Share

Bab 70. Kissmark

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-10 10:00:10

Samuel membaringkan tubuh Selena di ranjang empuk di kamar yang telah dia siapkan untuk Selena. Sejenak, Samuel terdiam mengamati wajah cantik Selena yang tertidur pulas. Pria itu seakan enggan untuk berpaling dari keindahan yang ada di hadapannya. Entah Samuel tak mengerti dengan apa yang dia rasakan pada Selena. Yang Samuel tahu dia tidak suka kalau sampai Selena memberikan ayah baru untuk Oliver. Lepas dari semua itu Samuel juga tidak suka jika Dean berusaha mendekati Selena. Tidak bukan hanya Dean tapi seluruh pria. Shit! Samuel mengumpati dirinya yang tak mengerti dengan apa yang menjadi keinginannya.

Samuel mengembuskan napas panjang. Pria itu hendak mengambil selimut dan menutupi tubuh Selena. Namun … tiba-tiba Selena menggeliat. Wanita itu memeluk erat leher Samuel hingga membuat tubuh Samuel tak seimbang. Tubuh Semuel terjatuh tepat di samping Selena. Awalnya Samuel pikir Selena akan terbangun tapi ternyata apa yang dia pikirkan salah. Selena masih tertidur pulas dalam keada
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 71. Selena's Decision

    “Jadi kau meninggalkan Iris karena perselingkuhanmu dengan Selena?” Suara Jillian—ibu Samuel bertanya dengan nada dingin. Tatapannya menatap tajam Samuel yang ada di hadapannya itu. Amarah begitu terlihat di wajahnya. “Jaga bicaramu, Mom. Selena bukan selingkuhanku. Aku berpisah dengan Iris karena aku tidak menyukai sifatnya. Bukan karena Selena yang menyebabkan kami berpisah.” Samuel menjawab dengan begitu tegas dan penuh peringatan. Tatapan Samuel menatap ibunya dingin seolah meminta ibunya untuk menjaga ucapannya. “Kalau bukan selingkuhanmu kenapa dia bisa ada di sini? Jangan membohongi Mommy, Samuel! Mommy bukan orang bodoh! Kenapa kau menyakiti hati Iris? Dia sudah lama menjalin hubungan denganmu, Samuel! Lebih dari lima tahun kalian bersama. Harusnya kau memikirkan perasaan Iris! Cantik dan hebatnya orang itu tidak ada habisnya. Kau jangan suka memperbandingkan Iris dengan wanita lain!” seru Jillian dengan nada tinggi dan keras pada putranya. Ini yang sejak dulu Jillian inga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 72. Suspicion

    Samuel menatap Selena dan Oliver yang tengah tertidur pulas. Ingin sekali Samuel memindahkan Selena tapi Samuel mengurungkan niatnya. Mengingat tadi pagi mereka ribut besar. Satu harian ini Samuel dan Selena tak bertegur sapa. Lebih tepatnya Selena mengabaikan dirinya. Selena hanya sibuk mengajak Oliver bermain. Bahkan saat makan malam tadi pun, Selena tetap tidak mau bicara padanya.Samuel melangkah mendekat ke ranjang. Dia menarik selimut—merapatkan tubuh Selena dan Oliver dengan selimut tebal itu. Tampak senyuman di wajah Samuel terlukis. Selena dan Oliver tertidur begitu pulas. Hati Samuel begitu menghangat. Dalam hati dan pikiran Samuel, dia hanya ingin melindungi Selena dan Oliver. Samuel tak akan pernah membiarkan jika sampai Selena dan Oliver terluka. Kini Samuel menundukan kepalanya, memberikan kecupan di kening Selena dan Oliver. Samuel menyadari kalau dirinya begitu banyak kesalahan pada Selena dan Oliver. Dan sekarang Samuel ingin menebus semua kesalahannya. Memperbaiki

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 73 – I Want You Because I Really Want You!

