Pagi pagi sekali Reynard bangun, rencananya setelah sarapan ia akan segera pulang ke perusahaan. Dengan hanya mengenakan training panjang dan kaos singlet ia keluar mansion berniat untuk jogging mengitari pulau. Dia ingin melihat kemajuan pulau ini setelah sekian lama ia tidak berkunjung.Tapi langkahnya terhenti ketika melihat seorang pria dengan pakaian yang sama dengannya ada tepat selurusan dengannya. Pria itu sepertinya sedang menunggunya."Selamat pagi Dad, kau menungguku?""Kau pulang pagi ini?"Reynard berdecak ketika pertanyaannya di jawab dengan sebuah pertanyaan. Mereka berjalan menghampiri Mia yang terlihat baru saja kembali dengan sekeranjang penuh buah apel. Tidak jauh dari mansion terdapat kebun buah yang cukup luas, kebun itu di urus oleh para penjaga untuk sekedar mengisi waktu mereka."Kalian mau lari pagi? Kenapa tidak mengenakan jaket? Udara sangat dingin, kalian bisa sakit nanti," ujar Mia geleng geleng kepala melihat suami dan putranya mengenakan baju yang sama.
Jane hanya bisa geleng geleng kepala melihat putri sulungnya yang dari pagi seperti sedang tidak tenang. Berkali kali Serra melihat dan kemudian meletakkan ponsel ditangannya."Kak, kau baik baik saja? Jika kau memang ada janji maka kau bisa pergi, aku yang akan membantu ibu memasak," ujar Naina yang masih duduk di kursi rodanya. Sengaja Jane memberinya tugas untuk menyiapkan meja agar gadis itu merasa berguna. Dengan melarang Naina berbuat sesuatu maka akan memuat gadis itu merasa rendah diri. Besok bahkan dokter sudah mengijinkannya mengikuti kegiatan belajar di sekolah walau masih lewat online. Perlahan tapi pasti gadis itu akan kembali dengan aktivitas normal sebagai remaja pada umumnya."Kakakmu sedang sakit rindu, sayang!" ujar Jane dengan senyum ke arah Naina."Ckk calon suami seperti apa dia! Empat hari pergi tanpa kabar apapun, jangankan menanyakan kabar...mengucap selamat pagi pun dia tidak ingat!" gerutu Serra sambil menyiapkan masakan yang sudah selesai ia buat.Jane dan
Waktu sudah menunjukkan waktu pulang kantor, tapi Bryan tetap saja belum keluar dari ruang kantornya. Malam ini dia ada janji dengan ibu dan adiknya, dia berjanji akan menemani mereka makan malam di rumah makan yang dulu biasa mereka kunjungi.Sudah lama sejak Naina sakit mereka tidak datang ke tempat itu. Malam ini mereka ingin berbagi kebahagiaan ini dengan beberapa pegawai di toko roti milik Jane."Ckk bagaimana ini," cicit Serra ketika melihat ke arah jam tangannya, langit sudah semakin gelap.Dengan mengumpulkan keberaniannya wanita itu kemudian mengetuk pintu ruangan wakil presdir. Serra membuka pintu ketika Bryan sudah mempersilakan dia masuk."Ya Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya Bryan yang terlihat masih sibuk dengan tumpukan berkas di atas mejanya."Ehhmm bisakah saya pulang lebih awal? Maaf, tapi sebentar lagi saya ada acara keluarga," ujar Serra, jika sekarang ia diperbolehkan pulang maka ia akan punya waktu untuk bersiap siap. Kali ini ia akan pulang membawa mobil b
