“Marvin?” Suara manja Kejora membuat perasaan Marvin tidak enak.“Yes, baby girl?” Marvin menjawab juga.“Boleh aku yang menyetir mobilmu?” Kejora bukan bertanya tapi memohon.Marvin menghentikan langkahnya, lelaki itu masih berada di halaman depan rumah Kejora setelah pamit kepada Kalila untuk membawa Kejora menghabiskan malam minggu di luar.“Tapi ijinkan aku memanggilmu dengan sebutan baby girl.” Marvin memberikan syarat.“Terserah kamu mau memanggilku apa.” Kejora mengangkat kedua bahunya tidak peduli, ia juga bukan milik pria manapun lagi sekarang. Tidak akan ada yang keberatan jika Marvin memanggilnya dengan sebutan baby girl.“Oke!” Marvin melempar kunci mobil yang dengan mudah Kejora tangkap.Akhirnya Kejora yang mengemudi supercar milik Marvin.Mobil mewah berharga fantastis yang hanya diproduksi beberapa unit saja dan tersebar di seluruh dunia.Awalnya Marvin merasa baik-baik saja ketika mobil melaju di jalanan kota, bukan sekali ia meminta Kejora duduk di belakang kemudi k
Apakah sebenarnya Elma mencintai Arjuna?Jawabannya adalah Elma sendiri tidak yakin karena ia hanya menginginkan perhatian yang besar dari Arjuna, pria yang ia anggap masih tergila-gila padanya.Elma meminta Arjuna untuk memberikan kejutan kencan malam minggu.Maka Arjuna berencana membawa Elma untuk makan malam romantis.Keputusannya memilih Elma harus disertai dengan hatinya yang konsisten membangkitkan kembali perasaan cintanya kepada Elma.Ia telah kehilangan Kejora jangan sampai pengorbanan itu menjadi sia-sia.Arjuna harus bahagia bersama Elma dan wanita itu harus sembuh mentalnya.Sebuah restoran mewah sudah Arjuna pesan untuk makan malam romantis bersama Elma.Sengaja Arjuna meminta ijin pulang setelah berhari-hari menginap di apartemen Elma.Dengan alasan agar kencan mereka sempurna, akhirnya Elma mengijinkan.Berbekal sebuket bunga dan stelan jas tanpa dasi, Arjuna melangkah menyusuri lorong apartemen Elma.Berkali-kali Arjuna membangun mood baik agar kencannya berjalan lanc
Salah satu penghilang stress bagi Kejora adalah mengunjungi toko yang menjual peralatan kosmetik juga skin care.Keranjang kecil yang di tenteng Kejora nyaris penuh setelah ia menghabiskan waktu selama satu jam di dalam sana diikuti Marvin yang sabar menemaninya membeli banyak masker.Mulai dari masker wajah, bibir, mata, jari hingga kaki. Kejora juga membeli pelembab untuk seluruh anggota tubuhnya.Selain itu Kejora membeli alat pijat wajah, sebetulnya ia sudah memilikinya tapi ingin mengganti yang baru dengan warna yang lebih menarik.Spin spa cleaning facial brush juga tidak luput dari keranjangnya.Marvin tidak mengerti untuk apa Kejora memborong itu semua karena menurutnya sang gadis sudah cantik tanpa harus memakai masker atau alat seperti itu.Apa Marvin tidak berpikir jika Kejora bisa cantik dan mulus adalah karena rajin merawat dirinya.“Apa kamu capek, Marv?” Kejora bertanya basa-basi.“Nope!” balas Marvin berdusta.Kejora hanya tersenyum menanggapi dengan matanya yang terus
