"Ckk gara gara kau pasti kita akan terlambat datang makan malam!" gerutu Serra yang saat ini sudah ada di apartemen milik Reynard. Dia harus membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum datang ke restoran, dan ini karena ulah pria itu.Ternyata sang Presdir dan wakilnya sudah bersekongkol untuk hal ini, Bryan menipunya dengan mengatakan jika supir sudah menunggunya di area parkir basement. Tapi ternyata Reynard yang sudah menunggunya.Tak pelak lagi, dia harus menyerah dalam gelombang kerinduan dan sentuhan panas Reynard. Ini gila, tapi ini pengalaman pertamanya bercinta di dalam mobil! Tidak leluasa bergerak, takut ketahuan, penasaran, bergelora dan rasa pegal membuat sensasi tersendiri yang belum pernah ia rasakan."Acaranya belum di mulai sayang, akan ada banyak acara lain sebelum acara intinya. Jadi tenang saja kita tidak akan terlambat! Satu permainan lagi sepertinya tak masalah," ujar Reynard kembali mendekat, dengan menyembunyikan senyumnya."Awas kau, jangan mendekat! Apa kau
Setelah mengantar Serra dan keluarganya pulang, Reynard dan Bryan terlihat berkendara di satu mobil karena memang sang wakil Presdir tidak membawa mobil pribadinya saat datang ke rumah makan. Malam ini mereka akan pergi ke rumah kayu yang kemarin sempat terbakar habis karena ulah Barry Joseph sang Presdir Ever Techno. Pria yang sakit hati karena Reynard telah menghajar putranya hingga jatuh koma di rumah sakit."Maaf jika tadi saya lancang mengirim rekaman percakapan saya dan Naina, tadi saya berpikir hanya Nona Serra yang berhak memutuskan boleh atau tidaknya gadis itu makan sesuatu. Saya tahu dokter sangat ketat mengatur pola makan Naina!"Ternyata tadi Bryan sengaja memberi tahu Reynard jika Naina sedang ingin makan sesuatu. Dia tidak tega melihat gadis itu sedih hanya karena tidak bisa makan sepotong burger."Aku rasa sikapmu padanya lebih membuatnya sedih. Memang apa susahnya mengajak dia jalan jalan ke taman dan membeli sepotong burger?"Bryan tidak menjawabnya karena merasa per
Paginya Jane sedang membantu putri sulungnya berkemas, hari ini Serra akan dibawa untuk bertemu dengan kedua orang tua Reynard yang tinggal di pulau. Ada rasa yang tak bisa ia ungkapkan, ia hanya takut masa lalunya akan berpengaruh pada kisah cinta putrinya. Masa lalu yang sudah ia anggap selesai."Jika saja Naina sudah bisa bepergian jauh pasti kita bisa pergi bersama sama Bu. Itu akan lebih menyenangkan!" ujar Serra sambil menutup kopernya, kemudian malah tidur dipangkuan ibunya. Sudah lama sekali ia tidak bermanja seperti ini."Sebentar lagi kau akan menikah, jika nanti kau jadi seprang istri maka prioritas utamamu adalah suamimu. Sesibuk apapun kau harus bisa mengurus suamimu dengan baik!""Tapi dia bilang akan membawa lbu dan Naina tinggal bersama kami. Kalian akan tetap menjadi keluarga kami," sahut Serra yang tak ingin 'kehilangan' keluarganya setelah menikah."Terimakasih sayang, tapi kami bisa menjaga diri kami sendiri. Ingat ini, walaupun nama belakangmu akan berubah menjadi
"Kau akan bertemu dengan manusia, bukan hantu. Kenapa tanganmu menjadi dingin sekali? Atau perlu kita hangatkan sebentar sayang? Jika tidak salah ada satu pos jaga di ujung sana!" goda Reynard yang tertawa kecil melihat wajah gugup Serra.Baru kali ini Serra akan bertemu secara formal dengan orang tua pria yang sudah melamarnya.Serra pernah mendengar jika Dimitri Alexander adalah pria yang disegani oleh semua kalangan di negeri ini. Walaupun sudah lama tidak muncul tapi tetap saja namanya terdengar sangat 'mengerikan'. Ada rasa takut jika dirinya tidak memenuhi kriteria Tuan dan Nyonya Besar Alexander sebagai seorang menantu.Walau gugup tapi Serra menikmati perjalanannya. Ternyata pulau tempat tinggal Tuan dan Nyonya Besar Alexander bukanlah pulau sepi dan menakutkan seperti yang ia bayangkan.Turun dari pesawat mereka di jemput beberapa penjaga, disepanjang perjalanan Serra bisa melihat pemandangan hijau yang sepertinya sudah tertata rapi. Banyak sekali pohon buah yang memanjakan m
