meninggalkannya sejak sepuluh tahun lalu. Dan Reno tidak mengerti mengapa dengan mudahnya Lucas menerima kehadiran wanita itu lagi. Dulu Miranda berpisah dengan Lucas dan menelantarkan Reno yang masih berusia 14 tahun demi hidup bersama pria lain. Dan sekarang… saat Lucas telah menikah lagi dan memiliki kehidupan yang jauh lebih baik, mengapa wan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   37. Permohonan Seorang Ibu

    Reno tak dapat menahan diri ketika melihat Luna untuk yang kedua kalinya berlari ke arah kamar mandi sambil membekap mulut. Tanpa memperdulikan kehadiran Diana dan Brian di sana, dia segera menyusul Luna.Wajahnya semakin khawatir saat melihat Luna kembali muntah-muntah.“Sayang, kau baik-baik saja?” tanya Reno dengan cemas. Tubuhnya mendekat dan tanpa ragu mengangkat rambut panjang Luna dan memijat tengkuk wanita itu dengan perlahan.Tak lama, Luna langsung menghindar saat dia sudah memuntahkan semua isi perutnya. Namun, Reno segera menggenggam tangan Luna dan menatap wanita itu dengan serius. “Hei, sebenarnya ada apa denganmu? Ini bukan pertama kalinya kau muntah.”Luna membalas tatapan Ren

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   38. Pemeriksaan Kandungan

    Sudah seminggu berlalu. Banyak perubahan terjadi di rumah. Tidak ada lagi kehangatan dan kemesraan antara Diana dan Lucas. Pria yang menikahi ibunya beberapa bulan lalu itu juga jarang pulang ke rumah. Dan yang paling mengiris hati Luna adalah pemandangan Diana yang beberapa hari ini diam-diam sering menangis.Luna tidak bermaksud mengintip, tapi beberapa kali dia tidak sengaja melihat ibunya itu menangis saat meminum teh sendiri di taman atau ketika menonton serial televisi yang tidak beradegan sedih sama sekali. Meski tidak bertanya, Luna tahu ibunya sangat terluka.Entah fakta bahwa dia dan Reno telah menjalin hubungan secara diam-diam atau Lucas yang masih mencintai mantan istrinya. Keduanya sama-sama menyakitkan bagi Diana. Dan hal itu juga berpengaruh dengan perasaan Luna yang tengah mengandung.“Luna, serius berat badanmu berkurang dan wajahmu sangat pucat. Kau harus segera membicarakan kehamilan ini pada Reno dan Ibumu. Kau tidak bisa terus menyembunyikannya. Terlebih sampai s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   39. Kemarahan Reno

    Reno menggigit bibir. Jarinya berulang kali mengetik pesan, tapi berulang kali juga dihapusnya. Pesan Luna telah ia baca. Jujur, ia pun merasakan kerinduan yang besar pada kekasih hatinya itu. Tapi, Reno telah berjanji untuk menjauhi Luna. Tidak melepas dan memutus hubungan mereka, hanya menjaga jarak untuk sementara waktu. Dan itulah alasan mengapa dia memilih pergi ke luar kota beberapa hari, mengurus pekerjaan yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk ia turun tangan sendiri, Reno hanya mencari alasan dan pelarian agar dia tidak nekat menemui Luna dengan alasan rindu. Fakta lainnya… dia sudah pulang dan berada di apartemennya sekarang.Setelah berpikir panjang, akhirnya Reno membalas tanpa memberi sebuah kepastian.[Aku akan menghubungimu jika aku jadi pulang lusa, masih banyak hal yang perlu aku urus disini.]Reno menghela napas panjang karena dia terpaksa berbohong pada Luna. “Maafkan aku, Sayang. Aku juga sangat merindukanmu,” gumam Reno sambil mengusap foto Luna yang ada di

