"Berengsek!" PYAARRR...Adriana meraih apapun yang bisa ia raih, dan melemparnya ke arah dinding hingga hancur berantakan. Ketika ia bangun yang dia lihat adalah dua penjaga Fernandez yang tidur disampingnya tanpa busana, sama seperti dirinya. Dua pria itu pasti kelelahan karena semalaman telah melayaninya.Adriana masih ingat bagaimana tersiksa dirinya ketika harus sekuat tenaga menahan hasratnya yang menggebu. Reynard tak mau menyentuhnya, dan malah mengundang masuk seorang penjaga untuk melayaninya.Sungguh dia sudah berusaha untuk tidak merendahkan dirinya dengan menyerahkan diri pada penjaganya. Dengan bantuan satu penjaga lainnya dia di bawa ke kamar pribadinya. Dia ingin mengunci dirinya di dalam kamar dan mengatasi efek obat itu sendirian.Tapi nyatanya ia kalah, dia memohon pada dua penjaga itu untuk melayani hasratnya. Dan semua terjadi! Sepanjang malam ia tak berhenti menjerit karena semua kenikmatan yang diberikan oleh pria pria rendahan itu. Dan itu menjadi hal paling
Serra akhirnya bisa bernafas dengan lega karena akhirnya sampai area hotel tempat mereka akan menginap. Sebuah hotel super mewah yang letaknya berada di pinggiran pantai. Dan sesuai dugaannya, Reynard pasti akan memilih area yang tidak terlalu ramai. Jauh di sana Serra hanya melihat segelintir orang sedang bersantai di pinggir pantai. Dan di beberapa titik terlihat pria pria berbaju safari yang ia yakin adalah penjaga yang khusus dibayar untuk menjaga keamanan hotel. "Ayo!"Serra segera mengikuti langkah Reynard menuju ke dalam hotel. Beberapa orang yang berpapasan dengan mereka terlihat mengangguk hormat, sepertinya mereka mengenal sosok iblis yang berjalan disampingnya. Sayangnya pria disampingnya seperti tak melihat itu semua, Reynard terus berjalan tanpa mempedulikan siapa pun disekitarnya! Tapi langkahnya mereka terhenti ketika penjaga Jayde's terlihat berlari tergopoh menghampiri mereka. "Ada apa?""T-tuan maaf jika saya lancang menghadang langkah anda. Tapi ada tamu sedang
"Apa apaan ini!?" gerutu Serra ketika membuka koper miliknya, baru saja ia selesai membersihkan dirinya. Dia melihat baju baju di dalam koper yang sudah di persiapkan Bryan untuknya. Tiga stel baju formal dari rumah butik ternama lengkap dengan baju dalam yang nyatanya pas dengan ukuran yang biasa ia pakai.Tapi untuk baju non formal hanya terdapat beberapa baju tidur transparan yang pasti akan mengekspose seluruh bentuk tubuhnya. Dan satu baju renang model two piece berwarna merah menyala, warna yang menurutnya terlalu mencolok untuk ia kenakan."Apa boleh buat," gumam Serra mengangkat baju renang satu satunya yang ada di kopernya.Tadi ia sempat melihat jika ada balkon kamar hotelnya cukup luas, dan ada dua kursi malas disana. Dia bisa manfaatkan semua itu untuk berjemur, tidak lucu bukan jika di siang yang cerah seperti ini dia harus bergelung di bawah selimut?Setelah selesai mengenakan baju renangnya Serra mengambil dua kaleng minuman dingin dan beberapa kue yang ada di lemari p