    “Mama? Why are you sad?” Oliver melangkahkan kakinya mendekat pada Selena yang berada di taman belakang. Bocah laki-laki itu mengerjapkan mata beberapa kali. Menatap wajah Selena yang tampak muram dan sedih.“Sayang? Kau di sini? Mama tidak sedih, Sayang. Mama hanya memikirkan pekerjaan Mama.” Selena segera membuyarkan lamunannya kala menyadari suara Oliver. Lantas dia menatap hangat dan penuh kasih sayang putranya itu. Pun Selena merubah raut wajahnya. Wanita itu tak mau kalau Oliver tahu banyak beban yang dia pikirkan. “Mama tidak bohong kan? Aku melihat Mama seperti sedang sedih. Siapa yang membuat Mama sedih? Aku akan memukul orang itu, Mama.” Oliver mendekat. Bocah laki-laki itu memeluk erat Selena. Senyuman di wajah Selena terlukis mendengar ucapan Oliver. Wanita itu menangkup kedua pipi Oliver, memberikan kecupan bertubi-tubi di wajah putranya itu. “Mama tidak sedih, Nak. Mama hanya memikirkan pekerjaan di London. Apa Oliver tidak memikirkan sekolah? Memangnya kau tidak mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 74. Oliver's Request

    Selena berdiri di balkon kamar seraya menatap langit malam. Cahaya bulan dan bintang tampak begitu indah membuat Selena melukiskan senyuman samar di wajahnya. Sesaat Selena menutup mata sebentar kala embusan angin menyentuh kulitnya. Berdiri di balkon kamar menikmati suasana hening malam adalah salah satu self healing bagi Selena. Emosi yang terbendung dalam dirinya membuat Selena memilih untuk berdiam diri. Tak ada yang bisa Selena lakukan saat ini selain dirinya berusaha menghilangkan emosinya.Sejak perdebatannya tadi dengan Samuel, Selena memilih untuk sendiri. Bahkan tadi disaat jam makan malam pun, Selena meminta pengasuh untuk menjaga Oliver. Yang Selena butuhkan saat ini adalah ketenangan diri. Walau sebenarnya menenangkan diri seratus persen tidak akan mungkin. Pikiran dan hatinya sangat kacau. Selena mengatur napasnya. Lantas dia menatap hamparan kota Manhattan yang sangat indah. Letak kamar Selena di mansion Samuel berada di lantai empat. Itu kenapa Selena bisa melihat den

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 75. It's None of Your Business!

    Keesokan hari, Selena tengah sibuk di dapur membuatkan bubur untuk Oliver. Tadi pagi-pagi sekali, dokter sudah memeriksakan keadaan Oliver. Beruntung putranya itu baik-baik saja. Tak ada yang harus dikhawatirkan. Hanya saja dokter meminta Oliver untuk banyak beristirahat. “Nona, apa Anda butuh bantuan?” Suara pelayan bertanya dengan sopan pada Selena yang tengah sibuk berada di dapur. “Tidak usah, aku bisa sendiri,” jawab Selena hangat. “Baik, Nona. Kalau Anda membutuhkan sesuatu, Anda bisa memanggil saya,” balas sang pelayan dengan sopan. “Terima kasih.” Selena mengulas senyuman di wajahnya. Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Selena. Tak lama kemudian, bubur yang Selena buat telah selesai. Lantas Selena segera menuangkan bubur itu ke mangkuk. Lalu dia memberikan toping irisan salmon panggang di atas bubur yang telah dia siapkan untuk putranya. Kini Selena melangkahkan kakinya meninggalkan dapur seraya membawa bubur yang telah dia buat. Wanit

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 76. Stubborn Woman

    “Oliver, kenapa pagi-pagi seperti ini kau sudah berenang? Kau baru sembuh, Nak.” Suara Selena berseru kala melihat Oliver berenang. Tentu putranya itu tidak berenang sendiri. Oliver berenang bersama dengan Samuel. Selena yakin pasti Oliver memaksa Samuel untuk berenang. Pasalnya sejak kemarin memang Oliver merengek ingin berenang. Bukan tidak boleh tapi kondisi Oliver kemarin masih belum sepenuhnya membaik. Itu kenapa Selena melarang putranya berenang. “Mama, aku sudah sehat.” Oliver menjawab ucapan Selena kala bocah laki-laki itu muncul di permukaan bersama dengan Samuel. Tampak wajah Oliver begitu sumiringah bahagia. Sedangkan Selena hanya bisa menghela napas panjang. Saat ini, kondisi Oliver memang sudah membaik. Tapi Selena tak menyangka baru saja Oliver membaik; Samuel sudah menuruti keinginan Oliver. Jika seperti ini Selena bisa apa? “Mama, ayo berenang bersamaku dan Papa,” ajak Oliver dengan nada paksa bercampur dengan rengekan. “Tidak, Sayang. Mama sudah mandi. Kau saja b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 77. A Secret?