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   40. Melepas Rindu

    Tidak pernah dalam beberapa hari terakhir, Luna terbangun dengan perasaan bahagia. Tapi hari ini, dia tersenyum saat bangun tidur, mandi dalam waktu singkat, dan mengenakan dress berwarna cerah. Dia begitu semangat hari ini. Bagaimana tidak? Setelah menerima balasan pesan Reno yang tidak memberi kepastian dua hari lalu. Semalam, pria itu kembali mengirim pesan singkat padanya, bahwa mereka jadi bertemu hari ini dan Reno akan menjemputnya sepulang kuliah. Meski Luna sedikit gugup, mengingat dia akan memberitahu Reno mengenai kehamilannya hari ini, Luna tetap bersemangat, karena dia tahu Reno mencintainya dan tidak akan meninggalkannya. “Kira-kira bagaimana respon Ayahmu jika mengetahui kau berada dalam perut Ibu sekarang?” gumam Luna yang terkekeh kecil sambil mengusap perutnya yang masih datar. Sedikit geli menyematkan panggilan Ibu dan Ayah itu, tapi dia harus terbiasa, bukan? Dengan segala kesenangan itu, Luna tersenyum saat turun dari anak tangga. Diana dan Lucas ternyat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   41. Kekacauan

    “Aku sangat merindukanmu, Reno. Aku sangat rindu.” Berulang-ulang kalimat rindu terlontar dari bibir Luna. Hatinya sangat bahagia bisa bertemu kembali dengan Reno. Entah memang karena lama tak bertemu, atau janin dalam perutnya yang selalu ingin dekat dengan sang ayah membuat Luna terus bergelayut manja di samping Reno. Tidak peduli pria itu tengah menyetir, Luna senang bisa sedekat ini, karena dia bisa mencium wangi aroma tubuh Reno dengan puas.“Ya Tuhan, kau tidak tahu bagaimana aku menjalani hari-hari penuh siksaan karena merindukanmu sejak kemarin, Sayang.” Reno mengecup punggung tangan Luna yang berada dalam genggaman sebelah tangannya. Berharap dia tidak sedang menyetir dan bisa mencium bibir Luna lagi.“Apakah malam itu Ibu menyuruhmu menjauhiku?” tanya Luna, tiba-tiba gurat kesedihan hadir di wajahnya membuat Reno menghela napas.“Ya,” jawab Reno. “Wajar Ibu bereaksi begitu. Setidaknya dia tidak memaksaku untuk melupakanmu.”“Ya Tuhan, Reno…” Erang Luna sambil memeluk Reno l

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21

Bab terbaru

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   88. Terselamatkan

    Luna terus duduk di tepi sungai hingga menjelang sore. Beberapa hal yang terjadi antara ia dan Reno terus mengusiknya. Sesekali Luna memainkan cincin berlian di jari manis. Luna merasa cincin mahal itu semakin tak pantas dia miliki. Ia telah mengkhianati Brian sedemikian buruk. Sungguh pria itu tidak pantas menerima perlakuan seburuk ini darinya. Brian pantas mendapatkan wanita yang terbaik, dan itu bukan dia. Luna menarik napas panjang. ‘Tuhan, aku tidak ingin menyakiti hatinya lebih dalam lagi …’Dalam hati Luna berjanji pada dirinya sendiri, jika dia berhasil selamat dari hutan ini, ia akan bicara dengan Brian dan menyelesaikan hubungan mereka secara baik-baik. Luna tidak mau terus berpura-pura dan membohongi perasaannya. Seberapapun dia memaksa untuk mencintai Brian, nyatanya dia tidak pantas bersanding dengan pria itu. Dia akan jujur dan melepas Brian untuk menemukan wanita yang lebih baik darinya. Tiba-tiba Luna merasa seseorang duduk di sampingnya. Dan tanpa melihat, tentu

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   87. Obat Ternikmat Di Air Terjun

    Luna masih terengah dengan rasa panas di sekujur tubuhnya. Pertanyaan Reno sejujurnya sangat mudah untuk ia jawab, tapi mengapa lidahnya terasa sangat kelu sekarang. Akhirnya tanpa memberi jawaban, Luna mendekatkan wajahnya ke wajah Reno untuk berciuman kembali karena itulah yang saat ini benar-benar ia inginkan. Luna melingkarkan lengannya di leher Reno dan hanya mengangguk saat Reno kembali menatapnya untuk menuntut jawaban. Bibir Reno melengkung ke atas setelah mendapat persetujuan dari Luna. Lalu dengan perlahan dia melepas seluruh benang yang melekat di tubuh Luna, hingga kini wanita itu telanjang di bawah kungkungannya. “Aku sangat merindukan ini.” Tatapan memuja Reno padanya membuat gairah Luna semakin meningkat. Dia juga ingin melihat tubuh telanjang Reno, jadi Luna segera bergerak menarik dua tepi kaos lengan pendek Reno ke atas kepala, setelah itu ia menghela napas dalam-dalam saat Reno melepas celananya juga, hingga akhirnya Luna bisa mengagumi tubuh atletis Reno seutu