Giorgio meletakkan ponselnya cukup keras di atas meja kerjanya, sudah berkali kali ia menelpon tapi Serra tak juga mengangkatnya. Padahal ia hanya ingin menanyakan kabar wanita itu. Bagaimana luka di bahunya.Sampai sampai pagi tadi ia datang menemui Dokter Gabrielle di tempat prakteknya hanya untuk menanyakan keadaan Serra. Dan Gio sedikit lega ketika dokter Elle mengatakan jika luka itu hanyalah luka ringan. Walau begitu tak juga mengurangi rasa khawatirnya pada wanita yang menjadi asisten kakaknya. Waktu di apartemen bahkan ia melihat Serra harus berjalan pelan agar bahunya tidak terguncang. Mungkin luka itu tidak dalam, tapi ini pasti hal yang baru pertama dialami Serra. Pasti akan sulit untuk menyembuhkan traumanya."Kenapa tidak diangkat? Bagaimana jika terjadi apa apa padanya? Pasti dia diberi tugas yang berat." Segala macam pertanyaan membuat pria muda itu semakin gelisah. Sampai seseorang masuk ke dalam ruang kantornya."Tidak perlu segelisah itu, kau sendiri yang memutusk
Seperti biasa siang ini Bryan menyempatkan dirinya datang ke kediaman Wilson, walaupun kondisi Naina sudah membaik tapi ingatan gadis itu belum juga pulih. Naina masih saja menganggap dirinya sebagai ayah gadis itu."Terimakasih sudah datang Tuan, saya tinggal sebentar untuk memasak makan siang. Kali ini makanlah disini, biar nanti saya yang menyuapi Naina. Maaf jika dia selalu merepotkan anda," ujar Jane yang merasa tidak enak karena Naina yang sangat manja dengan 'ayahnya'.Jika Bryan datang saat jam makan siang seperti ini maka gadis itu tidak akan mau makan jika bukan Bryan yang menyuapi. Dan pria pendiam dengan aura tak kalah menakutkan dari atasannya itu secara mengejutkan mau menuruti setiap permintaan putrinya."Saya tidak repot sama sekali, putri anda gadis yang sangat baik," sahut Bryan dengan sopan.Akhirnya pria itu masuk ke dalam kamar Naina setelah Jane pergi meninggalkannya. Dilihatnya gadis itu sedang duduk bersandar dengan sebuah buku ditangannya."Selamat siang Ayah!
"Sebuah kejutan bisa bertemu kembali dengan anda Tuan Dimitri Alexander!""Senang akhirnya bisa bertemu dengan anda Jenderal...."Dimitri menjabat erat tangan pria di depannya, pria yang sudah bertahun tahun tidak ia temui. Dua pria itu kemudian duduk di teras rumah, sejenak sama sama terdiam dengan menghela nafas seolah sedang menata hati."Sudah lama sekali, tak terasa sudah tujuh belas tahun sudah berlalu. Dan dia tidak baik baik saja."Erick Kylen tersenyum sinis mendengar kata kata ambigu dari pria yang bahkan tak pernah berubah setelah sekian lama. Aura dingin seorang Dimitri Alexander tak berkurang sedikitpun. Tatapan tajam pria itu mampu membuat siapapun tunduk di depannya."Dia adalah wanita yang sangat tegar, Jane mampu membesarkan dua putrinya dengan kedua tangannya....""Solene....dia adalah Solene! Kau tidak akan pernah bisa menyembunyikan dia dariku walau kau sudah mengganti namanya sekalipun!" seru Dimitri sebelum Erick menyelesaikan kata katanya. Intonasinya meninggi k
"Pengacara bodoh! Untuk urusan seperti ini saja kau tidak becus menanganinya!" umpat Dexter pada pria yang dia tunjuk menjadi pengacaranya."Akan sangat sulit membebaskan anda Tuan karena pihak yang berwajib sudah mengantongi semua bukti buktinya. Selain human trafficking, anda juga terbukti mencuri data di Alexander. Pengacara Tuan Reynard sendiri yang menangani kasus ini, anda tahu artinya bukan?"ujar sang pengacara mulai kesal dengan tingkah Dex yang keterlaluan. Untuk membebaskan adalah hal yang tidak mungkin karena kesalahan Dex terlalu berat. Hal yang paling mungkin dilakukan hanyalah meringankan hukuman pria itu. "Memang ada apa dengan pengacara Jayde's? Kalian sama sama di bayar dengan mahal! Pakai otakmu bangsat!"Sang pengacara tampak menutup map berisi berkas berkas kasus milik Dexter, kemudian memencet tombol sebagai tanda ia mengakhiri sesi bicara dengan kliennya. "Hei apa yang kau lakukan, kita belum selesai bicara! Bagaimana siang ini, bukankah aku akan ke rumah saki
