Home / Romansa / Jerat Pesona Ayah Anakku / Janji Untuk Berjuang

Share

Janji Untuk Berjuang

Author: Amarta Bleue
last update Last Updated: 2023-09-13 21:40:23

"Bunda! Arka senang sekali hari ini! Terima kasih ya, Bunda!"

"Iya, Sayang! Sama-sama ya, bunda juga senang sekali karena sudah mendapatkan kejutan dari Arka hari ini," sahut Kara seraya mengecup pelan pipi tembam anak lelakinya.

Arka mengangguk, seraya tersenyum. Sambil tiduran dan menatap langit-langit kamarnya, Arka tak bisa melupakan semua kebahagiaannya hari ini begitu saja. Ia senang bisa menghabiskan waktunya bersama sang bunda dan Om Baik kesayangannya seharian ini, karena baginya itu semua adalah momen yang sangat berharga.

"Bunda? Bunda suka enggak sama gelangnya? Itu yang milih Arka loh, dan Om Baik yang membayarkannya," ucap anak kecil itu seraya melihat ke arah sebuah gelang cantik yang telah melilit di tangan sang ibunda tiba-tiba.

"Tentu bunda suka dong, Sayang! Terima kasih ya, bunda suka sekali!"

Kara kembali mengecup ujung rambut Arka seraya memeluknya dengan rasa kasih sayang. Kara benar-benar tak sabar menunggu kedatangan Barra, karena rencananya malam ini ia akan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Pertemuan Pertama

    "Hufftt!"Kara mendesah pelan, ketika baru menyadari sebuah pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya. Sudah ada beberapa panggilan masuk yang tak terjawab sebelumnya, akan tetapi tadi dirinya terlalu terlelap sehingga tak menyadarinya."Berarti hari ini aku harus mengantarkan Arka ke kantor Barra sendirian? Dan itu berarti aku harus berhadapan langsung dengan ibunya?"Kara bertanya-tanya di dalam hati, sambil mencoba menghubungi Barra kembali. Kemarin Barra memang sempat mengutarakan padanya, bahwa hari ini adalah jadwal Arka untuk mempersiapkan pemotretan kedua dengan salah satu brand pakaian milik ibunya. Namun sayang pria itu belum sempat menjelaskan lebih lanjut lagi, dan sekarang sama sekali tak menjawab panggilannya karena mungkin sedang sangat sibuk atau sedang dalam berada di perjalanan.Barra, pada akhirnya pria itu memang tak jadi pulang untuk menemui Kara karena harus mengantarkan ayahnya yang tiba-tiba drop ke rumah sakit besar ya

    Last Updated : 2023-09-14
  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Penolakan Keras

    "Oh, astaga. Ternyata kamu di sini?"Barra seketika menoleh dan menghela napas, tepat sesaat menyadari siapa sosok yang baru saja datang ke depan ruang rawat ayahnya. Ia memutar matanya malas, seraya hendak berlalu begitu saja tanpa mempedulikan sosok itu."Tunggu, Barra! Kamu mau ke mana? Aku baru saja datang, dan kamu mau pergi?" tanya wanita itu dengan sorot mata kecewa."Ada beberapa hal yang harus ku—""Barra, aku mohon jangan menghindar dariku seperti ini. Aku bukanlah kuman yang harus kamu hindari, Barra. Aku buru-buru menghampirimu ke sini, karena merasa sangat khawatir denganmu dan ayahmu," potong Clarissa memelas, dengan manik matanya yang semakin membulat penuh harap.Clarissa, wanita itu pada akhirnya memang berhasil menemui Barra. Tampilannya juga sudah tak seburuk tadi pagi, bahkan di tangannya kini juga ada parcel buah yang sudah dihias dengan sangat cantik demi mengambil perhatian Barra dan calon ayah mertuanya."

    Last Updated : 2023-09-15
  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Teman Lama

    "Kara? Kara Isabelle 'kan?"Sekali lagi Kara membeku, melihat pria bermata biru yang sama sekali tak pernah ia sangka. Kedua netranya membulat, begitu juga dengan mulutnya yang entah kenapa mendadak kelu."Hey, Jack! Sejak kapan kau ke sini? Kenapa tidak bilang-bilang dulu?" sambar Avaline yang langsung menyapa pria seumuran anaknya itu dengan ramah.Avaline memeluk Jack dengan hangat. Dan tak hanya itu saja, Jack juga menyalami wanita tersebut dengan hormat layaknya sudah memiliki hubungan kekerabatan yang cukup dekat. Sementara Kara, ia yang melihatnya pun hanya bisa diam dengan perasaan yang semakin kikuk.Jackson Xavier, kenapa pria itu bisa ada di sini dan sangat mengenal Avaline? Kara bertanya-tanya di dalm hatinya."Aku baru saja sampai sini, Tante. Aku hanya ingin memberikan ini. Mommy pernah bilang kalau Tante sangat menyukainya bukan? Sekalian tadi Mommy juga titip salam untuk Tante," ucap pria yang tak kalah tampan dari Barra tersebut, seraya memamerkan sebuah bingkisan yan