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   86. Saling Menginginkan

    “Reno, tolong ada ular. Aku takut!” Mendengar jeritan Luna, Reno tidak berpikir dua kali untuk mendekat. Tak peduli wanita itu hanya mengenakan tanktop dan celana dalam. Keselamatan Luna nomor satu untuknya. “Dimana ularnya, Luna?!” Luna dengan mata terpejam ketakutan, menunjuk ke arah sesuatu yang mengambang di atas air. Reno melihat ke arah yang sama dan keningnya mengernyit. Dengan perlahan ia masuk ke dalam air lalu mendekat untuk memastikannya. Dan seutas senyum terbit di bibir kala ia sadar bahwa sesuatu yang mengambang di atas air itu hanyalah seutas tali. Reno mengambil tali panjang berwarna hitam kemudian membuangnya ke pinggir dan mendekat ke arah Luna. “Luna, tidak apa-apa, buka matamu.” Luna membuka mata perlahan. Tubuhnya gemetar, bahkan matanya berkaca-kaca karena saking takutnya. “Tidak apa-apa. Itu bukan ular hanya seutas tali. Tidak ada yang berbahaya. Kau aman,” ucap Reno dengan lembut, berusaha menenangkan. “Aku takut, Reno. Itu seperti ular sun

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   85. Perhatian Kecil

    Luna hampir frustasi karena tak kunjung melihat Reno, dia ingin menyusuri hutan untuk menemukan Reno, tapi ia takut kemungkinan dia pun akan ikut menghilang karena tersesat di hutan. Luna benar-benar tidak ingin hal buruk terjadi pada Reno karena ia yakin tanpa Reno, dia tidak akan bisa bertahan di sana sendirian. Namun, jantung Luna yang sejak tadi berdegup kencang itu seketika berhenti berdetak saat ia mendengar langkah kaki di belakang. Luna dengan cepat berbalik dan detik itu dia langsung berhadapan dengan Reno. Tangisan Luna pecah saat itu juga bersamaan dengan perasaannya yang begitu lega melihat Reno kembali dalam keadaan hidup. “Hei, kenapa kau menangis? Apa kau mencariku?” Reno terkejut saat melihat Luna menangis histeris dan lebih terkejut lagi ketika dalam hitungan detik Luna memeluk tubuhnya dengan sangat erat. “Kau benar-benar gila, Reno! Kau membuatku ketakutan setengah mati!” Kening Reno mengernyit. “Ketakutan karena apa?” Dia juga memeluk Luna, berusaha memenangk

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   84. Ucapan Terima Kasih

    Hari telah beranjak malam. Beruntung dingin yang kian menusuk kulit sedikit terhalau dengan hangatnya api. Reno menatap pancaran wajah cantik Luna yang diterangi api unggun di hadapannya. “Maaf, aku janji besok akan mendapatkan ikan lebih banyak untuk kita makan,” ujar Reno, sedikit merasa bersalah karena Luna terlihat sangat lapar dan dia hanya bisa menangkap satu ekor ikan untuk mereka makan berdua. “Tidak apa, tubuhmu masih lemas. Setidaknya perut kita tidak kosong lagi.” Luna mengangguk, lalu dia menguap. “Sepertinya kita harus tidur karena aku merasa lelah dan seluruh tubuhku benar-benar sakit.”“Ya, aku juga merasakannya … kita memang perlu tidur. Aku sudah menyiapkan beberapa lembar daun besar di atas rumput. Tidak empuk, tapi semoga saja kita bisa tidur,” ujar Reno. Reno kemudian berbaring lebih dulu di atas rerumputan yang telah ia lapis daun pisang yang ditumpuk menjadi lebih lebar dan tebal.Kemudian dia mengambil

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   83. Terdampar Berdua

    “Sshhttt … aw …”Luna tidak berhenti meringis sejak tadi. Akibat gengsinya yang terlalu tinggi dan tak mau menerima uluran tangan Reno, kaki Luna tidak sengaja terkilir saat berjalan. Jalan hutan yang curam membuat langkahnya tidak seimbang dan akhirnya kaki sebelah kiri Luna yang menjadi korbannya. “Apa kau bisa berdiri?” tanya Reno dengan khawatir. “Kakiku sakit sekali.” Luna mengeluh kesakitan dan Reno tak punya pilihan selain menggendong tubuh Luna. “Ayo, naik ke punggungku,” ucap Reno sambil berjongkok memunggungi Luna. “T-tapi lenganmu?”Reno menghela napas kasar. “Cepatlah naik, lebih baik kita kembali ke mobil sebelum hari mulai gelap.”Tak memiliki pilihan lain membuat Luna menerima tawaran Reno dan kini ia berada di atas punggung pria itu. “Kenapa kita kembali?” tanya Luna ketika Reno berbalik arah. Tidak menuju ujung tebing lagi. “Kita tidak bisa memanjat tebing dalam keadaan seperti ini, Luna. Kakimu terkilir, dan kondisiku juga tidak sefit itu untuk memanjat tebing