"Duduk di sini sebentar dan jangan pergi apapun alasannya. Pesan semua yang kau inginkan, dan aku akan kembali secepatnya agar kita bisa makan bersama. Mengerti?" Saat ini mereka berada restoran yang letaknya tepat ada disamping hotel tempat mereka menginap. Reynard terpaksa meninggalkan Serra di lantai satu restoran karena dia ingin bicara sebentar dengan Keshav Rathore.Baru saja Reynard menerima pesan dari Keshav berupa gambar gambar senjata yang memang ia butuhkan untuk memperkuat penjagaan Jayde's ataupun Alexander's."Tentu saja. Saya hanya harus duduk dan menunggu anda, benar begitu?" sungut Serra , saat ini dia seperti anak kecil yang sedang mendengar perintah dari ibunya. Seharusnya sebagai asisten pribadi dialah yang mengarahkan apa yang akan dilakukan atasannya, bukan sebaliknya."Gadis pintar, tunggu disini!"Restoran ini masih dalam pantauan para penjaga Rathore jadi Reynard yakin Serra akan tetap aman walau duduk sendirian. Siapapun akan berpikir sepuluh kali lipat untu
Dua bulan sudah berlalu, dan kandungan Serra kini sudah berusia lima bulan. Perutnya yang semakin membesar membuat sang suami bertambah over protektif padanya. Reynard akan selalu menyempatkan diri untuk pulang dan makan siang bersamanya di mansion. Dan untuk urusan di luar kota akan diselesaikan oleh orang orang kepercayaannya."Hei kenapa melamun sayang?" Serra langsung menengok ke arah suara, dan senyumnya mengembang ketika mengetahui siapa yang menyapanya. Dia melihat Mia dan Dimitri sedang berjalan ke arahnya. Akhir akhir ini mertuanya memang jarang berkunjung karena sering melakukan perjalanan bisnis."Mom...Dad! Ya Tuhan, rasanya sudah lama sekali," ujar Serra memeluk ibu mertuanya haru. Air mata tak terasa sudah membasahi pipinya. Mungkin ini pengaruh hormon kehamilan, perasaannya menjadi sangat sensitif. Kemarin saat menelpon Naina pun ia tak kuasa menyembunyikan tangisnya. Adiknya harus menjalani beberapa prosedur medis untuk memastikan jika kanker tak akan tumbuh lagi at
Dua bulan sudah berlalu, dan kandungan Serra kini sudah berusia lima bulan. Perutnya yang semakin membesar membuat sang suami bertambah over protektif padanya. Reynard akan selalu menyempatkan diri untuk pulang dan makan siang bersamanya di mansion. Dan untuk urusan di luar kota akan diselesaikan oleh orang orang kepercayaannya. Pria itu akan selalu berusaha berada di sisi istrinya."Hei kenapa melamun sayang?" Serra langsung menengok ke arah suara, dan senyumnya mengembang ketika mengetahui siapa yang menyapanya. Dia melihat Mia dan Dimitri sedang berjalan ke arahnya. Akhir akhir ini mertuanya memang jarang berkunjung karena sering melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri."Mom...Dad! Ya Tuhan, rasanya sudah lama sekali," ujar Serra memeluk ibu mertuanya haru. Air mata tak terasa sudah membasahi pipinya. Mungkin ini pengaruh hormon kehamilan, akhir akhir ini perasaannya menjadi sangat sensitif. Kemarin saat menelpon Naina pun ia tak kuasa menyembunyikan tangisnya. Dia mendengar
