Namun, yang membuat seluruh orang kaget dan wajah Revan memerah adalah Linda yang berwajah kesal. Akan tetapi tiba-tiba dokter cantik itu berjinjit dan mencium sudut bibir Revan dengan kilat dan menampilkan ekspresi kemenangan saat dilihatnya Revan membeku dengan wajah merah padam.
Ferrel menganga melihat adegan itu, untung saja Valeri tidak peduli dan memilih membenamkan wajahnya dalam pelukan Rossy sambil meratapi mommy-nya. Kalau Bram sudah tidak heran lagi dengan kegilaan dua manusia berbeda jenis di hadapannya ini, sedangkan Arcala. Ekspektasinya jatuh seketika, dia mengira Revan memiliki hubungan dengan Ressi tapi melihat apa yang dilakukan dokter yang merawat istrinya sekaligus sepupunya itu pada Revan. Jelas tidak bisa dia abaikan hal tersebut.
Untung saja Linda adalah tipe wanita yang bebal dan berani sehingga melakukan hal semacam itu di hadapan orang lain bukanlah sebuah masalah besar. Sehingga dia masih memiliki keberanian untuk menatap Bramantyo yang meman
Bram dan rossy pun saling berpandangan, seharusnya siapa pun itu yang tengah mengetuk pintu paham jika kedua orang tua itu juga butuh istirahat yang cukup."Biar Papa saja yang buka, Mama istirahat saja!" Dengan begitu Bram berdiri kemudian menghampiri pintu sebelum membukanya."Selamat malam Pak Bram, kata dokter Linda anda dan Bu Rossy berada di sini! mungkin anda membutuhkan sesuatu Pak?" Seorang suster menyapa dan menanyakan apa yang Bram butuhkan.Sambil tersenyum, Bram memberitahukan apa saja yang dia butuhkan. Mulai dari bantal tambahan, selimut, air minum karena setiap malam Rossy sering terbangun karena haus dan beberapa hal lainnya.Kembali masuk ke dalam, Rossy bertanya lewat raut wajahnya. Kemudian Bram menjelaskan jika yang datang hanyalah seorang suster yang ingin memastikan kenyamanan mereka berdua.Kembali ke ruangan milik Alinda."Tinggal menunggu waktu dia datang kalau begitu!" ucap Linda sambil mengingat-ingat rupa orang i
"Ada apa Kak? Kenapa kamu melakukan hal ini lagi?" Orang tersebut bertanya pada Revan dengan pandangan yang meneduhkan. "Sejak kapan kamu berada di sini?" Revan bertanya pada orang yang baginya tersenyum bodoh itu. Padahal dia tidak bisa menyangkal jika perasaannya menjadi tenang saat bocah kesayangannya ini berada di hadapannya dengan wajah penuh kekhawatiran. Seperti Revan merasa jika tujuan hidupnya terlihat dengan jelas, ya benar bocah bodoh yang sakit inilah yang membuat Revan tahu apa tujuan dia hidup. "Sebenarnya sudah sedari tadi! hanya saja si Arcala bodoh itu belum juga ke luar dari ruang rawat Ressi." adu pria itu pada Revan yang tersenyum tipis mendengarnya. "Sebentar ya! tunggu di sini sebentar, jangan ke mana-mana nanti kamu tersesat." Menggoda bocah itu memang selalu menyenangkan, dia tidak menyesal sudah mengiyakan permintaan ibunya untuk menjaga dua bocah yang sama-sama tersesat pada jalan gelap yang mengerikan. "Ish, Kak
Dengan penuh antisipasi dan kepanikan, keduanya menatap handle pintu itu yang tiba-tiba berhenti bergerak.Akan tetapi, giliran ponsel Revan yang bergetar.Mengambil ponselnya dari saku jaket yang dia kenakan, ternyata itu panggilan dari Alinda.Tidak ada waktu meladeni wanita mesum itu, tapi anehnya jarinya justru menggeser tombol hijau ke kanan. Membuat panggilan itu terjawab, bukannya suara Linda yang dia dengar.Namun suara Linda dan pak Bram lah yang terdengar dalam panggilan telpon tersebut."Loh Om, kok di sini?" tanya Linda pada Bram."Om mau ngecek keadaan Ressi, Lin!" Terdengar jawaban Bram."Om, Linda mau tanya deh!" Untung saja Linda tadi ada kepikiran untuk menyusul Revan, sehingga dia tahu jika Arcala tergesa-gesa pergi dari rumah sakit. Kemudian pria yang dianggap adik oleh Revan juga tergesa mengarah ke ruang rawat Ressi.Saat berjalan hendak menyusul bocah menggemaskan itu, tidak Linda sangka