    Last Updated : 2023-09-16
  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Kecurigaan Avaline

    "Apa kamu sama sekali tidak mau berteman lagi denganku?""Bukan begitu, Jack ...."Kara menunduk lemas, karena pada akhirnya ia tak bisa menghindar dari segala pertanyaan Jackson. Sesekali dirinya menarik napas dalam untuk menenangkan diri, sampai akhirnya kembali memberanikan diri menatap balik sorot mata yang sedari tadi tak kunjung berpaling dari wajahnya itu."Maafkan aku, Jack. Ada beberapa masalah yang sampai saat ini aku belum bisa ceritakan padamu," lanjut Kara seraya kembali berpaling ke arah lain.Jack yang mendengarnya pun mendesah frustasi. Ia tak suka melihat Kara yang sangat menutup diri padanya seperti ini, seolah dirinya hanyalah orang asing yang baru dikenal.Walau sekarang Kara sudah memiliki anak dan beberapa perbedaan yang lain, akan tetapi tetap saja menurutnya itu tidak dapat dijadikan sebuah alasan untuk menjauh darinya. Sedari awal ia benar-benar tulus ingin berteman dengan wanita berparas cantik alami tersebut, me

    Last Updated : 2023-09-16
  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Sebuah Ultimatum Keras

    "Bu ...."Kara langsung kesulitan membasahi tenggorokannya sendiri, terlebih saat ini Avaline menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam dan intens."Kalau tadi aku tidak salah dengar, kau menyebut nama Barra bukan?" tanya Avaline sekali lagi, hingga membuat cengkraman Kara pada ujung bajunya semakin menguat.Siapa yang akan menyangka kalau perempuan itu akan tiba-tiba datang dan memergoki dirinya yang sedang melakukan panggilan video dengan Barra?Andai saja Kara tahu, pasti ia akan segera menghindar. Kara tak menyangka kalau semuanya akan terbongkar secepat ini, apalagi saat ini bisa dilihatnya dengan dengan jelas raut wajah ketidaksukaan suka Avaline padanya."Jawab pertanyaanku, Kara! Kau habis menghubungi Barra bukan?" tanya Avaline kembali dengan tatapannya yang semakin menyelidik.Pelan tetapi pasti, langkah tegap Avaline mulai bergerak maju. Beberapa peluh pun mulai membasahi sebagian tubuh Kara, terlebih wanita pintar dan kaya raya itu semakin mengeluarkan aura intimidasi ya

    Last Updated : 2023-09-18
  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Siapa yang Akan Menyerah?

    "Bunda? Kenapa kita harus pindah lagi?"Arka bertanya seraya mengerjap ke arah beberapa baju dan tas yang baru saja dirapikan oleh bundanya. Anak kecil itu nampak tak mengerti, terlebih saat ini kedua mata sang bunda terlihat membengkak seolah habis menangis seharian penuh.Tak terasa seminggu sudah Kara menjalani hari-harinya dengan perasaan yang tak menentu. Hubungannya dengan Avaline, kian terasa semakin menjauh. Wanita yang umurnya hampir setengah abad itu sangat jelas berusaha menghindar dirinya, dan bahkan untuk hari ini saja ibu kandungnya Barra tersebut sama sekali tak menyapa dan mengabaikan keberadaannya.Sementara Barra? Pria itu sepertinya semakin sibuk di sana. Kara sulit sekali menghubunginya, terlebih hampir di setiap malam Arka bertanya kabar tentang pria tersebut padanya."Bunda? Bunda kok melamun? Arka cuma mau tanya, kenapa kita harus pindah dari sini Bunda? Kan Om Baik belum pulang," lanjut anak kecil itu, seraya menarik ujung

    Last Updated : 2023-09-19
  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Bukan yang Diharapkan