    “Mama? Hari ini Mama ingin pergi? Pergi ke mana, Ma?”Oliver bertanya seraya menatap Selena yang sudah rapi dan cantik dengan gaun berwarna berwarna navy dengan model one off shoulder. Bocah laki-laki itu sedikit memiringkan kepalanya, menatap sang ibu dengan tatapan begitu polos. “Mama ingin bertemu dengan teman Mama.”Selena mengalihkan pandangannya pada Oliver. Lantas wanita itu membelai pipi bulat Oliver dengan lembut seraya memberikan kecupan di pipi putrnya itu. Oliver mengerjapkan matanya beberapa kali. “Mama ingin bertemu dengan teman Mama? Siapa, Ma?” Selena terdiam beberapa saat mendengar pertanyaan Oliver. Ingin sekali Selena mengatakan pada Oliver kalau dirinya pergi bertemu dengan Dean. Tapi Selena takut kalau Oliver mengadukan pada Samuel dirinya akan pergi bersama dengan Dean. Tunggu … kenapa dia takut? Samuel tak memiliki hubungan apa pun dengannya. Dia berhak pergi dengan siapa pun! Namun, yang menjadi masalah adalah Samuel sering kehilangan kewarasannya. Pria it

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 78. Commotion

    “Bagaimana keadaan Oliver? Dia sudah membaik kan?” Suara Dean lebih dulu mengajak Selena memulai percakapan. Kini Dean dan Selena tengah menikmati makan bersama di salah satu restoran di Brooklyn. Harusnya Dean bertemu dengan Selena malam hari nanti. Tetapi Dean mempercepat pertemuannya dengan Selena di sore hari. Pria itu tak ingin menunda-nunda bertemu dengan Selena. Dan beruntung Selena bisa datang meski pertemuan lebih cepat dari yang mereka telah jadwalkan. “Baik, Dean. Oliver sekarang sudah sehat. Putraku itu kuat.” Selena menjawab ucapan Dean seraya mengambil orange juice yang ada di hadapannya dan meminumnya perlahan. Tampak Dean tersenyum samar mendengar apa yang diucapkan oleh Selena. “Oliver anak yang kuat dan cerdas,” jawab Dean hangat. “Ngomong-ngomong, Selena. Kapan kau akan pulang ke London? Apa kau masih lama di sini?” tanyanya ingin tahu. Selena terdiam beberapa saat. Dia sendiri tidak tahu bagaimana harus menjawab. Pasalnya Samuel mana mungkin membiarkannya pula

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11

Bab terbaru

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 263 – Ending Scene (Tamat) 

    Beberapa bulan kemudian … Zurich, Swiss. Langit begitu biru dan indah membaur dengan perkebunan buah anggur yang ada di Swiss. Cuaca pagi di musim semi sangatlah indah. Angin yang berembus ke kulit begitu menyejukan. Tampak tatapan Selena sedari tadi menatap Oliver yang tengah bersama dengan Javier memetik buah anggur di perkebunan. Meski ada empat pengawal yang menemani Oliver dan Javier tetap saja Selena tak bisa melepaskan tatapannya dari kedua anak laki-lakinya itu. “Sayang, Oliver bisa menjaga Javier dengan baik. Kau tenang saja.” Samuel membelai pipi Selena dengan lembut. Selena menghela napas dalam. Tatapan Selena mulai teralih ke dua bayi perempuan kembarnya yang tertidur lelap di stroller. Senyuman di wajah Selena pun terlukis hangat melihat Stacy dan Sierra tertidur pulas. Sekarang usia Stacy dan Sierra sudah 7 bulan. Tubuh kedua bayi perempuannya sangat gemuk dan sehat. Stacy yang lahir lebih dulu memiliki rambut berwarna cokelat tebal dan mata biru. Sedangkan Sierra—s

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 262 – Extra Part V 

    Miller International School, London. “Aw.” Seorang gadis kecil cantik terjatuh akibat bermain lari-larian dengan teman-temannya. Tampak lutut gadis kecil itu terluka dan mengeluarkan darah. Dengan pelan, gadis kecil itu berusaha untuk bangun tapi tubuhnya malah tak seimbang dan nyaris jatuh. Tepat dikala tubuh gadis kecil itu nyaris terjatuh, sosok bocah laki-laki yang memiliki postur tubuh tinggi menangkap gadis kecil itu. “Terima kasih,” ucap gadis kecil itu melangkah menjauh dari laki-laki yang membantunya. Namun, tiba-tiba manik mata gadis kecil itu melebar terkejut kala menatap sosok laki-laki yang telah membantunya itu. “Oliver? Kau di sini?” Mata Nicole mengerjap beberapa kali menatap Oliver. Oliver menarik tangan Nicole, mendudukan tubuh Nicole di kursi, lalu bocah laki-laki itu mengambil kotak obat yang letaknya berada di ruang kesehatan. Beruntung ruang kesehatan tidak terlalu jauh dari posisi di mana Oliver dan Nicole berada. Saat kotak obat sudah ada di tangan Oliver,