Kejora menatap ponselnya, ada tiga puluh panggilan terjawab dari Arjuna.Mau apa Arjuna menghubunginya seniat itu?Ibu jari Kejora refleks membuka pesan yang dikirim Arjuna.Arjuna : Kejora, kamu dimana?Arjuna : Apa yang kamu lakukan bersama Marvin?Kening Kejora berkerut, tau dari mana pria itu jika dirinya sedang bersama Marvin.Jadi dia dengan keras kepala menghubungi Kejora hanya karena mengetahui jika Marvin sedang bersamanya?Kejora mendengus sebal. “Lo ngelepasin gue tapi gue enggak boleh sama cowok lain sementara lo enak-enakan nidurin cewek lain, dasar kampret!” gumam Kejora kesal.Ibu jarinya mulai mengetik pesan balasan untuk mantan kekasihnya itu.Kejora : I’m the first to say that i’m not perfect.Kejora : And you the first to say you want the best thing.Kejora : But Now I know a perfect way to let you go.Kejora : Give my last hello, hope it’s worth it. Here’s your perfect.Arjuna mendengus sebal membaca balasan pesan Kejora yang merupakan lirik lagu dari Jamie Miller
“Apa Marvin menyakitimu?” Arjuna mengalihkan tatapannya sekilas dari kemudi saat bertanya demikian.“Kejora masih perawan, kalau itu jawaban yang Abang cari ... Marvin enggak pernah ngelewatin batas,” jawab Kejora dingin.“Aku minta maaf, Kejora ... .” “Udah lah, Bang ... Kejora males.” Kejora juga mengucapkannya dengan malas-malasan.Ia tidak ingin membahas keputusan pria itu lagi, Arjuna mungkin memiliki beribu alasan tapi Kejora tidak bisa menerimanya.“Hermes merindukan Mamanya, kenapa kamu menghindariku? Kamu bisa datang kapanpun untuk menemui Hermes.” Arjuna mengalihkan pembicaraan.“Kejora dateng, tapi pas Abang nginep di apartemen perempuan itu.” Betapa puasnya perasaan Kejora ketika menyinggung tentang hal itu.Arjuna menoleh, cukup lama memandang Kejora sambil menunggu lampu merah berubah hijau.“Kamu enggak berpikir aku—“ “Terserah, dia cewek Abang ... Abang mau tidur sama dia ... Abang mau nikah sama dia atau Abang mau hamilin dia duluan, terserah ... Kejora enggak pedul
Langkah Fabiola terhenti di depan pantry yang pintunya terbuka sebagian, suara dari dalam sana sungguh membuat ia jengah.“Jam berapa ini Arjuna? Kamu tidak menjemputku, kamu juga belum sampai di kantor ... semalaman kamu mematikan ponselmu, apa yang sebenarnya kamu lakukan kemarin???” Teriakan Elma semakin kencang ketika Fabiola masuk ke pantry.Elma sedang berdiri membelakanginya dengan ponsel menempel pada telinga, wanita itu sibuk memarahi Arjuna sambil menatap ke arah luar.Mug milik Elma yang barisi kopi masih ngepul ada di atas meja.Fabiola mengambil toples garam ketika melewati mini kitchen set, memasukan lima sendok garam ke dalam mug lalu ia aduk sebentar.Matanya mengawasi Elma yang masih membelakanginya sambil marah-marah mencecar Arjuna yang berada di ujung sambung telepon.Wanita itu menjadi penguasa kantor ini setelah keluar dari rumah sakit.Para sahabat prianya memperlakukan Elma seperti seorang ratu sampai Arnya sudah tidak memiliki harga diri lagi karena Elma sela
Kejora memandang meja kosong yang tidak jauh dari tempat ia duduk saat ini.Meja itu adalah meja yang di duduki oleh pria tampan yang pernah dengan tidak sengaja Kejora menumpahkan kopi ke jasnya. Ya, coffe shop ini adalah tempat pertama kali Kejora bertemu Arjuna. Walaupun Arjuna tampak kesal tapi saat itu Kejora malah menyukainya, untuk pertama kali jatuh cinta kepada Arjuna dengan cara yang aneh.Setelah itu beberapa bulan lamanya ia mengejar cinta Arjuna hingga akhirnya sang Arjuna membuka hati lalu tidak lama kemudian memutuskannya.Kejora terhenyak dari lamunan tentang Arjuna saat kedua tangannya di genggam seorang lelaki yang kini duduk di sebrang meja.“Kopimu sebentar lagi datang,” ucapnya sambil menatap Kejora dan mengusap punggung tangannya dengan ibu jari.Dari dulu Marvin memang selalu seenaknya, melakukan sentuhan tanpa peduli jika Kejora mengijinkan atau tidak.Kejora menarik tangannya namun si lelaki tampan dengan mudah menahan.Tidak ada senyum di bibirnya, tatapan