    "Apa? Sudah dari tiga hari yang lalu?"Barra membulatkan matanya tak percaya, begitu mendengar penjelasan dari salah satu petugas keamanan apartemennya. Ia sungguh tak mengerti dengan apa yang telah terjadi pada Kara beberapa hari ke belakang ini, hingga membuat wanita itu nekat meninggalkan tempat tinggalnya begitu saja tanpa mengantongi izin darinya."Iya, Pak. Sepertinya mereka juga sudah dijemput oleh seseorang, karena orang itu juga sempat membantunya membawakan beberapa barang," jelas sang petugas keamanan, hingga membuat Barra semakin berpikir keras.Apa Kara mempunyai keluarga atau kerabat lain yang bisa membantunya? Atau itu hanya supir taksi online yang sudah dipesannya? Entah, Barra tak tahu karena saat ini ia sama sekali tak mempunyai petunjuk apa pun.Pusing memikirkan segala kemungkinan, akhirnya Barra pun memutuskan untuk kembali ke mobil. Ia tak peduli dengan tubuhnya membutuhkan istirahat berkat perjalanan udara yang baru saja dijalaninya, karena di dalam otaknya saat

    Last Updated : 2023-09-20
  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Mana Janjimu yang Dulu?

    "Apa maksudmu, Jack? Tolong jangan sembarang menebak, karena ini sama sekali bukan urusanmu!" Kedua netra Kara menyipit, menyorot tak suka ke arah seorang pria yang sedari dulu gemar membantunya tersebut.Jack memanglah orang yang sangat baik, akan tetapi bukan berarti pria itu bisa dengan mudahnya ikut campur dengan semua urusan pribadinya. Kara jelas merasa tak nyaman, jika semua urusan pribadinya diketahui oleh orang lain."Ternyata tebakanku benar bukan?" ucap Jack yang langsung bisa mengartikan tatapan marah Kara padanya."Benar atau pun tidak benar, itu bukan urusanmu!" tekan Kara tegas, dengan menatap dua manik mata biru Jackson secara langsung.Jack, pria itu hanya tersenyum singkat menanggapi kemarahan Kara. Ia tahu wanita itu tak benar-benar marah kepadanya, karena Kara pasti hanya sedang berusaha menutupi masalahnya saja."Aku tahu ini sama sekali bukan urusanku, Kara. Akan tetapi, jelas aku tidak bisa melihatmu terus seperti i

    Last Updated : 2023-09-21

Latest chapter

  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Keajaiban

    "Maaf kalau kehadiranku di sini mengejutkanmu, Kara. Akan tetapi Barra memintaku untuk menjagamu di sini sesaat, dia sedang menemui Arka yang kebetulan baru saja sadar," tutur Avaline pelan hingga membuat Kara mengerjap sesaat.Yang di hadapannya ini, benar Avaline ibu kandungnya Barra bukan? Kenapa wanita itu bisa tiba-tiba berubah selembut ini padanya? Apakah ini sebuah keajaiban? Atau malah hanya sebuah mimpi? "Bu ...."Kara tak sempat menyelesaikan kata-katanya, berkat pelukan Avaline yang sangat tiba-tiba. Jujur, ia sungguh tidak tahu telah melewati hal penting apa selama pingsan tadi. Dirinya masih tak menyangka, terlebih ibu kandungnya Barra tersebut bisa memeluknya dengan sangat erat seperti ini."Barra sudah menceritakan semuanya padaku, Kara! Tolong maafkan semua sikap tidak pantasku padamu! Aku benar-benar sudah sangat menyesal, karena telah menganggapmu yang tidak-tidak dan membuatmu serta cucuku sendiri menderita!" ucap Avaline langsung dengan kian memeluk erat wanita mu

  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Sama-sama Tersiksa

    "Apa? Ayah kandungnya?"Orang tuanya Clarissa berikut para tamu yang lain langsung kompak bergumam, dengan dua netra yang membulat. Suara riuh desas-desus pun kian terdengar di telinga Avaline. Wanita itu seketika merasa malu, hingga kembali berusaha mendorong tubuh Kara."Tunggu, Mom! Jadi Arka kecelakaan, Kara?" Barra segera mencegah, dengan menatap ke arah bundanya Arka tersebut dengan penuh serius dan khawatir."Iya, Barra. Dia sudah ditemukan oleh salah satu anak buah Jack, tetapi...." Kara tak sanggup melanjutkan bercerita, karena kini perasaannya kembali hancur ketika mengingat Jack yang telah berupaya mencelakai anaknya.Sementara Avaline, ia kian panik tak karuan ketika mendapati tatapan tajam dari kedua calon besannya. Ia seolah bingung ingin beralasan apa, hingga akhirnya hanya bisa berusaha menarik Kara dan membuat wanita itu menjauh dari anaknya."Sudah cukup semua karanganmu hari ini, Kara! Barra dan Clarissa akan menikah! Jadi—""Aku ikut bersama Kara!" potong Barra mem