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 261 – Extra Part IV

    “Bye, Sayang. Jaga diri kalian. Jangan membuat Grandpa William dan Grandma Marsha kerepotan. Ingat kalian harus patuh pada Grandpa dan Grandma.” Selena berseru pada Oliver dan Javier yang masuk ke dalam mobil. Terlihat Oliver dan Javier kompak mengangguk patuh merespon ucapan ibu mereka. Ya, hari ini Oliver dan Javier harus pergi ke rumah William dan Marsha. Menjelang Selena melahirkan, William dan Marsha memang berada di London. Sedangkan kakak dan adik Selena lain akan tiba di London dalam waktu beberapa hari lagi. Mengingat kakak dan adik Selena tak tinggal di negara yang sama, membuat Selena tak terlalu sering bertemu dengan kakak dan adiknya. Meski demikian, komunikasi selalu terjalin dengan sangat erat. “Bye, Papa, Mama.” Oliver dan Javier melambaikan tangan mereka kompak pada Selena dan Samuel. Pun Selena dan Samuel membalas lambaian tangan anak-anak mereka. Dan ketika mobil yang membawa Oliver dan Javier sudah pergi, Selena segera masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan pada S

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 260 – Extra Part III 

    “Oh, My God! Raven, Rosalie, kenapa kalian merusak make up Mommy? Astaga! Ini make up kesayangan Mommy, Sayang.” Juliet rasanya ingin menjerit melihat semua perlengkapan make up miliknya hancur berantakan. Mulai dari koleksi lipstick, eyeshadow, foundation, dan masih banyak lainnya. Semua sudah berantakan di lantai kamar. Baru beberapa detik Juliet ke kamar mandi karena mengambil ponselnya yang tertinggal di wastafel, tapi dalam hitungan detik juga kamar sudah seperti kapal pecah. Memang kedua anaknya itu sudah sangat aktif. Sore ini, Juliet sengaja tak meminta pengasuh untuk masuk ke dalam kamarnya, pasalnya Juliet ingin mengajak kedua anaknya itu bermain sambil menunggu sang suami pulang dari kantor. Tapi alih-alih niatnya terealisasi malah kekacauan sudah lebih dulu tiba menghampiri dirinya. Sungguh, Juliet bisa-bisanya lupa kalau kedua anaknya sangatlah aktif. Alhasil koleksi make up miliknya hancur lebur. Bedak saja sudah berceceran di lantai. Terutama lipstick yang tak lagi ber

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 259 – Extra Part II 

    “Mommy, aku pulang.” Joice melangkah masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang muram. Gadis kecil cantik itu nampak lesu seperti tengah memikirkan hal yang mengusik pikirannya. Joice meletakan tas sekolah ke sofa, dan duduk di sofa itu. Jika biasanya Joice selalu riang gembira, kali ini gadis kecil itu tak seceria biasanya. “Sayang? Kau kenapa?” Brianna yang baru saja selesai menyiram tanaman, dikejutkan dengan putri kecilnya yang pulang dari sekolah dalam keadaan wajah yang muram. Padahal setiap hari, Joice selalu pulang sekolah dalam keadaan wajah yang riang gembira. “Tidak apa-apa, Mom. Aku hanya lelah saja,” jawab Joice pelan. Brianna menghela napas dalam. Brianna yakin pasti ada yang tidak beres dengan putri kecinya itu. “Katakan pada Mommy ada apa, Nak?” tanyanya seraya duduk di samping Joice. “Mommy aku ingin bertanya padamu.” “Kau ingin tanya apa, Sayang?” “Hm, apa aku ini tidak cantik, Mom?” Joice menyandarkan kepalanya di lengan Brianna. Bibir Joice mengerut, menunj