"Ckk gara gara kau pasti kita akan terlambat datang makan malam!" gerutu Serra yang saat ini sudah ada di apartemen milik Reynard. Dia harus membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum datang ke restoran, dan ini karena ulah pria itu.Ternyata sang Presdir dan wakilnya sudah bersekongkol untuk hal ini, Bryan menipunya dengan mengatakan jika supir sudah menunggunya di area parkir basement. Tapi ternyata Reynard yang sudah menunggunya.Tak pelak lagi, dia harus menyerah dalam gelombang kerinduan dan sentuhan panas Reynard. Ini gila, tapi ini pengalaman pertamanya bercinta di dalam mobil! Tidak leluasa bergerak, takut ketahuan, penasaran, bergelora dan rasa pegal membuat sensasi tersendiri yang belum pernah ia rasakan."Acaranya belum di mulai sayang, akan ada banyak acara lain sebelum acara intinya. Jadi tenang saja kita tidak akan terlambat! Satu permainan lagi sepertinya tak masalah," ujar Reynard kembali mendekat, dengan menyembunyikan senyumnya."Awas kau, jangan mendekat! Apa kau
Setelah mengantar Serra dan keluarganya pulang, Reynard dan Bryan terlihat berkendara di satu mobil karena memang sang wakil Presdir tidak membawa mobil pribadinya saat datang ke rumah makan. Malam ini mereka akan pergi ke rumah kayu yang kemarin sempat terbakar habis karena ulah Barry Joseph sang Presdir Ever Techno. Pria yang sakit hati karena Reynard telah menghajar putranya hingga jatuh koma di rumah sakit."Maaf jika tadi saya lancang mengirim rekaman percakapan saya dan Naina, tadi saya berpikir hanya Nona Serra yang berhak memutuskan boleh atau tidaknya gadis itu makan sesuatu. Saya tahu dokter sangat ketat mengatur pola makan Naina!"Ternyata tadi Bryan sengaja memberi tahu Reynard jika Naina sedang ingin makan sesuatu. Dia tidak tega melihat gadis itu sedih hanya karena tidak bisa makan sepotong burger."Aku rasa sikapmu padanya lebih membuatnya sedih. Memang apa susahnya mengajak dia jalan jalan ke taman dan membeli sepotong burger?"Bryan tidak menjawabnya karena merasa per
Paginya Jane sedang membantu putri sulungnya berkemas, hari ini Serra akan dibawa untuk bertemu dengan kedua orang tua Reynard yang tinggal di pulau. Ada rasa yang tak bisa ia ungkapkan, ia hanya takut masa lalunya akan berpengaruh pada kisah cinta putrinya. Masa lalu yang sudah ia anggap selesai."Jika saja Naina sudah bisa bepergian jauh pasti kita bisa pergi bersama sama Bu. Itu akan lebih menyenangkan!" ujar Serra sambil menutup kopernya, kemudian malah tidur dipangkuan ibunya. Sudah lama sekali ia tidak bermanja seperti ini."Sebentar lagi kau akan menikah, jika nanti kau jadi seprang istri maka prioritas utamamu adalah suamimu. Sesibuk apapun kau harus bisa mengurus suamimu dengan baik!""Tapi dia bilang akan membawa lbu dan Naina tinggal bersama kami. Kalian akan tetap menjadi keluarga kami," sahut Serra yang tak ingin 'kehilangan' keluarganya setelah menikah."Terimakasih sayang, tapi kami bisa menjaga diri kami sendiri. Ingat ini, walaupun nama belakangmu akan berubah menjadi
"Kau akan bertemu dengan manusia, bukan hantu. Kenapa tanganmu menjadi dingin sekali? Atau perlu kita hangatkan sebentar sayang? Jika tidak salah ada satu pos jaga di ujung sana!" goda Reynard yang tertawa kecil melihat wajah gugup Serra.Baru kali ini Serra akan bertemu secara formal dengan orang tua pria yang sudah melamarnya.Serra pernah mendengar jika Dimitri Alexander adalah pria yang disegani oleh semua kalangan di negeri ini. Walaupun sudah lama tidak muncul tapi tetap saja namanya terdengar sangat 'mengerikan'. Ada rasa takut jika dirinya tidak memenuhi kriteria Tuan dan Nyonya Besar Alexander sebagai seorang menantu.Walau gugup tapi Serra menikmati perjalanannya. Ternyata pulau tempat tinggal Tuan dan Nyonya Besar Alexander bukanlah pulau sepi dan menakutkan seperti yang ia bayangkan.Turun dari pesawat mereka di jemput beberapa penjaga, disepanjang perjalanan Serra bisa melihat pemandangan hijau yang sepertinya sudah tertata rapi. Banyak sekali pohon buah yang memanjakan m