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   82. Gengsinya Setinggi Langit

    Tidak ada yang tahu kapan datangnya musibah. Begitu pun dengan kecelakaan yang baru mereka lewati berdua. Reno terus berusaha menguatkan diri. Dia tidak boleh terlihat lemah di depan Luna, atau wanita itu akan jauh lebih lemah darinya dan tidak punya tempat bersandar. Namun, gerakan cepat saat Luna mencabut pecahan kaca di pipinya membuat Reno seketika mengerang kesakitan. “ARGHHH …” Erangan Reno membuat Luna refleks mendekatkan wajah dan meniup pipi Reno yang terluka. Dan detik itu juga erangan Reno berhenti. Wajah yang hanya berjarak beberapa centi dan tiupan hangat Luna di pipinya membuat Reno seketika terdiam. Beberapa detik mata mereka bertatapan. Sama-sama merasakan getaran lain di hati. Getaran yang dulu selalu mereka ciptakan dalam momen-momen indah yang mereka lalui berdua. “M-maafkan aku, Reno.” Luna memutus tatapan mereka dan menjauhkan wajahnya. Lalu kembali mengeluarkan beberapa pecahan kaca kecil yang dia temukan di sekitar pipi bagian kanan Reno.“Emm … sekarang ak

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   81. Hampir Mati Berdua

    Reno membuka mata saat merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya. Sejenak ia tak tahu apa yang terjadi padanya hingga ia merasakan sesak di dada dan terbatuk dengan keras. Dia meringis ketika kepalanya terasa sangat sakit. Reno menatap kesekililing dan saat dia melihat keadaan mobil, ingatannya kembali dengan jelas. Dia mengalami kecelakaan. Matanya sontak tertuju pada Luna yang duduk di sebelahnya dengan mata tertutup. “Astaga ... L-luna …”Untuk sesaat Reno dipenuhi rasa takut. Takut pada kemungkinan Luna sudah tidak bernyawa di sebelahnya. “Sssttt … shit! Sakit sekali!” Reno kembali meringis saat ia berusaha bergerak mendekati Luna. Dia perlu memeriksa keadaan Luna dan memastikan wanita itu baik-baik saja. Reno membuka sabuk pengamannya, lalu mencondongkan tubuh ke arah Luna yang wajahnya memiliki banyak memar dan ada beberapa goresan di wajah cantiknya. “Luna …” Reno memanggil dengan lembut, namun tidak adanya respon dari Luna membuat Reno ketakutan. Akhirnya deng

  • Jeratan Cinta Kakak Tiri   80. Melaju Dalam Ketegangan

    Luna tak kuasa menahan emosi saat Reno memberinya dua pilihan. Untuk pergi dan meninggalkan Louis di Villa atau tidak pergi ke mana-mana. Luna rasa Reno semakin besar kepala setelah dia berikan kesempatan yang sama untuk membesarkan Louis. “Kau gila?! Tidak, Louis ikut denganku!” sentak Luna yang membuat semua orang terkejut karena masih ada Louis di tengah-tengah mereka. “Luna, kurasa Reno ada benarnya. Kau akan menyelesaikan banyak masalah di sana, bukankah kau akan lebih fokus jika Louis di sini? Kasihan Louis, dia masih ingin bermain bersama Briel di sini. Aku berjanji akan menjaganya dengan baik. Aku akan memberimu kabar setiap dua jam sekali jika kau mau,” ujar Lucas dengan hati-hati. Reno mengangguk mengiyakan ucapan sang ayah. Dan itu semakin membuat Luna kesal. Dia tidak pernah berpisah dengan Louis selama berhari-hari, dan Luna yakin jika dia meninggalkan Louis di sini, dia tidak akan tenang di LA dan akan terus mengkhawatirkan Louis sepanjang waktu. Selain itu, dia

DMCA.com Protection Status