Home / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Bab 83. Sleeping Together

Share

Bab 83. Sleeping Together

last update Last Updated: 2024-11-11 01:22:02

“Samuel, kau belum minum obat hanya satu? Kau memiliki tiga jenis obat, Samuel. Kau ini minum obat saja seperti anak kecil. Susah sekali.”

Suara Selena mengomel sebal pada Samuel. Jelas saja Selena sabal. Pasalnya Samuel hanya minum satu jenis obat. Padahal dokter memberikan tiga jenis obat. Dalam hal ini Selena sangat jeli. Wanita itu menghitung jumlah obat Samuel. Jadi kalau Samuel belum meminum obat pasti Selena akan tahu.

“Aku tidak akan mati meski hanya minum satu obat, Selena.”

Samuel berucap dengan nada datar. Pria itu tengah duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Meski lengan kanan terluka, tetap saja pria itu masih bisa memeriksa pekerjaannya di ponsel menggunakan tangan kiri. Lagi pula ini hanyalah luka kecil tak mungkin ada rasanya bagi Samuel. Ah, Samuel lupa kalau dia sempat berakting sakit di depan Salena hanya demi mendapatkan simpatik wanita itu.

Selena memgembuskan napas kasar seraya mendecakan lidahnya. Lantas Selena mendekat pada Samu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 84. You're Such a Bastard!

    Sinar matahari pagi menelusup masuk ke sela-sela jendela kamar Samuel. Pagi sudah menyapa. Samuel pun lebih dulu terbangun. Selama ini Samuel terbiasa bangun pagi karena dia selalu mendapatkan panggilan telepon dipagi hari dari sang asisten yang melaporkan apa saja jadwal pekerjannya. Namun, kali ini Samuel meminta asistennya untuk mengurus pekerjaannya. Alasan Samuel tak mau mengurus pekerjaan bukan karena lengannya sakit. Tapi karena Samuel ingin meluangkan waktu bersama dengan Selena dan Oliver. Kini Samuel masih terbaring di ranjang empuk kamarnya seraya menatap Selena yang tertidur pulas dalam dekapannya. Tampak senyuman di wajah Samuel terlukis melihat Selena yang tertidur pulas dalam dekapannya. Sepasang iris mata cokelat Samuel menatap Selena dengan tatapan memuja. Wajah wanita itu memiliki paras cantik. Bahkan sangat catik. Wajah Selena putih bersih tanpa noda sedikit pun. Bibir ranum sedikit tebal sangat memesona. Hidung mancung menjulang memperindah kecantikan Selena. Sam

    Last Updated : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 85. Would You Like to Have a Sister or Brother, Oliver?

    “Maxton sialan!” Selena mengumpat kasar seraya menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Beberapa kali Selena tak henti-henti mengumpati Samuel. Sejak kejadian di kamar mandi, wajah Selena memerah. Marah, kesal, dan malu telah melebur menjadi satu. Demi Tuhan Selena tak menyangka kalau Samuel bisa melakukan hal seperti tadi. “Ah! Bodoh sekali! Kenapa aku bisa sebodoh itu?” Selena meremas kuat rambutnya dan mengusap kasar wajahnya. Kacau. Hati dan pikiran Selena begitu kacau. Emosinya memuncak mengingat kejadian di kamar mandi. Shit! Harusnya Selena membunuh Samuel yang telah berani menyentuhnya. Tapi kenapa malah tadi dirinya seperti menikmati? Demi Tuhan, Selena merasa dirinya telah menjadi wanita paling bodoh di dunia ini. Sejenak, Selena mengatur napasnya. Walau tak dipungkiri rasanya napas Selena benar-benar sesak mengingat kejadian tadi. Kini Selena memejamkan mata sebentar. Berusaha melupakan. Namun, sialnya bukannya dia melupakan malah semakin mengingat. Selena kembali membuka

    Last Updated : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 86. He Has Admitted His Mistake