"Biarkan calon istriku beristirahat dulu Mom, kau terlalu bersemangat mengajaknya bercerita!" kata Reynard yang melihat Mia masih saja duduk diruang makan bersama Serra.Serra dan Mia menoleh ke arah suara, mereka melihat dua pria dengan garis wajah yang sama sedang berjalan mendekat ke arah mereka. Serra menundukkan wajahnya ketika tahu jika pria parubaya yang berjalan disamping Reynard sedang menatapnya. Tatapan yang seperti langsung menghunus dadanya!"Jangan kira mommy tidak tahu jika kau ingin memonopoli Serra hanya untukmu!" cibir Mia yang melihat Reynard menarik kursi dan duduk disamping calon menantunya."Mommy pasti membicarakan tentang pohon apel dan bunga Lily di depan mansion, apa aku benar? Dia bahkan membuat seluruh isi pulau menjadi kebun buah!"Serra hanya tertawa mendengarnya, walau sebenarnya seluruh badannya terasa dingin karena Tuan Besar Alexander yang sepertinya terus memperhatikan dirinya."Jika kalian duduk bertiga seperti itu? Siapa yang akan bertahan disampin
Dua bulan sudah berlalu, dan kandungan Serra kini sudah berusia lima bulan. Perutnya yang semakin membesar membuat sang suami bertambah over protektif padanya. Reynard akan selalu menyempatkan diri untuk pulang dan makan siang bersamanya di mansion. Dan untuk urusan di luar kota akan diselesaikan oleh orang orang kepercayaannya."Hei kenapa melamun sayang?" Serra langsung menengok ke arah suara, dan senyumnya mengembang ketika mengetahui siapa yang menyapanya. Dia melihat Mia dan Dimitri sedang berjalan ke arahnya. Akhir akhir ini mertuanya memang jarang berkunjung karena sering melakukan perjalanan bisnis."Mom...Dad! Ya Tuhan, rasanya sudah lama sekali," ujar Serra memeluk ibu mertuanya haru. Air mata tak terasa sudah membasahi pipinya. Mungkin ini pengaruh hormon kehamilan, perasaannya menjadi sangat sensitif. Kemarin saat menelpon Naina pun ia tak kuasa menyembunyikan tangisnya. Adiknya harus menjalani beberapa prosedur medis untuk memastikan jika kanker tak akan tumbuh lagi at
Dua bulan sudah berlalu, dan kandungan Serra kini sudah berusia lima bulan. Perutnya yang semakin membesar membuat sang suami bertambah over protektif padanya. Reynard akan selalu menyempatkan diri untuk pulang dan makan siang bersamanya di mansion. Dan untuk urusan di luar kota akan diselesaikan oleh orang orang kepercayaannya. Pria itu akan selalu berusaha berada di sisi istrinya."Hei kenapa melamun sayang?" Serra langsung menengok ke arah suara, dan senyumnya mengembang ketika mengetahui siapa yang menyapanya. Dia melihat Mia dan Dimitri sedang berjalan ke arahnya. Akhir akhir ini mertuanya memang jarang berkunjung karena sering melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri."Mom...Dad! Ya Tuhan, rasanya sudah lama sekali," ujar Serra memeluk ibu mertuanya haru. Air mata tak terasa sudah membasahi pipinya. Mungkin ini pengaruh hormon kehamilan, akhir akhir ini perasaannya menjadi sangat sensitif. Kemarin saat menelpon Naina pun ia tak kuasa menyembunyikan tangisnya. Dia mendengar