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 258 – Extra Part 

    Tiga tahun berlalu … Miller International School, London. “Oliver Maxton! Pulang sekarang! Tidak ada main basket!” Selena berkacak pinggang mengomel pada putra sulungnya yang berusia 8 tahun. Tampak mata Selena menatap dingin dan tegas putranya itu. Aura kemarahan begitu terlihat jelas di paras cantik wanita itu. Dengan keadaan perut yang membuncit, Selena mengomeli putranya di tengah jalan. Ya, saat ini Selena tengah mengandung untuk ketiga kalinya. Ulah Samuel membuat Selena hamil lagi. Hanya saja kali ini berbeda. Kehamilan ketiga ini, Selena hamil bayi kembar. Sungguh, Selena berjanji setelah ini dia akan steril tak ingin lagi memiliki anak. Tubuhnya baru saja langsing tapi sudah harus bengkak lagi. Padahal niat Selena adalah memiliki dua anak. Tapi ternyata malah kecolongan. “Ck! Ma, guru sudah menghukumku time out. Mama kenapa menghukumku juga? Nanti aku akan menghubungi Grandpa William. Aku akan meminta Grandpa William memecat guru yang sudah berani menghukumku,” tukas Oli

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 257 – Perfect Ending 

    Beberapa bulan kemudian … Fistral Beach, Newquay, UK. Deburan ombak menyapu kaki telanjang Juliet. Angin berembus menerpa kulit Juliet membuatnya Juliet memejamkan matanya sebentar, menikmati keindahan musim panas. Tampak Rava begitu setia mengikuti langkah kaki Juliet. Sesekali Juliet menatap banyak anak muda yang siap-siap untuk berselancar. Fistral Beach memang salah satu pantai di Inggris yang menjadi tempat favorite untuk berselancar. Kandungan Juliet kini telah memasuki minggu ke dua puluh tiga. Perut Juliet sudah membuncit. Tubuhnya pun mulai mengalami kenaikan berat badan, namun tak terlalu parah. Pasalnya selama hamil, Juliet tak terlalu nafsu makan. Meski sudah dipaksa oleh Rava, tapi tetap saja Juliet menolak. Trimester pertama, Juliet mengalami mual hebat sampai tak bisa makan apa pun. Rava sampai harus meminta dokter mengontrol Juliet setiap hari karena Juliet tak bisa makan. Dan beruntung sekarang kondisi Juliet sudah jauh lebih baik. Ngomong-ngomong, anak yang ad

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 256 – Dean and Brianna’s Sweet Moment 

    Seoul, South Korea. Angin berembus di kota Seoul begitu menyejukan. Musim semi adalah salah satu musim terbaik di Seoul. Bunga Sakura banyak tumbuh dengan indah. Salah satu kota di Benua Asia yang menyajikan keindahan dan budaya setempat yang kental. Kota ini adalah kota yang dipilih oleh Dean dan Brianna menikmati bulan madu indah mereka. Selama di Seoul, Dean dan Brianna selalu mengabadikan moment-moment indah mereka. Moment di mana tak akan pernah mereka lupakan. Dua insan itu akhirnya telah menjadi satu setelah banyaknya rintangan. Meski tak mudah, tapi Dean dan Brianna membuktikan mereka mampu bersatu. “Sayang, ayo bangun. Kenapa jam segini kau belum bangun juga?” Brianna menggoyangkan bahu Dean, meminta suaminya itu untuk bangun. Waktu menunjukan pukul 10 pagi. Brianna ingin segera jalan-jalan menikmati indahnya kota Seoul. Meski lelah karena selalu olahraga malam, tapi Brianna tak mau menyia-nyiakan moment bulan madunya dengan sang suami tercinta. Dean menggeliat mendengar

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 255 – Dean and Brianna’s Wedding

    Sebuah hotel mewah di London telah dipadati oleh wartawan yang lebih dulu hadir. Dekorasi ballroom hotel itu tampak memukau. Hiasan mawar dipadukan bunga lily dan batu Swarovski begitu indah menawan. Red carpet yang terpasang di lantai seakan memberikan sentuhan mewah. Ballroom hotel megah ini telah disulap layaknya tempat di mana pangeran dan putri akan menikah. Nuansa tema kental kerajaan melekat di ballroom hotel megah itu. Ya, hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan oleh Dean dan Brianna. Hari di mana mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Setelah banyaknya rintangan yang mereka hadapi akhirnya Dean dan Brianna dapat melewati badai masalah yang hadir. Takdir memang memiliki caranya sendiri menunjukan siapa belahan jiwa kita yang sebenarnya. Harusnya Dean menikah dengan Juliet, tapi ternyata takdir Dean adalah Brianna. Sedangkan Juliet menikah dengan Rava. Pun dulu Samuel tak menyetujui hubungan Dean dan Brianna. Samuel adalah satu-satunya orang yang menentang hubu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status