    “Apa kau ingin memiliki adik, Oliver?” Selena menyemburkan teh yang baru saja dia minum kala mendengar pertanyaan gila dan tak masuk akal dari Samuel untuk Oliver. Tampak sepasang iris mata biru Selena menatap Samuel tajam dan dingin. Aura kemarahan bercampur rasa kesal terselimuti dalam dirinya. “Adik? Papa ingin memberikan adik untukku?” Oliver mengerjapkan matanya beberapa kali. Lantas bocah laki-laki itu menatap Samuel dengan tatapan polos dan tersirat bingung. Pasalnya tak pernah ayahnya itu menanyakan dirinya ingin memiliki adik atau tidak. Senyuman samar di wajah Samuel terlukis. Pria itu menyesap kopi yang baru saja diantar pelayan. Sejak tadi Selena melayangkan tatapan tajam padanya namun Samuel sama sekali tidak menggubris tatapan tajam Selena. “Kau ingin memiliki adik atau tidak, Boy?” tanya Samuel lagi pada Oliver. “Hm…” Oliver mengetuk-ngetuk jemarinya di dagunya. Bocah laki-laki itu tampak berpikir. “Adik perempuan atau adik laki-laki, Pa?” Oliver balik bertanya pa

    Last Updated : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 87. Selfishness

    “Mama dari mana? Apa Mama dan Papa sudah membuatkan adik untukku?” Pertanyaan Oliver sontak membuat Selena yang hendak melangkah masuk ke dalam kamar langsung menghentikan langkahnya. Tampak wajah Selena memucat mendengar pertanyaan Oliver. Dalam hati Selena tak henti-hentinya mengumpati Samuel. Sungguh, jika saja bisa dia pasti akan menembak kepala pria itu agar otak pria itu tak lagi berpikir sembarangan. Sejenak, Selena mengatur napasnya. Meredakan emosi yang terbendung dalam dirinya. Baru saja Selena tadi dirinya berdebat dengan Samuel tapi setelah dia ingin kembali masuk ke dalam kamar; dia malah bertemu dengan putranya yang menanyakan hal yang membuat emosinya kembali tersulut. Shit! Ini semua karena pertanyaan sialan Samuel. Andai saja Samuel tak menanyakan pada Oliver ingin memiliki adik atau tidak; maka tak mungkin Oliver menanyakan itu padanya.“Mama? Kenapa Mama diam saja? Aku bertanya pada Mama.” Oliver melipat tangan di depan dada. Bibir bocah laki-laki itu mengerut seb

    Last Updated : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 88. I'm Crazy Because of You!

    “Tuan Samuel.” Sang pelayan menyapa Samuel dengan sopan kala Samuel baru saja melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Pria itu hendak menuju ruang kerjanya. Namun langkahnya harus terhenti kala melihat sang pelayan di hadapannya. “Ada apa?” tanya Samuel dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. Tatapannya menatap lekat pelayan yang berdiri di hadapannya. “Tuan Vian mencari Anda, Tuan,” ucap sang pelayan melaporkan. Sebelah alis Samuel terangkat. Lantas pria itu melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya—waktu menunjukan pukul sepuluh malam. “Vian datang?” ulangnya memastikan. “Benar, Tuan. Tuan Vian datang mencari Anda,” jawab sang pelayan lagi. Samuel mengangguk singkat. “Minta dia menunggu di ruang kerjaku.” “Baik, Tuan.” Sang pelayan menundukan kepalanya, pamit undur diri dari hadapan Samuel. Kini Samuel melangkah menuju ruang kerjanya. Namun tiba-tiba langkah Samuel terhenti sebentar kala berada di dekat Kamar Oliver. Lantas pria itu mengintip kamar putranya itu.

    Last Updated : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 89. His Touch Becomes an Addiction 

    “Kenapa kau mengajakku ke sini?” Suara Selena bertanya dengan nada dingin dan ketus kala mobil yang dilajukan oleh Samuel telah terparkir di salah satu restoran mewah yang ada di Brooklyn. Sejak tadi Selena memang tak bertanya ke mana Samuel mengajaknya. Lebih tepatnya setelah perdebatan memang Selena lebih memilih diam. Terlebih perkataan Samuel tadi telah sukses membuat Selena membisu. “Aku memiliki undangan makan siang bersama dengan rekan bisnisku.” Samuel memarkirkan mobilnya ke halaman parkir yang ada di restoran itu. Lantas dia mematikan mesin dan mencabut kunci mobilnya. Terdengar nada bicara datar kala menjawab pertanyaan Selena itu. “Kau mengajakku ke sini karena undangan makan siang bersama rekan bisnismu?” ulang Selena yang tampak begitu terkejut.Samuel mengangguk singkat merespon ucapan Selena. Selena mendecakan lidahnya. “Untuk apa kau membawaku, Samuel? Kau bisa datang sendiri. Atau kalau memang kau ingin mengajak wanita kau bisa mengajak yang lain. Jangan aku.”