Adrian terbangun dengan mengerjabkan matanya, indera penciumannya terganggu dengan bau gurih dan wangi masakan. Hal yang ia rindukan setelah sepuluh tahun terakhir ini kehilangan ibunya.Ibunya meninggal tak lama setelah ia kehilangan ayahnya. Dan ayahnya adalah pengganti ayah Serra sebagai pemegsjg tampu tertinggi klan Mendoza, tapi karena membuat sistem yang berbeda ayahnya dibenci dan akhirnya klan terbagi menjadi dua bagian.Karena rasa cintanya pada kedua orang tuanya sampai sekarang Adrian masih terus berusaha meneruskan perjuangan mereka, yaitu mengarahkan klan-nya ke arah yang lebih baik. Dia ingin dunia mengenal nama Mendoza sebagai klan terhormat, bukan sebagai klan kotor penuh kejahatan.Dia masih sangat muda waktu itu, tapi ia beruntung karena didukung oleh orang orang yang masih setia pada ayahnya. Hidupnya selalu penuh ancaman, dan hal itulah yang menempanya menjadi pria yang lebih kuat. Tak sekalipun ia gegabah mengambil tindakan, semua langkahnya selalu penuh perhitung
"Apa? Kak Adrian meminta Deela ikut bekerja dengannya? Jangan bercanda?" ujar Serra tak percaya ketika baru saja suaminya mengatakan jika sahabatnya sudah diminta bekerja menjadi asisten kakak sepupunya."Semalam dia sudah memintanya secara resmi padaku sayang, dia bilang sangat kerepotan jika melakukan perjalanan bisnis tanpa seorang asisten disampingnya. Adrian memperbesar pengaruh bisnis agar lebih mudah mengendalikan sayap kiri klan yang tidak pernah mendukungnya."Serra menghela nafas panjang, pantas saja semalam suaminya bersikukuh meninggalkan Deela. Reynard sengaja meninggalkan Deela agar Adrian bisa mengantarnya pulang, mungkin pria itu ingin hubungan Adrian dan Deela lebih dekat."Bagaimana jika Deela menolak? Dia tak punya pengalaman menjadi asisten pribadi. Jika sedang bekerja maka dia akan menjadi sosok yang perfeksionis," ujar Serra masih khawatir jika kakak sepupu maupun sahabatnya bukanlah partner kerja yang baik "Adrian menawarkan gaji tiga kali lipat lebih besar, se
Setelah sekitar satu setengah jam perjalanan akhirnya Deela bisa bernafas lega, dia sudah sampai di halaman depan area rumah sewanya. Dari balik jendela mobil ia bisa melihat jika kedatangan mereka sangat menarik perhatian penghuni lain area tempat tinggalnya.Wajar saja terjadi karena mobil yang ia tumpangi merupakan salah satu mobil termahal yang hanya beberapa gelintir orang saja memiliki. Dan lamunannya buyar ketika tiba tiba pintu mobil sudah terbuka lebar untuknya. Adrian ternyata sudah berdiri di sisi pintu, pria itu membukakan pintu untuknya! Tapi sejak kejadian di supermarket tadi ia tak berani menatap netra setajam elang itu. Sungguh ia sama sekali tak menduga jika pria itu mau dan mampu mengangkat tubuhnya.Tapi ini bukan negeri dongeng di mana upik abu di gendong pangeran untuk dibawanya ke istana dan kemudian akan hidup berbahagia selamanya. Dia cukup tahu diri tentang siapa dirinya. Adrian adalah pria tampan kaya raya yang tak akan mungkin ia jangkau, pria itu juga t
Deela langsung turun dari mobil ketika mereka berhenti disebuah mini market yang ada di pinggiran kota. Tak peduli dengan suara yang berkali kali memanggilnya, yang ada di otaknya sekarang hanyalah beberapa batang coklat, satu bungkus besar keripik kentang dan sebotol susu pisang dingin yang pasti menyegarkan tenggorokannya.Dan benar saja, tak berapa lama wanita itu sudah memenuhi keranjang belanjanya. Dan Adrian sudah berdiri disamping kasir seakan sedang menantinya. Deela segera mengikuti arah pandang Adrian yang terus saja memandang ke bawah, dan dia berdecak malas ketika menyadari jika ia sedang tidak mengenakan alas kakinya. Kakinya pegal karena seharian ini tak melepas sepatunya. Sepatu yang ia kenakan di kantor adalah sepatu hak yang tak terlalu tinggi, tapi tetap saja tak nyaman jika dikenakan terus menerus. Dan tanpa sadar ia melepas sepatunya tadi di dalam mobil."Kau seperti suku primitif yang baru pertama kali masuk ke dalam toko. Lantainya dingin sekali, kau bisa sakit
