Suster Elma, perawat jaga yang ditugaskan memeriksa secara intens keadaan Ressi berjalan melewati seorang pria yang terbaring di bangku besi depan ruang rawat tersebut.
Suster Elma tahu jika pria itu bernama Ferrel dari dokter Linda yang menjadi partnernya selama ini.
Tanpa Elma sangka jika keisengannya akan membuatnya terlibat dengan pria yang sedikit hiperaktif, polos dan periang tersebut.
Mau bagaimana lagi, memiliki kemampuan melihat makhluk astral sedari kecil. Membuat Elma selalu dibuntuti makhluk-makhluk tersebut.
Hingga terkadang aura mereka menutupi aura Elma sendiri sehingga menampakkan kesan dingin dan suram padanya.
Seperti saat melewati Ferrel tadi, penghuni tetap lorong yang dilewati Elma mengekor sambil menebarkan auranya yang membuat siapa pun merasa tertekan dan kedinginan.
"Ck, tidak bisakah kamu untuk tidak mengganggu orang lain?" tanya Elma kesal pada makhluk yang mengikutinya.
Tidak ada jawaban, yang dia dapat han
"Stop! jangan ganggu siapa pun di sini atau aku akan memanggil kakakku supaya membakar kalian sampai menjadi abu!" teriak Elma sambil berusaha mengendalikan Ferrel yang kesadarannya tinggal seperempat saja.Dengan sigap Elma menekan daun telinga kiri Ferrel, membuat pria itu meraung lirih."Siapa kamu?" tanya Elma memaksa."Ferrel." Tapi jawabannya itu terasa berbeda karena seperti memiliki gema yang aneh."Bukan! kamu pasti Jelen kan!" hardik Elma menatap miris Ferrel yang disukai oleh makhluk astral."Sekarang, pergilah dan tinggalkan pria ini! Sekalipun kamu memaksa, kalian tidak akan bisa bersatu!" Tegas Elma tidak menyerah.Tidak berselang lama, Ferrel mengerang lirih setelah makhluk yang berusaha merasuki dirinya menghilang darinya. Meninggalkan perasaan lelah dan rasa sakit di seluruh persendian tubuhnya.Dapat Ferrel pastikan jika dia kerasukan lagi."Astaga, badanku sakit semua!" erang pria itu lirih, "anda sanga
Di dalam apartemennya Sissy tengah menunggu kedatangan kekasihnya.Memilih menikmati siaran tentang peragaan busana internasional yang pernah dia ikuti.Melihat para model berlenggak-lenggok di catwalk, membuat perasaan rindu saat mengenakan mahakarya designer ternama menyeruak dalam batinnya.Namun sekali lagi kesalahan di masa lalu kembali menghantam perasaanya dengan cara yang tidak mampu dia tanggulangi.Menuruti keinginan Cala, lagipula perasaannya juga cukup gloomy saat teringat masa lalu. Sissy masuk ke dalam kamarnya kemudian mulai merebahkan diri sambil menantikan kekasihnya datang menemani dirinya.Entah mengapa, rasanya dia ingin bermanja pada lelaki itu.Sudah tengah malam juga, pasti Valeri sudah tertidur dan tidak mungkin mencari daddy-nya. Untuk Ressi, buat apa Sissy memikirkan wanita yang dengan tanpa perasaan merebut posisinya di sisi Cala.Wanita itu lupa, jika dialah yang telah membiarkan posisi nya kosong seh
Segera menelfon atasannya untuk memberi laporan mengenai apa yang ditemukan oleh kepala bagian IT perusahaan. Xadera tidak akan peduli sekalipun ini sudah tengah malam.Sama seperti Arcala yang telah mengganggu tidurnya, hal sama ingin Dera lakukan untuk membalas atasannya.Masa bodoh dengan apa yang tengah atasannya lakukan, yang pasti Dera dapat menebak jika atasannya itu sedang berada di tempat selingkuhannya.Ah apa sebutan untuk wanita yang seharusnya menjadi masa lalu dari Arcala?Padahal sekarang atasannya itu sudah memiliki istri dan seorang anak.Tidakkah sudah lengkap kebahagian yang atasannya rasakan.Namun nampaknya benar kata orang-orang, bahwa sebanyak apa pun yang manusia miliki. Itu tidak akan pernah cukup, karena manusia terlahir dengan menggenggam tangan yang seolah dunia dan seisinya ingin dia genggam seorang diri.Tak kunjung mendapat jawaban dari seberang sana. Xadera bernafsu untuk membanting ponsel