    Last Updated : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 90. Big Boy and Bad Boy 

    “Samuel sialan! Berengsek! Kenapa dia tidak mati saja?!” Selena mengusap wajahnya dengan kasar seraya menghempaskan tubuhnya ke sofa kamarnya. Sungguh, Selena membenci kejadian tadi. Kejadian di mana dirinya merespon bibir Samuel. Shit! Selena mengumpat dalam hati. Harusnya yang Selena lakukan adalah mendorongnya Samuel tapi malah kenyataan dia membalas pagutan pria itu. Selena yakin otaknya ini sudah tidak waras dan tak lagi berfungsi dengan baik. Sejenak, Selena menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan napasnya perlahan. Benak Selena memikirkan bagaimana cara dia segera kembali ke London. Tidak mungkin dia akan tetap terjebak di mansion Samuel ini. Cepat atau lambat pasti keluarganya akan mulai mencium tentang dirinya dan Samuel. Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Selena tak akan membiarkan sampai keluarganya mengetahui tentang dirinya dan Samuel. Suara dering ponsel terdengar, Selena segera mengambil ponselnya yang ada di atas meja. Lantas Selena menatap ke layar ponselnya itu. N

    Last Updated : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 91. Revenge 

    Selena menghela napas dalam. Wanita itu duduk di ranjang seraya menyandarkan punggung di kepala ranjang. Terlihat wajah Selena begitu muram. Benak Selena memikirkan tentang cara kepulangannya ke London. Tadi saat makan malam sebenarnya Selena ingin berbicara dengan Samuel. Namun karena Samuel membuatnya kesal, terpaksa Selena mengurungkan niatnya. Emosi Selena tadi terpancing karena Samuel mengajari Oliver yang tidak-tidak. Sungguh, Selena merutuki kebodohannya dulu jatuh cinta pada pria seperti Samuel. Selena memijat pelipisnya pelan. Waktu sudah menunjukan pukul satu pagi tapi Selena tak kunjung mengantuk. Kepalanya terlalu banyak memikirkan sesuatu. Terutama tentang dirinya dan Samuel. Sejak di mana asistennya mengatakan ayahnya mencari dirinya, itu membuat Selena kian cemas. Ditambah Jenia—asistennya itu mengatakan kalai ayahnya mulai mencurigai sesuatu. Selena mengalihkan pandangannya hendak mengambil air putih yang ada di atas nakas. Namun gerak Selena terhenti kala melihat

    Last Updated : 2024-11-11

Latest chapter

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 263 – Ending Scene (Tamat) 

    Beberapa bulan kemudian … Zurich, Swiss. Langit begitu biru dan indah membaur dengan perkebunan buah anggur yang ada di Swiss. Cuaca pagi di musim semi sangatlah indah. Angin yang berembus ke kulit begitu menyejukan. Tampak tatapan Selena sedari tadi menatap Oliver yang tengah bersama dengan Javier memetik buah anggur di perkebunan. Meski ada empat pengawal yang menemani Oliver dan Javier tetap saja Selena tak bisa melepaskan tatapannya dari kedua anak laki-lakinya itu. “Sayang, Oliver bisa menjaga Javier dengan baik. Kau tenang saja.” Samuel membelai pipi Selena dengan lembut. Selena menghela napas dalam. Tatapan Selena mulai teralih ke dua bayi perempuan kembarnya yang tertidur lelap di stroller. Senyuman di wajah Selena pun terlukis hangat melihat Stacy dan Sierra tertidur pulas. Sekarang usia Stacy dan Sierra sudah 7 bulan. Tubuh kedua bayi perempuannya sangat gemuk dan sehat. Stacy yang lahir lebih dulu memiliki rambut berwarna cokelat tebal dan mata biru. Sedangkan Sierra—s

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 262 – Extra Part V 

    Miller International School, London. “Aw.” Seorang gadis kecil cantik terjatuh akibat bermain lari-larian dengan teman-temannya. Tampak lutut gadis kecil itu terluka dan mengeluarkan darah. Dengan pelan, gadis kecil itu berusaha untuk bangun tapi tubuhnya malah tak seimbang dan nyaris jatuh. Tepat dikala tubuh gadis kecil itu nyaris terjatuh, sosok bocah laki-laki yang memiliki postur tubuh tinggi menangkap gadis kecil itu. “Terima kasih,” ucap gadis kecil itu melangkah menjauh dari laki-laki yang membantunya. Namun, tiba-tiba manik mata gadis kecil itu melebar terkejut kala menatap sosok laki-laki yang telah membantunya itu. “Oliver? Kau di sini?” Mata Nicole mengerjap beberapa kali menatap Oliver. Oliver menarik tangan Nicole, mendudukan tubuh Nicole di kursi, lalu bocah laki-laki itu mengambil kotak obat yang letaknya berada di ruang kesehatan. Beruntung ruang kesehatan tidak terlalu jauh dari posisi di mana Oliver dan Nicole berada. Saat kotak obat sudah ada di tangan Oliver,