Arjuna melangkah gontay memasuki nightclub yang sudah jarang disambanginya.Matanya langsung tertuju pada meja bar dimana Elma sedang menelungkup di sana.Benar kata Giska jika wanita itu mabuk berat, kemana teman-temannya? Tidak mungkin Elma datang ke sini sendirian, mata Arjuna memindai ke sekeliling ruangan yang pekat dengan bau alkohol itu dan indra penglihatannya menangkap teman-teman Elma sedang meliuk-liukan tubuhnya di lantai dansa.Arjuna mengembuskan napas kasar dengan kepala menggeleng samar.Mereka mengaku teman tapi membiarkan Elma mabuk berat dan tidak bersedia mengantar pulang sampai harus menghubungi Giska dan Giska meminta pertolongannya.“Elma!” panggil Arjuna seraya mengguncang tubuh Elma.Wanita yang berstatus kekasihnya itu tidak bergerak sedikitpun.Dengan sangat terpaksa Arjuna harus menggendong Elma.“Mau dibawa kemana?” tanya salah satu teman Elma yang menghampiri mereka.“Pulang!” jawab Arjuna singkat.“Aku mengenalmu,” katanya lagi entah apa maksudnya.“Ten
“Morning my handsome Daddy,” sambut Angel yang sudah duduk di meja makan.“Selamat pagi Putri Daddy yang paling cantik,” balas King menggunakan bahasa Indonesia agar anak-anaknya tidak melupakan tanah kelahiran sang MommyKing mengecup kepala Angel yang berumur empat tahun lalu mengusap kepala El dan Ev secara bergantian. Ia pun duduk di singgasananya, kursi yang berada di ujung meja.“Siap untuk ke sekolah?” King bertanya kepada tiga anaknya. Mereka sangat lucu memakai pakaian sekolah dengan jas dan dasi untuk anak laki-laki sementara anak perempuan menggunakan blazer dan syal.Kalila yang selalu cantik meski di rumah saja datang menghampiri diikuti para pelayan yang membawa menu sarapan pagi.“Hari ini Daddy yang akan mengantar kalian,” ujar Kalila sambil membenarkan dasi yang melingkar di leher King.“Oke Mom,” balas El dan Ev kompak.Kalila mengisi piring kosong ketiga anaknya dengan menu sarapan pagi yang telah ia buat, tidak lupa ia juga melayani sang suami tercinta lengkap den
Saat ini perusahaan yang dibangun Arjuna dengan kerja kerasnya sedang berada di puncak kejayaan.Pria itu juga menikah dengan gadis yang sangat dicintainya. Sudah dikaruniai seorang Putri cantik yang empat bulan lalu lahir dengan cara normal.Arjuna menyaksikan sendiri buah cintanya bersama Kejora lahir ke dunia.Semua itu menjadikan Arjuna sebagai pria paling berbahagia, hidupnya terasa sempurna.Lelah akibat seharian bekerja, sirna seketika saat melihat Kejora sedang bermain bersama Princes di atas ranjang mereka.“Papa pulang!” Kejora berseru bahagia membuat Princess menoleh.Senyum Arjuna melebar, akhirnya ia bisa melihat Princes secara langsung setelah seharian bekerja dan hanya mendapat kabar dari sang istri yang mengirimkan banyak foto sang Princes.Kini galeri hingga walpaper di alat komunikasi canggih itu penuh berisikan foto-foto Princes.“Papa ganti baju dulu ya.” Arjuna harus membersihkan diri dan mengganti pakaian sebelum memeluk Princes.Jarang-jarang Arjuna mandi di ma
