"Biarkan calon istriku beristirahat dulu Mom, kau terlalu bersemangat mengajaknya bercerita!" kata Reynard yang melihat Mia masih saja duduk diruang makan bersama Serra.Serra dan Mia menoleh ke arah suara, mereka melihat dua pria dengan garis wajah yang sama sedang berjalan mendekat ke arah mereka. Serra menundukkan wajahnya ketika tahu jika pria parubaya yang berjalan disamping Reynard sedang menatapnya. Tatapan yang seperti langsung menghunus dadanya!"Jangan kira mommy tidak tahu jika kau ingin memonopoli Serra hanya untukmu!" cibir Mia yang melihat Reynard menarik kursi dan duduk disamping calon menantunya."Mommy pasti membicarakan tentang pohon apel dan bunga Lily di depan mansion, apa aku benar? Dia bahkan membuat seluruh isi pulau menjadi kebun buah!"Serra hanya tertawa mendengarnya, walau sebenarnya seluruh badannya terasa dingin karena Tuan Besar Alexander yang sepertinya terus memperhatikan dirinya."Jika kalian duduk bertiga seperti itu? Siapa yang akan bertahan disampin
Bryan melemparkan pena ditangannya, seharian ini rasanya dia tak bisa konsentrasi bekerja. Air mata yang mengalir di pipi Naina selalu saja membayangi otaknya. Reynard benar, tak seharusnya ia bersikap sesinis itu. Padahal jelas jelas dokter pernah mengatakan padanya, jika orang orang disekitar Naina harus bisa menjaga emosi gadis itu. Berkali kali ia melihat ke arah ponselnya, ingin sekali ia mendengar suara gadis itu. Tapi ia tak bisa.Pria itu melirik jam tangannya, dan sepertinya waktu sudah sore. Kemarin ia mendengar cerita Jane jika sudah beberapa sore Naina pergi ke taman yang ada di depan pemukiman mereka.Awalnya Bryan masih ragu untuk beranjak karena masih ada berkas yang harus ia selesaikan. Tapi beberapa saat kemudian pria itu merapikan semua berkas dan ditaruh di dalam tas kerjanya.Bryan berpikir jika ia bisa membawa pulang seluruh pekerjaan dan akan ia selesaikan dirumah. Yang terpenting untuknya saat ini adalah memastikan Naina dalam keadaan baik baik saja.Dengan kec
"Ayo sayang, Mommy antar ke kamarmu! Besok kita pergi melihat kebun, setelah itu kita akan seharian berjemur di pantai. Ini menyenangkan, akhirnya aku mempunyai anak perempuan!" Reynard meraup kasar wajahnya, setelah makan malam pun calon istrinya tetap saja dikuasai oleh ibunya. Selesai makan malam mereka duduk santai di area samping mansion. Dua wanita itu sangat asyik berbincang seolah mengabaikan dia dan ayahnya. Dimitri sudah lebih dulu naik pergi ke kamar untuk beristirahat. Sedang dia terpaksa menunggu karena ia ingin beristirahat hanya bersama Serra. Reynard ingin tidur dengan memeluk tubuh candunya.Dan kini ia malah melihat ibunya membawa Serra pergi dari area taman. "Tidak usah repot repot mengantarnya Mom, aku sendiri yang akan membawa dia. Mulai sekarang dia adalah tanggung jawabku!" ujar Reynard merebut satu tangan Serra yang di gandeng ibunya. Pria itu melakukannya karena tahu ke arah mana ibunya akan membawa calon istrinya. Mia berjalan ke arah kamar tamu yang ada
"Aku sudah menemukannya..."Jantung Mia seperti sedang di pompa dengan keras, dia telah mendengar hal yang telah ia nantikan selama bertahun tahun ini. Akhirnya ia bertemu dengan wanita luar biasa yang sangat dicintai suaminya.Mungkin akan sangat menyakitkan ketika menyadari kemungkinan jika suaminya akan jatuh ke pelukan wanita lain. Tapi kenyataannya dialah 'wanita lain' yang sudah masuk dalam kehidupan suaminya."Akhirnya aku menemukan wanita yang benar benar bisa menaklukkan bocah nakal itu! Aku bahkan pernah berpikir jika ia tak akan menikah karena tak ada wanita yang berani dan mampu menghadapinya!""A-apa? Jadi bukan...?"Mia menatap suaminya, tak terasa air mata mengalir di pipinya. Ternyata perkiraannya salah besar, suasana hatinya seperti sedang dijungkir balikkan saat ini!"Hei kau menangis? Apa kata kataku sangat mengharukan? Tapi aku hanya mengatakan jika aku sudah menemukannya." ujar Dimitri yang menoleh ketika mendengar isak lirih istrinya. "Tidak, aku hanya bahagia k