"Biarkan calon istriku beristirahat dulu Mom, kau terlalu bersemangat mengajaknya bercerita!" kata Reynard yang melihat Mia masih saja duduk diruang makan bersama Serra.Serra dan Mia menoleh ke arah suara, mereka melihat dua pria dengan garis wajah yang sama sedang berjalan mendekat ke arah mereka. Serra menundukkan wajahnya ketika tahu jika pria parubaya yang berjalan disamping Reynard sedang menatapnya. Tatapan yang seperti langsung menghunus dadanya!"Jangan kira mommy tidak tahu jika kau ingin memonopoli Serra hanya untukmu!" cibir Mia yang melihat Reynard menarik kursi dan duduk disamping calon menantunya."Mommy pasti membicarakan tentang pohon apel dan bunga Lily di depan mansion, apa aku benar? Dia bahkan membuat seluruh isi pulau menjadi kebun buah!"Serra hanya tertawa mendengarnya, walau sebenarnya seluruh badannya terasa dingin karena Tuan Besar Alexander yang sepertinya terus memperhatikan dirinya."Jika kalian duduk bertiga seperti itu? Siapa yang akan bertahan disampin
Bryan melemparkan pena ditangannya, seharian ini rasanya dia tak bisa konsentrasi bekerja. Air mata yang mengalir di pipi Naina selalu saja membayangi otaknya. Reynard benar, tak seharusnya ia bersikap sesinis itu. Padahal jelas jelas dokter pernah mengatakan padanya, jika orang orang disekitar Naina harus bisa menjaga emosi gadis itu. Berkali kali ia melihat ke arah ponselnya, ingin sekali ia mendengar suara gadis itu. Tapi ia tak bisa.Pria itu melirik jam tangannya, dan sepertinya waktu sudah sore. Kemarin ia mendengar cerita Jane jika sudah beberapa sore Naina pergi ke taman yang ada di depan pemukiman mereka.Awalnya Bryan masih ragu untuk beranjak karena masih ada berkas yang harus ia selesaikan. Tapi beberapa saat kemudian pria itu merapikan semua berkas dan ditaruh di dalam tas kerjanya.Bryan berpikir jika ia bisa membawa pulang seluruh pekerjaan dan akan ia selesaikan dirumah. Yang terpenting untuknya saat ini adalah memastikan Naina dalam keadaan baik baik saja.Dengan kec
"Ayo sayang, Mommy antar ke kamarmu! Besok kita pergi melihat kebun, setelah itu kita akan seharian berjemur di pantai. Ini menyenangkan, akhirnya aku mempunyai anak perempuan!" Reynard meraup kasar wajahnya, setelah makan malam pun calon istrinya tetap saja dikuasai oleh ibunya. Selesai makan malam mereka duduk santai di area samping mansion. Dua wanita itu sangat asyik berbincang seolah mengabaikan dia dan ayahnya. Dimitri sudah lebih dulu naik pergi ke kamar untuk beristirahat. Sedang dia terpaksa menunggu karena ia ingin beristirahat hanya bersama Serra. Reynard ingin tidur dengan memeluk tubuh candunya.Dan kini ia malah melihat ibunya membawa Serra pergi dari area taman. "Tidak usah repot repot mengantarnya Mom, aku sendiri yang akan membawa dia. Mulai sekarang dia adalah tanggung jawabku!" ujar Reynard merebut satu tangan Serra yang di gandeng ibunya. Pria itu melakukannya karena tahu ke arah mana ibunya akan membawa calon istrinya. Mia berjalan ke arah kamar tamu yang ada
"Aku sudah menemukannya..."Jantung Mia seperti sedang di pompa dengan keras, dia telah mendengar hal yang telah ia nantikan selama bertahun tahun ini. Akhirnya ia bertemu dengan wanita luar biasa yang sangat dicintai suaminya.Mungkin akan sangat menyakitkan ketika menyadari kemungkinan jika suaminya akan jatuh ke pelukan wanita lain. Tapi kenyataannya dialah 'wanita lain' yang sudah masuk dalam kehidupan suaminya."Akhirnya aku menemukan wanita yang benar benar bisa menaklukkan bocah nakal itu! Aku bahkan pernah berpikir jika ia tak akan menikah karena tak ada wanita yang berani dan mampu menghadapinya!""A-apa? Jadi bukan...?"Mia menatap suaminya, tak terasa air mata mengalir di pipinya. Ternyata perkiraannya salah besar, suasana hatinya seperti sedang dijungkir balikkan saat ini!"Hei kau menangis? Apa kata kataku sangat mengharukan? Tapi aku hanya mengatakan jika aku sudah menemukannya." ujar Dimitri yang menoleh ketika mendengar isak lirih istrinya. "Tidak, aku hanya bahagia k