Kebahagiaan karena kelahiran anggota keluarga baru hanya bertahan sementara karena saat ini di ruang tunggu rumah sakit sudah berkumpul kembali orang-orang yang menyayangi Kalila termasuk kedua mertuanya.Mereka semua berharap banyak dan tidak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Kalila dan sang janin.King tidak sempat membawa Kalila ke Hamburg, kondisi Kalila yang lemah karena pendarahan hebat membuatnya memasrahkan keselamatan sang istri beserta calon anaknya pada Dokter terbaik di rumah sakit itu.Tadi Dokter mengatakan jika janin yang baru menginjak tiga puluh minggu itu harus dikeluarkan.Tubuh King melemas setelah mendengarnya terlebih ia merasa tidak berguna duduk di sini sementara sang istri sedang bertaruh nyawa di atas meja operasi.“Kalila dan bayimu akan selamat,” ujar Arjuna menenangkan.“Kembalilah ke kamar dan temani Kejora, dia lebih membutuhkanmu.” King merasa tidak enak hati karena Arjuna harus menemaninya, sahabatnya itu meninggalkan Kejora di kamar rawat.“Betu
Satu yang ingin Elma lakukan setelah keluar dari rumah sakit jiwa yaitu menghancurkan hidup Arjuna.Ia telah mendengar dari para sahabatnya jika Arjuna telah menikah dengan Kejora dan hidup bahagia.Dengan sengaja Arjuna menyingkirkannya, memasukan dirinya ke rumah sakit jiwa hanya untuk bersama Kejora.Dendamnya bertahun-tahun ia pendam dan harus segera terbalaskan, hidupnya tidak akan tenang sebelum melihat Arjuna dan Kejora menderita.Kebetulan sekali saat Elma keluar dari rumah sakit jiwa, ia mendengar bila Kejora sedang hamil besar dan tidak lama lagi akan melakukan persalinan.Elma menahan dirinya untuk melampiaskan dendam hingga hari itu tiba.Ia telah mengatur sebuah rencana untuk membalaskan dendamnya dan di sini lah ia sekarang.Di rumah sakit dimana Kejora melakukan persalinan, langkah Elma begitu mantap menuju ruang bayi.“Permisi, boleh saya tau yang mana bayi dari Tuan Folke?” Elma bertanya pada salah satu suster penjaga.Ekspresi wajah sang suster berubah antisipasi. “S
“Sayang?” Arjuna sontak menegakan tubuhnya, pria itu terkejut karena tidak menemukan sang istri di atas ranjang mereka.“Kejora? Sayaaang?” Arjuna melompat dari atas ranjang menuju kamar mandi namun sang istri tercinta yang beberapa minggu ini sedang merajuk, tidak ia temukan juga.Arjuna mengusap wajahnya kasar, khawatir Kejora minggat karena masalah Elma belum juga usai meski segala kalimat janji untuk tidak meninggalkan Kejora telah Arjuna lontarkan.Salah siapa pernah meninggalkan Kejora dan memilih Elma? Kejora jadi tidak mempercayai ucapan Arjuna lagi meski terkadang jika mood Kejora sedang baik—perempuan itu akan bersikap manis terutama ketika jadwal mereka bercinta.Tidak sengaja Arjuna menoleh ke jendela dan mendapati sang istri berada di halamanan depan sedang melakukan peragangan menggunakan stelan olah raga untuk Ibu hamil lengkap dengan sepatu.“Sayaaaang?” panggil Arjuna setelah membuka jendela dengan tergesa-gesa.Kejora mendongak, menghalau pandangannya dari sinar mat
“Gadismu sudah tidur ... dia menyenangkan,” ujar Celena saat keluar kamar.Ditutupnya pintu dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Kejora yang baru saja terlelap setelah menangis dan mencurahkan kembali isi hati kepada Celana setibanya mereka di Griya Tawang karena Marvin harus kembali ke kantor.“Dia menyukaimu,” balas Marvin, berdiri tepat di depan Celena dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana.Pakaiannya sudah lusuh selusuh raut wajahnya yang tampak lelah.Sebelum kembali ke kantor, Marvin membawa Kejora dan Celeneake Griya Tawang lalu meninggalkan mereka berdua di sana.Ia tidak mengira jika Celena mau menemani Kejora hingga dirinya pulang bekerja.“Aku pulang,” kata Celena dengan senyum manis.Langkahnya tertahan saat hendak melewati Marvin, pria itu mencengkram tangannya.“Terimakasih Celena,” ucap Marvin sambil menatap dalam bola mata hazel milik Celena.“Kamu ingat namaku?” Celena tampak terkejut.“Tentu ... baru siang tadi kamu memuaskanku.” Ekspresi menyebalk