  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Antara Hidup dan Mati

    "Apa? Jadi stok darah di rumah sakit ini habis?"Tubuh Kara kian bergetar lemas, mendengar kenyataan yang lagi-lagi sangat menyiksa dirinya. Dengan sekuat tenaga, ia mencoba untuk tetap terlihat tegar. Namun sayang nyatanya tak bisa, apalagi kondisi anaknya saat ini semakin memburuk dengan membutuhkan donor darah yang sangat sulit untuk dicari."Maaf, Bu. Kami pihak rumah sakit juga sudah berusaha mencari, tetapi memang benar-benar sedang habis. Apalagi darah yang dibutuhkan oleh anak ibu cukup langka. Kami di sini jarang menemuinya, sehingga mungkin ibu bisa menghubungi kebarat terdekat yang mempunyai golongan darah yang sama."Kara terdiam mendengar penuturan tersebut. Ia tentu tak mempunyai kerabat lain, terkecuali Barra yang memang sudah jelas memiliki darah yang sama dengan anaknya. Yang jadi pertanyaannya, apakah ia bisa meminta tolong pada pria tersebut? Bukankah pada hari ini pria itu akan menikah dengan Clarissa?"Bagaimana, Bu? Apakah ada?" Sang dokter kembali bertanya, hin

  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Pria Gila

    Degghh!Tubuh Kara seketika semakin lemas mendengarnya. Jadi, penderitaannya selama ini disebabkan dari orang terdekatnya sendiri? Bahkan dulu saja Kara tak berani mencurigai siapa pun dari salah satu teman-temannya, ia hanya menganggap malam itu dirinya sedang mengalami kesialan. Namun, siapa sangka jika pada kenyataannya yang terjadi malah sebaliknya? Semuanya ternyata sudah direncanakan dengan rapi. Bahkan dirinya selama ini tidak pernah menyadari kejanggalan tersebut, karena saking terlarutnya dalam keterpurukan."Aku benar-benar tidak menyangka kau bisa melakukan hal seburuk itu padaku, Jack!" ucap Kara akhirnya dengan berkali-kali mencoba menarik pasokan oksigen yang ada di sekitar.Jujur, napas wanita itu benar-benar sesak saat ini! Kara kembali tak kuasa dengan kenyataan yang baru saja diketahuinya, hingga dirinya kembali menatap sang anak yang sedang terbaring tak berdaya dengan beberapa bercak darah di tubuhnya."Aku tidak ingin melihat keberadaanmu di sini lagi, Jack! Mula

  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Busuk yang Terbongkar

    "Bagaimana? Apa semuanya sudah bersih?"Sayup-sayup suara itu terdengar, hingga membuat Kara berusaha membuka dua netranya yang sedari tadi tertutup rapat.Dengan pandangan yang masih buram, wanita tersebut mencoba menatap sekeliling mencari siapa yang telah berbicara. Namun sayang pada kenyataannya tak ada siapa pun di sekitarnya saat ini, hingga membuat dirinya menghela napas kemudian."Bagus! Kalau begitu nanti hubungi aku lagi!"Setelahnya, Kara tak mendengar suara apa-apa kembali. Sekelilingnya menjadi sunyi, hingga kini ia beralih menatap setiap dinding rumah sakit dan sebuah bangku kosong yang ada di sampingnya."Apa tadi aku sudah pingsan?" Wanita itu bergumam pelan, sambil berupaya bangkit dari tempat tidurnya.Dengan kepala yang masih sangat pening, Kara mencoba mengingat lagi bagaimana cara dirinya bisa berada di rumah sakit. Ia benar-benar bingung karena tetiba terbangun di tempat ini. Hingga beberapa saat kemudian napasnya terasa sesak, seiring dengan munculnya beberapa k

  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Tidak! Ini Tidak Mungkin!