Segera duduk di hadapan orang yang tengah melamun sambil memegang botol wiski yang isinya tersisa setengah. Dengan sengaja Xadera merebut wiski dalam genggaman pria itu, sampai membuatnya tersentak kaget hingga melayangkan tinjuan dan berhenti tepat beberapa senti sebelum benar-benar mengenai Xadera."Hollyshit Xadera!" hardik pria itu kesal.Sedangkan Dera hanya cengengesan tanpa rasa bersalah sambil menenggak wiski hasil rebutannya tadi."Sedang apa bos?" tanya Dera setelah menelan wiski yang memberikan sensasi terbakar di tenggorokannya."Melihat mobil lewat Der!" Pria itu berdecak sinis.Entah polos cenderung bodoh atau memang otak Dera yang kelewat rusak, pria itu langsung celingak-celinguk sebelum kembali menatap pria di hadapannya. "Tidak ada mobil Bos, ini kan di dalam club mana ada mobil," ucap Dera semakin membuat kesal pria di hadapannya."Otakmu itu tinggal se-perempat atau memang sudah habis Der? Menurutmu apa yang o
"Mommy, are you okay?" Belum juga terbangun sepenuhnya, Valeri langsung bertanya pada Ressi perihal keadaannya.Terkekeh geli sambil mengusap wajah putrinya, Ressi gemas mendapati suara lirih Valeri yang menanyakan kabarnya padahal matanya masih setengah terpejam."Mommy okay Baby. Valeri mau tidur lagi?" tanya Ressi karena setelah bertanya gadis kecilnya itu bukannya bangun. Akan tetapi malah memejamkan matanya kembali sambil bergelung dalam pelukannya."Kenapa sepi Mom, di mana daddy?" Selagi bertanya, Valeri menarik nafas panjang sebelum menghembuskan perlahan sambil meregangkan badannya sebelum benar-benar terbangun.Bukannya mendapati daddy-nya, Valeri malah melihat Revan dan Ferrel yang tengah beralasan di sofa dalam ruang rawat mommy-nya.Perasaan kesal bergumul di dalam hati bocah tersebut. Dia bertanya-tanya, kenapa bahkan di saat mommy-nya sakit daddy-nya tidak ada di sampingnya?Apa seberharga itu pekerjaan sampai keluarga diabaik
"Selamat pagi!" Mendengar sapaan itu, membuat semua orang dalam ruangan langsung melongokan kepalanya ke arah pintu.Dua orang langsung berekspresi dengan membelalak, satu orang menatap datar meski dalam hatinya ingin sekali menjitak kepala orang tersebut. Empat orang sisanya memandang dengan raut penasaran pada salah satu orang yang baru datang.Valeri lebih dulu bersuara, "yang sama Oma siapa?" tanyanya dengan wajah yang membuat mereka gemas."Oh, ini tadi Oma ketemu waktu mau ke ruangan mommy, Sayang. Katanya dia teman mommy sewaktu kecil. Jadi, sekalian Oma ajak bareng."Dengan senang hati Rossy menjelaskan siapa yang datang bersamanya.Revan diam saja sambil mengamati, Ferrel seperti tengah mengingat-ingat sesuatu. Namun, dia menyerah karena lupa."Tuan, anda datang?" sapa Elma dengan senyum tipis pada Arga. Dengan tanpa malu, dia pun melambaikan tangan riang pada suster tersebut.Ressi menatap tajam pria
Ada setitik rasa bersalah di hati Ferrel. Namun, ketidak-sukaannya akan sikap Arcala yang plin-plan membuat pria itu menekan rasa bersalahnya dalam-dalam."Bagaimana caranya?" tanya Ferrel tertarik."Cukup berada di sisi Ressi dan Valeri. Tetaplah menjadi karyawan Arcala meski kamu bekerja padaku!" ujar Arga ringan.Ferrel ternganga mendengar jawaban Arga yang sangat ringan. Seolah yang mereka perbincangkan hanya mengenai cuaca saja."Jadi, saya akan menerima uang dari tuan Arcala dan Anda?" tanya Ferrel tidak percaya.Anggukan ringan menjadi jawaban untuk Ferrel. Pria itu sudah tidak mampu berkata-kata lagi. Yang dia lakukan hanya memelototi Arga yang mengawasi Valeri mengerjakan tugas.Ressi kembali tertidur setelah mendapat sarapan dan mendapat obat anti alergi.Maka dari itu Ferrel dan Arga leluasa untuk membahas mengenai pekerjaan meski ada Valeri. Nampaknya bocah itu tidak terlalu perduli.Revan?
Benar! Tidak menemukan pesan maupun panggilan tak terjawab dari orang tuanya bahkan bisa dikatakan Arcala sedikit berharap Ressi mengatakan kabar terkini mengenai dirinya.Namun, nampaknya harapan itu hanyalah harapan semata.Karena, tidak ada yang muncul selain pemberitahuan Xadera mengenai ditemukannya kamera pengintai di ruangannya. Yang meski geram tidak sampai membuat dirinya merasa harus duduk di bar mini milik Sissy lalu menghabiskan sebotol wiski.Ya! Setelah meminta Xadera menyelidiki siapa yang berani memasang kamera di ruangannya. Lalu mengantar Sissy menemui pihak manajemen brand yang ingin menggunakan jasanya di resto apartemen.Arcala memilih kembali ke unit kekasihnya dan membuka satu botol wiski untuk menemaninya menelaah perasaan apa yang tengah dia rasakan saat ini.Dari Xadera hanya pesan yang memang dia nantikan. Sedangkan Revan hanya panggilan tidak terjawab.Arcala benci bertanya-tanya, tapi dia malas menc