Deela melihat ke arah sekitarnya, dirinya seperti seorang perempuan di sarang penyamun. Dia satu satunya wanita yang ada di tempat ini. Dan seperti biasanya, tak akan ada yang seorang pun memperhatikannya. Dia tak menyalahkan Serra yang terlebih dulu pulang tanpa mengajaknya karena ia yakin situasinya tak memungkinkan untuk pulang bersama sama. Tapi sesaat kemudian dia bisa bernafas dengan lega ketika dua penjaga Jayde's datang menghampirinya."Nona Deela, Nyonya Muda meminta kami untuk mengantar anda pulang. Beliau juga meminta kami membeli ini untuk Nona," ujar salah satu penjaga memberikan satu kantong plastik penuh berisi beberapa anak dan coklat. Serra tahu jika sahabatnya sangat suka dengan cemilan setelah makan malam."Terimakasih, sebaiknya kita pulang sekarang saja. Besok pagi pagi sekali aku harus berangkat kerja, ada tugas yang harus aku selesaikan," sahut Deela sangat bersemangat melihat banyaknya makanan ringan di tangannya.Wanita itu segera mengikuti langkah dua penjag
"Ehh...Tuan Adrian? Saya hanya membawa ini untuk kentang dan sayurannya," ujar Deela dengan menunjukkan dua wadah yang tadi dibawanya. "Tapi tidak begitu dengan yang aku lihat, kembali ke tempatmu sekarang juga.""Memang apa yang sedang anda lihat? Saya disini untuk membantu mereka, bukan sedang menari telanjang dan menggoda mereka!" seru Deela, tanpa sadar matanya menatap tajam pria yang berdiri menjulang didepannya. Dia hanya tidak suka dengan kata kata bernada ancaman yang ditujukan padanya.Tinggi badannya yang hanya sebatas dada pria arogan didepannya membuatnya harus mendongakkan kepala."Turuti kata kataku, atau...""Atau apa? Membunuhku? Kau bukan siapa siapa bagiku! Jadi kau tidak punya hak untuk mengatur hidupku. Jangan kau pikir semua orang harus tunduk di kakimu Tuan Adrian yang terhormat," ujar Deela dengan suara pelan tapi penuh penekanan. Dia bahkan tidak menggunakan kata kata formal lagi pada kakak sahabatnya itu.Sebenarnya Deela sedang menahan rasa takutnya karna sa
"Kau suka?" tanya Gio memeluk istrinya dari belakang. Sekarang mereka berada di sebuah resort pinggir pantai yang ada di Bali. Liburan kali ini adalah hadiah pernikahan mereka dari Mia Alexander."Suka sekali, sudah lama aku ingin kesini. Sayangnya Serra dan kakakmu tak bisa berlibur disini bersama kita.""Mana mau kakakku pergi bersama, dia pasti lebih suka pergi ke pulau tak berpenghuni agar tak ada satupun orang yang bisa mengganggu mereka," ujar Gio yang membuat istrinya tertawa.Gabrielle sangat paham bagaimana watak Reynard karena sudah cukup lama mereka bersahabat. Reynard bukanlah pria yang bisa bersikap hangat ataupun lembut pada wanita. Tapi dia akan benar benar menjaga apa yang sudah ia klaim menjadi miliknya jika sudah menjatuhkan hatinya."Rasanya aku masih tak percaya berada disini bersamamu, bertahun tahun menjadi sahabat kakakmu tapi aku bahkan tak pernah bertemu secara langsung denganmu," ujar Elle mencium sekilas rahang suaminya. Angin pantai di sore hari membuatn