Adrian terbangun dengan mengerjabkan matanya, indera penciumannya terganggu dengan bau gurih dan wangi masakan. Hal yang ia rindukan setelah sepuluh tahun terakhir ini kehilangan ibunya.Ibunya meninggal tak lama setelah ia kehilangan ayahnya. Dan ayahnya adalah pengganti ayah Serra sebagai pemegsjg tampu tertinggi klan Mendoza, tapi karena membuat sistem yang berbeda ayahnya dibenci dan akhirnya klan terbagi menjadi dua bagian.Karena rasa cintanya pada kedua orang tuanya sampai sekarang Adrian masih terus berusaha meneruskan perjuangan mereka, yaitu mengarahkan klan-nya ke arah yang lebih baik. Dia ingin dunia mengenal nama Mendoza sebagai klan terhormat, bukan sebagai klan kotor penuh kejahatan.Dia masih sangat muda waktu itu, tapi ia beruntung karena didukung oleh orang orang yang masih setia pada ayahnya. Hidupnya selalu penuh ancaman, dan hal itulah yang menempanya menjadi pria yang lebih kuat. Tak sekalipun ia gegabah mengambil tindakan, semua langkahnya selalu penuh perhitung
"Apa? Kak Adrian meminta Deela ikut bekerja dengannya? Jangan bercanda?" ujar Serra tak percaya ketika baru saja suaminya mengatakan jika sahabatnya sudah diminta bekerja menjadi asisten kakak sepupunya."Semalam dia sudah memintanya secara resmi padaku sayang, dia bilang sangat kerepotan jika melakukan perjalanan bisnis tanpa seorang asisten disampingnya. Adrian memperbesar pengaruh bisnis agar lebih mudah mengendalikan sayap kiri klan yang tidak pernah mendukungnya."Serra menghela nafas panjang, pantas saja semalam suaminya bersikukuh meninggalkan Deela. Reynard sengaja meninggalkan Deela agar Adrian bisa mengantarnya pulang, mungkin pria itu ingin hubungan Adrian dan Deela lebih dekat."Bagaimana jika Deela menolak? Dia tak punya pengalaman menjadi asisten pribadi. Jika sedang bekerja maka dia akan menjadi sosok yang perfeksionis," ujar Serra masih khawatir jika kakak sepupu maupun sahabatnya bukanlah partner kerja yang baik "Adrian menawarkan gaji tiga kali lipat lebih besar, se
Setelah sekitar satu setengah jam perjalanan akhirnya Deela bisa bernafas lega, dia sudah sampai di halaman depan area rumah sewanya. Dari balik jendela mobil ia bisa melihat jika kedatangan mereka sangat menarik perhatian penghuni lain area tempat tinggalnya.Wajar saja terjadi karena mobil yang ia tumpangi merupakan salah satu mobil termahal yang hanya beberapa gelintir orang saja memiliki. Dan lamunannya buyar ketika tiba tiba pintu mobil sudah terbuka lebar untuknya. Adrian ternyata sudah berdiri di sisi pintu, pria itu membukakan pintu untuknya! Tapi sejak kejadian di supermarket tadi ia tak berani menatap netra setajam elang itu. Sungguh ia sama sekali tak menduga jika pria itu mau dan mampu mengangkat tubuhnya.Tapi ini bukan negeri dongeng di mana upik abu di gendong pangeran untuk dibawanya ke istana dan kemudian akan hidup berbahagia selamanya. Dia cukup tahu diri tentang siapa dirinya. Adrian adalah pria tampan kaya raya yang tak akan mungkin ia jangkau, pria itu juga t
Deela langsung turun dari mobil ketika mereka berhenti disebuah mini market yang ada di pinggiran kota. Tak peduli dengan suara yang berkali kali memanggilnya, yang ada di otaknya sekarang hanyalah beberapa batang coklat, satu bungkus besar keripik kentang dan sebotol susu pisang dingin yang pasti menyegarkan tenggorokannya.Dan benar saja, tak berapa lama wanita itu sudah memenuhi keranjang belanjanya. Dan Adrian sudah berdiri disamping kasir seakan sedang menantinya. Deela segera mengikuti arah pandang Adrian yang terus saja memandang ke bawah, dan dia berdecak malas ketika menyadari jika ia sedang tidak mengenakan alas kakinya. Kakinya pegal karena seharian ini tak melepas sepatunya. Sepatu yang ia kenakan di kantor adalah sepatu hak yang tak terlalu tinggi, tapi tetap saja tak nyaman jika dikenakan terus menerus. Dan tanpa sadar ia melepas sepatunya tadi di dalam mobil."Kau seperti suku primitif yang baru pertama kali masuk ke dalam toko. Lantainya dingin sekali, kau bisa sakit