“Kamu kenapa sih sayang? Cemberut terus, hem?” Arjuna bertanya kepada istrinya yang sedang mengatur sarapan pagi.Di peluknya tubuh jenjang yang kini sedikit melebar itu karena sedang mengandung.Lantas ia kecup pipi bulat Kejora cukup dalam hingga kepala sang istri miring beberapa derajat ke samping.Semua perlakuan romantis itu tidak juga membuat Kejora tersentuh karena akhirnya perhari ini ia bisa menunjukan kekeselannya kepada Arjuna. Beberapa hari ia menahan diri, menghormati mertuanya yang sedang mengunjungi mereka dan selagi mereka meninjau bisnisnya ke kota lain—Kejora bisa melampiaskan kekesalannya kepada Arjuna.“Diem ah ... lepasin! Ngeselin!” Kejora berseru pelan.“Sayaaaang.” Arjuna membalikan tubuh Kejora hingga perut mereka bersentuhan namun tidak dengan dada mereka.“Abang salah apa lagi kali ini?” Arjuna bertanya lembut. Tidak lupa ia mengecup sekilas bibir sang istri yang mengerucut.“Kenapa Bang Juna enggak bilang kalau masih suka nengokin Elma ke rumah sakit jiwa
“Sakit sayang?” Arjuna bertanya saat menghentak Kejora dari atas, ia menahan tubuhnya dengan sikut dan lutut agar tidak menekan perut Kejora yang sudah membesar.Sang istri menggelengkan kepala namun matanya terpejam erat seperti sedang merasakan sakit atau ngilu.Padahal itu hanya prasangka Arjuna saja yang merasa khawatir dengan apa yang dirasakan Kejora dan janin yang ada di dalam rahim.Pada kenyataannya Kejora menikmati setiap kali kegiatan bercinta mereka bahkan gairah dan hasratnya meningkat dua kali lipat semenjak mengandung.Mungkin pengaruh dari hormon kehamilan yang sekarang sedang menguasainya karena setiap kali mereka bercinta, Kejora selalu sampai lebih dulu bahkan ia bisa merasakan pelepasan hingga dua kali dalam satu ronde.“Sakit sayang?” Arjuna bertanya lagi setelah merubah posisinya.Kini pria itu menyendok dari belakang Kejora. “Abang ... jangan nanya terus donk, Kejora enggak bisa konsentrasi nih,” protes sang istri.“Abang khawatir kamu sama bayi kita sakit sayan
Meski Kalila sudah tidak memimpin perusahaannya lagi tapi sebagai sekutu pasif yang memiliki saham besar di perusahaan tersebut membuat pendapatnya masih dibutuhkan dalam mengambil sebuah keputusan besar.Baru saja ia dan para pemimpin diperusahaan itu termasuk Andreas—penggantinya, selesai melakukan rapat.Jam menunjukan pukul delapan waktu Berlin dan sudah satu jam berlalu dari saat King pulang ke rumah hanya menyapanya sebentar memberikan pelukan disertai kecupan lalu meninggalkan Kalila di perpustakaan untuk melakukan meeting online.Kalila menutup laptop lalu merapihkan berkas menjadi satu di atas meja.Ia hanya menggunakan dress rumahan dengan blazer yang biasa dipakai ke kantor.Rindu rasanya berkutat dengan tumpukan berkas, tanda tangan, menganalisis laporan dan membuat target untuk dicapai selama satu tahun.Bertemu klien, memakai stelan kerja yang rapih dan heels.Kalila menggelengkan kepala, menghempaskan pikiran tersebut dan berusaha move on dari kenangan akan masa lalunya