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 261 – Extra Part IV

    “Bye, Sayang. Jaga diri kalian. Jangan membuat Grandpa William dan Grandma Marsha kerepotan. Ingat kalian harus patuh pada Grandpa dan Grandma.” Selena berseru pada Oliver dan Javier yang masuk ke dalam mobil. Terlihat Oliver dan Javier kompak mengangguk patuh merespon ucapan ibu mereka. Ya, hari ini Oliver dan Javier harus pergi ke rumah William dan Marsha. Menjelang Selena melahirkan, William dan Marsha memang berada di London. Sedangkan kakak dan adik Selena lain akan tiba di London dalam waktu beberapa hari lagi. Mengingat kakak dan adik Selena tak tinggal di negara yang sama, membuat Selena tak terlalu sering bertemu dengan kakak dan adiknya. Meski demikian, komunikasi selalu terjalin dengan sangat erat. “Bye, Papa, Mama.” Oliver dan Javier melambaikan tangan mereka kompak pada Selena dan Samuel. Pun Selena dan Samuel membalas lambaian tangan anak-anak mereka. Dan ketika mobil yang membawa Oliver dan Javier sudah pergi, Selena segera masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan pada S

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 260 – Extra Part III 

    “Oh, My God! Raven, Rosalie, kenapa kalian merusak make up Mommy? Astaga! Ini make up kesayangan Mommy, Sayang.” Juliet rasanya ingin menjerit melihat semua perlengkapan make up miliknya hancur berantakan. Mulai dari koleksi lipstick, eyeshadow, foundation, dan masih banyak lainnya. Semua sudah berantakan di lantai kamar. Baru beberapa detik Juliet ke kamar mandi karena mengambil ponselnya yang tertinggal di wastafel, tapi dalam hitungan detik juga kamar sudah seperti kapal pecah. Memang kedua anaknya itu sudah sangat aktif. Sore ini, Juliet sengaja tak meminta pengasuh untuk masuk ke dalam kamarnya, pasalnya Juliet ingin mengajak kedua anaknya itu bermain sambil menunggu sang suami pulang dari kantor. Tapi alih-alih niatnya terealisasi malah kekacauan sudah lebih dulu tiba menghampiri dirinya. Sungguh, Juliet bisa-bisanya lupa kalau kedua anaknya sangatlah aktif. Alhasil koleksi make up miliknya hancur lebur. Bedak saja sudah berceceran di lantai. Terutama lipstick yang tak lagi ber

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 259 – Extra Part II 

    “Mommy, aku pulang.” Joice melangkah masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang muram. Gadis kecil cantik itu nampak lesu seperti tengah memikirkan hal yang mengusik pikirannya. Joice meletakan tas sekolah ke sofa, dan duduk di sofa itu. Jika biasanya Joice selalu riang gembira, kali ini gadis kecil itu tak seceria biasanya. “Sayang? Kau kenapa?” Brianna yang baru saja selesai menyiram tanaman, dikejutkan dengan putri kecilnya yang pulang dari sekolah dalam keadaan wajah yang muram. Padahal setiap hari, Joice selalu pulang sekolah dalam keadaan wajah yang riang gembira. “Tidak apa-apa, Mom. Aku hanya lelah saja,” jawab Joice pelan. Brianna menghela napas dalam. Brianna yakin pasti ada yang tidak beres dengan putri kecinya itu. “Katakan pada Mommy ada apa, Nak?” tanyanya seraya duduk di samping Joice. “Mommy aku ingin bertanya padamu.” “Kau ingin tanya apa, Sayang?” “Hm, apa aku ini tidak cantik, Mom?” Joice menyandarkan kepalanya di lengan Brianna. Bibir Joice mengerut, menunj