Suster Elma, perawat jaga yang ditugaskan memeriksa secara intens keadaan Ressi berjalan melewati seorang pria yang terbaring di bangku besi depan ruang rawat tersebut.Suster Elma tahu jika pria itu bernama Ferrel dari dokter Linda yang menjadi partnernya selama ini.Tanpa Elma sangka jika keisengannya akan membuatnya terlibat dengan pria yang sedikit hiperaktif, polos dan periang tersebut.Mau bagaimana lagi, memiliki kemampuan melihat makhluk astral sedari kecil. Membuat Elma selalu dibuntuti makhluk-makhluk tersebut.Hingga terkadang aura mereka menutupi aura Elma sendiri sehingga menampakkan kesan dingin dan suram padanya.Seperti saat melewati Ferrel tadi, penghuni tetap lorong yang dilewati Elma mengekor sambil menebarkan auranya yang membuat siapa pun merasa tertekan dan kedinginan."Ck, tidak bisakah kamu untuk tidak mengganggu orang lain?" tanya Elma kesal pada makhluk yang mengikutinya.Tidak ada jawaban, yang dia dapat han
"Stop! jangan ganggu siapa pun di sini atau aku akan memanggil kakakku supaya membakar kalian sampai menjadi abu!" teriak Elma sambil berusaha mengendalikan Ferrel yang kesadarannya tinggal seperempat saja.Dengan sigap Elma menekan daun telinga kiri Ferrel, membuat pria itu meraung lirih."Siapa kamu?" tanya Elma memaksa."Ferrel." Tapi jawabannya itu terasa berbeda karena seperti memiliki gema yang aneh."Bukan! kamu pasti Jelen kan!" hardik Elma menatap miris Ferrel yang disukai oleh makhluk astral."Sekarang, pergilah dan tinggalkan pria ini! Sekalipun kamu memaksa, kalian tidak akan bisa bersatu!" Tegas Elma tidak menyerah.Tidak berselang lama, Ferrel mengerang lirih setelah makhluk yang berusaha merasuki dirinya menghilang darinya. Meninggalkan perasaan lelah dan rasa sakit di seluruh persendian tubuhnya.Dapat Ferrel pastikan jika dia kerasukan lagi."Astaga, badanku sakit semua!" erang pria itu lirih, "anda sanga
Di dalam apartemennya Sissy tengah menunggu kedatangan kekasihnya.Memilih menikmati siaran tentang peragaan busana internasional yang pernah dia ikuti.Melihat para model berlenggak-lenggok di catwalk, membuat perasaan rindu saat mengenakan mahakarya designer ternama menyeruak dalam batinnya.Namun sekali lagi kesalahan di masa lalu kembali menghantam perasaanya dengan cara yang tidak mampu dia tanggulangi.Menuruti keinginan Cala, lagipula perasaannya juga cukup gloomy saat teringat masa lalu. Sissy masuk ke dalam kamarnya kemudian mulai merebahkan diri sambil menantikan kekasihnya datang menemani dirinya.Entah mengapa, rasanya dia ingin bermanja pada lelaki itu.Sudah tengah malam juga, pasti Valeri sudah tertidur dan tidak mungkin mencari daddy-nya. Untuk Ressi, buat apa Sissy memikirkan wanita yang dengan tanpa perasaan merebut posisinya di sisi Cala.Wanita itu lupa, jika dialah yang telah membiarkan posisi nya kosong seh
Segera menelfon atasannya untuk memberi laporan mengenai apa yang ditemukan oleh kepala bagian IT perusahaan. Xadera tidak akan peduli sekalipun ini sudah tengah malam.Sama seperti Arcala yang telah mengganggu tidurnya, hal sama ingin Dera lakukan untuk membalas atasannya.Masa bodoh dengan apa yang tengah atasannya lakukan, yang pasti Dera dapat menebak jika atasannya itu sedang berada di tempat selingkuhannya.Ah apa sebutan untuk wanita yang seharusnya menjadi masa lalu dari Arcala?Padahal sekarang atasannya itu sudah memiliki istri dan seorang anak.Tidakkah sudah lengkap kebahagian yang atasannya rasakan.Namun nampaknya benar kata orang-orang, bahwa sebanyak apa pun yang manusia miliki. Itu tidak akan pernah cukup, karena manusia terlahir dengan menggenggam tangan yang seolah dunia dan seisinya ingin dia genggam seorang diri.Tak kunjung mendapat jawaban dari seberang sana. Xadera bernafsu untuk membanting ponsel
Segera duduk di hadapan orang yang tengah melamun sambil memegang botol wiski yang isinya tersisa setengah. Dengan sengaja Xadera merebut wiski dalam genggaman pria itu, sampai membuatnya tersentak kaget hingga melayangkan tinjuan dan berhenti tepat beberapa senti sebelum benar-benar mengenai Xadera."Hollyshit Xadera!" hardik pria itu kesal.Sedangkan Dera hanya cengengesan tanpa rasa bersalah sambil menenggak wiski hasil rebutannya tadi."Sedang apa bos?" tanya Dera setelah menelan wiski yang memberikan sensasi terbakar di tenggorokannya."Melihat mobil lewat Der!" Pria itu berdecak sinis.Entah polos cenderung bodoh atau memang otak Dera yang kelewat rusak, pria itu langsung celingak-celinguk sebelum kembali menatap pria di hadapannya. "Tidak ada mobil Bos, ini kan di dalam club mana ada mobil," ucap Dera semakin membuat kesal pria di hadapannya."Otakmu itu tinggal se-perempat atau memang sudah habis Der? Menurutmu apa yang o