Dengan menggunakan mobil Jeep yang di bawa dua penjaga, Mia benar benar melaksanakan niatnya untuk mengajak menantunya berkeliling pulau. Hanya dua dan Serra, tak ada satu pria pun dalam keluarganya di ijinkan untuk ikut karena hari ini adalah hari khusus ibu dan menantunya.Walau awalnya Reynard sangat menentang dengan alasan keselamatan tapi ia akhirnya mengalah karena ayahnya sendiri yang menjamin keselamatan dua wanita itu. Pulau milik ayahnya ini bukanlah pulau yang kecil, ada satu bagian dari pulau ini yang merupakan hutan yang dihuni oleh binatang liar. Sengaja Dimitri tak menyentuh area itu karena tak ingin mengganggu kelestarian alam. Semua makhluk hidup mempunyai hak untuk hidup.Semua penjaga yang tinggal di pulau sudah di latih untuk menghadapi situasi ketika tiba tiba menemui satwa buas yang tak sengaja lewat. Mereka tidak di ijinkan menembak jika satwa itu tidak mengancam jiwanya."Wow, luar biasa!" Tak hentinya Serra bergumam takjub melihat area yang mereka lewati. I
Kath langsung berlari ke sudut kamar ketika mendengar seseorang membuka pintunya. Beberapa hari yang lalu ketika bangun ia sangat terkejut karena sudah disekap di kamar sempit. Berkali kali ia mencoba melawan dan melarikan diri tapi ternyata banyak sekali pria yang berjaga di luar kamarnya. Dan ia tak melihat Dokter Kwang ada di antaranya. Kath masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.Apakah Kwang terlibat dengan semua ini, atau pria itu juga menjadi salah satu korbannya. Bisa saja klinik pria itu dirampok dan ia dibawa karena para penjahat tahu jika dia adalah artis terkenal. Mereka pasti mengharap uang tebusan."Kemarilah jalang! Bukannya kau sudah terbiasa melayani pria tua itu?" Salah seorang pria mendekat, dan Kath langsung meraih gelas plastik yang ada di atas nakas karena hanya benda itu yang bisa ia jadikan senjata membela diri. "Menjauh dariku! Apa kalian sudah bosan hidup? Aku adalah tunangan dari Giorgio Alexander, dan kalian tahu betapa kuatnya kla
"Tolong! Toloonngg!!"Tanpa aba aba ketiga pria beda generasi itu langsung berlari ke arah suara Mia. Mereka berpikir pasti Mia dan Serra mengalami kendala saat dalam perjalanan touring mereka. Kemungkinan besar kelelahan atau bisa juga shock karena bertemu dengan binatang buas."Mom!" teriak Reynard panik ketika melihat ibunya berdiri di depan pintu mobil sendirian. Pria itu berlari lebih cepat dari kedua pria lainnya."Mana dia? Mana dia Mom?" "Dia di dalam, tadi Serra pingsan saat kami sedang perjalanan menuju pantai!""Pingsan?" Reynard langsung masuk ke dalam mobil untuk melihat keadaan wanitanya. Serra sudah membuka matanya, ada raut bingung di kedua matanya. Mungkin bingung karena tiba tiba dia dan Mia sudah kembali ke mansion. "Kau tak apa apa sayang?" tanya Reynard membawa tubuh Serra keluar dan membopongnya masuk ke dalam mansion. Serra mengalungkan tangannya karena memang merasa masih sedikit pusing untuk berjalan sendiri. Entah, tapi tadi tiba tiba saja dia merasa sang
"Kenapa dokternya tidak datang datang, apa kau bisa bertahan?""Sudah aku katakan bukan? Aku tidak butuh dokter, aku hanya belum terbiasa dengan cuaca di pulau ini. Di kota tempat kita tinggal cuaca terasa hangat, tapi disini sedikit agak dingin. Hanya itu...aku tidak sakit," gerutu Serra yang diperlakukan seolah dia adalah pesakitan yang bahkan tak boleh beranjak dari ranjang."Tapi pingsan bukanlah hal yang biasa!""Ya...ya...jangan khawatir aku akan terus ada di atas ranjang untuk menunggu kedatangan dokter. Sekarang bisakah kau mengambilkan aku kue atau semacamnya? Perutku sangat lapar. Dan aku ingin minum jus strawberry dengan banyak krim di atasnya."Reynard sedikit heran dengan permintaan calon istrinya, tapi ia berpikir mungkin saja Serra pingsan karena kelaparan. Bukankah tadi ibunya bercerita jika Serra hanya makan beberapa kudapan sesaat sebelum pingsan.Saat ada di pintu Reynard berpapasan dengan kedua orang tuanya yang sepertinya ingin melihat keadaan Serra. "Sayang, Mom