    Klikk!Sambungan telepon itu tiba-tiba langsung diputuskan sepihak begitu saja oleh Clarissa. Padahal masih ada banyak kata-kata yang Kara ingin sampaikan. Setidaknya ia ingin menitipkan pesan pada Barra melalui wanita itu, meski sebenarnya dirinya juga tak terlalu yakin akan langsung disampaikan nanti atau tidak.Tingg![Lihatlah, Kara. Bukankah Barra benar-benar menyayangiku?]Degghh!Hati Kara seketika terasa perih, melihat sebuah foto yang tiba-tiba dikirimkan oleh Clarissa. Di gambar itu terlihat dengan jelas bahwa wanita tersebut sedang memamerkan sebuah liontin baru. Dan tak hanya itu saja, Clarissa juga terlihat dengan senangnya bersandar pada Barra tepat di atas ranjang dengan gaun malamnya yang sangat tipis hingga tak benar-benar mampu menutupi setiap lekuk tubuhnya.Jadi, seperti inikah Barra yang sebenarnya? Pria itu ternyata hanya gemar mengumbar janji manis, tanpa pernah berniat untuk sungguh-sungguh?Ah, lagi-lagi Kara menyesal karena telah mengubah anggapannya pada Bar

  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Rindu yang Menyesakkan

    Ada dua berita yang Kara terima hari ini. Yang pertama adalah kabar baik, karena keinginannya untuk segera keluar dari rumah sakit ini bisa terkabulkan. Sementara untuk yang keduanya, entah termasuk kabar baik atau buruk.Kabar baik atau buruk? Kenapa seperti itu?Ya, Kara sendiri pun sebenarnya tak tahu mengapa dirinya bisa berpikiran seperti itu. Namun yang jelas, ia sungguh tak menyangka dengan berita tersebut.Kalau dibilang senang, dirinya sebenarnya cukup senang karena ternyata Barra bisa menjalani komitmen yang serius dengan wanita lain. Namun jika dibilang tidak senang, Kara juga merasa seperti itu. Ia sangat kecewa, karena ternyata pria tersebut lebih memilih untuk mengurus pernikahannya terlebih dahulu dengan Clarissa, dibandingkan dengan mencari keberadaan anaknya yang masih menghilang.Ke mana janji pria itu yang katanya ingin segera mencari Arka sampai berhasil ditemukan? Kenapa pula janji tersebut dengan mudahnya menguap tanpa kabar,

  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Undangan Pernikahan

    Berhari-hari berlalu, Kara merasa semakin tak betah karena hanya membaringkan tubuhnya di atas sebuah ranjang rumah sakit. Semua kebutuhannya, bahkan sudah tersedia di sekitarnya. Kurang lebih selama seminggu ini semua uang diinginkannya pasti selalu akan dilayani dengan baik, akan tetapi sayang nyatanya semua itu belum bisa membuat hatinya merasa tenang dan damai begitu saja."Apa belum ada kabar baik tentang keberadaan Arka?" Wanita itu langsung bertanya, tepat ketika melihat sesosok orang yang baru saja masuk ke dalam ruang inapnya. Jack yang mendengarnya pun langsung mendesah pasrah. Ia longgarkan kerah pakaiannya yang tiba-tiba terasa sesak, sebelum akhirnya kembali mendekat dan duduk di hadapan wanita yang akhir-akhir ini sering melamun dengan tatapannya yang terlihat sedikit kosong."Maaf, Kara. Aku dan para anak buahku belum bisa melacaknya. Para penculik itu memakai plat nomor mobil palsu, sehingga kita sempat sangat kebingungan untuk m

  • Jerat Pesona Ayah Anakku   Maaf dan Terima kasih

    Waktu telah berganti malam, hingga tak sadar Kara tertidur di dalam dekapan pria yang ada di sampingnya. Sayup-sayup suara bunyi hewan malam telah terdengar. Wanita itu sedikit menggeliat menggerakkan badannya yang pegal-pegal, hingga beralih menatap ke sebuah jendela besar yang hanya menampilkan gelap gulitanya malam."Bagaimana kabarmu sekarang, Nak? Apa kamu bisa tertidur tanpa bunda di sisimu? Apa sebelumnya kamu sudah makan dan membersihkan diri?"Kara membatin, dengan perasaannya yang kembali sesak. Dalam kesunyian malam, ia terisak kecil. Kara tak berani banyak mengeluarkan suara, karena tak mau membangunkan tidur pria yang sedari tadi sudah memeluk dan menjaga tidurnya.Barra, pria itu ternyata benar-benar hanya memeluk tubuhnya sampai malam. Putra tunggal Avaline tersebut sama sekali tak mengingkari janji, atau pun nekat berbuat hal lebih yang mungkin saja bisa dilakukannya di tempat ini.Sebenarnya, ada sedikit rasa beruntung b

DMCA.com Protection Status