Deela melihat ke arah sekitarnya, dirinya seperti seorang perempuan di sarang penyamun. Dia satu satunya wanita yang ada di tempat ini. Dan seperti biasanya, tak akan ada yang seorang pun memperhatikannya. Dia tak menyalahkan Serra yang terlebih dulu pulang tanpa mengajaknya karena ia yakin situasinya tak memungkinkan untuk pulang bersama sama. Tapi sesaat kemudian dia bisa bernafas dengan lega ketika dua penjaga Jayde's datang menghampirinya."Nona Deela, Nyonya Muda meminta kami untuk mengantar anda pulang. Beliau juga meminta kami membeli ini untuk Nona," ujar salah satu penjaga memberikan satu kantong plastik penuh berisi beberapa anak dan coklat. Serra tahu jika sahabatnya sangat suka dengan cemilan setelah makan malam."Terimakasih, sebaiknya kita pulang sekarang saja. Besok pagi pagi sekali aku harus berangkat kerja, ada tugas yang harus aku selesaikan," sahut Deela sangat bersemangat melihat banyaknya makanan ringan di tangannya.Wanita itu segera mengikuti langkah dua penjag
"Ehh...Tuan Adrian? Saya hanya membawa ini untuk kentang dan sayurannya," ujar Deela dengan menunjukkan dua wadah yang tadi dibawanya. "Tapi tidak begitu dengan yang aku lihat, kembali ke tempatmu sekarang juga.""Memang apa yang sedang anda lihat? Saya disini untuk membantu mereka, bukan sedang menari telanjang dan menggoda mereka!" seru Deela, tanpa sadar matanya menatap tajam pria yang berdiri menjulang didepannya. Dia hanya tidak suka dengan kata kata bernada ancaman yang ditujukan padanya.Tinggi badannya yang hanya sebatas dada pria arogan didepannya membuatnya harus mendongakkan kepala."Turuti kata kataku, atau...""Atau apa? Membunuhku? Kau bukan siapa siapa bagiku! Jadi kau tidak punya hak untuk mengatur hidupku. Jangan kau pikir semua orang harus tunduk di kakimu Tuan Adrian yang terhormat," ujar Deela dengan suara pelan tapi penuh penekanan. Dia bahkan tidak menggunakan kata kata formal lagi pada kakak sahabatnya itu.Sebenarnya Deela sedang menahan rasa takutnya karna sa
"Kau suka?" tanya Gio memeluk istrinya dari belakang. Sekarang mereka berada di sebuah resort pinggir pantai yang ada di Bali. Liburan kali ini adalah hadiah pernikahan mereka dari Mia Alexander."Suka sekali, sudah lama aku ingin kesini. Sayangnya Serra dan kakakmu tak bisa berlibur disini bersama kita.""Mana mau kakakku pergi bersama, dia pasti lebih suka pergi ke pulau tak berpenghuni agar tak ada satupun orang yang bisa mengganggu mereka," ujar Gio yang membuat istrinya tertawa.Gabrielle sangat paham bagaimana watak Reynard karena sudah cukup lama mereka bersahabat. Reynard bukanlah pria yang bisa bersikap hangat ataupun lembut pada wanita. Tapi dia akan benar benar menjaga apa yang sudah ia klaim menjadi miliknya jika sudah menjatuhkan hatinya."Rasanya aku masih tak percaya berada disini bersamamu, bertahun tahun menjadi sahabat kakakmu tapi aku bahkan tak pernah bertemu secara langsung denganmu," ujar Elle mencium sekilas rahang suaminya. Angin pantai di sore hari membuatn