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 258 – Extra Part 

    Tiga tahun berlalu … Miller International School, London. “Oliver Maxton! Pulang sekarang! Tidak ada main basket!” Selena berkacak pinggang mengomel pada putra sulungnya yang berusia 8 tahun. Tampak mata Selena menatap dingin dan tegas putranya itu. Aura kemarahan begitu terlihat jelas di paras cantik wanita itu. Dengan keadaan perut yang membuncit, Selena mengomeli putranya di tengah jalan. Ya, saat ini Selena tengah mengandung untuk ketiga kalinya. Ulah Samuel membuat Selena hamil lagi. Hanya saja kali ini berbeda. Kehamilan ketiga ini, Selena hamil bayi kembar. Sungguh, Selena berjanji setelah ini dia akan steril tak ingin lagi memiliki anak. Tubuhnya baru saja langsing tapi sudah harus bengkak lagi. Padahal niat Selena adalah memiliki dua anak. Tapi ternyata malah kecolongan. “Ck! Ma, guru sudah menghukumku time out. Mama kenapa menghukumku juga? Nanti aku akan menghubungi Grandpa William. Aku akan meminta Grandpa William memecat guru yang sudah berani menghukumku,” tukas Oli

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 257 – Perfect Ending 

    Beberapa bulan kemudian … Fistral Beach, Newquay, UK. Deburan ombak menyapu kaki telanjang Juliet. Angin berembus menerpa kulit Juliet membuatnya Juliet memejamkan matanya sebentar, menikmati keindahan musim panas. Tampak Rava begitu setia mengikuti langkah kaki Juliet. Sesekali Juliet menatap banyak anak muda yang siap-siap untuk berselancar. Fistral Beach memang salah satu pantai di Inggris yang menjadi tempat favorite untuk berselancar. Kandungan Juliet kini telah memasuki minggu ke dua puluh tiga. Perut Juliet sudah membuncit. Tubuhnya pun mulai mengalami kenaikan berat badan, namun tak terlalu parah. Pasalnya selama hamil, Juliet tak terlalu nafsu makan. Meski sudah dipaksa oleh Rava, tapi tetap saja Juliet menolak. Trimester pertama, Juliet mengalami mual hebat sampai tak bisa makan apa pun. Rava sampai harus meminta dokter mengontrol Juliet setiap hari karena Juliet tak bisa makan. Dan beruntung sekarang kondisi Juliet sudah jauh lebih baik. Ngomong-ngomong, anak yang ad

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 256 – Dean and Brianna’s Sweet Moment 

    Seoul, South Korea. Angin berembus di kota Seoul begitu menyejukan. Musim semi adalah salah satu musim terbaik di Seoul. Bunga Sakura banyak tumbuh dengan indah. Salah satu kota di Benua Asia yang menyajikan keindahan dan budaya setempat yang kental. Kota ini adalah kota yang dipilih oleh Dean dan Brianna menikmati bulan madu indah mereka. Selama di Seoul, Dean dan Brianna selalu mengabadikan moment-moment indah mereka. Moment di mana tak akan pernah mereka lupakan. Dua insan itu akhirnya telah menjadi satu setelah banyaknya rintangan. Meski tak mudah, tapi Dean dan Brianna membuktikan mereka mampu bersatu. “Sayang, ayo bangun. Kenapa jam segini kau belum bangun juga?” Brianna menggoyangkan bahu Dean, meminta suaminya itu untuk bangun. Waktu menunjukan pukul 10 pagi. Brianna ingin segera jalan-jalan menikmati indahnya kota Seoul. Meski lelah karena selalu olahraga malam, tapi Brianna tak mau menyia-nyiakan moment bulan madunya dengan sang suami tercinta. Dean menggeliat mendengar

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 255 – Dean and Brianna’s Wedding

    Sebuah hotel mewah di London telah dipadati oleh wartawan yang lebih dulu hadir. Dekorasi ballroom hotel itu tampak memukau. Hiasan mawar dipadukan bunga lily dan batu Swarovski begitu indah menawan. Red carpet yang terpasang di lantai seakan memberikan sentuhan mewah. Ballroom hotel megah ini telah disulap layaknya tempat di mana pangeran dan putri akan menikah. Nuansa tema kental kerajaan melekat di ballroom hotel megah itu. Ya, hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan oleh Dean dan Brianna. Hari di mana mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Setelah banyaknya rintangan yang mereka hadapi akhirnya Dean dan Brianna dapat melewati badai masalah yang hadir. Takdir memang memiliki caranya sendiri menunjukan siapa belahan jiwa kita yang sebenarnya. Harusnya Dean menikah dengan Juliet, tapi ternyata takdir Dean adalah Brianna. Sedangkan Juliet menikah dengan Rava. Pun dulu Samuel tak menyetujui hubungan Dean dan Brianna. Samuel adalah satu-satunya orang yang menentang hubu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status